Nim : 2011031013
Kelas : 4A
Materi Daring 3
1. Pengertian Assesment
Penilaian (Assesment) adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
berkelanjutan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar dari siswa
guna mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu (Matondang dkk,
2013; Febriana, 2021).
Dilihat dalam konteks yang lebih luas, keputusan ini dapat mencakup keputusan tentang
siswa (misalnya nilai yang akan diberikan), keputusan tentang kurikulum dan program, atau
keputusan tentang kebijakan pendidikan. Assesment merupakan istilah umum yang
didefinisikan sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang
digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para siswa, kurikulum,
programprogram, dan kebijakan pendidikan (Prijowintato, 2020; Prasasati & Dewi, 2020).
2. Prinsip Assesment Dalam modul sekolah penggerak Setyawan & Masduki (2021),
terdapat 5 prinsip dalam assesment yaitu :
1) Assesment merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi
pembelajaran, menyediakan informasi sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik,
dan orang tua.
2) Assesment perlu dirancang dan dilakukan sesuai dengan tujuan.
3) Assesment dirancang secara adil, valid dan dapat dipercaya, memberikan informasi
yang kaya bagi guru, peserta didik dan orang tua mengenai kemajuan dan pencapaian
pembelajaran, serta keputusan tentang langkah selanjutnya.
4) Assesment sebaiknya meliputi berbagai bentuk tugas, instrumen, dan teknik yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditargetkan.
5) Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan
informatif, memberikan informasi yang bermanfaat untuk peserta didik dan orang tua,
dan data yang berguna untuk penjaminan dan peningkatan mutu pembelajaran.
a) Persiapan
b) Pelaksanaan
c) Tindak Lanjut
a) Assesment Formatif
Metode evaluasi yang dilakukan untuk evaluasi proses pemahaman murid, kebutuhan
pembelajaran, dan kemajuan akademik selama pembelajaran.
Assesment formatif memantau pembelajaran murid dan memberikan umpan balik yang
berkala, dan berkelanjutan
Bagi guru dan sekolah , asesmen formatif berfungsi memberikan informasi mengenai
tantangan apa saja yang dihadapi murid dalam proses pembelajaran projek sehingga
dukungan yang memadai dapat diberikan.
Assesment formatif dapat diberikan oleh guru, teman, atau diri sendiri
b) Assesment Sumatif
Umpan balik dari assesment hasil akhir ini (sumatif) dapat digunakan untuk mengukur
perkembangan murid untuk memandu guru dan sekolah merancang aktivitas mereka
untuk projek berikutnya.
1) Assesment tidak tertulis, contohnya diskusi kelas, drama, produk, presentasi, tes lisan.
2) Assesment tertulis, contohnya refleksi, jurnal, esai, poster, tes tertulis.
Menurut Marisa (2021), Nadiem Makarim terdorong untuk melakukan inovasi dalam
menciptakan suasana belajar yang bahagia tanpa membebani pendidik ataupun peserta
didik dengan harus memiliki ketercapaian tinggi berupa skor atau kriteria ketuntasan
minimal. Oleh karena itu, terkait kebijakan baru hal ini dipaparkan oleh Nadiem
Makarim kepada para kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota se-Indonesia di
Jakarta, 11 Desember 2019. Dengan demikian, Nadiem memaparkan empat pokok
kebijakan baru Kemendikbud RI, yakni:
1) Ujian Nasional (UN) yang akan ditiadakan dan diganti dengan Assesment Kompetensi
Minimum serta Survei Karakter. Dalam hal ini bahwa kemampuan menalar dalam literasi
dan numerik yang didasari dengan praktik terbaik tes PISA. Hal ini tentu berbeda dengan
UN yang dijadwalkan akan terlaksana pada akhir jenjang pendidikan. Namun, Assesment
dilaksanakan di tingkat kelas IV, VIII, dan XI. Dari sistem penilaian yang telah
dilakukan inovasi ini, tentu memiliki harapan bahwa pada hasilnya dapat memberi
masukan bagi sekolah dalam memperbaiki proses pembelajaran sebelum peserta didik
menyelesaikan pendidikannya.
2) Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) terkait kebijakan ini bahwa USBN
diserahkan seutuhnya pada sekolah masing-masing. Menurut Kemendikbud, sekolah
diberikan keleluasan dalam menentukan penilaian, baik itu melalui proses portofolio,
karya tulis serta bentuk penugasan lainnya.
4) Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), yakni terkait kebijakan PPDB lebih
ditekankan dengan penerapan sistem zonasi, namun tidak termasuk wilayah 3T. Dengan
demikian, bahwa peserta didik yang memalui jalur afirmasi dan prestasi lebih memiliki
kesempatan yang banyak dari sistem PPDB. Pemerintah daerah diberikan kewenangan
secara teknis dalam menentukan daerah zonasi.
Batasan Penilaian
Penilaian adalah proses pengumpulan informasi secara sistematis berkaitan dengan belajar
siswa, pengetahuan, keahlian, pemanfaatan waktu, dan sumber daya yang tersedia dengan
tujuan penilaian untuk mengambil keputusan mengenai hal-hal yang mempengaruhi
pembelajaran peserta didik.
Penilaian adalah penggunaan berbagai macam teknik untuk mengumpulkan data yang di
gunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan berkaitan dengan tingkat
kemajuan belajar dan hasil pembelajaran.
Berdasarkan uraian- uraian di atas dapat di deskripsikan batasan penilaian sebagai berikut.
1. Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan bentuk kualitatif kepada atribut
atau karakteristik seseorang, kelompok, atau objek tertentu berdasarkan suatu kriteria
tertentu.
2. Asesmen atau penilaian merupakan kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil
pengukuran.
Contoh hasil penilaian adalah penetapan lulus dan tidak lulus, kompeten dan tidak kompeten,
baik dan tidak baik, memuaskan dan tidak memuaskan, dan sebagainya. Secara garis besar,
penilaian dapat di bagi menjadi dua, yaitu penilaian formatif dan penilaian sumatif.
Penilaian yang bersifat formatif di lakukan dengan maksud untuk mengetahui sejauh
manakah suatu proses pembelajaran berlangsung sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang sudah di rencanakan. Dengan kata lain, penilaian formatif di lakukan
untuk mengetahui sejauhmanakah peserta didik menguasai materi ajar yang sudah di
sampaikan pada setiap kali pelaksanaan proses pembelajaran.
Penilaian formatif dapat dilakukan pada setiap tatap muka atau beberapa kali tatap muka pada
penyampaian materi pokok bahasan atau sub pokok bahasan.
Sementara, penilaian yang bersifat sumatif di lakukan untuk mengetahui sejauh manakah
peserta didik telah menguasai materi ajar dalam periode waktu tertentu sehingga peserta didik
dapat melanjutkan atau pindah ke unit pembelajaran berikutnya.
Acuan Penilaian
Dalam kegiatan penilaian pembelajaran dapat merujuk pada dua macam acuan yakni
penilaian acuan norma (norm reference test) dan penilaian acuan kriteria/patokan (criterion
reference test). Perbedaan utama antara kedua acuan tersebut adalah pada penafsiran skor
hasil tes.
Dengan demikian, informasi yang di peroleh memiliki makna yang berbeda satu sama lain.
Kedua acuan tersebut menggunakan asumsi yang berbeda dalam melihat kemampuan seorang
peserta didik. Penilaian acuan norma memiliki asumsi bahwa kemampuan belajar peserta
didik adalah berbeda dengan peserta didik lain yang di ukur dalam waktu yang sama.
Penilaian acuan kriteria/patokan berasumsi bahwa kemampuan belajar semua peserta didik
adalah sama untuk periode waktu yang berbeda. Tingkat kemampuan belajar antar peserta
didik berbeda, ada yang relatif cepat dapat menyerap materi ajar, tetapi ada juga yang
membutuhkan waktu yang relatif lebih lama.
Hal ini membawa implikasi bahwa untuk membuat kemampuan semua peserta didik dalam
satu kelas relatif sama atau memenuhi kriteria minimal di perlukan upaya-upaya
pembelajaran yang relevan. Salah satu program pembelajaran yang di gunakan untuk
membawa peserta didik memiliki kompetensi memenuhi kriteria minimal adalah program
remidial
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran dikela tidak
terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Menurut Sugihartono
dkk “2007: 76-77”, menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai
berikut:
Faktor Internal ialah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor
internal meliputi, faktor jasmaniah dan faktor psikologis.
Faktor eksternal ialah faktor yang ada diluar individu, faktor eksternal meliputi faktor
keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli
Implementasi dari belajar ialah hasil belajar, nah berikut ini dikemukakan defenisi hasil
belajar menurut para ahli yang diantaranya yaitu:
Hasil belajar ialah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan
tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan
untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran.
Hasil belajar ialah apa yang diperoleh siswa setelah dilakukan aktifitas belajar.
Yang dalam hal menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif sebagai berikut:
Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tengtang hal yang telah dipelajari dan
tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa,
pengertian kaidah, teori, prinsip atau metode.
Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang
dipelajari.
Hasil belajar ialah prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator
kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus
dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil
belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung.
Mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya ialah perubahan tingkah laku sebagai
hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Hasil belajar ialah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah
lakunya.
1. Dasar Psikologis
Secara psikologis seseorang butuh mengetahui sudah sampai sejauh mana ia berhasil
mencapai tujuannya, masalah kebutuhan psikologis akan pengetahuannya mengenai hasil
usaha yang telah dilakukannya dapat ditinjau dari dua sisi yaitu dari segi anak didik dan dari
segi pendidik.
2. Dasar Didaktis
3. Dasar Administratif
3. Merupakan inti laporan kemajuan belajar siswa terhadap orang tuas atau walinya.
Daftar Referensi
Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson, 2006, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, Edisi 6, (terjemahan), Peter Anugrah, EGC, Jakarta.
Matondang. dkk. 2013. Diagnosis Fisis Pada Anak. edisi 2. Jakarta: CV Sagung Seto
Ananda, R. & Rafida, T. (2017). Pengantar Evaluasi Program Pendidikan. Medan: Perdana
Publishing.
Albi Anggito, Johan Setiawan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif - Albi Anggito, Johan
Setiawan. Yogyakarta: CV Jejak.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke Cipta
Djamarah & Zain. (2006). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Sudjana, Nana. (2009:3). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru