Anda di halaman 1dari 5

Nama : Luh Putu Suci Tegarrini

Kelas : 4A

Nim : 2011031013

Jurusan : Dharma Acarya

Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran SD

Materi Daring I

Materi Pembelajaran

1. Artikel yang berkaitan dengan materi pembelajaran :


1. Pengukuran
Allen dan Yen (1979), menyatakan bahwa pengukuran adalah penetapan angka bagi
individu dengan cara sistematis yang mencerminkan sifat atau karakteristik dari
individu tersebut.

Pendapat Cangelosi (1995), pengukuran adalah proses pengumpulan data melalui


pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan
yang telah ditentukan.

Pengukuran menurut Arikunto dan Jabar (2004) sebagai kegiatan membandingkan


suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.

Ratnawulan (2006) menyimpulkan bahwa pengukuran adalah kegiatan yang


dilakukan dalam proses pembelajaran, diperlukan untuk menentukan fakta kuantitatif
yang disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan objek yang akan
diukur

Jika diambil dari bahasa Inggris pengukuran dikenal dengan measurement dapat
diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mengukur sesuatu. Mengukur pada
hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu
(Sudijono, 2011).

Pengukuran (measurement) merupakan cabang ilmu statistika yang bertujuan untuk


membangun dasar-dasar pengembangan tes yang lebih baik sehingga dapat
menghasilkan tes yang berfungsi secara optimal, valid, dan reliabel (Kusaeri dan
Suprananto 2012:4).

Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua karakteristik utama,
yaitu:
(1) penggunaan angka atau skala tertentu
(2) menurut suatu aturan atau formula tertentu

Fungsi dan tujuan dari pengukuran adalah :

1. Pengukuran berfungsi untuk mendapatkan hasil perbandingan atau nilai yang


diperoleh ketika pengukuran tersebut selesai dilakukan.
2. Pengukuran bertujuan untuk membandingkan sesuatu dengan satu ukuran yang
serupa.

Pengukuran berdasarkan tujuannya dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

1. Pengukuran yang dilakukan untuk digunakan keperluan tertentu dan bukan untuk
menguji sesuatu, misalnya : pengukuran dalam membuat pakaian. Penjahit
pakaian akan mengukur panjang lengan, lebar bahu, panjang kaki, panjang bahu,
ukuran pinggang dan sebagainya.
2. Pengukuran yang dilakukan untuk maksud menguji, misalnya : pengukuran untuk
menguji daya tahan batu batrai, pemakaian bahan bakar kendaraan dalam jarak
tertentu dan sebagainya.

3. Pengukuran untuk tujuan memberikan nilai, pengukuran ini dilakukan dengan cara
menguji. Misalnya : untuk menilai hasil belajar peserta didik dalam rapor, maka
pendidik melakukan ujian baik dalam bentuk tes maupun non tes. Pengukuran
jenis ketiga inilah yang pada umumnya dikenal dalam pembelajaran.
2. Penilaian
Griffin dan Nix (1991) mendefinisikan bahwa penilaian merupakan suatu pernyataan
berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu.

Ign. Masidjo (1995) menyatakan bahwa penilaian adalah suatu kegiatan


membandingkan hasil pengukuran sifat suatu objek dengan suatu acuan yang relevan
sehingga diperoleh kuantitas suatu objek yang bersifat kualitatif.

Menurut Masroen (Sudijono, 1998:5) penilaian mempunyai arti yang lebih luas
ketimbang istilah pengukuran, sebab pengukuran itu sebenarnya hanyalah merupakan
suatu langakah atau tindakan yang kiranya perlu diambil dalam rangka pelaksanaan
evaluasi.

Sudradjat (2008), juga mendefinisikan bahwa penilaian adalah penerapan berbagai


cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang
hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa.

Proses penilaian menurut Ratnawulan dan Rusdiana (2014) mencakup pengumpulan


bukti yang menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Oleh karena itu, kegiatan
penilain tidak hanya terbatas pada karakteristik peserta didik, tetapi juga mencakup
karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah.

