Anda di halaman 1dari 10

41

BAB IV

HASIL PENEITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Uji Deskriptif

a. Deskriptif pola asuh orangtua di Kelompok Bermain Sekecamatan

Rappocini Kota Makassar

Data skor yang diperoleh dari lapangan menggambarkan penerapan pola

asuh orangtua di kelompok bermain sekecamatan Kecamatan Rappocini Kota

Makassar. Dengan jumlah pernyataan kuesioner sebanyak 15 yang tediri dari 5

pernyataan yang menyangkut pola asuh demokratik, 5 pernyataan yang

menyangkut pola asuh otoriter, dan 5 pernyataan yang menyangkut pola asuh

permisif.

Jumlah responden yang diberikan kuesioner sebanyak 54 orang. Data

kemudian diproses dengan hasil sebagai berikut:

1) Data Hasil Kuesioner Pola Asuh Orangtua

Setelah kuesioner di berikan kepada orangtua didapati hasil secara

persentase dalam tabel 4.1 berikut.

41
42

Tabel 4.1 Kondisi Objektif Pola Asuh Orangtua di Kelompok Bermain


Sekecamatan Rappocini Kota Makassar

Deskripsi Pola Asuh Orangtua


Indikator Pola Asuh
No f ∑
Orangtua SS S TS STS
%
Menemani anak belajar dan f 28 21 1 4 54
1 membantu anak lebih
memahami pelajaran % 51,85 38,89 1,85 7,41 100
Memberi kesempatan pada
f 27 23 4 0 54
anak untuk bercerita tentang
2
masalahnya dan memberikan
solusi % 50,00 42,59 7,41 0 100
Memberikan hadiah kepada f 11 35 6 2 54
3
anak ketika juara kelas % 20,37 64,81 11,11 3,70 100
Mengajarkan kepada anak f 25 25 3 1 54
4 untuk menyelesaikan tugasnya
sendiri dan membimbingnya % 46,30 46,30 5,55 1,85 100
Anak bisa menunjukkan f 4 43 6 1 54
5 keberatan terhadap perintah
orangtua bila cukup beralasan % 7,41 79,63 11,11 1,85 100
f 95 147 20 8 270

% 35,89 54,44 7,41 2,96 100
Mengharuskan anak untuk f 2 13 33 6 54
6 selalu belajar setiap hari meski
% 3,70 24,08 61,11 11,11 100
anak tidak menginginkannya
Mengajarkan anak untuk
f 6 13 30 5 54
menjadi seperti yang saya
7
inginkan dalam perkembangan
% 11,11 24,08 55,55 9,26 100
kognitifnya
Tidak memberikan kesempatan f 8 23 20 3 54
8 pada anak untuk bermain
sebelum menyelesaikan tugas % 14,81 42,59 37,04 5,56 100
Menghukum anak apabila dia f 4 15 30 5 54
9
mendapatkan nilai yang jelek % 7,41 27,78 55,55 9,26 100
Menuntut anak untuk f 8 11 32 3 54
10
berprestasi % 14,81 20,37 59,25 5,56 100
f 28 75 145 22 270

% 10,37 27,78 53,70 8,15 100
Sering bekerja dari pada f 1 14 23 16 54
11 menemani anak mengerjakan
% 1,85 25,93 42,59 29,63 100
PR
Membiarkan anak ketika f 0 14 23 17 54
12
mendapatkan nilai jelek % 0 25,93 42,59 31,48 100
Tidak pernah mengingatkan f 2 4 27 21 54
13 anak untuk mengerjakan
% 3,70 7,41 50,00 38,89 100
tugas
43

Tidak berkomentar tentang f 0 10 35 9 54


14 anak memiliki keunggulan
% 11,11 51,85 14,82 22,22 100
atau tidak dalam akademik
Jarang bertanya tentang f 1 15 27 11 54
15 aktifitas anak di kelompok
bermain % 1,85 27,78 50,00 20,37 100
f 4 57 135 74 270

% 1,48 21,11 50 27,41 100

Tabel 4.1 diatas menjelaskan bahwa kuisioner untuk pola asuh orangtua

memiliki 15 item pernyataan, yang terbagi dalam pola asuh orangtua demokratik,

pola asuh orangtua otoriter dan pola asuh orangtua permisif. Dimana pola asuh

demokratik terdapat pada kuisioner nomor 1 sampai dengan 5, pola asuh otoriter

dimulai dari nomor 6 sampai dengan 10, dan pola asuh permisif dimulai dari 11

sampai dengan 15. Kuisioner tersebut didapatkan persentasi pola asuh orangtua

demokratik. yang memilih sangat sesuai sebesar 35,89%, sesuai sebesar 54,44%,

tidak sesuai sebesar 7,41%, dan sangat tidak sesuai sebesar 2,96%.

