Anda di halaman 1dari 13

Analisis Miskonsepsi Siswa SMA Negeri 1 Pematangsiantar Kelas X Pada Materi

Momentum dan Impuls

OLEH :

Nama Anggota : 1. Agnes Miranda Siregar (4193321002)

2. Dinda Pratiwi (4193121041)

3. Eninta Melfani Tarigan (4193121032)

4. Maria Soviani Indifrensia Sianipar (4193121039)

5. Sri Hertati Siregar (4193321016)

Dosen Pengampu :
Dra. Ida Wahyuni, M.Pd.

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan, kesehatan dan pengetahuan sehingga tugas ini selesai pada
waktu yang telah ditentukan.Terimakasih juga kami ucapkan kepada ibu dosen kami selaku
dosen pengampu kami dalam mata kuliah Fisika SMA yang selalu memberikan dukungan
serta bimbingannya sehingga tugas Fisika SMA ini dapat disusun dengan baik.

Fisika SMA merupakan mata kuliah dalam kurikulum KKNI (Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia) adalah mata kuliah wajib di Universitas Negeri Medan Artinya setiap
mahasiswa di lingkungan UNIMED wajib mengikuti dan lulus mata kuliah ini guna
manambah dan memberi pengetahuan kami selaku calon – calon tenaga pendidik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan yang membutuhkan
perbaikan atau jauh dari kata sempurna, sehingga kami mengharap masukan serta kritikan
dari pembaca.

Medan, September 2020

(Kelompok 2)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. 2


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………….. 4
A. Latarbelakang ……………………………………………………………….. 4
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………… 5
C. Tujuan …………………………………………………………………...……5

BAB II METODE PENELITIAN ………………………………………………… 6


A. Waktu dan Tempat Penelitian …………………….………………………… 6
B. Jenis Penelitian ……………….…………………………………………….. 6
C. Populasi ……………………………………………………………………... 6
D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………………... 6
E. Instrumen Penelitian…………………………………………………….…… 6
F. Analisis Data ………………………………………………………………… 7

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………………. 8

A. Hasil Penelitian ……………………………………………………………… 8


B. Pembahasan …………………………………………………………………. 11

BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………… 13


A. Kesimpulan ………………………………………………………………….. 13
B. Saran …………………………………………………………………….….. 13

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

Fisika merupakan mata pelajaran yang banyak menuntut intelektualitas yang


cukup tinggi sehingga sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam
mempelajarinya. Akibatnya seringkali menimbulkan masalah pada saat proses
pembelajaran fisika berlangsung. Hal ini dapat menyebabkan hasil belajar fisika yang
diharapkan sulit untuk dicapai. Proses pembelajaran fisika harusnya mengembangkan
perubahan konsep. Perubahan yang pertama adalah dalam arti siswa memperluas
konsep, dari konsep yang belum lengkap menjadi lengkap dan sempurna. Perubahan
lain adalah mengubah dari konsep yang salah menjadi benar sesuai dengan konsep
para ahli. Pada dasarnya sebelum mengikuti proses pembelajaran fisika secara formal
di sekolah, siswa sudah memiliki konsepsi awal tentang fisika. Konsep tersebut
seringkali menyimpang dari konsep yang benar. Penyimpangan dari konsep inilah
yang disebut dengan miskonsepsi. miskonsepsi merupakan penafsiran konsep oleh
siswa tidak sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh ilmuwan. Miskonsepsi
adalah konsep awal atau intuisi yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah yang
disepakati para ahli. Dari beberapa teori di atas tergambarkan dengan jelas bahwa
miskonsepsi adalah sebuah interpretasi, pandangan dan definisi yang tidak akurat
terhadap suatu konsep yang tidak dapat diterima karena bertentangan dengan
pengertian ilmiah. Dengan demikian miskonsepsi merupakan pengertian yang tidak
akurat tentang konsep, penggunaan konsep yang salah dan pemaknaan konsep yang
berbeda. Dari penjelasan tentang miskonsepsi para ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa miskonsepsi merupakan konsep yang bertentangan dengan konsep
para pakar suatu bidang tertentu . Adanya miskonsepsi pengetahuan sebelumnya akan
menghambat proses akusisi pengetahuan baru dan akan menyebabkan siswa terus
membuat kesalahan selama belajar

B. Rumusan Masalah

4
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, rumusan masalah
penelitian ini adalah “Bagaimanakah gambaran miskonsepsi siswa dalam
menyelesaikan soal Momentum dan Implus?”.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
menggambarkan bagaimana miskonsepsi siswa dalam menyelesaikan soal Momentum
dan Implus.

BAB II

5
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pematangsiantar dan dilaksanakan selama 2


hari, yakni pada tanggal 25 dan 26 September 2020.

B. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode deskriptif. Pada penelitian ini


peneliti mengumpulkan data mengenai suatu gejala yang terjadi pada proses
pembelajaran.

C. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Pematangsiantar
yang terdiri dari 6 kelas.

D. Teknik Pengumpulan Data

Mengingat situasi pandemi COVID-19 maka metode pengumpulan data ialah berupa
kuisoner online yang disebarkan di grup-grup Whatsapp dengan menggunakan google form
sebagai instrument peneilitian. Kuasioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik dengan
instrument pilihan ganda, yang terdiri dari 10 butir soal Momentum dan Implus.

F. Analisis Data

6
1. Pengelompokan Data Berdasarkan perolehan data setiap siswa, data dianalisis dengan
berpedoman pada kombinasi jawaban yang telah dijawab oleh siswa yang
bersangkutan. Sehingga dapat diketahui persentase siswa yang paham konsep dan
yang mengalami miskonsepsi, benar karena faktor keberuntungan atau benar namun
tidak percaya diri, serta tidak paham konsep.

2. Penafsiran Data Pembahasan dilakukan dengan menganalisis butir soal hasil test pada
tiap sub konsep yang memiliki persentase miskonsepsi pada siswa

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


7
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pematangsiantar dan dilaksanakan
selama 2 hari, yakni pada tanggal 25 dan 26 September 2020.
Dari tes berupa instrumen soal pilihan berganda beserta penyelesaiannya
(alasan) yang telah diberikan pada 20 siswa kelas X SMA Negeri 1 Pematangsiantar
diperoleh data sebagai berikut.
Soal nomor 1, jawaban benar dan alasan benar ada 7 siswa, jawaban benar dan
alasan salah ada 5 siswa, jawaban salah dan alasan benar ada 4 siswa, jawaban salah
dan alasan salah ada 4 siswa.
Soal nomor 2, jawaban benar dan alasan benar ada 5 siswa, jawaban benar dan
alasan salah ada 6, jawaban salah dan alasan benar ada 4 siswa, jawaban salah dan
alasan salah ada 5 siswa.
Soal nomor 3, jawaban benar dan alasan benar ada 6 siswa, jawaban benar dan
alasan salah ada 5 siswa, jawaban salah dan alasan benar ada 2 siswa, jawaban salah
dan alasan salah ada 7 siswa.
Soal nomor 4, jawaban benar dan alasan benar ada 5 siswa, jawaban benar dan
alasan salah ada 8, jawaban salah dan alasan benar ada 3 siswa, jawaban salah dan
alasan salah ada 4 siswa.
Soal nomor 5, jawaban benar dan alasan benar ada 9 siswa, jawaban benar dan
alasan salah ada 5 siswa, jawaban salah dan alasan benar ada 3 siswa, jawaban salah
dan alasan salah ada 3 siswa.
Soal nomor 6, jawaban benar dan alasan benar ada 12 siswa, jawaban benar
dan alasan salah ada 4 siswa, jawaban salah dan alasan benar ada 0 siswa, jawaban
salah dan alasan salah ada 4 siswa.
Soal nomor 7, jawaban benar dan alasan benar ada 5 siswa, jawaban benar dan
alasan salah ada 7 siswa, jawaban salah dan alasan benar ada 2 siswa, jawaban salah
dan alasan salah ada 6 siswa.
Soal nomor 8, jawaban benar dan alasan benar ada 4 siswa, jawaban benar dan
alasan salah ada 6, jawaban salah dan alasan benar ada 1 siswa, jawaban salah dan
alasan salah ada 9 siswa.
Soal nomor 9, jawaban benar dan alasan benar ada 5 siswa, jawaban benar dan
alasan salah ada 7 siswa, jawaban salah dan alasan benar ada 3 siswa, jawaban salah
dan alasan salah ada 5 siswa.
8
Soal nomor 10, jawaban benar dan alasan benar ada 7 siswa, jawaban benar
dan alasan salah ada 7, jawaban salah dan alasan benar ada 2 siswa, jawaban salah
dan alasan salah ada 4 siswa.
Berdasarkan jawaban siswa yang telah diperoleh, maka siswa dikelompokkan
kedalam kategori paham konsep jika jawaban dan alasan benar, miskonsepsi jika
jawaban benar dan alasan salah, miskonsepsi jika jawaban salah dan alasan benar, dan
miskonsepsi jika jawaban dan alasan salah.

Tabel Miskonsepsi Siswa Pada Tiap Butir Soal

Soal Kategori Persentase


Jawaban dan alasan benar (Paham Konsep) 35%
Jawaban benar dan alasan salah 25%
(Miskonsepsi)
1
Jawaban salah dan alasan benar 20%
(Miskonsepsi)
Jawaban dan alasan salah (Miskonsepsi) 20%
Jawaban dan alasan benar (Paham Konsep) 25%
Jawaban benar dan alasan salah 30%
2
(Miskonsepsi)
Jawaban salah dan alasan benar 20%
(Miskonsepsi)
Jawaban dan alasan salah (Miskonsepsi) 25%
Jawaban dan alasan benar (Paham Konsep) 30%
Jawaban benar dan alasan salah 25%
3
(Miskonsepsi)
Jawaban salah dan alasan benar 10%
(Miskonsepsi)
Jawaban dan alasan salah (Miskonsepsi) 35%
Jawaban dan alasan benar (Paham Konsep) 25%
Jawaban benar dan alasan salah 40%
4
(Miskonsepsi)
Jawaban salah dan alasan benar 15%
(Miskonsepsi)
Jawaban dan alasan salah (Miskonsepsi) 20%
Jawaban dan alasan benar (Paham Konsep) 45%
Jawaban benar dan alasan salah 25%
5
(Miskonsepsi)
Jawaban salah dan alasan benar 15%
(Miskonsepsi)
9
Jawaban dan alasan salah (Miskonsepsi) 15%
Jawaban dan alasan benar (Paham Konsep) 60%
Jawaban benar dan alasan salah 20%
6
(Miskonsepsi)
Jawaban salah dan alasan benar 0%
(Miskonsepsi)
Jawaban dan alasan salah (Miskonsepsi) 20%
Jawaban dan alasan benar (Paham Konsep) 25%
Jawaban benar dan alasan salah 35%
7
(Miskonsepsi)
Jawaban salah dan alasan benar 10%
(Miskonsepsi)
Jawaban dan alasan salah (Miskonsepsi) 30%
Jawaban dan alasan benar (Paham Konsep) 20%
Jawaban benar dan alasan salah 30%
8
(Miskonsepsi)
Jawaban salah dan alasan benar 5%
(Miskonsepsi)
Jawaban dan alasan salah (Miskonsepsi) 45%
Jawaban dan alasan benar (Paham Konsep) 25%
Jawaban benar dan alasan salah 35%
9
(Miskonsepsi)
Jawaban salah dan alasan benar 15%
(Miskonsepsi)
Jawaban dan alasan salah (Miskonsepsi) 25%
Jawaban dan alasan benar (Paham Konsep) 35%
Jawaban benar dan alasan salah 35%
10
(Miskonsepsi)
Jawaban salah dan alasan benar 10%
(Miskonsepsi)
Jawaban dan alasan salah (Miskonsepsi) 20%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dibutir soal nomor 6,


teridentifikasi siswa paham konsep dengan persentase terbesar yaitu 60%. Sedangkan,
siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi (jawaban benar dan alasan salah)
memiliki persentase terbesar dibutir soal nomor 4 yaitu 40%. Siswa yang
teridentifikasi mengalami miskonsepsi (jawaban salah dan alasan benar) memiliki
persentase terbesar dibutir soal nomor 1 dan 2 yaitu 20%. Dan siswa yang

10
teridentifikasi mengalami miskonsepsi (jawaban dan alasan salah) memiliki
persentase terbesar dibutir soal nomor 8 yaitu 45%.

Dari tabel juga diketahui bahwa rata-rata siswa yang teridentifikasi paham
konsep adalah 34% dan rata-rata siswa yang mengalami miskonsepsi adalah 66%.

B. Pembahasan
Tes diagnosis dengan menggunakan instrumen soal berupa pilihan berganda
beserta penyelesaiannya (alasan) untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang dialami
siswa pada materi Momentum dan Impuls. Dalam mendiagnosa miskonsepsi yang
dialami siswa, peneliti merujuk kepada hasil jawaban siswa yang dikelompokkan
kedalam empat kategori yaitu paham konsep jika jawaban dan alasan benar,
miskonsepsi jika jawaban benar dan alasan salah, miskonsepsi jika jawaban salah dan
alasan benar, dan miskonsepsi jika jawaban dan alasan salah.

Berdasarkan hasil test yang telah dilakukan maka diperolah beberapa siswa
SMA Negeri 1 Pematangsintar kelas X mengalami miskonsepsi pada materi
Momentum dan Impuls. Adapun miskonsepsi yang dialami siswa pada indikator :

a) Menentukan arah momentum dan impuls, momentum dan impuls merupakan


besaran vektor yang memiliki nilai dan arah. Dalam hal ini siswa tidak mampu
menentukan arah momentum dan impuls sehingga tidak dapat menerjemahkan
hasil akhir dari perhitungan apakah searah dengan gaya atau berlawanan
dengan arah gaya.
b) Menentukan hubungan momentum dan impuls, momentum dan impuls
memiliki hubungan yaitu I = Δp

F . Δt = p2– p1

F . Δt = mv2 – mv1

Dalam hal ini siswa tidak memahami penguraian dari I = Δp sehingga tidak
dapat menyelesaikan permintaan soal.
c) Kesalahan perhitungan, dalam hal ini siswa tidak mampu menyelesaikan hasil
dari penjumlahan, perkalian maupun pembagian, sehingga hasil akhir
perhitungan siswa salah.

11
d) Menebak-nebak jawaban, dalam hal ini siswa hanya memilih jawaban a, b, c,
atau d tanpa menyertakan penyelesaian (alasannya), sehingga terdapat
jawaban yang hasilnya benar dan ada yang salah..
e) Tidak memberi jawaban sama sekali, dari 10 soal yang diberi ada beberapa
siswa yang sama sekali tidak memberi jawaban pada beberapa nomor baik itu
memilih dari 4 pilihan jawaban maupun penyelesaian (alasannya).

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
dari hasil test berupa instrumen soal pilihan berganda beserta penyelesaiannya
(alasan) yang telah diberikan pada 20 siswa kelas X SMA Negeri 1 Pematangsiantar,
teridentifikasi siswa mengalami paham konsep adalah 34% dan siswa yang
mengalami miskonsepsi adalah 66% pada materi Momentum dan Impuls.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti memiliki saran yaitu untuk
meminimalkan terjadinya miskonsepsi sebaiknya guru melakukan apersepsi serta
menemukan metode pembelajaran yang tepat, diharapkan bagi guru ketika
menemukan miskonsepsi pada siswanya agar segera ditindaklanjuti, sebab jika
dibiarkan akan mempengaruhi pemahaman siswa terhadap konsep fisika yang lebih
kompleks,

12
13

Anda mungkin juga menyukai