Menurut Ign. Masidjo (1995: 14) pengukuran adalah suatu kegiatan menentukan
kuantitas suatu objek melalui aturan-aturan tertentu sehingga kuantitas yang diperoleh
benar-benar mewakili sifat dari suatu objek yang dimaksud.
Pengukuran bisa diartikan sebagai proses memasangkan fakta-fakta suatu objek
dengan fakta-fakta satuan tertentu (Djaali & Pudji Muljono, 2007).
Menurut Endang Purwanti (2008:4) pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau
upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau
peristiwa, atau benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka.
Pengukuran dapat diartikan dengan kegiatan untuk mengukur sesuatu. Pada
hakekatnya, kegiatan ini adalah membandingkan sesuatu dengan atau sesuatu yang
lain (Anas Sudiono, 2001).
Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuntitas sesuatu
(Zaenal Arifin, 2012).
Hopkins dan Antes (1990) mengartikan pengukuran sebagai “suatu proses yang
menghasilkan gambaran berupa angka-angka berdasarkan hasil pengamatan mengenai
beberapa ciri tentang suatu objek, orang atau peristiwa.
Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua karakteristik utama
yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu aturan atau formula
tertentu. Pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter
tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek tertentu yang mengacu pada
aturan dan formulasi yang jelas. Aturan atau formulasi tersebut harus disepakati
secara umum oleh para ahli.
Menurut Cangelosi (1995: 21) pengukuran adalah proses pengumpulan data melalui
pengamatan empiris yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang relevan
dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa
dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja
mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera mereka
seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan.
Menurut Wiersma & Jurs (1990) pengukuran adalah penilaian numerik pada fakta-
fakta dari objek yang hendak diukur menurut kriteria atau satuan-satuan tertentu.
Alwasilah et al.(1996), measurement (pengukuran) merupakan proses yang
mendeskripsikan performa siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (sistem
angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performa siswa tersebut
dinyatakan dengan angka-angka
Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran (measurement) sebagai
kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya
menjadi kuantitatif.
Sridadi (2007) pengukuran adalah suatu prose yang dilakukan secara sistematis untuk
memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan menggunakan alat
ukur yang baku.
Jadi, Pengukuran (measurement) adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan
fakta kuantitatif dengan membandingkan sesuatu dengan satuan ukuran standar yang
disesuaikan sesuai dengan objek yang akan diukur. Pengukuran bukan hanya dapat mengukur
hal-hal yang tampak saja namun dapat juga mengukur benda-benda yang dapat di bayangkan
seperti kepercayaan konsumen, ketidak pastian dll. Pengukuran dalam bidang pendidikan
berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu. Dalam hal ini yang diukur
bukan peserta didik tersebut, akan tetapi karakteristik atau atributnya.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa assessment atau penilaian adalah
proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar
siswa, menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran (kuantifikasi suatu objek, sifat, perlaku
dll), menggambarkan informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian
kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Assessment memberikan informasi lebih
konprehensif dan lengkap dari pada pengukuran, sebab tidak hanya mengunakan instrument
tes saja, tetapi juga mengunakan tekhnik non tes lainya. Penilaian adalah kegiatan mengambil
keputusan untuk menentukan sesuatu berdasarkan kriteria baik buruk dan bersifat kualitatif.
Hasil penilaian sendiri walaupun bersifat kualitatif, dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan
naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Dari berbagai devinisi diatas, evaluasi adalah adalah kegiatan atau upaya yang meliputi
pengukuran dan penilaian yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan (program,
produksi, prosedur). Untuk selanjutnya hasil dari kegiatan atau upaya tersebut digunakan
sebagai bahan pengambilan keputusan atas objek yang dievaluasi.
Kesimpulan
Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk
menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat
kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.
Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai
informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan
hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh siswa melalui
program kegiatan belajar.
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai,
kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.
Persamaan antara pengukuran, penilaian dan evaluasi: Sama-sama menentukan nilai dari
sesuatu, alat yang digunakan untuk mengumpulkan datanya juga sama, sama-sama proses
membuat keputusan tentang nilai suatu objek,
Bagan Kedudukan Pengukuran (measurement), Penilaian (assessment) dan Evaluasi
(evaluate)
Referensi
Alwasilah, et al. (1996). Glossary of educational Assessment Term. Jakarta: Ministry
of Education and Culture.
Angelo, T.A., (1991). Ten easy pieces: Assessing higher learning in four dimensions.
In Classroom research: Early lessons from success. New directions in teaching and
learning (#46), Summer, 17-31.
Arends, Richard I (2008). Learning To Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Arifin, Zainal (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Kumano, Y. (2001). Authentic Assessment and Portfolio Assessment-Its Theory and
Practice. Japan: Shizuoka University.
Lehman, H. (1990). The Systems Approach to Education. Special Presentation
Conveyed in The International Seminar on Educational Innovation and Technology
Manila. Innotech Publications-Vol 20 No. 05.
Purwanto, M. Ngalim (2009). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York :
Macmillan College Publishing Company
Suwandi, Sarwiji (2010). Model Asesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Tayibnapis, F.Y. (2000). Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta
Widoyoko, S. Eko Putro (2012). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi & Jabar (2004). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Arikunto, Suharsimi (2009). Dasar-dasar evaluasi pendidikan (edisi revisi). Jakarta:
Bumi Aksara
Calongesi, James S. (1995). Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung :
ITB
Depdiknas (2008). Bimbingan Dan Konseling Disekolah. Direktoral Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Djaali & Pudji Muljono (2007). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:
Grasindo.
Frey, Barbara A., and Susan W. Alman. (2003). Formative Evaluation Through
Online Focus Groups, in Developing Faculty to use Technology, David G. Brown
(ed.), Anker Publishing Company: Bolton, MA.
Hill, Bonnie Campbell & Cynthia Ruptic (1994). Practical aspects of authentic
assessment: putting the pieces together. Christopher-Gordon Pub., Inc
Hopkins, Charles D. & Richard L. Antes (1990) Classroom Measurement and
Evaluation. F.E. Peacock.
Ign. Masidjo (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Jakarta:
Kanisius
Kizlik, Bob. (2009). Measurement, Assessment, and Evaluation in Education. Online :
http://www.adprima.com/measurement.htm diakses 16 Oktober 2014.
Mardapi, Djemari (2003). Desain Penilaian dan Pembelajaran Mahasiswa. Makalah
Disajikan dalam Lokakarya Sistem Penjaminan Mutu Proses Pembelajaran tanggal 19
Juni 2003 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
McLoughlin, James A. & Rena B. Lewis (1994). Assessing Special Students. Merrill
Overton, Terry. (2008). Assessing Learners with Special Needs: An Applied
Approach (7th Edition). University of Texas – Brownsville
Palomba, Catherine A. And Banta, Trudy W. (1999). Assessment Essentials:
Planning, Implementing, Improving. San Francisco: Jossey-Bass
Poteet, James A & Ronald C Eaves(1985). Assessment in special education. Reston,
Va. : Council for Educational Diagnostic Services
Purwanti, Endang. (2008). Asesmen Pembelajaran SD. Direktoral Jendral Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Robert Charles Smith (2002). Patient-centered Interviewing: An Evidence-based
Method. Lippincott Williams & Wilkins
Sridadi (2007). Diktat Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Penjas. Yogyakarta: FIK
UNY.
Sudiono, Anas (2001). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.Grafindo Persada.
Wayan Nurkencana. (1993). Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.
Wiersma, William & Stephen G. Jurs (1990). Instructor’s Manual for Educational
Measurement and Testing, 2nd Ed. Allyn and Bacon
Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution (2001). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Penilaian
Penilaian dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah Assessment yang berarti menilai
sesuatu. Menilai itu sendiri bararti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mengacu
pada ukuran tertentu seperti menilai baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh,
tinggi atau rendah, dan sebagainya (Djaali & Pudji Muljono, 2007).
Istilah asesmen (assessment) diartikan oleh Stiggins (1994) sebagai penilaian proses,
kemajuan, dan hasil belajar siswa (outcomes). Sementara itu asesmen diartikan oleh Kumano
(2001) sebagai “ The process of Collecting data which shows the development of learning”.
Menurut Endang Purwanti (2008: 3) Secara umum, asesment dapat diartikan sebagai proses
untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar
pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program
pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah.
Pendapat yang serupa juga disampaikan oleh Akhmad sudrajat (2008) Penilaian atau
asesment adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian
kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang
sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai
kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (http://akhmadsudrajat.
wordpress. com.2008).
Sedangkan Menurut Ign. Masidjo (1995: 18) penilaian sifat suatu objek adalah suatu kegiatan
membandingkan hasil pengukuran sifat suatu objek dengan suatu acuan yang relevan
sedemikian rupa sehingga diperoleh kuantitas suatu objek yang bersifat kualitatif.
Dari beberapa pengertian menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah
suatu kegiatan membandingkan atau menerapkan hasil pengukuran untuk memberikan nilai
terhadap objek penilaian.
Evaluasi
Evaluasi dalam bahasa Inggris dikenal dengan istila Evaluation. Gronlund (1985)
berpendapat evaluaasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat
keputusan, sampai sejauh mana tujuan proram telah tercapai. Pendapat yang sama juga
dikemukakan oleh Wrightstone, dkk (1956) yang mengemukakan bahwa evaluasi pendidikan
adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah tujuan atau nilai-nilai
yang telah ditetapkan dalam kurikulum (Djaali & Pudji Muljono, 2007).
Sedangkan Endang Purwanti (2008: 6) Berpendapat bahwa evaluasi adalah proses pemberian
makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil
pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses menilai sesuat
berdasarkan criteria tertentu, yang selanjunya diikuti dengan pengambilan sebuah keputusan
atas objek yang dievaluasi.
Dari pengertian diatas istilah evaluasi dan penilaian hampir sama, bedanya dalam evaluasi
berakhir dengan pengambilan keputusan sedangkan penilaian hanya sebatas memberikan
nilai saja. Berdasarkan pengertian antara istilah pengukuran, penilaian dan evaluasi yang
dikemukakan diatas, maka jelaslah sudah bahwa pengukuran, penilaian dan evaluasi
merupakan tiga konsep yang berbeda. Namun demikian, dalam prakteknya dalam dunia
pendidikan, ketiga konsep tersebut sering dipraktikkan dalam satu rangkaian kegiatan.
Mengapa menilai? Agar supaya kita mengetahui kemajuan tindakan pembelajaran yang telah
kita jalankan, tanpa proses menilai maka keberhasilan pembelajaran tidak dapat diukur.
Penilaian mempunyai makna ditinjau dari berbagai segi diantaranya bagi siswa, bagi guru
dan bagi sekolah. Apa saja manfaatnya?
Dapat mengetahui siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya dan
siswa mana yang belum berhasil menguasai bahan.
Guru dapat mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa atau
belum, apabila materi tepat maka diwaktu akan datang tidak perlu diadakan
perubahan.
Guru akan mengetahui metode yang digunakan sudah tepat atau belum. Jika hasil
yang diperoleh sebagian besar siswa mendapatkan nilai bagus maka metode sudah
tepat sebaliknya bila sebagian besar hasil yang diperleh siswa buruk maka metode
yang digunakan harus dipertimbangkan kembali dan kalau perlu diganti.
Mengetahui kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sesuai dengan harapan atau
belum. Hasil belajar merupakan cermin kualitas suatu sekolah.
Untuk mengetahui tepat tidaknya kurikulum yang dipakai
Untuk dapat mengetahui kemajuan perkembangan penilaian dari tahun ke tahun
sehingga menjadi pedoman bagi sekolah untuk tindakan selanjutnya.
Fungsi Penilaian
• Sebagai alat untuk menetapkan penguasaan siswa
terhadap kompetensi.
• Sebagai bimbingan,
• Sebagai alat diagnosis,
• Sebagai alat prediksi
• Sebagai grading,
• Sebagai alat seleksi,
CARA-CARA
• Penilaian Melalui Portofolio (Portfolio)
• Penilaian Melalui Unjuk Kerja (Performance)
• Penilaian Melalui Penugasan (Proyek/Project)
• Penilaian Melalui Hasil kerja (Produk/Product)
• Penilaian Melalui Tes Tertulis (Paper & Pen)
(1) mengetahui kemajuan belajar siswa, baik sebagai individu maupun anggota
kelompok/kelas setelah ia mengikuti pendidikan dan pembelajaran dalam jangka waktu yang
telah ditentukan.
yang dipergunakan guru dalam jangka waktu tertentu. Komponen pembelajaran itu misalnya
(4) membantu siswa untuk memilih sekolah, pekerjaan, dan jabatan yang sesuai
Dari tujuan tersebut, menunjukkan bahwa penilaian hasil belajar pada dasarnya tidak
hanya sekedar mengevaluasi siswa, tetapi juga seluruh komponen proses pembelajaran,
(2) dapat menyebutkan fungsi penilaian hasil belajar metode, dan media
tetapi merupakan system yang melibatkan semua komponen pembelajaran yang akan
digunakan untuk perbaikan bidang pengajaran dan hasil belajar, fungsi diagnosis dan usaha
perbaikan, fungsi penempatan dan seleksi, fungsi bimbingan dan penyuluhan, perbaikan
perubahan tingkah laku pada diri siswa. Oleh sebab itu dalam penilaian hendaknya diperiksa
sejauh mana perubahan tingkah laku siswa telah terjadi melalui proses belajarnya.
perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan siswa yang bersangkutan. Dengan perkataan
lain, hasil penilaian tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui tercapai tidaknya perubahan
tingkah laku siswa, tetapi juga sebagai umpan balik bagi upaya memperbaiki proses
pembelajaran. Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan proses pebelajaran dalam
mengupayakan perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses
belajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil belajar yang dicapai siswa merupakan
akibat dari proses pembelajaran yang ditempuhnya (pengalaman belajarnya). Sejalan dengan
a. Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan pembelajaran. Dengan fungsi ini maka
penilaian harus mengacu pada rumusanrumusan tujuan pembelajaran sebagai penjabaran dari
b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan dalam
hal tujuan pembelajaran, kegiatan atau pengalaman belajar siswa, strategi pembelajaran yang
c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya. Dalam
laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan pelajar siswa dalam berbagai
bidang studi atau mata pelajaran dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.
Pengertian Pengukuran, Pnilaian dan Evaluasi Beserta Contohnya.
=> Pengukuran adalah proses atau kegiatan untuk memberi kuantitas terhada seusatu.
Contoh: Seorang pendidik memberikan tes. Hasil tes tersebut akan menghasilkan nilai
berdasarkan kriteria pengskoran.
=>Penilaian adalah proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk
memperoleh informasi dalam rangka untuk mengambil keputusan dengan kriteria tertentu.
Contoh:Si pendidik melakukan pengolahan skor dengan pendekatan tertentu sehingga nilai-
nilai itu memilki makna tidak menguasai, mengusai dan sangat menguasai.
=>Evaluasi adalah kegiatan yang mancakup pengukuran dan penilaian dan hasilanya
digunakan untuk perbaikan selanjutnya. Contoh: Si pendidik menilai seluruh komponen
pembelajaran(tujan, materi, metode, media, sumebr belajar, penilaian guru, peserta didik dan
lingkungan).
Kontinuitas
Evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental karena pembelajaran itu sendiri adalah suatu
proses yang kontinu. Oleh sebab itu, evaluasi pun harus dilakukan secara kontinu. Hasil
evaluasi yang diperoleh pada suatu waktu harus senan tiasa dihubungkan dengan hasil – hasil
pada waktu sebelumnya, sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas dan berarti tentang
perkembangan peserta didik. Perkembangan pelajar peserta didik tidak dapat dilihat dari
dimensi produk saja, tetapi juga dimensi proses bahkan dari dimensi imput.