OLEH :
Dosen Pengampu :
Dra. Ida Wahyuni, M.Pd.
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan, kesehatan dan pengetahuan sehingga tugas ini selesai pada
waktu yang telah ditentukan.Terimakasih juga kami ucapkan kepada ibu dosen kami selaku
dosen pengampu kami dalam mata kuliah Fisika SMA yang selalu memberikan dukungan
serta bimbingannya sehingga tugas Fisika SMA ini dapat disusun dengan baik.
Fisika SMA merupakan mata kuliah dalam kurikulum KKNI (Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia) adalah mata kuliah wajib di Universitas Negeri Medan Artinya setiap
mahasiswa di lingkungan UNIMED wajib mengikuti dan lulus mata kuliah ini guna
manambah dan memberi pengetahuan kami selaku calon calon tenaga pendidik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan yang membutuhkan
perbaikan atau jauh dari kata sempurna, sehingga kami mengharap masukan serta kritikan
dari pembaca.
(Kelompok 2)
2
DAFTAR ISI
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
B. Rumusan Masalah
4
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, rumusan masalah
penelitian ini adalah Bagaimanakah gambaran miskonsepsi siswa dalam
menyelesaikan soal Momentum dan Implus?.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
menggambarkan bagaimana miskonsepsi siswa dalam menyelesaikan soal Momentum
dan Implus.
BAB II
5
METODE PENELITIAN
B. Jenis Penelitian
C. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Pematangsiantar
yang terdiri dari 6 kelas.
Mengingat situasi pandemi COVID-19 maka metode pengumpulan data ialah berupa
kuisoner online yang disebarkan di grup-grup Whatsapp dengan menggunakan google form
sebagai instrument peneilitian. Kuasioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik dengan
instrument pilihan ganda, yang terdiri dari 10 butir soal Momentum dan Implus.
F. Analisis Data
6
1. Pengelompokan Data Berdasarkan perolehan data setiap siswa, data dianalisis dengan
berpedoman pada kombinasi jawaban yang telah dijawab oleh siswa yang
bersangkutan. Sehingga dapat diketahui persentase siswa yang paham konsep dan
yang mengalami miskonsepsi, benar karena faktor keberuntungan atau benar namun
tidak percaya diri, serta tidak paham konsep.
2. Penafsiran Data Pembahasan dilakukan dengan menganalisis butir soal hasil test pada
tiap sub konsep yang memiliki persentase miskonsepsi pada siswa
BAB III
10
teridentifikasi mengalami miskonsepsi (jawaban dan alasan salah) memiliki
persentase terbesar dibutir soal nomor 8 yaitu 45%.
Dari tabel juga diketahui bahwa rata-rata siswa yang teridentifikasi paham
konsep adalah 34% dan rata-rata siswa yang mengalami miskonsepsi adalah 66%.
B. Pembahasan
Tes diagnosis dengan menggunakan instrumen soal berupa pilihan berganda
beserta penyelesaiannya (alasan) untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang dialami
siswa pada materi Momentum dan Impuls. Dalam mendiagnosa miskonsepsi yang
dialami siswa, peneliti merujuk kepada hasil jawaban siswa yang dikelompokkan
kedalam empat kategori yaitu paham konsep jika jawaban dan alasan benar,
miskonsepsi jika jawaban benar dan alasan salah, miskonsepsi jika jawaban salah dan
alasan benar, dan miskonsepsi jika jawaban dan alasan salah.
Berdasarkan hasil test yang telah dilakukan maka diperolah beberapa siswa
SMA Negeri 1 Pematangsintar kelas X mengalami miskonsepsi pada materi
Momentum dan Impuls. Adapun miskonsepsi yang dialami siswa pada indikator :
F . Δt = p2– p1
F . Δt = mv2 – mv1
Dalam hal ini siswa tidak memahami penguraian dari I = Δp sehingga tidak
dapat menyelesaikan permintaan soal.
c) Kesalahan perhitungan, dalam hal ini siswa tidak mampu menyelesaikan hasil
dari penjumlahan, perkalian maupun pembagian, sehingga hasil akhir
perhitungan siswa salah.
11
d) Menebak-nebak jawaban, dalam hal ini siswa hanya memilih jawaban a, b, c,
atau d tanpa menyertakan penyelesaian (alasannya), sehingga terdapat
jawaban yang hasilnya benar dan ada yang salah..
e) Tidak memberi jawaban sama sekali, dari 10 soal yang diberi ada beberapa
siswa yang sama sekali tidak memberi jawaban pada beberapa nomor baik itu
memilih dari 4 pilihan jawaban maupun penyelesaian (alasannya).
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
dari hasil test berupa instrumen soal pilihan berganda beserta penyelesaiannya
(alasan) yang telah diberikan pada 20 siswa kelas X SMA Negeri 1 Pematangsiantar,
teridentifikasi siswa mengalami paham konsep adalah 34% dan siswa yang
mengalami miskonsepsi adalah 66% pada materi Momentum dan Impuls.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti memiliki saran yaitu untuk
meminimalkan terjadinya miskonsepsi sebaiknya guru melakukan apersepsi serta
menemukan metode pembelajaran yang tepat, diharapkan bagi guru ketika
menemukan miskonsepsi pada siswanya agar segera ditindaklanjuti, sebab jika
dibiarkan akan mempengaruhi pemahaman siswa terhadap konsep fisika yang lebih
kompleks,
12
13