Anda di halaman 1dari 80

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sadar dirancang untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan nasional berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan merupakan usaha
sadar dan terencana untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta
didik melalui proses pembelajaran. Keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari
prestasi belajar yang dicapai peserta didik yang diperoleh melalui kegiatan
evaluasi. Evaluasi akan memberikan informasi tingkat pencapaian belajar peserta
didik. Kegiatan evaluasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pendidikan, begitu pula dalam proses pembelajaran karena dengan evaluasi dapat
diketahui hasil dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan dari hasil
tersebut dapat ditentukan tindak lanjut yang akan dilakukan. Sehingga dapat
dikatakan isi undang-undang tersebut mengisyaratkan bahwa proses
pembelajaran tidak lepas dari penilaian hasil belajar.
Evaluasi hasil belajar adalah kegiatan mengukur dan menilai hasil belajar
peserta didik. Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi
tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menemukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.
Disamping itu juga untuk mengukur seberapa besar perkembangan program
dapat mencapai tujuan. Dengan adanya evaluasi, suatu sekolah mampu
mengambil keputusan dengan benar apakah peserta didiknya lulus atau tidak.
Thohah dalam Mahirah (2017) mendefinisikan evaluasi merupakan kegiatan

1
2

yang terencana untuk rnengetahui keadaan objek dengan menggunakan


instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh
kesimpulan.
Ujian Nasional merupakan tes resmi yang diadakan pemerintah yang
bertujuan untuk mengukur tingkat ketercapaian standar nasional pendidikan
terkait dengan pencapaian standar kompetensi lulusan peserta didik secara
nasional. Hasil Ujian Nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk
pemetaan mutu pendidikan, seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, serta
sebagai penentuan kelulusan peserta didik dan kurikulum nasional yang
merupakan standar dan acuan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional dan
menentukan arah kebijakan pengembangan pendidikan. Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 114/U/2001 tentang Penilaian
Hasil Belajar Secara Nasional bahwa penilaian hasil belajar secara nasional, yang
antara lain mencakup Ujian Nasional (pasal 3 ayat 1) bertujuan untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik dan mengetahui mutu pendidikan.
Pelaksanaan Ujian Nasional harus sesuai dengan kompetensi dasar yang telah
diberikan. Didalam kompetensi dasar terdapat indikator pencapaian kompetensi
yaitu perilaku yang dapat diukur dan diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan dalam pembuatan
soal.
Soal yang diujikan dalam Ujian Nasional adalah tes objektif dalam bentuk
pilihan ganda yang tidak terlepas dari kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh tes
ini. Beberapa kelebihan tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda sebagaimana
dijelaskan Surapranata dalam Syahida dan Irwandi (2015) antara lain memuat
banyak materi, mengukur berbagai tingkatan kognitif, memiliki keandalan yang
cenderung lebih tinggi daripada soal uraian, dapat digunakan pada ujian dengan
jumlah peserta yang sangat banyak dan menghendaki hasil yang cepat, serta
memiliki sistem penskoran yang mudah, cepat dan objektif.
3

Salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional adalah
Fisika. Mundilarto dalam Tobing dan Admoko (2017) menyatakan bahwa Fisika
sebagai ilmu dasar memiliki karakteristik yang mencakup bangun ilmu yang
terdiri atas fakta, konsep, prinsip, hukum, postulat, dan teori serta metodologi
keilmuan. Fisika yang merupakan studi dasar dalam penerapan ilmu-ilmu
teknologi, dianggap sebagai pelajaran yang kurang menarik dan terlalu banyak
menggunakan rumus matematik. Hal tersebutlah yang menyebabkan peserta didik
kurang semangat dalam mempelajari ilmu fisika, sehingga peserta didik
mengalami kesulitan belajar yang ditandai dengan hasil prestasi belajar yang
rendah dibawah batas kelulusan.
Menurut Berg dalam Putra (2014) bahwa rendahnya prestasi belajar fisika
disebabkan tidak dipahaminya konsep-konsep fisika secara benar yang
disebabkan oleh ketidakmampuan peserta didik untuk memahami sepenuhnya
konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum fisika dalam memecahkan
masalah. Oleh karena itu, untuk memahami dan menguasai konsep-konsep,
prinsip-prinsip, hukum-hukum fisika memerlukan kemampuan penalaran dan
kemampuan untuk memecahkan permasalahan. Menurut Chi dan Glaser dalam
Maharani (2018) kemampuan menyelesaikan masalah adalah proses aktivitas
kognitif kompleks yang dimiliki individu dalam rangka menggunakan proses
berpikirnya untuk memecahkan masalah melalui pengumpulan fakta, analisis
informasi, menyusun berbagai alternatif pemecahan dan memilih peyelesaian
masalah yang efektif. Sehingga kemampuan menyelesaikan masalah adalah
aktivitas kognitif kompleks dalam rangka menggunakan proses berpikirnya untuk
memecahkan masalah melalui pengumpulan fakta, analisis informasi, menyusun
berbagai alternatif pemecahan, dan memilih penyelesaian masalah yang efektif.
Kemampuan menyelesaikan masalah disini berkenaan dengan kemampuan dalam
menyelesaikan soal-soal Ujian Nasional Fisika.
4

Berdasarkan hasil observasi awal pada salah satu sekolah di Kecamatan


Sampolawa yaitu SMA Negeri 1 Sampolawa diperoleh informasi tentang nilai
rata-rata Ujian Nasional mata pelajaran fisika selama kurun waktu tiga tahun
terakhir. Nilai rata-rata Ujian Nasional mata pelajaran fisika pada SMA Negeri 1
Sampolawa diantaranya berturut-turut pada tahun 2016 sebesar 80,47; tahun
2017 sebesar 73,2; dan tahun 2018 sebesar 48,43. Data tersebut menunjukkan
bahwa nilai rata-rata Ujian Nasional Fisika dari tahun ke tahun terus mengalami
penurunan. Kecenderungan hasil Ujian Nasional yang menurun dari tahun ke
tahun dikarenakan hasil Ujian Nasional sebelumnya tidak dimanfaatkan secara
optimal untuk perbaikan mutu pendidikan atau untuk persiapan menghadapi
Ujian Nasional selanjutnya, termasuk bagaimana taraf penguasaan peserta didik
dalam berbagai ruang lingkup materi dan bentuk soal pilihan ganda dari soal
Ujian Nasional, padahal ini sangat penting. Kenyataan ini mendorong keinginan
peneliti untuk mengungkapkan lebih lanjut tentang kemampuan peserta didik
dalam menyelesaikan soal Ujian Nasional mata pelajaran fisika dengan judul
“Analisis Kemampuan Peserta Didik Kelas XII SMA Negeri di Kecamatan
Sampolawa Menyelesaikan Soal-Soal Ujian Nasional Terpilih dari Tahun
2016-2018 Mata Pelajaran Fisika”.
5

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagaimanakah gambaran kemampuan peserta didik SMA Negeri di
Kecamatan Sampolawa menyelesaikan soal Ujian Nasional mata pelajaran
fisika?
2. Bagaimanakah gambaran kemampuan peserta didik SMA Negeri di
Kecamatan Sampolawa menyelesaikan soal Ujian Nasional mata pelajaran
fisika ditinjau dari ruang lingkup materi evaluasi Ujian Nasional?
3. Bagaimanakah gambaran kemampuan peserta didik SMA Negeri di
Kecamatan Sampolawa menyelesaikan soal Ujian Nasional mata pelajaran
fisika ditinjau dari bentuk soal Ujian Nasional?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui kemampuan peserta didik SMA Negeri di Kecamatan
Sampolawa menyelesaikan soal Ujian Nasional mata pelajaran fisika.
2. Untuk mengetahui kemampuan peserta didik SMA Negeri di Kecamatan
Sampolawa menyelesaikan soal Ujian Nasional mata pelajaran fisika ditinjau
dari ruang lingkup materi evaluasi Ujian Nasional.
3. Untuk mengetahui kemampuan peserta didik SMA Negeri di Kecamatan
Sampolawa menyelesaikan soal Ujian Nasional mata pelajaran fisika ditinjau
dari bentuk soal Ujian Nasional.
6

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, diantaranya:
1. Manfaat bagi peserta didik
a. Peserta didik dapat memahami bentuk-bentuk soal Ujian Nasional.
b. Peserta didik terbiasa menyelesaikan soal Ujian Nasional.
c. Peserta didik dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi Ujian Nasional
yang diadakan secara nasional.
d. Dapat menentukan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal
Ujian Nasional.
2. Manfaat bagi guru
a. Guru dapat memetakan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal
Ujian Nasional.
b. Guru dapat memberikan pembelajaran remedial terhadap ruang lingkup
materi yang rendah terhadap peserta didik.
3. Manfaat bagi peneliti
a. Peneliti memahami bentuk-bentuk soal Ujian Nasional.
b. Meningkatkan pemahaman fisika.
c. Sebagai bahan acuan bagi penelitian yang sejenis.
4. Manfaat bagi sekolah
Dapat dijadikan salah satu pijakan dasar bagi lembaga sekolah dalam
meningkatkan kualitas pelajaran fisika agar lebih baik di masa yang akan datang.
7

E. Definisi Operasional
Definisi operasional terhadap judul dimaksudkan untuk menghindari
kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, diberikan gambaran istilah sebagai
berikut.
1. Analisis
Analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya) atau
penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu
sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat
dan pemahaman arti keseluruhan. Analisis yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah analisis kemampuan peserta didik kelas XII dalam menyelesaikan
soal-soal Ujian Nasional terpilih pada mata pelajaran fisika ditinjau dari ruang
lingkup materi dan bentuk-bentuk soal pilihan ganda.
2. Kemampuan
Kemampuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
kecakapan dan kesanggupan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan
melalui tindakannya untuk meningkatkan produktivitasnya. Kemampuan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan peserta didik kelas XII
dalam menyelesaikan soal-soal Ujian Nasional SMA pada mata pelajaran
fisika sesuai dengan ruang lingkup materi yang ada di kisi-kisi Ujian Nasional
tahun ajaran 2018/2019 dan bentuk soal pilihan ganda.
3. Ujian Nasional
Ujian Nasional (UN) merupakan suatu bentuk evaluasi terhadap
pencapaian kompetensi peserta didik yang diselenggarakan secara nasional
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kemampuan peserta didik
menyelesaikan soal Ujian Nasional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kemampuan peserta didik kelas XII tahun ajaran 2018/2019 dalam
menyelesaikan soal-soal Ujian Nasional dari tahun 2016 sampai 2018 yang
dipilih dengan mengacu pada kisi-kisi Ujian Nasional tahun 2019 yang
berjumlah 40 butir soal.
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran


Belajar dan pembelajaran merupakan aktivitas utama dalam proses
pendidikan. Belajar dan pembelajaran berlangsung dalam suatu proses yang
dimulai dengan perencanaan sebagai komponen dan perangkat pembelajaran agar
dapat diimplementasikan dalam bentuk interaksi yang bersifat edukatif, dan
diakhiri dengan evaluasi untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Belajar dan pembelajaran merupakan suatu
proses yang kompleks dengan menyatukan komponen-komponen yang memiliki
karakteristik tersendiri yang secara terintegrasi, saling terkait dan mempengaruhi
untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan. Komponen-komponen
pembelajaran yang dimaksud, mencakup tujuan, materi, metode, media, sumber,
evaluasi, peserta didik, guru, dan lingkungan (Sukirman, 2009).
Belajar dalam arti luas merupakan suatu proses yang memungkinkan
timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku baru yang bukan disebabkan oleh
kematangan dan sesuatu hal yang bersifat sementara sebagai hasil dari
terbentuknya respon utama (Nasution, 1991). Belajar merupakan aktivitas, baik
fisik maupun psikis yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang baru pada
diri individu yang belajar dalam bentuk kemampuan yang relatif konstan dan
bukan disebabkan oleh kematangan atau sesuatu yang bersifat sementara.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu
lingkungan belajar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanjaya (2008), bahwa
pembelajaran dipandang secara nasional sebagai suatu proses interaksi yang
melibatkan komponen-komponen utama, yaitu peserta didik, pendidik, dan
sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan belajar. Dengan

8
9

demikian, proses pembelajaran merupakan suatu sistem, yaitu satu kesatuan


komponen yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan saling berinteraksi
untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan. Pembelajaran pada pokoknya merupakan tahapan-tahapan
kegiatan guru dan peserta didik dalam menyelenggarakan program pembelajaran,
yaitu rencana kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok
secara rinci memuat alokasi waktu, indikator pencapaian hasil belajar, dan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran untuk setiap materi pokok mata
pelajaran.
Aktivitas proses pembelajaran ditandai dengan terjadinya interaksi
edukatif, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan, berakar secara metodologis dari
pihak pendidik (guru) dan kegiatan belajar secara pedagogis pada diri peserta
didik berproses secara sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan berproses melalui
tahapan-tahapan yang dicirikan dengan karakteristik tertentu. Pertama,
melibatkan proses mental peserta didik secara maksimal dalam proses
pembelajaran. Kedua, membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab
secara terus-menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan berpikir peserta didik yang pada gilirannya dapat membantu peserta
didik untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri (Sagala,
2010).
Pembelajaran merupakan usaha pendidik untuk mewujudkan terjadinya
proses pemerolehan pengetahuan, penguasaan kemahiran, dan pembentukan
sikap, serta kepercayaan kepada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses yang memfasilitasi peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Sehingga dengan demikian, untuk dapat menghasilkan proses pembelajaran yang
efektif sebagaimana yang diharapkan, maka pendidik perlu memahami teori-teori
belajar yang dapat menjadi landasan pelaksanaan pembelajaran.
10

Menurut Hamalik dalam Jihad dan Haris (2008), pembelajaran adalah


upaya mengorganisasikan lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi
peserta didik. Implikasi dari pengertian di atas ialah pendidikan bertujuan
mengembangkan atau mengubah tingkah laku peserta didik.

B. Standar Nasional Pendidikan


Berdasarkan PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(SNP), maka SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar ini diberlakukan
untuk pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Pendidikan formal
adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi, sedangkan
pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
Dalam SNP terdapat delapan standar, yaitu: a) standar isi, b) standar
kompetensi lulusan, c) standar proses, d) standar pendidik dan tenaga
kependidikan, e) standar sarana prasarana pendidikan, f) standar pengelolaan, g)
standar penilaian, dan h) standar pembiayaan. Penjabaran dari kedelapan standar
tersebut sebagai berikut (Hermawan, 2011).
1. Standar isi meliputi ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran, yang harus dipenuhi
oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
2. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup nilai, pengetahuan, dan keterampilan.
3. Standar proses berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan
pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
11

4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan


prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam
jabatan.
5. Standar sarana dan prasarana berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang
belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium,
bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber
belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
6. Standar pengelolaan berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan.
7. Standar pembiayaan mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan
pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
8. Standar penilaian pendidikan berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
C. Pemetaan Kompetensi
Kompetensi menurut Undang-Undang No. 63 Tahun 2014 adalah
seperangkat sikap pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki, dihayati,
dan dikuasai oleh peserta didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran,
menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu.
Kompetensi inti menurut Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah merupakan gambaran secara
kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,
kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti (KI) terdiri dari KI-1 sampai dengan
KI-4. Rumusan KI meliputi:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
12

3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.


4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan
Kompetensi Dasar (KD) menurut Permendikbud No. 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah merupakan kemampuan
spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, keterampilan yang terkait muatan
atau mata pelajaran. Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi
Inti. Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik dan kemampuan peserta didik, dan kekhasan masing-masing mata
pelajaran.
Kompetensi Dasar yang berkenaan dengan sikap spiritual (mendukung
KI-1) dan sikap sosial (mendukung KI-2) ditumbuhkan melalui pembelajaran
tidak langsung yaitu pada saat peserta didik belajar tentang pengetahuan
(mendukung KI-3) dan keterampilan (mendukung KI-4). Pembelajaran langsung
berkenaan dengan pembelajarn yang menyangkut KD yang dikembangkan dari
KI-3 dan KI-4.
Tabel 2.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Jenjang SMA/MA
MataPelajaran Fisika Kelas X

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar


1. Menghayati dan mengamalkan 1.1 Bertambah keimanannya
ajaran agama yang dianutnya dengan menyadari hubungan
keteraturan dan kompleksitas
alam dan jagad raya terhadap
kebesaran Tuhan yang
menciptakannya
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan
yang menciptakan air sebagai
unsur utama kehidupan dengan
karakteristik yang
memungkinkan bagi makhluk
hidup untuk tumbuh dan
berkembang
2. Mengembangkan perilaku (jujur, 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah
disiplin, tanggung jawab, peduli, (memiliki rasa ingin tahu;
santun, ramah lingkungan, objektif; jujur; teliti; cermat;
gotong royong, kerjasama, cinta tekun; hati-hati;
13

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar


damai, responsif dan proaktif)dan bertanggung jawab; terbuka;
menunjukkan sikap sebagai kritis; kreatif; inovatif dan
bagian dari solusi atas berbagai peduli lingkungan) dalam
permasalahan bangsa dalam aktivitas sehari-hari sebagai
berinteraksi secara efektif dengan wujud implementasi sikap
lingkungan sosial dan alam serta dalam melakukan percobaan
dalam menempatkan diri sebagai dan berdiskusi
cerminan bangsa dalam
2.2 Menghargai kerja individu dan
pergaulan dunia
kelompok dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud
implementasi melaksanakan
percobaan dan melaporkan
hasil percobaan
3. Memahami dan menerapkan 3.1 Memahami konsep besaran
pengetahuan faktual, konseptual, fisika dan pengukurannya
prosedural dalam ilmu 3.2 Menganalisis hubungan antara
pengetahuan, teknologi, seni, gaya, massa, dan gerakan benda
budaya,dan humaniora dengan pada gerak lurus
wawasan kemanusiaan, 3.3 Menganalisis besaran fisika
kebangsaan, kenegaraan, dan pada gerak melingkar dengan
peradaban terkait fenomena dan laju konstan dan penerapannya
kejadian, serta menerapkan dalam teknologi
pengetahuan prosedural pada 3.4 Mendeskripsikan sifat elastisitas
bidang kajian yang spesifik bahan dan pemanfaatannya
sesuai dengan bakat dan dalam kehidupan sehari-hari
minatnya untuk memecahkan 3.5 Mendeskripsikan hukum-hukum
masalah pada fluida statik dan
penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari
3.6 Menganalisis pengaruh kalor
dan perpindahan kalor pada
berbagai kasus nyata
3.7 Mendeskripsikan cara kerja alat
optik menggunakan sifat
pencerminan dan pembiasan
cahaya oleh cermin dan lensa
4. Mengolah, menalar, dan menyaji 4.1 Menggunakan peralatan dan
dalam ranah konkret dan ranah teknik yang tepat dalam
abstrak terkait dengan melakukan pengamatan dan
pengembangan dari yang pengukuran besaran fisika
dipelajarinya di sekolah secara untuk suatu penyelidikan
mandiri, dan mampu ilmiah
menggunakan metode sesuai 4.2 Menyajikan data dan grafik
14

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar


kaidah keilmuan hasil percobaan untuk
menyelidiki sifat gerak benda
yangbergerak lurus beraturan
(GLB) dan tidak beraturan
(GLBB)
4.3 Melakukan percobaan untuk
menyelidiki hubungan antara
gaya, massa, dan percepatan
pada gerak lurus
4.4 Merancang dan membuat suatu
peralatan yang memanfaatkan
sifat-sifat fluida untuk
mempermudah suatu pekerjaan
4.5 Menyelidiki sifat elastisitas
suatu bahan melalui percobaan
4.6 Menyajikan rancangan sebuah
alat optik dengan menerapkan
prinsip pemantulan dan
pembiasan pada cermin dan
lensa
4.7 Melakukan percobaan untuk
menyelidiki karakteristik
termal suatu bahan, terutama
kapasitas dan konduktivitas
kalor

Tabel 2.2 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Jenjang SMA/MA Mata
Pelajaran Fisika Kelas XI

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar


1. Menghayati dan mengamalkan 1.1 Bertambah keimanannya
ajaran agama yang dianutnya dengan menyadari hubungan
keteraturan dan kompleksitas
alam dan jagad raya terhadap
kebesaran Tuhan yang
menciptakannya
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan
yang mengatur karakteristik
matahari dan bumi sehingga
memiliki gaya gravitasi, orbit,
dan temperatur yang sesuai
untuk kehidupan manusia di
15

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar


muka bumi
2. Mengembangkan perilaku (jujur, 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah
disiplin, tanggung jawab, peduli, (memiliki rasa ingin tahu;
santun, ramah lingkungan, objektif; jujur; teliti; cermat;
gotong royong, kerja sama, cinta tekun; hati-hati; bertanggung
damai, responsif dan proaktif) jawab; terbuka; kritis; kreatif;
dan menunjukkan sikap sebagai inovatif dan peduli lingkungan)
bagian dari solusi atas berbagai dalam aktivitas sehari-hari
permasalahan bangsa dalam sebagai wujud implementasi
berinteraksi secara efektif dengan sikap dalam melakukan
lingkungan sosial dan alam serta percobaan dan berdiskusi
dalam menempatkan diri sebagai 2.2 Menghargai kerja individu dan
cerminan bangsa dalam kelompok dalam aktivitas
pergaulan dunia. sehari-hari sebagai wujud
implementasi melaksanakan
percobaan dan melaporkan hasil
percobaan
3. Memahami, menerapkan, dan 3.1 Menganalisis gerak lurus, gerak
menjelaskan pengetahuan faktual, melingkar dan gerak parabola
konseptual, prosedural, dan dengan menggunakan vektor
metakognitif dalam ilmu 3.2 Menganalisis keteraturan gerak
pengetahuan, teknologi, seni, planet dalam tata surya
budaya,dan humaniora dengan berdasarkan hukum-hukum
wawasan kemanusiaan, Newton
kebangsaan, kenegaraan, dan 3.3 Mendeskripsikan momentum,
peradaban terkait penyebab gaya, dan impuls serta
fenomena dan kejadian, serta penerapannyadalam kehidupan
menerapkan pengetahuan sehari-hari
prosedural pada bidang kajian 3.4 Mendeskripsikan konsep usaha,
yang spesifik sesuai dengan bakat perubahan energi, kekekalan
dan minatnya untuk memecahkan momentum, dan kekekalan
masalah. energi
3.5 Menerapkan hukum kekekalan
momentum dan kekekalan
energi mekanik untuk
menyelesaikan permasalahan
3.6 Mendeskripsikan konsep torsi,
momentum sudut,dan momen
inersia pada benda tegar serta
penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari
3.7 Mendeskripsikan prinsip pada
fluida dinamik dan
penerapannya dalam teknologi
16

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar


3.8 Menerapkan teori kinetik gas
dalam menjelaskan karakteristik
gas pada ruang tertutup.
3.9 Mendeskripsikan hukum-hukum
termodinamika dan
penerapannya dalam teknologi
3.10 Menganalisis permasalahan
perubahan keadaan gas ideal
dengan menerapkan
hukum-hukum termodinamika
4. Mengolah, menalar, dan menyaji 4.1 Menyajikan permasalahan nyata
dalam ranah konkret dan ranah dan usulan penyelesaiannya
abstrak terkait dengan yang terkait konsep gaya,
pengembangan dari yang momentum, impuls, kekekalan
dipelajarinya di sekolah secara momentum, dan kekekalan
mandiri, bertindak secara efektif energi
dan kreatif, serta mampu 4.2 Menyajikan data dan informasi
menggunakan metode sesuai tentang satelit buatan yang
kaidah keilmuan. mengorbit bumi dan
permasalahan yang
ditimbulkannya
4.3 Melakukan percobaan untuk
menyelidiki hubungan antara
tekanan, suhu, dan volume gas
pada sebuah ruang tertutup
4.4 Mengolah dan menyajikan data
hasil percobaan untuk
menyelidiki karakteristik gerak
parabola
4.5 Menyelesaikan permasalahan
dengan menerapkan prinsip
dinamika fluida
4.6 Membuat proyek sederhana
yang menerapkan prinsip
dinamika fluida

Tabel 2.3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Jenjang SMA/MA Mata
Pelajaran Fisika Kelas XII
17

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar


1. Menghayati dan mengamalkan 1.1 Bertambah keimanannya
ajaran agama yang dianutnya dengan menyadari hubungan
keteraturan dan kompleksitas
alam dan jagad raya terhadap
kebesaran Tuhan yang
menciptakannya
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan
yang menciptakan
keseimbangan perubahan medan
listrik dan medan magnet yang
saling berkaitan sehingga
memungkinkan manusia
mengembangkan teknologi
untuk mempermudah kehidupan
2. Mengembangkan perilaku (jujur, 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah
disiplin, tanggung jawab, peduli, (memiliki rasa ingin tahu;
santun, ramah lingkungan, objektif; jujur; teliti; cermat;
gotong royong, kerjasama, cinta tekun; hati-hati; bertanggung
damai, responsif dan proaktif), jawab; terbuka; kritis; kreatif;
menunjukkan sikap sebagai inovatif dan peduli lingkungan)
bagian dari solusi atas berbagai dalam aktivitas sehari-hari
permasalahan bangsa, serta sebagai wujud implementasi
memposisikan diri sebagai agen sikap dalam melakukan
transformasi masyarakat dalam percobaan dan berdiskusi
membangun peradaban bangsa 2.2 Menghargai kerja individu dan
dan dunia kelompok dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud
implementasi melaksanakan
percobaan dan melaporkan hasil
percobaan
3. Memahami, menerapkan,dan 3.1 Mendeskripsikan gejala dan
menjelaskan pengetahuan faktual, ciri-ciri gelombang secara
konseptual, prosedural, dan umum
metakognitif dalam ilmu 3.2 Menganalisis parameter
pengetahuan, teknologi, seni, gelombang tegak dan
budaya, dan humaniora dengan gelombang berjalan pada
wawasan kemanusiaan, berbagai kasus nyata
kebangsaan, kenegaraan, dan 3.3 Menerapkan konsep dan
peradaban terkait penyebab prinsip gelombang bunyi dan
fenomena dan kejadian, serta cahaya dalam teknologi
menerapkan pengetahuan 3.4 Mendeskripsikan rangkaian
18

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar


prosedural pada bidang kajian dan prinsip kerja peralatan
yang spesifik sesuai dengan bakat listrik searah (DC) dan
dan minatnya untuk memecahkan bolak-balik (AC) dalam
masalah kehidupan sehari-hari
3.5 Memformulasikan gaya listrik,
kuat medan listrik, fluks,
potensial listrik, energi
potensial listrik serta
penerapannya pada berbagai
kasus
3.6 Mendeskripsikan induksi dan
gaya magnetik pada berbagai
produk teknologi
3.7 Memformulasikan induksi
listrik dan induksi magnetik
serta penerapannya
3.8 Memahami radiasi
elektromagnetik, dampaknya
pada kehidupan, dan
pemanfaatannya dalam
teknologi
3.9 Menerapkan konsep kuantum
dalam menjelaskan radiasi
benda hitam, efek fotolistrik,
dan hukum compton
3.10 Memformulasikan teori
relativitas serta kesetaraan
massa dan energi untuk
menjelaskan beberapa
fenomena alam
3.11 Mendeskripsikan karakteristik
inti atom, radioaktivitas, dan
pemanfaatannya dalam
teknologi
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan 4.1 Menyelidiki karakteristik
mencipta dalam ranah konkret gelombang mekanik melalui
dan ranah abstrak terkait dengan percobaan
pengembangan dari yang 4.2 Menyajikan permasalahan nyata
dipelajarinya di sekolah secara dan usulan penyelesaiannya
mandiri serta bertindak secara yang terkait konsep gelombang
efektif dan kreatif, dan mampu bunyi
19

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar


menggunakan metode sesuai 4.3 Mengolah data hasil percobaan
kaidah keilmuan menggunakan prinsip
interferensi gelombang cahaya
4.4 Melakukan percobaan untuk
menyelidiki karakteristik
rangkaian arus searah (DC)
4.5 Menyelidiki karakteristik piranti
elektronik dalam sebuah
rangkaian arus bolak-balik (AC)
melalui percobaan
4.6 Menyajikan permasalahan nyata
dan usulan penyelesaiannya
terkait dengan rangkaian listrik
arus searah dan arus bolak-balik
4.7 Membuat proyek sederhana
dengan menggunakan prinsip
induksi listrik dan induksi
magnetik
4.8 Menyajikan informasi tentang
pemanfaatan radioaktivitas dan
dampaknya bagi kehidupan

D. Evaluasi Pendidikan
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, pendidikan merupakan

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang dapat bermanfaat bagi dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Agar tercapainya tujuan pendidikan ini, maka

dibentuklah kurikulum yang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, bahan dan metode pembelajaran. Kurikulum digunakan

sebagai pedoman penyeleggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan


20

pendidikan yang telah ditentukan. Untuk melihat tingkat pencapaian tujuan

pendidikan diperlukan suatu bentuk evaluasi (Nadwa, 2013). Evaluasi berasal

dari bahasa Inggris “evaluation” yang berarti penilaian atau penafsiran. Menurut

Mashudi (2013), evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi

tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk

menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.

Evaluasi pendidikan didefinisikan sebagai berikut.


1. Proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan
dengan tujuan yang telah ditentukan.
2. Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back)
bagi penyempurnaan pendidikan (Sudijono, 2011).
Tujuan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk
mendapatkan informasi mengenai tingkat pencapaian oleh peserta didik.
Sedangkan fungsi evaluasi belajar mengajar ada beberapa hal (Daryanto, 2008).
1. Evaluasi berfungsi sebagai selektif
Evaluasi diadakan agar guru mempunyai cara untuk mengadakan
seleksi terhadap peserta didiknya. Seleksi itu sendiri mempunyai berbagai
tujuan, yaitu.
a. Untuk memilih peserta didik yang dapat diterima di sekolah tertentu.
b. Untuk memilih peserta didik yang dapat naik ke kelas atau tingkat
berikutnya.
c. Untuk memilih peserta didik yang seharusnya mendapat beasiswa.
d. Untuk memilih peserta didik yang sudah berhak meninggalkan sekolah dan
sebagainya.
2. Evaluasi berfungsi sebagai diagnostik
Fungsi evaluasi yang kedua adalah diagnostik yang berarti guru telah
mengadakan diagnostik kepada peserta didik tentang kelemahan peserta didik.
21

Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan peserta didik, maka akan lebih


mudah dicari cara untuk mengatasinya.
3. Evaluasi berfungsi sebagai penempatan
Fungsi evaluasi selain selekif dan diagnostik adalah sebagai
penempatan, agar guru dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana
seorang peserta didik harus ditempatkan, maka digunakan suatu evaluasi.
Sekelompok peserta didik yang mempunyai hasil penilaian yang sama, akan
berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.
4. Evaluasi berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Fungsi keempat dari penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.
Objek atau sasaran evaluasi dalam pendidikan adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan kegiatan atau proses pendidikan. Untuk mengetahui objek dari
evaluasi pendidikan adalah dengan melihat dari tiga segi, yaitu segi input,
transformasi dan output. Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses
pembelajaran di sekolah, input atau bahan mentah yang siap untuk diolah adalah
peserta didik. Dilihat dari segi input ini, maka objek dari evaluasi pendidikan
meliputi tiga aspek, yaitu (Sudijono, 2011).
1. Aspek kemampuan
Peserta didik agar dapat diterima dalam mengikuti program
pendidikan, maka calon peserta didik harus mempunyai kemampuan yang
memadai, sehingga dalam mengikuti proses pembelajaran nantinya tidak
mengalami banyak kesulitan dan hambatan. Adapun alat yang biasa
dipergunakan dalam rangka mengevaluasi kemampuan peserta didik itu
adalah tes kemampuan.
2. Aspek kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang
dalam bentuk tingkah laku. Sebelum mengikuti program pendidikan, calon
peserta didik terlebih dahulu harus di evaluasi kepribadiannya masing-
22

masing, sebab baik buruknya kepribadian mereka secara psikologis akan


mempengaruhi dalam mengikuti program pendidikan. Evaluasi yang
dilakukan untuk mengetahui kepribadian seseorang adalah dengan
menggunakan tes kepribadian (personality test).
3. Aspek sikap
Sikap adalah bagian dari tingkah laku manusia sebagai gambaran
kepribadian yang memancar keluar. Untuk menilai sikap, calon peserta
didik digunakan alat berupa tes sikap.
Ada satu prinsip umum dan penting dalam evaluasi, yaitu adanya
triangulasi atau hubungan erat tiga komponen yaitu antara lain (Arikunto, 2003).
1. Tujuan pembelajaran,
2. Kegiatan pembelajaran atau KBM, dan
3. Evaluasi
Dalam pengertian umum, alat evaluasi adalah sesuatu yang dapat
digunakan untuk mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas atau
mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Alat evaluasi dikatakan baik
apabila mampu mengevaluasi sesuatu yang dievaluasi dengan hasil seperti
keadaan yang dievaluasi. Dalam menggunakan alat tersebut evaluator
menggunakan cara atau teknik dan oleh karena itu dikenal dengan teknik
evaluasi. Ada dua teknik evaluasi yaitu teknik nontes dan teknik tes.
E. Ujian Nasional (UN)
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 153 Tahun
2003 tujuan Ujian Nasional adalah untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik melalui pemberian tes pada sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat
pertama, dan sekolah lanjutan tingkat atas. Selain itu, Ujian Nasional bertujuan
untuk mengukur mutu pendidikan dan mempertanggung jawabkan
penyelenggaraan pendidikan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten, sampai
tingkat sekolah. Sistem pendidikan nasional mempunyai penilaian hasil
belajar yang tertulis pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
23

Republik Indonesia nomor 23 tahun 2016 pasal 4 penilaian hasil belajar


bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada
mata pelajaran tertentu. Pasal 8 menyebutkan bahwa penilaian hasil belajar oleh
pemerintah dilakukan dalam bentuk ujian nasional. Ujian Nasional yang
selanjutnya disebut UN adalah evaluasi pendidikan yang diselenggarakan secara
berkala, menyeluruh, transparan, dan sistematik oleh pemerintah dalam rangka
menilai pencapaian standar nasional pendidikan. Berdasarkan proses evaluasi
akan diperoleh data yang nantinya akan menjadi acuan untuk kebijakan-
kebijakan berikutnya dalam program pendidikan.
Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan suatu bentuk
evaluasi terhadap pencapaian kompetensi peserta didik yang diselenggarakan
secara nasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia, dengan tujuan sebagai
pertimbangan dalam program pemerintah (Permendikbud, 2016). Ujian Nasional
tidak jauh berbeda dengan ujian-ujian yang dihadapi oleh peserta didik di
sekolah seperti ulangan harian, ujian tengah semester ataupun ulangan akhir
semester. Ujian Nasional merupakan penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh
pemerintah untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional mata
pelajaran tertentu.
Peraturan menteri nomor 23 pasal 11 menyatakan bahwa Ujian Nasional
diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bekerjasama
dengan instansi terkait untuk mengukur pencapaian kompetensi lulusan. Standar
kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Permendikbud nomor
21 tahun 2016 menyatakan bahwa untuk mencapai kompetensi lulusan tersebut
perlu ditetapkan standar isi yang merupakan kriteria mengenai ruang lingkup
materi dan tingkat kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Kriteria mengenai ruang lingkup
tersebut diuraikan secara spesifik pada setiap mata pelajaran masing-masing
24

berdasarkan tingkat kompetensi dan kompetensi inti yang ditetapkan oleh pusat
kurikulum dan perbukuan.
F. Bentuk Soal Pilihan Ganda
Tes pilihan ganda adalah seperangkat tes yang setiap butirnya
menyediakan pilihan jawaban dan salah satu opsinya merupakan jawaban yang
benar, sedangkan opsi lainnya berfungsi sebagai distraktor atau pengecoh. Butir
tes pilihan ganda memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan yang berkaitan
dengan penyusunan butir tes, tingkat reliabilitas, cakupan materi yang bisa
diukur, peluang untuk menebak dan menjawab benar, dan jumlah peserta didik
yang bisa diuji dalam waktu bersamaan. Untuk mengatasi kelemahan tersebut,
penyusun butir tes diharapkan mengikuti beberapa petunjuk untuk penulisan butir
tes yang baik. Pemeriksaan dan cara pemberian skor pada tes objektif pilihan
ganda dapat dilakukan oleh pendidik dan siapa saja, asalkan diberikan kunci
jawaban yang benar oleh pembuat tes yang profesional. Tes pilihan ganda adalah
bentuk tes yang terdiri atas pertanyaan yang tidak lengkap. Kemungkinan
jawaban atas pertanyaan atau pernyataan itu disebut pilihan, jumlah pilihan
berkisar antara tiga sampai lima dan hanya ada satu jawaban diantaranya yang
benar atau jawaban kunci, selebihnya adalah pengecoh atau distraktor (Yamin,
2004).
Bentuk-bentuk soal yang digunakan didalam Ebtanas maupun
UMPTN/SBMPTN ada lima variasi yaitu (Arikunto, 2003):
1. Pilihan ganda biasa.
2. Hubungan antarhal (pernyataan-SEBAB-pernyataan).
3. Kasus (dapat muncul dalam berbagai bentuk).
4. Diagram, gambar, tabel, dan sebagainya.
5. Asosiasi.
25

Pilihan ganda biasa adalah bentuk tes yang mengungkap penalaran dalam
kategori terendah. Tes ini hanya mengungkap tentang fakta, definisi, pengertian
dan sejenisnya. Jadi, peserta didik hanya dituntut untuk mengingat kembali yang
telah dipelajari.
Contoh:
Sebuah benda berpindah dari koordinat awal di titik O (0,0) menuju titik P (0,2)
dalam waktu 1 sekon lalu ke titik Q (8,6) dalam waktu 4 sekon. Satuan koordinat
adalah meter (m), maka kecepatan rata-rata benda dari O ke Q adalah . . . .
(UN 2017)
A. 0,5 m.s-1
B. 2,0 m.s-1
C. 3,0 m.s-1
D. 4,0 m.s-1
E. 10,0 m.s-1

Pilihan ganda hubungan antarhal atau sebab akibat terdiri dari dua
pernyataan. Kedua pernyataan tersebut dihubungkan oleh kata “SEBAB”. Pada
bentuk soal pilihan ganda antarhal atau sebab akibat ini, peserta didik dituntut
untuk mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antara pernyataan pertama (yang
merupakan akibat) dan pernyataan kedua (yang merupakan sebab). Kedua
pernyataan itu dapat benar, atau dapat juga pernyataan yang satu benar, yang lain
salah. Apabila kedua pernyataan itu benar, yang perlu diperhatikan adalah apakah
kedua pernyataan itu mempunyai hubungan sebab akibat. Pada tes bentuk pilihan
ganda kasus, peserta tes dihadapkan pada suatu kasus. Kasus ini disajikan dalam
bentuk cerita, peristiwa, dan sejenisnya. Kepada peserta tes diajukan beberapa
pertanyaan. Setiap pertanyaan dibuat dalam bentuk melengkapi pilihan.
26

Bentuk soal tes pilihan ganda diagram, gambar, tabel, dan sebagainya
mirip dengan pilihan ganda kasus, baik struktur maupun pola pertanyaannya.
Perbedaannya yaitu dalam tes bentuk ini tidak disajikan kasus dalam bentuk
cerita atau peristiwa, tetapi kasus tersebut berupa diagram, gambar, tabel maupun
grafik.
Contoh:
Sebuah benda yang bergerak lurus ditunjukkan oleh grafik V-t berikut:

Percepatan terbesar yang dialami benda terjadi pada selang waktu . . . .


(UN 2017)
A. 0 - 2
B. 2 - 3
C. 3 - 5
D. 5 - 7
E. 7 – 12

Bentuk pilihan ganda asosiatif hampir sama dengan pilihan ganda biasa,
hanya saja cara menjawabnya lebih kompleks. Dalam pilihan ganda biasa hanya
ada satu jawaban yang paling benar atau tepat, tetapi pada pilihan ganda asosiatif
jawaban yang benar dapat lebih dari satu, mungkin 2, 3, atau 4. Jadi dalam
pilihan ganda asosiatif diperbolehkan menuliskan keempat alternatif pilihan
sebagai jawaban yang benar.
27

Contoh:
Besarnya kalor yang mengalir per detik melalui suatu bahan logam:
(1) Berbanding terbalik dengan perbedaan suhu antara kedua ujungnya
(2) Berbanding terbalik dengan luas penampang benda
(3) Bergantung pada jenis bahan logam
(4) Berbanding terbalik dengan panjang logam
Pernyataan yang benar untuk meningkatkan laju perpindahan kalor secara
konduksi adalah . . . . (UN 2018)
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (4)
28

F. Penelitian yang Relevan


Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan penulis
laksanakan antara lain:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Sidin Ali dan Herman tahun 2014
yang berjudul “Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Fisika Menyelesaikan
Soal Ujian Nasional Fisika Tingkat SMA/MA” ditemukan bahwa hasil uji
hipotesis dengan menggunakan rumus Kruskal-Wallis terhadap 3 (tiga)
kelompok menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
ketiga kelompok (Mahasiswa yang berasal dari kota Makassar, berasal dari
Ibukota Kabupaten, dan yang berasal dari luar Ibukota Kabupaten) dalam hal
menyelesaikan soal UN mata pelajaran fisika tingkat SMA/MA.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Gazali Lembah, dan kawan-kawan tahun 2011
yang berjudul “Analisis Kebijakan Hasil Ujian Nasional SMA/MA untuk
Memetakan Tingkat Kompetensi Siswa dan Mutu Penyelenggaraan
Pendidikan di Provinsi Sulawesi Tengah” ditemukan bahwa terdapat SK/KD
pada masing-masing mata pelajaran yang menunjukkan pencapaian yang
sangat rendah, yaitu di bawah 20% atau bahkan di bawah 10%.
29

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Jenis
penelitian ini digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta didik kelas XII
dalam menyelesaikan soal-soal Ujian Nasional terpilih pada mata pelajaran fisika
ditinjau dari ruang lingkup materi evaluasi Ujian Nasional, dan untuk mengetahui
kemampuan peserta didik kelas XII dalam menyelesaikan soal-soal Ujian
Nasional terpilih pada mata pelajaran fisika ditinjau dari bentuk soal pilihan
ganda. Hasil penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan data hasil tes soal
Ujian Nasional terpilih dari tahun 2016-2018.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan dari tanggal 14 Februari sampai dengan 27
Februari 2019. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri di Kecamatan
Sampolawa, yaitu SMA Negeri 1 Sampolawa, SMA Negeri 2 Sampolawa, SMA
Negeri 3 Sampolawa, SMA Negeri 4 Sampolawa, dan SMA Negeri 5
Sampolawa.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas XII IPA
yang terdaftar pada tahun ajaran 2018/2019 pada SMA Negeri di Kecamatan
Sampolawa. Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti oleh
peneliti. Apabila populasinya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua
sehingga populasinya merupakan sampel. Tetapi jika jumlah populasi besar,
sampelnya dapat diambil 10-15 % atau 20-25 % atau lebih (Arikunto, 2006).
Berdasarkan teori tersebut, maka sampel dalam penelitian ini adalah 75 % dari
populasi dengan jumlah sampel 133 orang. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling atau sampling acak yaitu
dengan cara mendaftar seluruh populasi penelitian, kemudian diambil 50%
nomor-nomor ganjil dan 25% nomor-nomor genap yang selang-seling satu orang.

29
30

Untuk lebih jelasnya, rincian populasi dan sampel pada penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1. Rincian Jumlah Populasi dan Sampel
Jumlah Jumlah Peserta Didik
No. Nama Sekolah
Kelas Populasi Sampel

1. SMA Negeri 1 Sampolawa 3 67 50

2. SMA Negeri 2 Sampolawa 1 14 11

3. SMA Negeri 3 Sampolawa 2 47 35

4. SMA Negeri 4 Sampolawa 1 20 15

5. SMA Negeri 5 Sampolawa 1 29 22

Total 177 133

D. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Mengkaji KI, KD dan kisi-kisi Ujian Nasional tahun pelajaran 2018/2019.
2. Mengumpulkan soal-soal Ujian Nasional tahun pelajaran 2015/2016,
2016/2017, dan 2017/2018.
3. Melakukan observasi awal pada SMA Negeri di Kecamatan Sampolawa.
4. Menyusun proposal penelitian dan menyusun instrumen penelitian
berdasarkan kisi-kisi Ujian Nasional tahun pelajaran 2018/2019 dengan
bimbingan dosen pembimbing.
5. Berdiskusi dengan pihak sekolah terkait dengan jadwal pelaksanaan
penelitian dan teknik pelaksanaan penelitian.
6. Melaksanakan penelitian dengan memberikan tes soal-soal Ujian Nasional
terpilih berupa pilihan ganda sesuai dengan subjek penelitian.
7. Memeriksa hasil jawaban tes soal-soal Ujian Nasional terpilih berupa
pilihan ganda.
31

8. Menganalisis hasil tes soal-soal Ujian Nasional terpilih ditinjau dari


bentuk ruang lingkup mata pelajaran dan bentuk-bentuk soal pilihan ganda
9. Menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil
pengolahan data.
10. Menyusun seminar hasil penelitian.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Peneliti sebagai instrumen
Peneliti bertindak sebagai pengumpul data yang memberikan tes soal-
soal Ujian Nasional terpilih terhadap subjek penelitian. Instrumen penelitian
dikembangkan oleh peneliti kemudian dikonsultasikan dengan dosen
pembimbing.
2. Soal Ujian Nasional
Soal Ujian Nasional merupakan tes yang diberikan kepada peserta
didik untuk menganalisis kemampuan peserta didik kelas XII dalam
menyelesaikan soal Ujian Nasional mata pelajaran fisika ditinjau dari ruang
lingkup materi dan bentuk soal Ujian Nasional.

F. Teknik Pengumpulan Data


Data dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan dengan
menggunakan soal tes Ujian Nasional mata pelajaran fisika tiga tahun terakhir.
Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang berbentuk
pilihan ganda. Tes yang diberikan berupa soal Ujian Nasional Fisika sejumlah 40
butir soal yang telah dipilih dari tahun pelajaran 2015/2016 sampai 2017/2018,
dengan waktu yang digunakan dalam menyelesaikan soal adalah 2 x 45 menit.
Pemberian tes bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik kelas XII
dalam menyelesaikan soal Ujian Nasional terpilih mata pelajaran fisika ditinjau
dari ruang lingkup materi evaluasi Ujian Nasional dan bentuk soal Ujian
Nasional .
32

G. Teknik Analisis Data


Pengolahan data akan dilakukan dengan analisis deskriptif. Langkah-
langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis ini sebagai berikut:
1. Membuat tabulasi data dalam bentuk skor. Siswa yang menjawab benar diberi
skor 1 dan menjawab salah diberi skor 0.
2. Menentukan nilai hasil belajar siswa, rentang nilai yang digunakan untuk tes
objektif dalam penelitian ini adalah 0 – 100 dengan rumus:
S Pi
X i= ×100
Sm
Dimana:
Xi = Nilai yang diperoleh siswa ke-i
S Pi = Skor yang diperoleh siswa ke-i
Sm = Skor maksimum yang mungkin dicapai (skor ideal)
(Usman dan Setiawati, 2001).
3. Menghitung jumlah kelas interval nilai dengan menggunakan rumus:
K = 1 + 3,3 log n
Dimana:
K = Jumlah kelas interval
n = Jumlah data observasi
log = Logaritma
(Hikmawati, 2018).
4. Memasukan dalam rumus rata-rata:
33

X=
∑ f i xi
∑ fi
Keterangan:
X = Rata-rata
x i = Nilai Tengah

fi = Frekuensi
5. Menghitung standar deviasi untuk mengetahui nilai sebaran data pada sebuah
sampel data dan seberapa dekat setiap titik data individe dengan garis nilai
rata-rata data, dengan menggunkan rumus:
❑ −¿¿
S=
√ n
Keterangan :
S = Standar Deviasi
fi = Frekuensi
x i = Nilai Tengah
n = Jumlah sampel
(Arikunto, 2018).
6. Hasil analisis dikelompokan menurut persentase jawaban responden dan
menjadi tolak ukur dalam mengambil kesimpulan.Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2. Kriteria Kategori Nilai Berdasarkan BSNP
Kriteria Interval
Sangat Baik 85 < Nilai ≤ 100
Baik 70 < Nilai ≤ 85
Cukup 55 < Nilai ≤ 70
Kurang 0 ≤ Nilai ≤ 55

(BSNP 2017)

Setiap proseses belajar mengajar selalu memunculkan hasil belajar.


Keberhasilan proses belajar mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau
taraf. Tingkatan keberhasilan tersebut sebagai berikut.
34

Tabel 3.3. Tingkatan Keberhasilan Proses Belajar


Kriteria Interval
Istimewa/maksimal 100%
Baik sekali/optimal 76% - 99%
Baik/minimal 60% - 75%
Kurang < 60%

(Hamiyah dan Jauhar, 2014).


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Kemampuan Peserta Didik SMA Negeri di Kecamatan Sampolawa
Menyelesaikan Soal Ujian Nasional Mata Pelajaran Fisika

Gambaran kemampuan peserta didik SMA Negeri di Kecamatan


Sampolawa menyelesaikan soal Ujian Nasional mata pelajaran fisika secara
umum adalah sebagai berikut.
a. Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Nasional Peserta Didik
Tabel 4.1a Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Nasional Peserta Didik SMA
Negeri di Kecamatan Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika
Secara Umum
Frekuensi Nilai Tengah
No. Interval Nilai fixi
(fi) (xi)
1. 15 – 21 21 18 378
2. 22 – 28 36 25 900
3. 29 – 35 31 32 992
4. 36 – 42 15 39 585
5. 43 - 49 10 46 460
6. 50 – 56 6 53 318
7. 57 – 63 11 60 660
8. 64 – 70 3 67 201
Jumlah 133 340 4494
Rata – rata 33,7
Standar Deviasi 13,2
Nilai Maksimum 70
Nilai Minimum 15
35

Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal Ujian


Nasional mata pelajaran fisika secara umum berdasarkan Tabel 4.1a,
diketahui bahwa peserta didik yang mengikuti ujian ada 133 orang, interval
34
nilai yang paling banyak diperoleh peserta didik adalah sekitar 22 sampai
28 dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.1a
berikut.

Distribusi Persentase Frekuensi Nilai Ujian Nasional Peserta Didik SMA


Negeri di Kecamatan Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika Secara
Umum
30
25
Frekuensi (%)

20
15
10
5
0
15 - 21 22 - 28 29 - 35 36 - 42 43 - 49 50 - 56 57 - 63 64 - 70
Interval Nilai

Gambar 4.1a Diagram Distribusi Persentase Frekuensi Nilai Ujian


Nasional Peserta Didik SMA Negeri di Kecamatan
Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika Secara Umum
36

b. Kategori Nilai Ujian Nasional Peserta Didik Berdasarkan BSNP

Kategori nilai Ujian Nasional peserta didik SMA Negeri di


Kecamatan Sampolawa pada mata pelajaran fisika berdasarkan BSNP
dapat dilihat pada Tabel 4.1b berikut.
Tabel 4.1b Kategori Nilai Ujian Nasional Peserta Didik SMA Negeri di
Kecamatan Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika
Berdasarkan BSNP
No
Inteval Nilai Kriteria Frekuensi Persentase (%)
.
1. 0 – 55 Kurang 119 89
2. 56 – 70 Cukup 14 11
3. 71 – 85 Baik 0 0
4. 86 – 100 Sangat Baik 0 0
Jumlah 133 100

Kategori nilai Ujian Nasional peserta didik SMA Negeri di


Kecamatan Sampolawa pada mata pelajaran fisika berdasarkan BSNP yang
diberikan dalam Tabel 4.1b, menunjukkan bahwa dari total 133 peserta
didik yang mencapai kriteria sangat baik 0%, sedangkan yang berada pada
kriteria kurang sebesar 89%, dapat dilihat pada Gambar 4.1b berikut.
37

Persentase Kategori Nilai Ujian Nasional Peserta Didik SMA Negeri di


Kecamatan Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika Secara Umum
Berdasarkan BSNP
11%

KURANG
CUKUP
BAIK
SANGAT BAIK
89%

Gambar 4.1b Diagram Persentase Kategori Nilai Ujian Nasional Peserta


Didik SMA Negeri di Kecamatan Sampolawa pada Mata
Pelajaran Fisika Secara Umum Berdasarkan BSNP
c. Perbandingan Rata-Rata Nilai Ujian Nasional Peserta Didik untuk Tiap SMA
Negeri di Kecamatan Sampolawa

Perbandingan rata-rata nilai Ujian Nasional peserta didik untuk tiap


SMA Negeri di Kecamatan Sampolawa pada mata pelajaran fisika secara
umum dapat dilihat pada Gambar 4.1c berikut.
38

Perbandingan Rata-Rata Nilai Ujian Nasional Peserta Didik untuk Tiap


SMA Negeri di Kecamatan Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika Secara
Umum
47.4
Rata-Rata Nilai Standar Deviasi
37.5
34.9

25.6 24.6

14 15

6.3 7.8
5.6

SMA N 1 SMA N 2 SMA N 3 SMA N 4 SMA N 5


Sampolawa Sampolawa Sampolawa Sampolawa Sampolawa
Gambar 4.1c Diagram Perbandingan Rata-Rata Nilai Ujian Nasional
Peserta Didik untuk Tiap SMA Negeri di Kecamatan
Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika Secara Umum

2. Gambaran Kemampuan Peserta Didik SMA Negeri di Kecamatan Sampolawa


Menyelesaikan Soal Ujian Nasional Mata Pelajaran Fisika Ditinjau dari
Ruang Lingkup Materi

Gambaran kemampuan peserta didik SMA Negeri di Kecamatan


Sampolawa menyelesaikan soal Ujian Nasional mata pelajaran fisika ditinjau
dari ruang lingkup materi adalah sebagai berikut.
a. Ruang Lingkup Materi Mekanika
39

Gambaran kemampuan peserta didik SMA Negeri di Kecamatan


Sampolawa menyelesaikan soal Ujian Nasional mata pelajaran fisika
ditinjau dari ruang lingkup materi mekanika dapat dilihat pada Tabel 4.2a
berikut.
Tabel 4.2a Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Nasional Peserta Didik SMA
Negeri di Kecamatan Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika
Ditinjau dari Ruang Lingkup Materi Mekanika
Frekuensi Nilai Tengah
No. Interval Nilai fixi
(fi) (xi)
1. 15 – 23 8 19 152
2. 24 – 32 44 28 1232
3. 33 – 41 36 37 1332
4. 42 – 50 25 46 1150
5. 51 - 59 5 55 275
6. 60 – 68 8 64 512
7. 69 – 77 5 73 365
8. 78 – 86 2 82 164
Jumlah 133 404 5182
Rata – Rata 39
Standar Deviasi 13,9
Nilai Maksimum 80
Nilai Minimum 15

Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal Ujian


Nasional mata pelajaran fisika ditinjau dari ruang lingkup materi mekanika
berdasarkan Tabel 4.2a, diketahui bahwa interval nilai yang paling banyak
diperoleh peserta didik adalah sekitar 24 sampai 32 dan seterusnya. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.2a berikut.
40

Distribusi Persentase Frekuensi Nilai Ujian Nasional Peserta Didik SMA


Negeri di Kecamatan Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika Ditinjau dari
Ruang Lingkup Materi Mekanika
35
30
25
Frekuensi (%)

20
15
10
5
0
15 - 23 24 - 32 33 - 41 42 - 50 51 - 59 60 - 68 69 - 77 78 - 86
Interval Nilai

Gambar 4.2a Diagram Distribusi Persentase Frekuensi Nilai Ujian


Nasional Peserta Didik SMA Negeri di Kecamatan
Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika Ditinjau dari
Ruang Lingkup Materi Mekanika

b. Ruang Lingkup Materi Termodinamika


Gambaran kemampuan peserta didik SMA Negeri di Kecamatan
Sampolawa menyelesaikan soal Ujian Nasional mata pelajaran fisika
ditinjau dari ruang lingkup materi termodinamika dapat dilihat pada Tabel
4.2b berikut.
41

Tabel 4.2b Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Nasional Peserta Didik SMA
Negeri di Kecamatan Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika
Ditinjau dari Ruang Lingkup Materi Termodinamika
Frekuensi Nilai Tengah
No. Interval Nilai Fixi
(fi) (xi)
1. 0–8 27 4 108
2. 9 – 17 0 13 0
3. 18 − 26 54 22 1188
4. 27 − 35 0 31 0
5. 36 − 44 23 40 920
6. 45 − 53 0 49 0
7. 54 − 62 24 58 1392
8. 63 − 71 0 67 0
9. 72 − 80 5 76 380
Jumlah 133 360 3988
Rata – rata 30
Standar Deviasi 20
Nilai Maksimum 80
Nilai Minimum 0

Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal Ujian


Nasional mata pelajaran fisika ditinjau dari ruang lingkup materi
termodinamika berdasarkan Tabel 4.2b, diketahui bahwa interval nilai yang
paling banyak diperoleh peserta didik adalah sekitar 18 sampai 26 dan
seterusnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.2b berikut.
42

Distribusi Persentase Frekuensi Nilai Ujian Nasional Peserta Didik SMA


Negeri di Kecamatan Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika Ditinjau dari
Ruang Lingkup Materi Termodinamika

50
40
Frekuensi (%)

30
20
10
0
0 − 8 9 − 17 18 − 27 − 36 − 45 − 54 − 63 − 72 −
26 35 44 53 62 71 80
Interval Nilai

Gambar 4.2b Diagram Distribusi Persentase Frekuensi Nilai Ujian


Nasional Peserta Didik SMA Negeri di Kecamatan
Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika Ditinjau dari
Ruang Lingkup Materi Termodinamika

c. Ruang Lingkup Materi Gelombang dan Optik


Gambaran kemampuan peserta didik SMA Negeri di Kecamatan
Sampolawa menyelesaikan soal Ujian Nasional mata pelajaran fisika
ditinjau dari ruang lingkup materi gelombang dan optik dapat dilihat pada
Tabel 4.2c berikut.
43

Tabel 4.2c Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Nasional Peserta Didik SMA
Negeri di Kecamatan Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika
Ditinjau dari Ruang Lingkup Materi Gelombang dan Optik
Frekuensi Nilai Tengah
No. Kelas Interval Nilai fixi
(fi) (xi)
1. 0 – 10 19 5 95
2. 11 – 21 32 16 512
3. 22 – 32 40 27 1080
4. 33 – 43 20 38 760
5. 44 – 54 0 49 0
6. 55 – 65 13 60 780
7. 66 – 76 7 71 497
8. 77 – 87 2 82 164
Jumlah 133 348 3888
Rata – rata 29,2
Standar Deviasi 19,1
Nilai Maksimum 85,7
Nilai Minimum 0

Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal Ujian


Nasional mata pelajaran fisika ditinjau dari ruang lingkup materi
gelombang dan optik berdasarkan Tabel 4.2c, diketahui bahwa interval
nilai yang paling banyak diperoleh peserta didik adalah sekitar 22 sampai
32 dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.2c
berikut.
44

Distribusi Persentase Frekuensi Nilai Ujian Nasional Peserta Didik SMA


Negeri di Kecamatan Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika Ditinjau dari
Ruang Lingkup Materi Gelombang dan Optik
35
30
25
Frekuensi (%)

20
15
10
5
0
0 − 10 11 − 21 22 − 32 33 − 43 44 − 54 55 − 65 66 − 76 77 − 87
Interval Nilai

Gambar 4.2c Diagram Distribusi Persentase Frekuensi Nilai Ujian


Nasional Peserta Didik SMA Negeri di Kecamatan
Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika Ditinjau dari
Ruang Lingkup Materi Gelombang dan Optik

d. Ruang Lingkup Materi Listrik, Magnet, dan Fisika Modern


Gambaran kemampuan peserta didik SMA Negeri di Kecamatan
Sampolawa menyelesaikan soal Ujian Nasional mata pelajaran fisika
ditinjau dari ruang lingkup materi listrik, magnet, dan fisika modern dapat
dilihat pada Tabel 4.2d berikut.
45

Tabel 4.2d Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Nasional Peserta Didik SMA
Negeri di Kecamatan Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika
Ditinjau dari Ruang Lingkup Materi Listrik, Magnet, dan
Fisika Modern
Frekuensi Nilai Tengah
No. Interval Nilai fixi
(fi) (xi)
1. 0–7 12 3,5 42
2. 8 – 15 31 11,5 356,5
3. 16 – 23 0 19,5 0
4. 24 – 31 36 27,5 990
5. 32 – 39 24 35,5 852
6. 40 – 47 0 43,5 0
7. 48 – 55 26 51,5 1339
8. 56 – 63 4 59,5 238
Jumlah 133 252 3817,5
Rata – Rata 28,7
Standar Deviasi 16,3
Nilai Maksimum 62,5
Nilai Minimum 0

Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal Ujian


Nasional mata pelajaran fisika ditinjau dari ruang lingkup materi listrik,
magnet, dan fisika modern berdasarkan Tabel 4.2d, diketahui bahwa
interval nilai yang paling banyak diperoleh peserta didik adalah sekitar 24
sampai 31 dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar
4.2d berikut.
46

Distribusi Persentase Frekuensi Nilai Ujian Nasional Peserta Didik SMA


Negeri di Kecamatan Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika Ditinjau dari
Ruang Lingkup Materi Listrik, Magnet, dan Fisika Modern
30
25
Frekuensi (%)

20
15
10
5
0
0 −7 8 − 15 16 − 23 24 − 31 32 − 39 40 − 47 48 − 55 56 − 63
Interval Nilai

Gambar 4.2d Diagram Distribusi Persentase Frekuensi Nilai Ujian


Nasional Peserta Didik SMA Negeri di Kecamatan
Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika Ditinjau dari
Ruang Lingkup Materi Listrik, Magnet, dan
Fisika Modern

e. Perbandingan Rata-Rata Nilai Ujian Nasional Peserta Didik SMA Negeri


di Kecamatan Sampolawa untuk Tiap Ruang Lingkup Materi

Perbandingan rata-rata nilai Ujian Nasional peserta didik SMA


Negeri di Kecamatan Sampolawa pada mata pelajaran fisika untuk tiap
ruang lingkup materi dapat dilihat pada Gambar 4.2e berikut.
47

Perbandingan Rata-Rata Nilai Ujian Nasional Peserta Didik SMA Negeri


di Kecamatan Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika untuk Tiap Ruang
Lingkup Materi
Rata-Rata Nilai Standar Deviasi
39

30 29.2 28.7

20 19.1
16.3
13.9

Mekanika Termodinamika Gelombang dan Listrik, Magnet,


Optik dan Fisika Modern

Gambar 4.2e Diagram Perbandingan Rata-Rata Nilai Ujian Nasional


Peserta Didik SMA Negeri di Kecamatan Sampolawa
pada Mata Pelajaran Fisika untuk Tiap Ruang Lingkup
Materi

3. Gambaran Kemampuan Peserta Didik SMA Negeri di Kecamatan Sampolawa


Menyelesaikan Soal Ujian Nasional Mata Pelajaran Fisika Ditinjau dari
Bentuk Soal Pilihan Ganda

Gambaran kemampuan peserta didik SMA Negeri di Kecamatan


Sampolawa menyelesaikan soal Ujian Nasional mata pelajaran fisika ditinjau
dari bentuk soal pilihan ganda adalah sebagai berikut.
48

a. Bentuk Soal Pilihan Ganda Gambar/Grafik/Tabel


Gambaran kemampuan peserta didik SMA Negeri di Kecamatan
Sampolawa menyelesaikan soal Ujian Nasional mata pelajaran fisika
ditinjau dari bentuk soal pilihan ganda gambar/garafik/tabel dapat dilihat
pada Tabel 4.3a berikut.
Tabel 4.3a Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Nasional Peserta Didik SMA
Negeri di Kecamatan Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika
Ditinjau dari Bentuk Soal Pilihan Ganda Gambar/Grafik/Tabel
Frekuensi Nilai Tengah
No. Interval Nilai fixi
(fi) (xi)
1. 11 – 19 14 15 210
2. 20 – 28 29 24 696
3. 29 – 37 33 33 1089
4. 38 – 46 28 42 1176
5. 47 – 55 13 51 663
6. 56 – 64 9 60 540
7. 65 – 73 6 69 414
8. 74 – 82 1 78 78
Jumlah 133 372 4866
Rata – Rata 36,6
Standar Deviasi 14,5
Nilai Maksimum 80,8
Nilai Minimum 11,5

Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal Ujian


Nasional mata pelajaran fisika ditinjau dari bentuk soal pilihan ganda
gambar/grafik/tabel berdasarkan Tabel 4.3a, diketahui bahwa interval nilai
yang paling banyak diperoleh peserta didik adalah sekitar 29 sampai 37 dan
seterusnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.3a berikut.
49

Distribusi Persentase Frekuensi Nilai Ujian Nasional Peserta Didik SMA


Negeri di Kecamatan Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika Ditinjau dari
Bentuk Soal Pilihan Ganda Gambar/Grafik/Tabel
25

20
Frekuensi (%)

15

10

0
11 − 19 20 − 28 29 − 37 38 − 46 47 − 55 56 − 64 65 − 73 74 − 82
Interval Nilai

Gambar 4.3a Diagram Distribusi Persentase Frekuensi Nilai Ujian


Nasional Peserta Didik SMA Negeri di Kecamatan
Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika Ditinjau dari
Bentuk Soal Pilihan Ganda Gambar/Grafik/Tabel

b. Bentuk Soal Pilihan Ganda Biasa


Gambaran kemampuan peserta didik SMA Negeri di Kecamatan
Sampolawa menyelesaikan soal Ujian Nasional mata pelajaran fisika
ditinjau dari bentuk soal pilihan ganda biasa dapat dilihat pada Tabel 4.3b
berikut.
50

Tabel 4.3b Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Nasional Peserta Didik SMA
Negeri di Kecamatan Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika
Ditinjau dari Bentuk Soal Pilihan Ganda Biasa
Frekuensi Nilai Tengah
No. Interval Nilai fixi
(fi) (xi)
1. 0–9 11 4,5 49,5
2. 10 – 19 34 14,5 493
3. 20 – 29 23 24,5 563,5
4. 30− 39 33 34,5 1138,5
5. 40 – 49 16 44,5 712
6. 50 – 59 5 54,5 272,5
7. 60 – 69 10 64,5 645
8. 70 – 79 1 74,5 74,5
Jumlah 133 316 3948,5
Rata – Rata 29,7
Standar Deviasi 16,7
Nilai Maksimum 77,8
Nilai Minimum 0

Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal Ujian


Nasional mata pelajaran fisika ditinjau dari bentuk soal pilihan ganda biasa
berdasarkan Tabel 4.3b, diketahui bahwa interval nilai yang paling banyak
diperoleh peserta didik adalah sekitar 10 sampai 19 dan seterusnya. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.3b berikut.
51

Distribusi Persentase Frekuensi Nilai Ujian Nasional Peserta Didik SMA


Negeri di Kecamatan Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika Ditinjau dari
Bentuk Soal Pilihan Ganda Biasa
30
25
Frekuensi (%)

20
15
10
5
0
0 − 9 10 − 19 20 − 29 30− 39 40 − 49 50 − 59 60 − 69 70 − 79
Interval Nilai

Gambar 4.3 Diagram Distribusi Persentase Frekuensi Nilai Ujian Nasional


Peserta Didik SMA Negeri di Kecamatan Sampolawa
pada Mata Pelajaran Fisika Ditinjau dari Bentuk Soal
Pilihan Ganda Biasa

c. Pilihan Ganda Asosiasi


Gambaran kemampuan peserta didik SMA Negeri di Kecamatan
Sampolawa menyelesaikan soal Ujian Nasional mata pelajaran fisika
ditinjau dari bentuk soal pilihan ganda asosiasi dapat dilihat pada
Tabel 4.3c berikut.
52

Tabel 4.3c Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Nasional Peserta Didik SMA
Negeri di Kecamatan Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika
Ditinjau dari Bentuk Soal Pilihan Ganda Asosiasi
Frekuensi Nilai Tengah
No. Interval Nilai fixi
(fi) (xi)
1. 0–8 41 4 164
2. 9 – 17 0 13 0
3. 18 – 26 38 22 836
4. 27 – 35 0 31 0
5. 36 – 44 38 40 1520
6. 45 – 53 0 49 0
7. 54 – 62 14 58 812
8. 63 – 71 0 67 0
Jumlah 133 360 3484
Rata – Rata 26,2
Standar Deviasi 18,8
Nilai Maksimum 80
Nilai Minimum 0

Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal Ujian


Nasional mata pelajaran fisika ditinjau dari bentuk soal pilihan ganda
asosiasi berdasarkan Tabel 4.3c, diketahui bahwa interval nilai yang paling
banyak diperoleh peserta didik adalah sekitar 0 sampai 8 dan seterusnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.3c berikut.
53

Distribusi Persentase Frekuensi Nilai Ujian Nasional Peserta Didik SMA


Negeri di Kecamatan Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika Ditinjau dari
Bentuk Soal Pilihan Ganda Asosiasi
35
30
25
Frekuensi (%)

20
15
10
5
0
0 − 8 9 − 17 18 − 27 − 36 − 45 − 54 − 63 − 72 −
26 35 44 53 62 71 80
Interval Nilai

Gambar 4.3c Diagram Distribusi Persentase Frekuensi Nilai Ujian


Nasional Peserta Didik SMA Negeri di Kecamatan
Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika Ditinjau dari
Bentuk Soal Pilihan Ganda Asosiasi

d. Perbandingan Rata-Rata Nilai Ujian Nasional Peserta Didik SMA Negeri


di Kecamatan Sampolawa untuk Tiap Bentuk Soal Pilihan Ganda

Perbandingan rata-rata nilai Ujian Nasional peserta didik SMA


Negeri di Kecamatan Sampolawa pada mata pelajaran fisika untuk tiap
bentuk soal pilihan ganda dapat dilihat pada Gambar 4.3d berikut.
54

Perbandingan Rata-Rata Nilai Ujian Nasional Peserta Didik SMA Negeri


di Kecamatan Sampolawa pada Mata Pelajaran Fisika untuk Tiap Bentuk
Soal Pilihan Ganda
Rata-Rata Nilai Standar Deviasi

36.6

29.7
26.2

18.8
16.7
14.5

Gambar/Grafik/Tabel Biasa Asosiasi

Gambar 4.3d Diagram Perbandingan Rata-Rata Nilai Ujian Nasional


Peserta Didik SMA Negeri di Kecamatan Sampolawa
pada Mata Pelajaran Fisika untuk Tiap Bentuk Soal
Pilihan Ganda
55

B. Pembahasan
1. Gambaran Kemampuan Peserta Didik SMA Negeri di Kecamatan Sampolawa
Menyelesaikan Soal Ujian Nasional Mata Pelajaran Fisika

Gambaran kemampuan peserta didik SMA Negeri di Kecamatan


Sampolawa menyelesaikan soal Ujian Nasional mata pelajaran fisika secara umum
yang diberikan dalam Tabel 4.1a memberikan informasi bahwa nilai rata-rata
seluruh peserta didik adalah 33,7 dengan standar deviasi 13,2. Ini menunjukkan
bahwa, secara umum peserta didik dapat menyelesaikan dengan benar sebanyak
33,7% dari seluruh soal yang diberikan. Selain itu, hal ini juga dapat dimaknai
bahwa, tingkat kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal Ujian
Nasional pada mata pelajaran fisika adalah sebesar 33,7. Kemudian dapat dilihat
bahwa persentase nilai peserta didik dengan kriteria sangat baik tidak ada,
sedangkan persentase nilai peserta didik dengan kriteria kurang sebanyak 89%.
Hal ini, menunjukkan bahwa peserta didik masih banyak yang kurang menguasai
bahan pelajaran yang telah diajarkan.
Sebaran nilai peserta didik tiap SMA Negeri di Kecamatan Sampolawa
dalam menyelesaikan soal Ujian Nasional mata pelajaran fisika dapat diketahui
bahwa untuk SMA Negeri 1 Sampolawa nilai rata-rata yang diperoleh sebesar
37,5 dengan standar deviasi sebesar 14; untuk SMA Negeri 2 Sampolawa nilai
rata-rata yang diperoleh sebesar 25,6 dengan standar deviasi sebesar 6,3; untuk
SMA Negeri 3 Sampolawa nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 24,6 dengan
standar deviasi 5,6; untuk SMA Negeri 4 Sampolawa nilai rata-rata yang diperoleh
sebesar 47,4 dengan standar deviasi 15; dan untuk SMA Negeri 5 Sampolawa nilai
rata-rata yang diperoleh sebesar 34,9 dengan standar deviasi sebesar 7,5. Ini
menunjukkan bahwa dari 5 SMA Negeri di Kecamatan Sampolawa, nilai rata-rata
perolehan peserta didik dalam menyelesaikan soal setara Ujian Nasional yang
tertinggi adalah SMA Negeri 4 Sampolawa dan yang terendah adalah SMA Negeri
3 Sampolawa.
56

2. Gambaran Kemampuan Peserta Didik SMA Negeri di Kecamatan Sampolawa


Menyelesaikan Soal Ujian Nasional Mata Pelajaran Fisika Ditinjau dari
Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi untuk mata pelajaran fisika terbagi atas empat
ruang lingkup yaitu pertama ruang lingkup materi mekanika, kedua ruang lingkup
materi termodinamika, ketiga ruang lingkup materi gelombang dan optik, dan
keempat ruang lingkup materi listrik, magnet, dan fisika modern. Gambaran
kemampuan peserta didik SMA Negeri di Kecamatan Sampolawa menyelesaikan
soal Ujian Nasional mata pelajaran fisika ditinjau dari ruang lingkup materi,
diketahui bahwa untuk materi mekanika nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 39
dengan standar deviasi sebesar 13,9; untuk materi termodinamika nilai rata-rata
yang diperoleh sebesar 30 dengan standar deviasi sebesar 20; untuk materi
gelombang dan optik nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 29,2 dengan standar
deviasi 19,1; sedangkan untuk materi listrik, magnet, dan fisika modern nilai rata-
rata yang diperoleh sebesar 28,7 dengan standar deviasi sebesar 16,3.
Berdasarkan data hasil penelitian, Gambaran kemampuan peserta didik
SMA Negeri di Kecamatan Sampolawa menyelesaikan soal Ujian Nasional mata
pelajaran fisika ditinjau dari ruang lingkup materi, diketahui bahwa ruang lingkup
materi dengan nilai rata-rata tertinggi adalah ruang lingkup materi mekanika.
Sedangkan ruang lingkup materi dengan nilai rata-rata terendah adalah ruang
lingkup materi listrik, magnet, dan fisika modern. Hal ini menunjukkan bahwa
peserta didik masih kurang menguasai ruang lingkup materi listrik, magnet, dan
fisika modern dibandingkan dengan ruang lingkup materi mekanika.
57

3. Gambaran Kemampuan Peserta Didik SMA Negeri di Kecamatan Sampolawa


Menyelesaikan Soal Ujian Nasional Mata Pelajaran Fisika Ditinjau dari Bentuk
Soal Pilihan Ganda

Bentuk soal pilihan ganda Ujian Nasional mata pelajaran fisika terbagi
atas tiga bentuk soal pilihan ganda yaitu pilihan ganda gambar/grafik/tabel, pilihan
ganda baisa, dan pilihan ganda asosiasi. Gambaran kemampuan peserta didik
menyelesaikan soal Ujian Nasional tingkat SMA Negeri di Kecamatan Sampolawa
pada mata pelajaran fisika ditinjau dari bentuk soal pilihan ganda, diketahui bahwa
untuk pilihan ganda gambar/grafik/tabel nilai rata-rata yang diperoleh sebesar
36,6 dengan standar deviasi sebesar 14,5; untuk pilihan ganda biasa nilai rata-rata
yang diperoleh sebesar 29,7 dengan standar deviasi sebesar 16,7; sedangkan untuk
pilihan ganda asosiasi nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 26,2 dengan standar
deviasi sebesar 18,8.
Berdasarkan data hasil penelitian, gambaran kemampuan peserta didik
SMA Negeri di Kecamatan Sampolawa menyelesaikan soal Ujian Nasional mata
pelajaran fisika ditinjau dari bentuk soal pilihan ganda, diketahui bahwa bentuk
soal pilihan ganda dengan nilai rata-rata tertinggi adalah pilihan ganda
gambar/grafik/tabel. Sedangkan bentuk soal pilihan ganda dengan nilai rata-rata
terendah adalah pilihan ganda asosiasi. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik
masih kurang menguasai pilihan ganda asosiasi dibandingkan dengan pilihan
ganda gambar/grafik/tabel.
58

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut.
1. Kemampuan peserta didik SMA Negeri di Kecamatan Sampolawa
menyelesaikan soal Ujian Nasional mata pelajaran fisika secara umum berada
pada kategori kurang dimana rata-rata nilai yang diperoleh peserta didik
sebesar 33,7.
2. Kemampuan peserta didik SMA Negeri di Kecamatan Sampolawa
menyelesaikan soal Ujian Nasional mata pelajaran fisika ditinjau dari ruang
lingkup materi secara berurutan mulai dari yang tertinggi yaitu pertama ruang
lingkup materi mekanika dengan nilai rata-rata 39, kedua ruang lingkup
materi termodinamika dengan nilai rata-rata 30, ketiga ruang lingkup materi
gelombang dan optik dengan nilai rata-rata 29,2, dan keempat ruang lingkup
materi listrik, magnet, dan fisika modern dengan nilai rata-rata 28,7.
3. Kemampuan peserta didik SMA Negeri di Kecamatan Sampolawa
menyelesaikan soal Ujian Nasional mata pelajaran fisika ditinjau dari bentuk
soal pilihan ganda secara berurutan mulai dari yang tertinggi yaitu pertama
pilihan ganda gambar/grafik/tabel dengan nilai rata-rata 36,6, kedua pilihan
ganda biasa dengan nilai rata-rata 29,7, dan ketiga pilihan ganda asosiasi
dengan nilai rata-rata 26,2.

57
59

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka
bagi peneliti selanjutnya disarankan agar penelitian ini dikembangkan dengan
menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan peserta didik
menyelesaikan soal. Peneliti juga disarankan untuk menunjukkan hasil data yang
diperoleh peneliti pada guru mata pelajaran fisika pada sekolah yang dijadikan
tempat penelitian. Hal tersebut bertujuan agar guru mengetahui letak kekurangan
kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal sehingga guru dapat
menemukan solusi yang tepat untuk mengatasinya dalam melaksanakan proses
pembelajaran di sekolah, misalnya penggunaan model, metode, dan pendekatan
guna meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal
khususnya soal materi Listrik, Magnet, dan Fisika Modern serta bentuk soal
pilihan ganda Asosiasi.
60

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad Sidin dan Herman. 2014. Kemampuan Mahasiswa Pendidikan


Fisika Menyelesaikan Soal Ujian Nasional Fisika Tingkat SMA/MA.
Universitas Negeri Makassar. Makassar.
Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. PT Bumi.
Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi
Revisi VI. Rineka Cipta. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2018. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). PT
Bumi Karsa. Jakarta.
Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Hamiyah, Nur dan Muhamad Jauhar. 2014. Strategi Belajar Mengajar di Kelas.
Prestasi Pustaka Jakarta. Jakarta.
Hermawan, Ida Kintamani D. 2011. Evaluasi Program SMP Standar Nasional
Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, Vol. 17 No. 6.

Hikmawati, Fenti. 2018. Metodologi Pnelitian. Rajawali Pers. Jakarta.


Irwandi dan Syahida. 2015. Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Soal
Ujian Nasional Kimia. EDUSAINS. Volume VII Nomor 01 Tahun 2015, 78-
87.

Jihad dan Haris, 2008. Evaluasi Pembelajaran. Multi Pressindo. Yogyakarta.


Lembah, Gazali dkk. 2011. Analisis Kebijakan Hasil Ujian Nasional SMA/MA untuk
Memetakan Tingkat Kompetensi Siswa dan Mutu Penyelenggaraan
Pendidikan di Provinsi Sulawesi Tengah. Universitas Tadulako. Palu.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 114/U/2001
tentang Penilaian Hasil Belajar Secara Nasional bahwa penilaian hasil belajar
secara nasional, yang antara lain mencakup Ujian Nasional (pasal 3 ayat 1)
Maharani, dkk. 2018. Kemampuan Siswa SMA dalam Menyelesaikan Soal UN Fisika
Berdasarkan Tahapan Model Ideal pada Materi Listrik Statis. Program Studi
Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember. Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 7
No. 2, Juni 2018, hal 154-161.
61

Mahirah, B. 2017. Evaluasi Belajar Peserta Didik (Siswa). UIN Alauddin Makassar.
Makassar
Mashudi, Farid. 2013. Panduan Evaluasi dan Supervisi Bimbingan dan Konseling.
DIVA Press. Yogyakarta.
Nadwa. 2013. Ujian Nasiona, Dulu, Kini, dan yang Akan Datang: Tinjauan
Normatif. Jurnal Pendidikan Islam Vol. 7 No.1. Institut Agama Islam Negeri
Walisongo Semarang. Semarang
Nasution, Noehi, dkk. 1991. Materi Pokok Psikologi Pendidikan. Pusat Perbukuan
Departemen Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama dan Universitas
Terbuka. Jakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21. 2016.
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22. 2016.
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23.2016.
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 153 Tahun 2003.

PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP).


Putra, Bayu Eka. 2014. Profil Respon dan Pemahaman Konsep Siswa pada
Pembelajaran Fisika Berorientasi HLT. Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung.
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Sukirman, Dadang. 2009. Microteaching. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama Republik Indonesia. Jakarta
Sanjaya, W, 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Edisi Pertama Cetakan Ke-4. Kencana. Jakarta.

Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
62

Syahida, A., dan Irwandi, D. 2015. Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
pada Soal Ujian Nasional Kimia. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Jakarta

Tobing dan Admoko. 2017. Pengembangan Media Infografis pada Materi


Pemanasan Global untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri
19 Surabaya. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF). Vol. 06 No. 03,
September 2017, 196-202. ISSN: 2302-4496.

Ujian Nasional Fisika Tahun Pelajaran 2015/2016.

Ujian Nasional Fisika Tahun Pelajaran 2016/2017.

Ujian Nasional Fisika Tahun Pelajaran 2017/2018.


Undang-Undang No. 63 Tahun 2014.
Undang-Undang Republik Indonesia 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Undang-Undang No. 63 Tahun 2014
Usman, M.U dan Setiawati L. 2001. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.
PT. Remaja Rosdalarya. Bandung.
Yamin, Martinis. 2004. Pengembangan Kompetensi Pembelajaran. UI-Press.
63

Lampiran 1: Soal-Soal Ujian Nasional Terpilih dari Tahun 2016-2018


1. Pada saat melakukan praktikum pengukuran dengan menggunakan jangka sorong,
seorang siswa mengukur dimensi balok tinggi, panjang dan lebar dengan hasil
pengukuran sebagai berikut:

Volume balok tersebut sesuai kaidah angka penting adalah . . . .

A. 176 cm3 D. 176,28 cm3


B. 176,0 cm3 E. 176,282960 cm3
C. 176,2 cm3

2. Sebuah benda bergerak dari E menuju F dan berakhir di G. Gambar di bawah ini,
yang menunjukkan perpindahan sebesar 10 satuan adalah . . . .
64

3. Grafik berikut menyatakan hubungan


antara kecepatan (v) terhadap waktu (t)
dari benda yang bergerak. Jarak yang
ditempuh dari A ke C adalah . . . .
A. 32 m
B. 28 m
C. 18 m
D. 16 m
E. 12 m

4. Perhatikan tabel gerak lurus berikut ini!


Kecepatan benda saat . . . (m.s-1)
No. Benda
t1 = 2 s t2 = 4 s t3 = 6 s t4 = 8 s t5 = 10 s t6 = 12 s
1. I 2 4 6 8 10 12
2. II 4 6 8 10 12 14
3. III 5 10 15 20 25 30

Percepatan terbesar akan dialami oleh ….


A. Benda I untuk t1 – t2 D. Benda I untuk t3 – t4
B. Benda II untuk t1 – t2 E. Benda II untuk t3 – t4
C. Benda III untuk t1 – t2

5. Perhatikan gambar di bawah ini!

Dalam sebuah permainan golf, bola yang massanya 0,2 kg (g = 10 m.s -2) akan dimasukkan ke
dalam lubang C seperti tampak pada gambar. Pemukul menyentuh bola dalam waktu 0,01
sekon dan lintasan B – C ditempuh bola dalam waktu 1 sekon. Gaya yang diperlukan pemain
golf untuk memukul bola supaya tepat masuk ke dalam lubang C adalah . . . .

A. 20 N C. 120 N E. 200 N
B. 80 N D. 180 N
65

6. Roda B dan C dipasang seporos dan roda A


bersinggungan dengan roda B seperti gambar di
samping. Jika jari-jari roda A sama dengan jari-jari roda
C = 30 cm, jari-jari roda B = 60 cm, perbandingan
kelajuan linier antara roda A, B, dan C adalah . . . .
A. 1 : 1 : 1 D. 2 : 2 : 1
B. 1 : 2 : 1 E. 4 : 1 : 2
C. 1 : 4 : 1

7. Mobil melaju pada sebuah tikungan jalan raya di posisi M seperti terlihat pada gambar di
bawah ini.

Koefisien gesekan statik antara roda dan jalan 0,4 (percepatan gravitasi 10 m.s-2).
Agar mobil tidak keluar jalur, kecepatan maksimum yang diperbolehkan adalah . . . .
A. √ 10 C. 4 10√ E. 6 10√
-1
m.s m.s-1 m.s-1
B. 2 10 √ D. 5 10√
m.s-1 m.s-1

8. Perhatikan gambar berikut ini!

Massa A = 10 kg dan massa B = 5 kg. koefisien gesekan antara balok A dengan meja
0,2. Jika balok C bermassa 10 kg ditumpuk di atas balok A, maka yang akan terjadi
adalah ….
A. Gaya tegangan tali lebih besar dari semula
B. Gaya gesekannya sama dengan semula
C. Percepatan sistem benda tetap
D. Percepatan sistem benda lebih kecil
66

E. Percepatan sistem benda sama besar

9. Perhatikan gambar berikut!

Massa balok adalah 2 kg dan balok bergerak dari puncak p tanpa kecepatan awal.
Jarak S yang masih dapat ditempuh oleh balok itu berhenti adalah …..
A. 5 m C. 15 m E. 25 m
B. 10 m D. 20 m
10. Sebuah pesawat ruang angkasa mengorbit bumi pada jarak tertentu dari permukaan
bumi dengan kecepatan konstan membentuk lintasan elips seperti terlihat pada
gambar.

Karena suatu hal tiba-tiba pesawat tersebut kehilangan tenaga secara bertahap
sehingga mempengaruhi orbitnya. Bentuk orbit pesawat setelah kehilangan tenaga
secara bertahap yang benar ditunjukkan oleh gambar ….
67

11. Balok massanya m berada pada bidang datar licin. Balok dalam keadaan diam di
posisi (1) dan ditarik oleh gaya F sampai di posisi (2) dalam selang waktu t seperti
gambar.

Dengan memvariasikan massa dan gaya diperoleh data:

No. M (kg) F (N) t (s)


1. 12 3 4
2. 16 4 3
3. 20 5 2
4. 24 6 1

Dari tabel di atas, usaha yang dilakukan benda dari yang terbesar ke yang terkecil adalah . . . .
A. 1, 4, 3, 2 C. 1, 3, 4, 2 E. 1, 2, 3, 4
B. 1, 3, 2, 4 D. 2, 3, 1, 4

12. Sebuah bola bilyar A bermassa 100 gram bergerak menuju bola bilyar B bermassa
sama yang mula-mula dalam keadaandiam seperti gambar.
68

Besar kecepatan bola A sesudah tumbukan adalah . . . .


A. 5,0 m/s C. 4,0 m/s E. 3,0 m/s
B. √19 m/s D. √11 m/s

13. Seseorang yang bermassa 50 kg berdiri di atas perahu yang bermassa 200 kg. Perahu
bergerak dengan kecepatan 7,5 m/s. Saat tiba di tempat tujuan, penumpang melompat
dengan kecepatan 10 m/s searah gerak perahu. Kelajuan perahu sesaat setelah
penumpang melompat adalah . . . .
A. 0 m/s
B. 5,0 m/s
C. 6,9 m/s
D. 10,0 m/s
E. 11,9 m/s
14. Perhatikan gambar berikut ini!

Letak koordinat titik berat bidang berbentuk huruf H adalah . . . .


A. ( 3 ; 4) C. ( 3,5 ; 4) E. ( 4 ; 4)
B. ( 3,5 ; 2,5) D. ( 4 ; 3)

15. Perhatikan gambar berikut!


69

Batang yang panjangnya 6 meter dan massanya diabaikan bekerja tiga buah gaya
seperti gambar. Besar momen gaya batang saat berotasi pada pusat massanya di O
adalah . . . .
A. F C. 4 F E. 6 F
B. 3 F D. 5 F

16. Empat partikel yang massanya berbeda terletak sebidang dengan posisi seperti
gambar. Momen inersia sistem dengan poros garis mendatar P adalah . . . .
A. 17 mb2
B. 22 mb2
C. 27 mb2
D. 31 mb2
E. 33 mb2

17. Tabel di bawah ini merupakan data yang diproduksi dari percobaan Hukum Hooke:
Gaya F (N) 0 2 4 6 8 10
Pertambahan
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
Panjang Δ x (cm)
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa :
(1) Pertambahan panjang pegas berbanding lurus dengan besarnya gaya yang diberikan
(2) Besar konstanta pegas adalah 2.000 Nm-1
(3) Pertambahan panjang pegas saat F = 14 N
adalah 0,6 cm
(4) Energi potensial pegas pada saat gaya F =
2 N adalah 20 J
Pernyataan yang benar adalah …..
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (4)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (4)
70

18. Perhatikan grafik hubungan gaya dengan


pertambahan panjang pada pegas disamping.
Apabila gaya diperbesar terus sampai
melewati D maka pegas akan . . . .
A. meregang secara linear
B. tidak bertambah panjang
C. meregang tapi tidak linear
D. tidak mampu lagi menahan gaya sehingga akan putus
E. bertambah panjang dan tidak akan kembali ke bentuk semula

19. Benda berbentuk balok dicelupkan dalam


1
cairan A (ρA = 1.600 kg.m-3) sehingga 4
bagian muncul di permukaan cairan
tersebut. Jika cairan A diganti dengan cairan
B yang massa jenisnya 2400 kg m-3, maka
bagian balok yang muncul di permukaan
cairan B adalah ….

1 D.
A. 4 bagian 3
5 bagian
1 1
B. 2 bagian E. 3 bagian
3
C. 4 bagian

20. Sayap pesawat terbang dirancang agar memiliki gaya angkat ke atas maksimal, seperti
gambar. Jika v adalah kecepatan aliran udara dan P adalah tekanan udara, maka sesuai
dengan azas Bernoulli rancangan tersebut dibuat agar . . . .

A. vA > vB sehingga PA> PB D.vA < vB sehingga PA> PB


B. vA > vB sehingga PA< PB E. vA > vB sehingga PA = PB
C. vA < vB sehingga PA< PB
21. Perhatikan grafik hubungan massa jenis (ρ) dan volume (v) berbagai gas berikut ini!
71

Pasangan gas yang memiliki massa sama adalah . . . .

A. 1 dan 2 C. 2 dan 3 E. 3 dan 5


B. 1 dan 3 D. 2 dan 4

22. Di bawah ini adalah sifat-sifat gas ideal


(1) Gas terdiri atas partikel-partikel yang tersebar merata
(2) Tumbukan partikel dengan dinding bersifat lenting sempurna
(3) Selang waktu tumbukan antar partikel berlangsung sangat singkat
(4) Volume gas sangat besar dibanding wadah yang ditempatnya
(5) Hukum Newton tidak berlaku untuk molekul karena ukurannya sangat kecil
Pernyataan yang tepat adalah . . . .
A. (1), (2), dan (3) D. (2), (3), dan (5)
B. (1), (2), dan (4) E. (3), (4), dan (5)
C. (1), (3), dan (5)

23. Suatu logam 200 gram dipanaskan sampai 120°C kemudian dimasukan ke dalam100
gram air pada suhu 30°C. Setelah keadaan seimbang suhu campuran mejadi 60°C.
Apabila kalor jenis air 4200 J.kg-1°C-1, maka kalor jenis logam tersebut adalah . . . .
A. 10,5 J.kg-1°C-1 C. 150 J.kg-1°C-1 E. 1500 J.kg-1°C-1
B. 105 J.kg-1°C-1 D. 1050 J.kg-1°C-1

24. Logam P, Q dan R berukuran sama. Konduktivitas logam P, Q dan R berturut-turut


adalah 4k, 2k, dan k. ketiganya terhubung dengan suhu pada ujung-ujung terbuka
seperti pada gambar berikut ini:
72

Suhu pada sambungan logam P dengan Q (TX) adalah ….


A. 80 °C C. 60 °C E. 40 °C
B. 70 °C D. 50 °C

25. Gas argon berada dalam ruangan tertutup saat suhunya berubah menjadi dua kali
semula, maka kecepatan gerak partikel gas argon berubah menjadi ….
1 C. √2 kali semula
A. 2 kali semula D. 2 kali semula
1 E. 4 kali semula
B. √2 kali semula

26. Perhatikan pernyataan – pernyataan berikut ini :


(1) Mengganti kisi dengan kisi yang jumlah garis per milimeternya lebih besar.
(2) Cahaya yang dijatuhkan dari biru ke kuning.
(3) Mengganti cahaya yang dijatuhkan dari merah ke hijau.
(4) Mendekatkan layar dari kisi.
Yang termasuk upaya memperbesar lebar pita terang pada percobaan kisi difraksi
adalah…. .
A. (1) dan (2) C. (1) dan (4) E. (2) dan (4)
B. (1) dan (3) D. (2) dan (3)

27. Persamaan gelombang berjalan yang merambat dari titik A ke titik B dinyatakan
dengan y=20sin (20 πt −2,5 x), dimana x dan y dalam cm. Besar kecepatan getar
2π 1
sebuah titik yang berjarak 3 cm dari titik A bila titik A telah bergetar 10
detik adalah . . . .
A. 120 π cm.s-1 C. 200 π cm.s-1 E. 250 π cm.s-1
B. 150 π cm.s-1 D. 220 π cm.s-1
28. Senar sepanjang 3 m diikat pada salah satu ujungnya dan ujung lainnya dihubungkan
dengan vibrator. Ketika Vibrator digetarkan, pada sinar terbentuk gelombang
stasioner seperti gambar.
73

Letak perut ke 5 dari ujung terikat adalah . . . .

A. 0,9 m C. 2,5 m E. 3,0 m


B. 1,2 m D. 2,7 m

29. Daerah A, B dan C masing-masing berjarak 4 m, 6 m dan 12 m dari sebuah sumber


bunyi yang sedang aktif. Perbandingan intensitas bunyi yang sampai di A, B, dan C
(IA : IB : IC) adalah . . . .
A. 1 : 4 : 9 C. 4 : 1 : 9 E. 9 : 6 : 1
B. 1 : 6 : 9 D. 9 : 4 : 1

30. Sebuah mobil ambulans bergerak dengan kecepatan 72 km.jam-1 sambil


membunyikan sirine dengan frekuensi 1500 Hz. Pengendara sepeda motor bergerak
dengan kecepatan 20 m.s-1 berlawanan arah dengan mobil ambulans. Jika cepat
rambat bunyi di udara 340 m.s-1, maka perbandingan frekuensi yang di dengar oleh
pengendara sepeda motor sewaktu mendekat dan menjauh mobil ambulans adalah . . .
A. 25 : 36 C. 64 : 81 E. 100 : 61
B. 36 : 49 D. 81 : 64

31. Seberkas sinar dengan panjang gelombang tertentu dijatuhkan pada sebuah kisi yang
memiliki 300 celah/cm, pola difraksi diamati pada layar yang diletakkan 1 m
dibelakang celah. Teramati pola terang orde ke-2 pada jarak 6 mm dari terang ke
pusat. Kisi tersebut kemudian diganti dengan kisi difraksi yang mempunyai 600 celah
cm-1, maka jarak garis terang orde ke-2 menjadi . . . .
A. 2 mm C. 9 mm E. 24 mm
B. 3 mm D. 12 mm

32. Perhatikan pernyataan berikut:


(1) Pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum
74

(2) Bayangan akhir maya terbalik diperbesar


(3) Benda berada pada fokus objektif
(4) Bayangan objektif jatuh di fokus okuler
Pernyataan yang berkaitan dengan proses pembentukan bayangan secara optimal pada
mikroskop adalah ….
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (4)
75

33. Pada gambar rangkaian listrik disamping, besar beda potensial listrik pada hambatan
R3 adalah....
A. 0,5 V
B. 0,6 V
C. 0,9 V
D. 1,0 V
E. 1,3 V

34. Dua lampu masing – masing bertuliskan 10 W ; 10 V dan 20 W ; 10 V dipasang


parallel pada tegangan searah 10 volt.
(1) Tegangan pada lampu 1 = Tegangan
lampu 2
(2) Lampu 1 menyala lebih terang
dibanding lampu 2
(3) Hambatan lampu 1 lebih besar dari
hambatan lampu 2
(4) Kuat arus yang mengalir di lampu 1
lebih besar dari lampu 2
Pernyataan yang benar terkait dengan kedua lampu adalah ….
A. (1) dan (2) C. (1) dan (4) E. (2) dan (4)
B. (1) dan (3) D. (2) dan (3)

35. Perhatikan gambar muatan listrik berikut!

Besar muatan q2 = 2 q1 dan gaya tolak menolak antara q1 dan q2 sebesar 2 N.


(k = 9.109 N.m2.C-2). Agar kedua muatan mengalami gaya tolak menolak sebesar 8 N,
maka ….
A. Muatan q1 digeser ke kanan sejauh ½ d
B. Muatan q1 digeser ke kanan sejauh d
C. Muatan q2 digeser ke kanan sejauh ¼ d
D. Muatan q2 digeser ke kanan sejauh ½ d
E. Muatan q2 digeser ke kanan sejauh d
76
77

36. Sebuah muatan positif bergerak di bawah


sebuah kawat berarus listrik yang arah arusnya
searah sumbu x (+) seperti gambar. Muatan
bergerak searah dengan arah arus listrik. Arah
gaya Lorentz yang dialami oleh muatan tersebut
searah sumbu t . . . .
A. y (+)
B. y (−)
C. x (+)
D. x (−)
E. z (+)

37. Suatu transformator dihubungkan dengan sumber tegangan AC 110 volt. Arus yang
mengalir dalam kumparan primer 3A. akibat panas dan factor lain trafo kehilangan
daya 130 W. jika arus yang mengalir dalam kumparan sekunder 2A, maka tegangan
sekundernya adalah . . . .
A. 80 V
B. 90 V
C. 100 V
D. 110 V
E. 120 V

38. Grafik berikut ini hubungan antara GGL (ε) terhadap waktu (t) yang dipasang pada
tegangan AC.

Jika kumparan itu diputar dengan kecepatan sudut empat kali dan jumlah lilitannya
dijadikan ½ kali semula, maka grafiknya adalah ….
78

2
39. Pada reaksi fusi 1 H +31 H → X + 01 n+ energi , maka X adalah …..

A. Positron C. Sinar α E. Proton


B. Elektron D. Neutron

40. Perhatikan gambar grafik peluruhan berikut!


Setelah zat radioaktif meluruh selama 15 menit,
maka zat radioaktif yang tersisa adalah . . . .
A. 0,25 gram
B. 0,50 gram
C. 0,75 gram
D. 1,00 gram
E. 1,50 gram
79

Lampiran 2: Kunci Jawaban Soal-Soal Ujian Nasional Terpilih dari Tahun 2016-2018

Kunci Jawaban

1. A 21. B
2. A 22 D
3. A 23. C
4. C 24. E
5. E 25. C
6. D 26. A
7. C 27. C
8. A 28. D
9. D 29. D
10 B 30. D
.
11 E 31. B
.
12 D 32. A
.
13 C 33. D
.
14 D 34. B
.
15 C 35. A
.
16 D 36. A
.
17 A 37. C
.
18 D 38. C
.
19 B 39. C
.
20 B 40. D
.
80

Lampiran 3: Pemetaan Soal-Soal Ujian Nasional Terpilih dari Tahun 2016-2018


Berdasarkan Ruang Lingkup Materi dan Bentuk Soal Pilihan Ganda

 Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Nomor Soal Jumlah


1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
Mekanika 20
12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20
Gelombang dan Optik 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32 7
Termodinamika 21, 22, 23, 24, 25 5
Listrik, Magnet, dan
33, 34, 35, 36, 37, 38,39 40 8
Fisika Modern

 Bentuk Soal Pilihan Ganda

Bentuk Soal Nomor Soal Jumlah


13, 23, 25, 27, 29, 30, 31, 37,
Biasa 9
39
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
Gambar/Grafik/Tabel 12, 14, 15, 16, 18 ,19, 20, 21, 26
24, 28, 33, 35, 36, 38, 40
Asosiasi 17, 22, 26, 32, 32 5

Anda mungkin juga menyukai