Anda di halaman 1dari 6

Tugas

Setelah Anda mempelajari tentang konsep dasar asesmen,maka jawablah pertanyaan:

Apa Pengertian Asesmen


proses untuk mendapatkan data/informasi dari proses pembelajaran yang bertujuan untuk
memantau perkembangan proses pembelajaran serta memberikan umpan balik baik kepada
dosen maupun kepada mahasiswa. Terdapat berbagai macam jenis assesmen dan salah
satunya adalah tes
Apa tujuan dan prinsip Asesmen
Assesmen memenuhi dua tujuan yaitu (1) untuk mengetahui kemajuan anak atau murid
setelah murid tersebut menyadari pendidikan selama jangka waktu tertentu, dan (2) untuk
mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang dipergunakan pendidikan
selama jangka waktu tertentu. Menurut buku pembanding 1 halaman 22, tujuan penilaian
ada 4 yaitu (1) untuk diagnostik (untuk mengidentifikasi kinerja peserta didik), (2) formatif
(untuk membantu belajar peserta didik), (3) sumatif (untuk review, transfer, dan
sertifikasi), (4) evaluatif (untuk melihat bagaimana kinerja guru atau institusi). Dan
menurut buku pembanding 2 halaman 154-155, tujuan penilaian yaitu (1) menilai
kemampuan individual melalui pemberian tugas tertentu, (2) menentukan kebutuhan
pembelajaran, (3) membantu dan mendorong siswa untuk belajar, (4) membantu dan
mendorong guru untuk mengajar secara lebih baik. Sehingga kelompok kami
menyimpulkan bahwa tujuan assesmen yaitu (1) seleksi kenaikan kelas atau kelulusan, (2)
mengetahui pencapaian kurikulum, (3) memberikan penilaian dan keberhasilan untuk
pencapaian tujuan pendidikan secara kelembagaan, (4) mengetahui hasil belajar yang
dicapai oleh siswa, dan (5) pengecekan kelemahan dan penelusuran kesesuian dalam proses
pembelajaran dengan rencana.

Prinsip asesmen:
1.    Prinsip integral dan komprehensif yakni penilaian dilakukan secara utuh dan
menyeluruh   terhadap semua aspek   pembelajaran,   baik   pengetahuan,
keterampilan, maupun sikap dan nilai. 
2.    Prinsip  kesinambungan  yakni  penilaian  dilakukan  secara  berencana,  terus-
menerus  dan  bertahap  untuk  memperoleh  gambaran  tentang  perkembangan
tingkah   laku   peserta   didik   sebagai   hasil   dari   kegiatan   belajar. Untuk
memenuhi   prinsip   ini,   kegiatan   penilaian   harus   sudah   direncanakan
bersamaan dengan kegiatan penyusunan program semester dan dilaksanakan  sesuai
dengan program yang telah disusun. 
3.    Prinsip  objektif yakni  penilaian  dilakukan  dengan  menggunakan  alat  ukur
yang handal dan dilaksanakan secara objektif, sehingga   dapat  menggambarkan
kemampuan yang diukur.
4.    Kemampuan membaca, menulis dan berhitung merupakan kemampuan  yang harus
dikuasai oleh peserta didik, sehingga penguasaan terhadap ke tiga kemampuan
tersebut adalah prasyarat untuk kenaikan kelas.
5.    Penilaian  dilakukan  dengan  mengacu  pada  indikator-indikator  dari  masing-
masing kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran.
6.    Penilaian pembelajaran tematik mencakup penilaian terhadap proses dan hasil
belajar  peserta  didik.  Penilaian  proses  belajar  adalah  upaya  pemberian  nilai
terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik,
sedangkan  penilaian  hasil  belajar  adalah  proses  pemberian  nilai  terhadap hasil-
hasil belajar  yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu. Hasil belajar 
tersebut  pada  hakekatnya  merupakan  kompetensi-kompetensi  yang mencakup
aspek pengetahuan,  keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Kompetensi tersebut dapat
dikenali melalui sejumlah indikatornya yang dapat diukur dan diamati.
7.    Hasil  karya  atau  hasil  kerja  peserta  didik  dapat  digunakan  sebagai  bahan
masukan guru dalam mengambil keputusan.
Apa saja Ilmu- Ilmu Pendukung Pemahaman individu
Ilmu sosiologi, budaya, antropologi, ekonomi, psikologi dan agama
Apa saja Kode Etik dalam asesmen baik tes maupun non tes
a. Setiap manusia itu unik dan setiap keunikan ini memiliki nilai. Konselor seharusnya
menghargai keunikan masing-masing individu. Dengan demikian konselor diharapkan
bids memfasilitasi perkembangan sesuai keunikan masing-masing.
b. Keberagaman ada dalam setiap individu. Setiap manusia itu unik. Prinsip ini
menekankan bahwa asesmen individu mencoba mengidentifikasi (bakat, keterampilan,
ketertarikan seseorang dan pada saat yang sama) dan sekaligus mencegah
penyeragaman dari satu atau bermacam-macam karakteristik seseorang.
c. Human asessment menuntut adanya partisipasi langsung seseorang di dalam penilaian
terhadap pribadi mereka. Agar penilaian menjadi akurat dan bermakna, konseli harus
dilibatkan secara langsung dan dengan sukarela. Bentuk keterlibatan konseli itu bisa
beruap masukan dari konseli kepda konselor, timbalbalik, klarifikasi, dan interpretasi
serta evaluasi dari konseli sehingga konseli memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang dirinya.
d. Human assesment yang akurat dibatasi oleh personel dan instrumen.Penggunaan
teknik asesmen secara efektif bergantung pada pengakuan akan batasan instrumen dan
personil selain juga penerimaan akan potensi mereka. Batasan itu mulai dari
pengetahuan, keterampilan dan teknik yang digunakan. Konselor tidak boleh
menggunakan teknik asesmen, termasuk yang terstandar jika belum terlatih dan tidak
memiliki lisensi sebagai tester untuk teknis tes. Disamping elemen personil, adapula
keterbatasan instrumen tes maupun non tes. Oleh karena itu, penggunaan instrumen tes
maupun non tes perlu dipertimbangkan sebelumnya.
e. Tujuan human assesment adalah identifikasi potensi yang unik dari masing-masing
orang. Dengan memahami potensi konseli, konselor diharapkan bisa melakukan
intervensi secara tepat dalam membantu pengembangan potensi individu yang
dibimbing. Oleh karena itu, konselor perlu mempertimbangkan dan berpedoman pada
hasil asesmen.
f. Dalam melakukan human assesment hendaknya mengikuti pedoman profesional yang
sudah dibuat dan disepakati oleh organisasi profesional. Pedoman ini dimaksudkan
untuk melindungi konseli dari pemahaman yang tidak tepat dan menghasilkan
simpulan yang tidak tepat pula. Gibson (2011: 384-386)

2. Sekolah SMA Pelangi memiliki siswa dengan jumlah keseluruhan 550 siswa.
Konselor berjumlah 2 orang dengan latar belakang s-1 BK dan s-1 non BK. Mayoritas
siswa berasal dari keluarga menengah ke bawah, sehingga jaranga sekali peserta didik
yang melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, dalam satu tahun selalu ada siswa
yang DO dengan alasan membantu orang tua bekerja. Banyak tawaran beasiswa hanya
saja tidak dimanfaatkan dengan baik.
Tugas :
 Identifikasi situasi-situasi seperti tersebut di atas, buat analisis SWOT dari berbagai
situasi tersebut.

 Identifikasi aspek-aspek yang akan diungkap baik lingkungan maupun peserta didik
untuk dijadikan sebagai bahan need asesmen dalam membuat progam BK serta berikan
alasanya.
Metode Need Assessment dibuat untuk bisa mengukur tingkat kesenjangan yang terjadi dalam
pembelajaran siswa dari apa yang diharapkan dan apa yang sudah didapat. Dalam pengukuran
kesenjangan seorang analisis harus mampu mengetahui seberapa besar masalah yang
dihadapi.
Beberapa fungsi Need Assessment menurut Morisson sebagai berikut:
a.       Mengidentifikasi kebutuhan yang relevan dengan pekerjaan atau tugas sekarang
yaitu masalah apa yang mempengaruhi hasil pembelajaran.
b.      Mengidentifikasi kebutuhan mendesak yang terkait dengan finansial, keamanan
atau masalah lain yang menggangu pekerjaan atau lingkungan pendidikan.
c.       Menyajikan prioritas-prioritas untuk memilih tindakan.
d.      Memberikan data basis untuk menganalisa efektifitas pembelajaran.
Ada enam macam kebutuhan yang biasa digunakan untuk merencanakan dan
mengadakan analisis kebutuhan:
a. Kebutuhan Normatif, Membandingkan peserta didik dengan standar nasional,
misal, UAN,SNMPTN, dan sebagainya.
b. Kebutuhan Komperatif, membandingkan peserta didik pada satu kelompok dengan
kelompok lain yang selevel. Misal, hasil Ebtanas SLTP A dengan SLTP B.
c. Kebutuhan yang dirasakan, yaitu hasrat atau kinginan yang dimiliki masing-masing
peserta didik yang perlu ditingkatkan. Kebutuhan ini menunjukan kesenjangan antara
tingkat ketrampilan/kenyataan yang nampak dengan yang dirasakan. Cara terbaik untuk
mengidentifikasi kebutuhan ini dengan cara interview.
d. Kebutuhan yang diekspresikan, yaitu kebutuhan yang dirasakan seseorang mampu
diekspresikan dalam tindakan. Misal, siswa yang mendaftar sebuah kursus.
e. Kebutuhan Masa Depan, Yaitu mengidentifikasi perubahan-perubahan yang akan
terjadi dimasa mendatang. Misal, penerapan teknik pembelajaran yang baru, dan
sebagainya.
f. Kebutuhan Insidentil yang mendesak, yaitu faktor negatif yang muncul di luar dugaan
yang sangat berpengaruh. Misal, bencana nuklir, kesalahan medis, bencana alam, dan
sebagainya.
Achmad Juntika Nurihsan (2005:27) menguraikan aspek-aspek dalam pengelolaan
layanan bimbingan dan konseling disekolah yaitu:
a. Perencanaan program dan pengaturan pelaksanaan bimbingan dan konseling
b. Pengorganisasian bimbingan dan konseling.
c. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling
d. Mekanisme kerja pengadministrasian kegiatan bimbingan kegiatan bimbingan dan
konseling
e. Pola penanganan peserta didik
f. Pemanfaatan fasilitas pendukung kegiatan bimbingan dan konseling
g. Pengarahan supervise dan penilaian kegiatan bimbingan dan konseling

Untuk lebih jelasnya masing-masing aspek akan di uraikan sebagai berikut:


a.    Perencanaan Program dan Pengaturan Waktu Pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling
Jika melakukan sebuah kegiatan tentunya harus dilakukan perencanaan terlebih dahulu
agar sesuai dengan program atau tujuan kegiatan tersebut. Perencanaan adalah suatu
proses, ini merupakan sebuah kegiatan yang teratur rapi dalam menyiapkan dan
mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi.
Berkaitan dengan perencanaan program layanan bimbingan dan konseling Achmad
Juntika Nurihsan dan Akur Sudianto (2005:28) mengemukakan ada beberapa aspek
kegiatan penting yang perlu dilakukan yaitu:
1)   analisis kebutuhan dan permasalahan siswa
2)   penentuan tujuan program layanan bimbingan dan konseling yang hendak dicapai
3)   analisis situasi dan kondisi disekolah
4)   penentuan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan
5)   penetapan metode dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan
6)   penetapan personel-personelyang akan melaksanakan kegiatan yang akan
ditetapkan
7)   persiapan fasilitas dan biaya pelaksanaan kegiatan-kegiatan bimbingan yang
direncanakan
8)   perkiraan tentang hambatan-hambatan yang akan ditemui dan usaha-usaha apa yang
akan dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan.

Dalam merencanakan program bimbingan dan konseling, faktor waktu perlu mendapat
perhatian. Guru bimbingan harus dapat mengatur waktu untuk menyusun, melaksanakan,
menilai, mengalisis dan menindak lanjuti program kegiatan bimbingan dan konseling.
b.    Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling
Pengorganisasian dalam layanan bimbingan dan konseling berkenaan dengan
bagaimana pelayanan dikelola dan organisasi. Pengelolaan dan pengroganisasian
pelayanan bimbingan dan konseling berkaiatan dengan model dan pola yang dianut oleh
suatu sekolah.sistem pengorganisasian pelayanan bimbingan dan konseling disekolah
tertentu bisa diketahui dari struktur organisasi sekolah bersangkutan. Dari struktur
organisasi tersebut juga bisa diketahui pola dan model apa yang digunakan oleh sekolah
bersangkutan
c.    Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
Unsur-unsur utama yang tedapat didalam tugas pokok guru pembimbing Achmad
Juntika Nurihsan dan Akur Sudianto (2005:35) meliputi: (a) bidang-bidang bimbingan, (b)
jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling, (c) jenis-jenis kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling, (d) tahapan pelaksanaan program bimbingan dan konseling, (e)
Jumlah siswa yang menjadi tanggung jawab guru pembimbing untuk memperoleh layanan
(minimal 150 siswa).
Tugas pokok guru pembimbing perlu dijabarkan dalan program-program kegiatan.
Program-program kegiatan itu perlu terlebih dahulu disusun dalam bentuk satuan-satuan
kegiatan nantinya akan merupakan wujud nyata pelayanan langsung bimbingan dan
konseling terhadap siswa asuh.
Program yang telah direncanakan/disusun dilaksanakan melalui :
1)   persiapan pelaksanaan
a)    persiapan fisik
b)   persiapan personel
c)    persiapan keterampilan menggunakan motode, teknik khusus.
d)   persiapan keterampilan menggunakan metode, teknik khusus, media dan alat
e)    persiapan administrasi
2)   pelaksanaan kegiatan sesuai rencana :
a)    penerapan metode, teknik khusus, media dan alat
b)   penyimpanan bahan
c)    pengaktifan nara sumber
d)   efisiensi waktu
e)    administrasi pelaksanaan.
d.   MekenismeKerja Pengadministrasian Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Agar pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dapat berjalan secara
teratur dan tercapai tujuan, maka perlu ada administrasi yang baik, teratur dan mantap,
maka proses layanan bimbingan dan konseling tidak akan mencapai tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan.
Dengan administrasi yang baik teratur dan mantap setiap proses personel bimbingan
mengetahui posisinya masing-masing, baik berupa tugas, tanggung jawab maupun
wewenang. Dengan memahami, mengetahui dan melaksanakan tugas, tanggung jawab,
maupun wewenang yang dibebankan kepada masing-masing personel bimbingan, maka
terciptalah suatu meknisme kerja yang mantap.

e.    Pola Penanganan Peserta Didik


Pembinaan peserta didik dilaksnaakan oleh seluruh unsur pendidikan, yaitu personel
sekolah, orang tua, masyarakat, dan aparat pemerintah, dengan pola penanganan secara
terpadu pada masing-masing unsur pendidikan tersebut.
f.     Pemanfaatan Fasilitas Pendukung Kegiuatan Bimbingan dan Konseling
Fasilitas dan pembiayanaan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam
suatu program bimbingan.Dana diperlukan untuk menyediakan sarana dan prasarana yang
memadai, seperti perlengkapan administrasi, kunjungan rumah, penyusunan laporan
kegiatan. Dalam hal ini perlu diingatkan bahwa kekurangan dana tidak selayaknya
mengendurkan semangat para pelaksana untuk menyelenggarakan tugas-tugas yang
menjadi tanggung jawab.
g.    Pengarahan, Supervisi, dan Penilaian Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Pengarahan merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan diri program
bimbingan dan konseling. Pengarahan dalam program bimbingan dan konseling itu
penting : (a) untuk menciptakan suatu koordinasi dan komunikasi dengan seluruh staf yang
ada, (b) untuk mendorong staf bimbingan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dan (c)
memungkinkan kelancaran dan efektifitas pelaksanaan program yang telah direncanakan.
Supervisi merupakan salah satu tahap penting dalam program bimbingan dan
konseling. Manfaat supervisi dalam program bimbingan dan konseling, yaitu : (a)
mengontrol kegiatan-kegiatan dari para personel bimbingan, bagaimana pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing, (b) mengontrol adanya kemungkinan
hambatan-hambatan yang ditemui oleh para personel bimbingan dalam melaksanakan
tugasnya masing-masing, (c) memungkinkan dicarinya jalan keluar terhadap hambatan-
hambatan dan permasalahan-permasalahan yang ditemui, (d) memungkinkan pelaksanaan
program bimbingan secara lancar kearah pencapaian tujuan sebagaimana yang telah
ditetapkan.
Penilaian merupakan langkah penting dalam program bimbingan dan konseling, tanpa
penilaian tidak mungkin dapat diketahui keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan
konseling yang telah direncanakan.Penilaian program bimbingan dan konseling
merupakan usaha untuk menilai sejauh mana pelaksanaan itu mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Ada dua macam penilaian program bimbingan dan konseling, yaitu penilaian proses
dan penilaian hasil. Penilaian proses dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana
keefektifan layanan bimbingan dilihat dari hasilnya.
Aspek yang dinilai baik proses maupun maupun hasil antara lain : (a) kesesuaian antara
program dan pelaksanaannnya, (b) keterlaksanaan program, (c) hambatan-hamabatan yang
dijumpai, (d) dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar, (e) respon
siswa, personel sekolah, orang tua atau masyarakat terhadap layanan bimbingan, (f)
perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan

Rubrik Penilaian
Aspek Bobot
Analisis SWOT 50%
Ketepatan mengidentifikasi aspek yang diungkap 50%

Anda mungkin juga menyukai