Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan dasar dari semua mata pelajaran dan bisa membentuk
pola fikir seseorang, oleh karena itu matematika masuk dalam materi Ujian Nasional
dan tentunya diujikan pula dalam Ujian Sekolah/Madrasah. Matematika merupakan
salah satu mata pelajaran yang masuk dalam Ujian Nasional dan Ujian
Sekolah/Madrasah dari jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) sampai sekolah
menengah atas (SMA). Meskipun matematika diujikan mulai jenjang pendidikan
sekolah dasar (SD) namun sesungguhnya dari taman kanak-kanak juga sudah
diajarkan meskipun masih pengetahuan dasar, karena matematika sangat erat dengan
kehidupan sehari-hari dan semua yang diciptakan Allah.
Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen dinyatakan bahwa
“guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan normal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.”
Peran sekolah dan guru yang pokok adalah menyediakan dan memberi fasilitas
untuk memudahkan dan melancarkan cara belajar peserta didik. Pendidik harus dapat
membangkitkan kegiatan-kegiatan yang dapat membantu peserta didik meningkat
hasil belajarnya. Salah satu upaya dalam meningkatkan proses dan hasil belajar
sebagai bagian dari peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui sistem
penilaian (evaluasi).
Evaluasi adalah suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan
instrumen tes maupun non tes (Diawati, 2017:3).
Allah SWT menguji hamba-hamba-Nya untuk mengetahui iman mereka,
mengetahui apakah hamba-hambanya tersebut benar atau berdusta. Sebagaimana
firman-Nya dalam Al-qur’an surah Al-Ankabut ayat 2 dan 3
Artinya:

2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:


"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji (evaluasi) lagi? 3. dan
Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka
Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta.
Sebagaimana ayat di atas, guru di sekolah juga melakukan kegiatan evaluasi
yang bertujuan untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan
sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh
para peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu
tertentu, mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pembelajaran yang telah
dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu (Rajagukguk,
2015:4).
Sebagai instrumen penilaian, soal hendaknya memiliki kualitas yang baik
untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta didik. Guru perlu melakukan
analisis butir soal terlebih dahulu sebelum memberikan soal tersebut kepada peserta
didik untuk mengetahui kualitas dari suatu soal.
Guru harus mampu membuat tes yang baik, dengan menganalisisnya terlebih
dahulu Validitas, Reliabilitas, Analisis butir soal adalah pengkajian pertanyaan-
pertanyaan dalam suatu perangkat tes agar diperoleh perangkat penilaian yang
memiliki kualitas yang memadai (Farida, 2017:154). Analisis butir soal merupakan
kegiatan yang diperlukan untuk menilai kualitas tes sehingga diketahui butir tes yang
berkualitas dan dapat digunakan kembali, butir tes yang kurang berkualitas untuk
direvisi atau soal-soal yang tidak berkualitas dapat disingkirkan atau dibuang.
Tingkat Kesukaran, Daya pembeda, Efektivitas Pengecoh serta Tingkat ranah
kognitif .
Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika pada 5 juni
2020, guru mata pelajaran matematika belum melakukan analisis butir soal pada soal
ujian madrasah yang dibuat, sehingga kualitas tes belum diketahui. Selain itu analisis
terhadap butir soal dianggap cukup rumit untuk dilakukan serta melihat jumlah siswa
yang berjumlah 108 siswa sehingga membutuhkan waktu yang banyak, permasalahan
tersebut menyebabkan guru belum melaksanakan analisis terhadap butir soal ujian
madrasah pada mata pelajaran matematika.
Analisis terhadap kualitas soal ujian madrsah sangat penting dilakukan untuk
mengidentifikasi soal yang valid atau tidak, reliabel atau tidak, memiliki tingkat
kesukaran, daya pembeda, efektivitas pengecoh yang baik, kurang baik, dan tidak
baik serta tingkat ranah kognitif taksonomi bloom nya. Butir soal yang baik sebaiknya
disimpan di bank soal, butir soal yang kurang baik sebaiknya direvisi, dan butir soal
yang tidak baik sebaiknya dibuang. Analisis butir soal dilakukan agar soal yang
dibuat oleh guru merupakan soal yang berkualitas, sehingga dapat mengukur hasil
belajar peserta didik. Apabila soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
peserta didik diragukan kualitasnya, maka hasil dari testersebut juga kemungkinan
tidak berkualitas. Hasil tes dari soal-soal yang tidak berkualitas tidak dapat
mencerminkan hasil belajar peserta didik karena tes tersebut akan memberikan
informasi yang kurang tepat mengenai hasil belajar siswa.
tersebut juga kemungkinan tidak berkualitas. Hasil tes dari soal-soal yang
tidak berkualitas tidak dapat mencerminkan hasil belajar peserta didik karena tes
tersebut akan memberikan informasi yang kurang tepat mengenai hasil belajar siswa.
Melihat pentingnya evaluasi sebagai alat mencapai tujuan dari suatu proses
pembelajaran, serta pentingnya evaluasi melalui analisis butir soal berdasarkan
Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, Efektivitas Pengecoh serta
Tingkat Ranah Kognitif yang telah dipaparkan, peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Analisis Butir Soal Ujian Madrasah Mata Pelajaran
Matematika di
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah
1. Bagaimana validitas soal ujian madrasah mata pelajaran matematika
di .......Tahun Ajaran...........?
2. Bagaimana reliabilitas soal ujian madrasah mata pelajaran matematika
di ...................................... Tahun Ajaran ......................?
3. Bagaimana tingkat kesukaran soal ujian madrasah mata pelajaran matematika
di .................................... Tahun Ajaran 2019/2020?
4. Bagaimana daya pembeda soal ujian madrasah mata pelajaran matematika
di ........................................................... Tahun Ajaran ...................?
5. Bagaimana efektifitas pengecoh soal ujian madrasah mata pelajaran
matematika di .................................... Tahun Ajaran ...............?
6. Bagaimana tingkat ranah kognitif soal ujian madrasah mata pelajaran
matematika di ...................... Tahun Ajaran .....................?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui validitas soal ujian madrasah mata pelajaran matematika di
2. Untuk mengetahui reliabilitas soal ujian madrasah mata pelajaran matematika
di
3. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal ujian madrasah mata pelajaran
matematika di
4. Untuk mengetahui daya pembeda soal ujian madrasah mata pelajaran
matematika di
5. Untuk mengetahui efektifitas pengecoh soal ujian madrasah mata pelajaran
matematika di
6. Untuk mengetahui tingkat ranah kognitif soal ujian madrasah mata pelajaran
matematika di
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya sebagai
berikut
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan
terutama dalam bidang pendidikan, khususnya pendidikan matematika terkait evaluasi
hasil belajar siswa. Soal yang memiliki kualitas baik bisa disimpan di bank soal untuk
diujikan di tahun berikutnya, soal yang memiliki kualitas kurang baik bisa direvisi
dan soal yang tidak baik bisa dibuang.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru
Sebagai alat atau cara untuk mengetahui apakah soal yang dibuat berkualitas baik, dan
sebagai bahan rujukan untuk menggunakan kembali soal tes tersebut yang sudah
dievaluasi apabila soal itu baik.
b. Bagi sekolah
Memberikan masukan bagi lembaga pendidikan dalam menganalisis butir soal agar
soal yang digunakan berkualitas baik.
c. Bagi peneliti
Memberikan informasi dan pengetahuan bahwa sangat penting melakukan suatu
evaluasi terhadap instrumen penilaian yang dibuat (soal ujian) untuk mengetahui
kualitas soal tersebut.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penentuan konstruk sehingga menjadi variabel
yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan
untuk mengoperasionalkan konstruk sehingga memungkinkan bagi peneliti lain untuk
melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara
pengukuran konstruk yang lebih baik (Wijaya, 2013:14).
Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kekurang jelasan atau
pemahaman yang berbeda antara pembaca dengan peneliti mengenai istilah- istilah
yang terdapat dalam judul penelitian ini. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan
adalah sebagai berikut
1. Analisis butir soal
Analisis butir soal adalah pengkajian pertanyaan-pertanyaan dalam suatu
perangkat tes agar diperoleh perangkat penilaian yang memiliki kualitas yang
memadai (Farida, 2017:154). Analisis butir soal yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah soal ujian madrasah mata pelajaran matematika di .........Tahun Ajaran ......
yang ditinjau dari validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, efektivitas
pengecoh, dan tingkat ranah kognitif.
2. Validitas
Validitas adalah kualitas yang menunjukkan hubungan antara suatu pengukuran
(diagnosis) dengan arti atau tujuan kriteria belajar atau tingkah laku (Diawati,
2017:112). Validitas adalah suatu pengukuran yang menunjukkan tingkat keandalan
atau kesahihan suatu alat ukur. Soal dikatakan valid apabila Rpbi lebih besar dari
rtabel.
3. Reliabilitas
Reliabilitas adalah kualitas yang menunjukkan kemantapan (consistency)
ekuivalensi atau stabilitas suatu pengukuran yang dilakukan (Diawati, 2017:113).
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana ketetapan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilainya. Soal dikatakan reliabel atau memiliki reliabilitas
tinggi apabila koefisien reliabilitasnya lebih dari atau sama dengan 0,70. Soal yang
memiliki koefisien reliabilitas kurang dari 0,70 dinyatakan tidak reliabel atau
memiliki reliabilitas rendah.
4. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran (difficultty level) suatu butir soal didefinisikan sebagai
proporsi atau presentase subjek yang menjawab butir tes tertentu dengan benar
(Rasyid & Mansur, 2019:239-241). Tingkat kesukaran soal mengkaji soal-soal tes dari
segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal- soal mana yang termasuk mudah,
sedang dan sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan juga tidak
terlalu mudah.
5. Daya pembeda
Daya pembeda ialah bagaimana kemampuan soal itu untuk membedakan siswa-
siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group) dengan siswa-siswa yang
termasuk kelompok kurang (lower group) (Purwanto, 2006:120). Daya pembeda
adalah kemampuan suatu soal dalam membedakan siswa yang berprestasi tinggi dan
siswa yang berprestasi rendah.
6. Efektivitas pengecoh
Analisis fungsi distractor dilakukan khusus untuk soal bentuk objektif model
pilihan ganda (multiple choice item). Analisis distractor dimaksud untuk mengetahui
apakah distractor tersebut telah berfungsi secara efektif atau tidak (Rosidin,
2017:209). Pengecoh dikatakan berfungsi jika dipilih oleh sedikitnya 5% dari peserta
tes.
7. Tingkat Ranah kognitif
Tingkat ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan otak. Artinya, segala
upaya yang menyangkut aktivitas otak termasuk ke dalam tingkat ranah kognitif
(Sudaryono, 2012:43). Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
Taksonomi Bloom Revisi oleh Anderson dan Kratwohl. Yakni terdiri dari mengingat
(remember), memahami atau mengerti (understand), menerapkan (apply),
menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create).
a. Mengingat (remember) adalah kemampuan untuk menyebutkan kembali segala
pengetahuan yang tersimpan. Kategori mengingat terdiri dari mendefinisikan,
mengingat, mengenali, mengulang, menempatkan, menyebutkan, menyusun
daftar, menjelaskan, menemukan kembali, menyatakan, mengurutkan, menamai
dan sebagainya.
b. Memahami atau mengerti (understand) adalah kemampuan memahami intruksi,
prosedur, konsep atau gagasan yang telah dipelajari, baik secara lisan maupun
tertulis atau dalam bentuk tabel atau grafik. Proses- proses kognitif dalam kategori
memahami meliputi menjelaskan, menerjemahkan, menguraikan, mengartikan,
menyatakan kembali, menafsirkan, menginterpretasikan, mendiskusikan,
menyeleksi, mendeteksi, melaporkan, menduga, mengelompokkan, merangkum,
menganalogikan, mengubah, memperkirakan.
c. Menerapkan (apply) adalah kemampuan melakukan sesuatu dan mengaplikasikan
konsep dalam situasi tertentu. Kategori mengaplikasikan terdiri dari memilih,
menerapkan, melaksanakan, mengubah, menggunakan, mendemonstrasikan,
memodifikasi, menginterpretasikan, menunjukkan, membuktikan,
menggambarkan, mengoperasikan.
d. Menganalisis (analyze) adalah kemampuan memisahkan konsep ke dalam
beberapa komponen dan menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh
pemahaman atas konsep tersebut secara utuh. Proses- proses kognitif dalam
kategori menganalisis terdiri dari mengkaji ulang, membedakan, mengkontraskan,
memisahkan, menghubungkan, menunjukkan hubungan antar variabel, memecah
menjadi beberapa bagian, menduga, mempertimbangkan, mencirikan, mengubah
struktur, melakukan pengetesan, mengintegrasikan, mengorganisir,
mengkerangkakan,
e. Mengevaluasi (evaluate) adalah Kemampuan menentukan tingkatan sesuatu
berdasarkan kriteria, norma, standar tertentu. Proses-proses kognitif dalam
kategori mengevaluasi terdiri dari membandingkan, menyeleksi,
mempertahankan, menjustifikasi, mengkritik, membenarkan, menyalahkan,
mengkaji ulang, dan memprediksi.
f. Menciptakan (create) adalah kemampuan menyatukan atau memadukan berbagai
unsur menjadi sesuatu yang bermakna atau membentuk sesuatu yang baru dan
orisinil. Proses-proses kognitif dalam kategori menciptakan terdiri dari merakit,
merancang, menemukan, menciptakan, memperoleh, mengembangkan,
memformulasikan, membangun, membentuk, melengkapi, membuat,
menyempurnakan, melakukan inovasi, mendisain, menghasilkan karya (Purnomo,
2016:19-20).
8. Ujian madrasah
Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan penilaian dalam bentuk ujian tulis
dan/atau praktik untuk mengetahui pencapaian standar kompetensi lulusan pada
semua mata pelajaran yang tidak diujikan dalam Ujian Akhir Sekolah Berstandar
Nasional (UASBN) dan Ujian Nasional (UN) (Permendiknas, 2010:2). Ujian
madrasah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ujian madrasah mata pelajaran
matematika di
F. Sisematika Penulisan
Agar para pembaca laporan penelitian dapat dengan mudah menemukan setiap
bagian yang dicari dan dapat dipahami dengan tepat. Maka perlu diatur sistematika
penyusunan laporan penelitian sebagai berikut:
Bagian awal, terdiri dari: halaman sampul depan, lembar berlogo judul,
halaman sampul dalam, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan
keaslian penelitian, persembahan, motto, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar, lampiran, abstrak.
Bab I Pendahuluan, terdiri dari: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan
masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) definisi operasional, (f)
sistematika penulisan.
Bab II Landasan teori, terdiri dari: landasan teori, kajian pustaka, hipotesis
penelitian.
Bab III Metode penelitian, terdiri dari: (a) Jenis penelitian, (b) lokasi dan
waktu penelitian, (c) populasi dan sampel, (d) variabel penelitian, (e) instrumen
penelitian (f) metode pengumpulan data dan, (g) teknik analisis data.
Bab IV deskripsi dan analisis data, terdiri dari: (a) deskripsi data, (b) analisis
data
Bab V Penutup, terdiri dari: (a) kesimpulan dan (b) saran. Daftar pustaka
Lampiran-lampiran

Anda mungkin juga menyukai