BAB IV
A. Paparan Data
kepada Kepala Desa Idala Jaya Hilisimaetano yaitu Bapak Yohanes Dakhi
yang beliau pimpin khususnya kepada siswa kelas VIII. Disambut baik
sehingga pada hari itu juga beliau mengeluarkan surat izin penelitian untuk
pengumpulan data yaitu metode pemberian tes berupa soal uraian yang
terdiri dari 5 soal dan wawancara tidak terstruktur. Pemberian tes dan
siswa agar teliti dalam mengerjakan setiap soal. Setelah tes dilakukan,
siswa masih kurang memahami soal, tidak tahu mana yang diketahui
dan ditanya dalam soal, dan penggunaan konsep siswa masih salah,
tanda positif dan negatif. Jika siswa dihadapkan pada soal dalam
berikut ini :
Tabel 4.1
Jenis-jenis Miskonsepsi Siswa
No. Siswa Jenis Miskonsepsi Siswa
Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5
1 B A A E E
2 C A A A E
3 F B B B B
4 D A E A A
5 A A A A A
6 A A A A E
7 A A E E B
8 F B B A A
9 B A A A A
10 A A A A A
11 B B B E E
12 A A A A E
13 A A A A E
14 A A A A E
miskonsepsi yang dialami siswa, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.2
Jumlah Kejadian Mengalami Miskonsepsi Pada Setiap Soal
Jenis Jumlah Kejadian Mengalami Jumlah Persentase
Miskonsepsi Miskonsepsi Pada Setiap Butir Soal
1 2 3 4 5
A 8 11 9 10 5 42 60%
B 3 3 3 2 1 12 17,14%
C 1 - - - - 1 1,43%
D 1 - - - - 1 1,43%
E - - 2 3 7 12 17,14%
F 2 - - - - 2 2,86%
Total 70 100%
Gambar 4.1
Diagram Persentase Miskonsepsi Siswa
A B C D E F
Sumber : Peneliti,2021
Catatan: A= Miskonsepsi siswa dalam memahami masalah
B= Miskonsepsi siswa dalam merencanakan penyelesaian soal
C= Miskonsepsi siswa dalam menyelesaikan perencanaan
D= Miskonsepsi siswa dalam penarikan kesimpulan
E=Tidak menjawab soal
F=Tidak ada kesulitan
b. Hasil Wawancara
tersebut. Hasil wawancara kepada siswa kelas VIII di Desa Idala Jaya
mengerjakan soal.
B. Temuan Penelitian
siswa yaitu :
Gambar 4.2
Miskonsepsi siswa dalam memahami masalah
pengerjaannya:
S-5 : Paham
S-5 : Iya
tidak tepat.
46
Gambar 4.3
Miskonsepsi siswa dalam merencanakan penyelesaian soal
soal nomor 4:
S-12 : Paham
terlebih dahulu ?
S-12 : Tidak
S-12 : Baik bu
bawah ini :
Gambar 4.4
Miskonsepsi siswa dalam menyelesaikan perencanaan
S-3 : Kurang tahu. Saya kasih saja apa yang saya tahu.
Peneliti : Kamu tahu apa saja yang ditanyakan dalam soal tersebut ?
S-3 : Langsung saya dapat nilainya ibu yaitu nilai y dan itu
hasilnya
Peneliti : Iya ya
Gambar 4.5
Miskonsepsi siswa dalam penarikan kesimpulan
pengerjaannya:
soal tersebut ?
diselesaikan.
Hilisimaetano, yaitu:
penyelesaian soal.
Peneliti : Dari soal yang saya berikan, pada nomor berapa saja
S-2 : Pernah
saat mengajar?
Peneliti : Kenapa?
mengalami kesulitan?
S-13 : Iya
mengerjakannya.
S-13 : Pernah
S-13 : Karna saya tidak aktif belajar di rumah juga di sekolah bu.
54
mengajar?
S-13 : Iya, tapi kalau hari berikutnya ditanya lagi saya kadang lupa.
S-13 : Iya tapi kalau saya tidak mengerti materi yang diberikan saya
S-13 : Dari materi yang diberikan. Kadang terlalu sulit menurut saya.
Peneliti : Lalu cara kamu mengatasi kesulitan yang kamu alami seperti
ini bagaimana?
S-8 : Saya asal jawab saja, yang penting kertas jawaban saya terisi.
Peneliti : Apakah soal-soal seperti tes ini sudah pernah diajarkan oleh
soal nomor 5?
S-6 : Kalau soal seputar SPLDV pernah saya jumpai atau pernah
saya pelajari di sekolah tapi kalau soal cerita seperti ini saya
S-6 : Ada bu pada soal cerita misalnya pada soal nomor 5, saya tidak
lain.
56
yang sudah dikerjakannya. Siswa cenderung malu dan tidak berani untuk
bertanya.
C. Pembahasan
Dari hasil tes, dapat dilihat bahwa siswa kelas VIII di Desa Idala
menuliskan mana yang diketahui dan ditanya dalam soal, tidak dapat
memahami maksud dari pada soal, tidak dapat menentukan metode yang
tepat dalam menyelesaikan soal, dan siswa juga tidak dapat menyimpulkan
yang seharusnya diketahui dan ditanyakan dalam soal, dan siswa asal
berakibat pada hasil dari tes yang dikerjakan, dan tidak dapat
yang ada dalam soal dan penguasaan konsep siswa masih kurang.
tidak benar. Sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
dalam memahami soal dan mengubah bentuk soal tersebut ke dalam model
tersebut sudah sesuai dengan konteks soal. Menurut Polya dalam Winarni
menyelesaikan soal terjadi karena siswa tidak paham atau tidak memahami
soal, dan berakibat pada hasil akhir dalam soal, kemudian penguasaan
(2020), yaitu: Miskonsepsi yaitu siswa yang memilih jawaban yang salah,
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel. Karena siswa
asal mengerjakan soal, selain itu penguasaan konsep soal yang masih
61
menyebabkan hasil dari pada penyelesaiannya yang tidak benar. Selain itu,
ketika siswa pun ditanya ulang akan hasil yang didapatnya, membuat
didapatkannya.
menyelesaikan soal jika sudah menguasai materi dengan benar. Selain itu,
minat siswa dalam menyelesaikan soal yang masih kurang dan bahkan
tidak peduli, dan jika dihadapkan dalam bentuk soal cerita, siswa binggung
pemisalan.
yang diminta dalam soal. Walaupun hasil akhirnya benar akan tetapi,