Pola asuh orangtua otoriter di kecamatan Rappocini Kota Makassar dilihat

dari tabel 4.1 menunjukkan nilai persentasi memilih kategori sangat sesuai sebesar

10,37%, memilih kategori sesuai sebesar 27,78%, memilih tidak sesuai sebesar

53,70% dan sangat tidak sesuai sebesar 8,15%.

Pola asuh orangtua permisif di kecamatan Rappocini Kota Makassar dilihat

dari tabel 4.1 menunjukkan nilai persentasi memilih kategori sangat sesuai sebesar

1,48%, memilih kategori sesuai sebesar 21,11%, memilih tidak sesuai sebesar

50% dan sangat tidak sesuai sebesar 27,41%.


44

berdasarkan tabel 4.1 tersebut di atas persentasi yang didapatkan peneliti

menyimpulkan bahwa orangtua anak usia dini di kecamatan Rappocini Kota

Makassar cenderung menggunakan pola asuh demokratik dilihat dari tingkat

persentasi pilihan kuisioner sangat sesuai sebesar 35,89%, kemudian menyusul

pola asuh otoriter sebesar 10,37% dan pola asuh permisif sebesar 1,48%.

b. Deskriptif perkembangan kognitif anak usia dini di kolompok Bermain

Sekecamatan Rappocini.

Data skor yang diperoleh dari lapangan menggambarkan perkembangan

kognitif di kelompok bermain sekecamatan Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

Dengan jumlah pertanyaan 15. Adapun jumlah responden yang diberikan

kuesioner sebanyak 54 orang. Data kemudian diproses dengan hasil sebagai

berikut:
45

Tabel 4.2 Kondisi Objektif Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini di Kelompok
Bermain Sekecamatan Rappocini

Hasil Pengamatan
No Aspek Yang Diamati f ∑
%
B C K
f 14 27 13 54
1 Meniru ucapan dan melaksanakan ibadah
% 25.93 50 24.07 100
Menunjukkan sikap sopan kepada setiap f 22 29 3 54
2
orang % 40.74 53.70 5.56 100
Melakukan kegiatan yang menunjukkan f 36 11 7 54
3
anak mampu melompat di tempat % 66.67 20.37 12.96 100
f 29 22 3 54
4 Berperilaku hidup bersih dan sehat
% 53.70 40.74 5.56 100
Memecahkan masalah sederhana yang f 27 19 8 54
5 dihadapi dengan aktif bertanya kepada
orang-orang di lingkungannya % 50 35.19 14.81 100
Melakukan kegiatan yang menunjukkan
anak mampu mengenal benda dengan f 26 22 6 54
6
membedakan benda berdasarkan, bentuk
dan ukuran % 48.15 40.74 11,11 100
f 32 16 6 54
7 Menyebut nama diri dan jenis kelamin
% 59.26 29.63 11,11 100
Menyebutkan benda-benda yang ada di f 37 10 7 54
8
sekitarnya % 68.52 18.52 12.96 100
Menyebutkan nama benda-benda
teknologi sederhana (misal: gunting, f 33 15 6 54
9
sekop, palu, cangkul, pisau, gunting
kuku, sikat gigi, sendok, spons) % 61,11 27.78 11,11 100
Membedakan perintah, pertanyaan, dan f 27 20 7 54
10
ajakan % 50 37.04 12.96 100
Kosakata yang lebih banyak untuk f 22 21 11 54
11 menyatakan apa yang dilihat (motif) dan
dirasa (pahit,manis) % 40.74 38.89 20.37 100
Mencoret berbagai bentuk (zig zag, garis, f 28 18 8 54
12
lengkung,(Dll) % 51.85 33.33 14.82 100
Mulai melakukan aktivitas keseharian f 28 20 6 54
13
dengan anak lain % 51.85 37.04 11,11 100
f 33 14 7 54
14 Memilih benda yang disukainya
% 61,11 25.93 12.96 100
Melakukan aktivitas seni sederhana
dengan lebih teratur sesuai dengan f 20 24 10 54
15
aturan/ karakteristiknya (menyanyi,
menari, dan mewarnai) % 37.04 44.44 18.52 100
f 414 288 108 810

% 76,67 53,33 20,00 100
Sumber: Lampiran 11 Lembar Observasi Perkembangan Kognitif Anak
46

Teori perkembangan kognitif piaget adalah salah satu teori yang

menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan dan mengiterprestasikan obyek

dan kejadian-kejadian di sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri – ciri dan

fungsi dari objek – objek, seperti mainan, perabot dan makanan, serta objek-objek

sosial seperti diri, orangtua, teman. Bagaimana cara anak belajar

mengelompokkan objek-objek untuk mengetahui persamaan-persamaan dan

perbedaan-perbedaannya, untuk memahami penyebab terjadinya perubahan dalam

objek-objek atau peristiwa-peristiwa, dan untuk membentuk perkiraan tentang

objek dan peristiwa tersebut Perkembangan kognitif anak usia dini di kecamatan

Rappocini Kota Makassar dilihat dari tabel 4.3 menunjukkan nilai persentasi

tertinggi yaitu 76,67% pada kategori Baik, kemudian pada kategori cukup sebesar

53,33%, sedangkan untuk kategori kurang sebesar 20,00%. Jadi bisa ditarik

kesimpulan bahwa perkembangan kognitif anak usia dini di kelompok bermain

seKecamatan Rappocini Kota Makassar masuk pada kategori Baik.

2. Uji Hipotesis

Berdasarkan lampiran 24 halaman 102 tabel Uji Hipotesis Pola Asuh

Orangtua dan perkembangan kognitif anak usia dini di Kelompok Bermain

Kota Makassar mendapatkan hasil:

Rumus Korelasi:

∑ xy
r=
√ ∑ x2 ∑ y2
765,81
r=
√ 641,70 x 2.665,26
47

765,81
r=
√ 1.710 .297,34
765,81
r=
1.307,78

r =0 ,5855

Kesimpulan: dengan n= 54 pada taraf signifikan 0,05 dimana didapatkan rtabel =


0.2681. Dari hasil perhitungan didapatkan rhitung= 0,6688. karena
rhitung > rtabel maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa ada
korelasi antara pola asuh orangtua dan perkembangan kognitif anak
usia dini di kelompok bermain sekecamatan Rappocini Kota
Makassar.

B. Pembahasan

Peranan orangtua terkait dengan cara pengasuhan, memberi kesempatan

belajar memperoleh rasa aman, kesempatan berkembang secara optimal. Pola asuh

mempunyai kontribusi terhadap perkembangan kognitif anak. Pola asuh orangtua

juga mempunyai hasil perkembangan yang berbeda pada tiap-tiap anak. Pola asuh

orangtua merupakan aktivitas yang dilakukan sebagai upaya dalam meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan otak anak dengan stimulus yang diberikan untuk

mampu mandiri.

Perbedaan pola asuh dilakukan karena kebutuhan dan kemampuan anak

yang berbeda, dimana pada usia balita potensi anak sudah mulai dapat terlihat

seumpama jika mendengar alunan musik, dia lebih tertarik ketimbang anak

seusianya, kalau orang tua sudah memiliki gambaran potensi anak, maka ia perlu

diarahkan dan difasilitasi. Ayah dan ibu sebaiknya menerapkan pola asuh yang

sama. Dalam hal ini, kedua orang tua sebaiknya “berkompromi” dalam

menetapkan nilai-nilai yang boleh dan tidak.


48

Pola asuh orangtua di kecamatan Rappocini Kota Makassar dilihat

berdasarkan tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa orangtua anak usia dini di

kecamatan Rappocini Kota Makassar cenderung menggunakan pola asuh

demokratik dilihat dari tingkat persentasi pilihan kuisioner sangat sesuai sebesar

35,89%, kemudian menyusul pola asuh otoriter sebesar 10,37% dan pola asuh

permisif sebesar 1,48%.

Penerapan pola asuh membutuhkan sikap-sikap positif dari orang tua

sehingga bisa dijadikan contoh/panutan bagi anaknya. menanamkan nilai-nilai

kebaikan dengan disertai penjelasan yang mudah dipahami. Syarat untuk

berkomunkasi efektif sederhana yaitu luangkan waktu untuk berbincang-bincang

dengan anak. Jadilah pendengar yang baik dan jangan meremehkan pendapat

anak. Dalam setiap diskusi, orang tua dapat memberikan saran, masukan atau

meluruskan pendapat anak yang keliru sehingga anak lebih terarah.

Tingkat perkembangan kognitif anak dipacu dengan adanya perbedaan pola

asuh yang diberikan orangtua. Pola asuh orangtua dengan disertai bimbingan

yang sesuai membantu anak untuk mampu membentuk perkembangan

kognitifnya, namun jika pola asuh yang diterapkan memberikan tekanan dan

perintah yang cukup tinggi maka anak akan cenderung bekerja dengan adanya

perintah sehingga daya fikir anak yang tampak sangatlah rendah.

Perkembangan kognitif anak usia dini di kecamatan rappocini kota

makassar dilihat dari tabel 4.3 menunjukkan nilai persentasi tertinggi yaitu

76,67% pada kategori baik, kemudian pada kategori cukup sebesar 53,33%,

sedangkan untuk kategori kurang sebesar 20,00%. Jadi bisa ditarik kesimpulan
49

bahwa perkembangan kognitif anak usia dini di kelompok bermain sekecamatan

rappocini kota makassar masuk pada kategori baik. Hasil penelitian ini sesuai

dengan pendapat Piaget (Ibda, 2015:37) perkembangan kognitif adalah proses

yang terjadi secara internal didalam otak pada waktu manusia sedang berfikir.

Kemampuan kognitif berkembang secara bertahap dan sejalan dengan

perkembangan fisik dan perkembangan saraf-saraf yang berada dalam susunan

saraf pusat atau otak.

Potensi kognitif ditentukan pada saat konsepsi (perubahan) namun terwujud

atau tidaknya suatu potensi kognitif tergantung dari lingkungan dan kesempatan

yang diberikan. Potensi kognitif yang dibawa sejak lahir atau merupakan faktor

keturunan yang akan menentukan batas perkembangan tingkat intelegensi atau

perilaku.

Kognitif lebih bersifat pasif atau statis yang merupakan potensi atau daya

untuk memahami sesuatu. Potensi kognitif ditentukan pada saat konsepsi, namun

terwujud atau tidaknya potensi kognitif tergantung pada lingkungan dan

kesempatan yang diberikan. Kognitif sangat erat kaitannya dengan intelegensi.

Intelegsi lebih bersifat aktif yang merpakan aktualisasi atau perwujudan dari daya

atau potensi tersebut berupa aktifitas atau prilaku. Intelegnsi adalah kemampuan

mental, kemampuan kecerdasan,serta kemampuan memecahkan masalah atau

untuk menciptakan karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan atau lebih.

Dengan demikian bahwasannya pola asuh orangtua mempunyai hubungan

yang kuat dan bersifat positif terhadap perkembangan kognitif anak.

Perkembangan kognitif anak akan baik apabila orangtua menerapkan pola asuh .
50

Sehingga semakin pola asuh orangtua maka perkembangan kognitif anak akan

semakin baik. Semakin buruk pola asuh orangtua maka perkembangan kognitif

anak juga anak semakin buruk.

Hasil pengolahan data penelitian diperoleh hasil bahwa hasil perhitungan

didapatkan rhitung= 0,5855. Karena rhitung > rtabel maka ho ditolak dan ha diterima

yang berarti bahwa ada korelasi antara pola asuh orangtua dan perkembangan

kognitif anak usia dini di kelompok bermain seKecamatan Rappocini Kota

Makassar.

Anda mungkin juga menyukai