3. Evaluasi
Wysong (1974) juga mendefinisikan evaluasi adalah proses untuk menggambarkan,
memperoleh, atau menghasilkan informasi yang berguna untuk mempertimbangkan
suatu keputusan.

Lessinger (dalam Ratnawulan dan Rusdiana, 2014) mendefinisikan evaluasi sebagai


proses penilaian dengan jalan membandingkan antara tujuan yang diharapkan dengan
kemajuan atau prestasi nyata yang dicapai.

Substansi komponen evaluasi ada tiga jenis, yaitu objek, keputusan (judgement), dan
kriteria.
1. Objek diartikan sebagai hal yang akan dinilai. Untuk dapat memberikan nilai yang
tepat dan akurat. Dibutuhkan informasi yang cukup tentang objek yang bersangkutan.
Oleh karena itu, perlu data yang memadai yang tentunya mampu menggambarkan
keadaan terkait yang dinilai tersebut.
2. Judgemen artinya proses pertimbangan yang dilakuakn oleh penialai untuk
menentukan nilai atas suatu objek. Pada proses pertimbangan, penilai
membandingkan sejumlah data dan informasi terkait objek yang berhasil
dikumpulkan dengan kriteria atau standar yang telah dibuat.
3. Kriteria adalah ketentuan minimal untuk menentukan suatu posisi nilai atau kualitas
tertentu.

2. Daftar Referensi

Allen, Mary J dan Wendy M. Yen. 1979. “Introduction to Measurement Theory”.


Monterey, CA: Brooks/Cole Publishing Company.
Cangelosi James S. 1995. Merancang Tes Untuk Menilai Prestasi Siswa.Bandung :IT
Arikunto, S. dan Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Sudijono, Anas. 2011. Evaluasi Pedidikan. Jakarta; Raja Grafindo Persada
Kusaeri dan Suprananto. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Asmawi Zainul & Noehi Nasution. 2001. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen
Dikti.
Griffin, P., dan Nix., P. 1991. Educational Assessment and Reporting. Sydney:
Harcout Brace Javanovich, Publisher.
Ign. Masidjo. 2005. Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Kanisius
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998,
hlm. 50.
Akhmad Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model
Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Elis Ratna Wulan dan H. A. Rusdiana. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka
Setia. 2014.
3. Kesimpulan
1. Pengukuran dan penilaian merupakan dua proses yang berkesinambungan.
2. Pengukuran dilaksanakan terlebih dahulu, yang menghasilkan skor dan dari hasil
pengukuran dapat dilaksanakan penilaian.
3. Antara penilaian dan evaluasi sebenarnya memiliki persamaan, yaitu keduanya
mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu. Disamping itu,
keduanya merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
4. Evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Hakikat keduanya merupakan
proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek.
a. Ruang lingkup penilaian lebih sempit dan hanya terbatas pada salah satu
komponen atau aspek, seperti prestasi belajar. Pelaksanaan penilaian
dilakukan dalam konteks internal.
b. Ruang lingkup evaluasi lebih luas, dalam pelaksanaannya mencakup
semua komponen dalam suatu sistem dan dapat dilakukan tidak hanya oleh
pihak internal, tetapi juga pihak eksternal.

Jadi, dapat disimpulkan : Proses pengukuran, penilaian, evaluasi dan


pengujian merupakan suatu kegiatan atau proses yang bersifat hirarkis. Artinya
kegiatan dilakukan secara berurutan dan berjenjang yaitu dimuali dari proses
pengukuran kemudian penilaian dan terakhir evaluasi. Sedangkan proses pengujian
merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pengukuran adalah suatu proses pemberian
angaka pada sessuatu atau seseorang berdasarkan aturan-aturan tertentu. Hasilnya
hanyalah angka-angka (skor). Pengukuran tidak membuahkan nilai atau baik-
buruknya sesuatu , tetapi hasil pengukuran dapat dipakai untuk membuat penilaian
dan evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai