Anda di halaman 1dari 15

Pengertian Pengukuran (Measurement)

 Menurut Ign. Masidjo (1995: 14) pengukuran adalah suatu kegiatan menentukan
kuantitas suatu objek melalui aturan-aturan tertentu sehingga kuantitas yang diperoleh
benar-benar mewakili sifat dari suatu objek yang dimaksud.
 Pengukuran bisa diartikan sebagai proses memasangkan fakta-fakta suatu objek
dengan fakta-fakta satuan tertentu (Djaali & Pudji Muljono, 2007).
 Menurut Endang Purwanti (2008:4) pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau
upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau
peristiwa, atau benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka.
 Pengukuran dapat diartikan dengan kegiatan untuk mengukur sesuatu. Pada
hakekatnya, kegiatan ini adalah membandingkan sesuatu dengan atau sesuatu yang
lain (Anas Sudiono, 2001).
 Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuntitas sesuatu
(Zaenal Arifin, 2012).
 Hopkins dan Antes (1990) mengartikan pengukuran sebagai “suatu proses yang
menghasilkan gambaran berupa angka-angka berdasarkan hasil pengamatan mengenai
beberapa ciri tentang suatu objek, orang atau peristiwa.
 Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua karakteristik utama
yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu aturan atau formula
tertentu. Pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter
tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek tertentu yang mengacu pada
aturan dan formulasi yang jelas. Aturan atau formulasi tersebut harus disepakati
secara umum oleh para ahli.
 Menurut Cangelosi (1995: 21) pengukuran adalah proses pengumpulan data melalui
pengamatan empiris yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang relevan
dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa
dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja
mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera mereka
seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan.
 Menurut Wiersma & Jurs (1990) pengukuran adalah penilaian numerik pada fakta-
fakta dari objek yang hendak diukur menurut kriteria atau satuan-satuan tertentu.
 Alwasilah et al.(1996), measurement (pengukuran) merupakan proses yang
mendeskripsikan performa siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (sistem
angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performa siswa tersebut
dinyatakan dengan angka-angka
 Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran (measurement) sebagai
kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya
menjadi kuantitatif.
 Sridadi (2007) pengukuran adalah suatu prose yang dilakukan secara sistematis untuk
memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan menggunakan alat
ukur yang baku.

Jadi, Pengukuran (measurement) adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan
fakta kuantitatif dengan membandingkan sesuatu dengan satuan ukuran standar yang
disesuaikan sesuai dengan objek yang akan diukur. Pengukuran bukan hanya dapat mengukur
hal-hal yang tampak saja namun dapat juga mengukur benda-benda yang dapat di bayangkan
seperti kepercayaan konsumen, ketidak pastian dll. Pengukuran dalam bidang pendidikan
berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu. Dalam hal ini yang diukur
bukan peserta didik tersebut, akan tetapi karakteristik atau atributnya.

Pengertian Penilaian (Assessment)


 Menurut Bonnie Campbell Hill & Cynthia Ruptic (1994). “Assessment is the process
of gathering evidence and documenting a child’s lerning and growth”. Penilaian
adalah proses mengumpulkan peristiwa dan mendokumentasikan pertumbuhan dan
pembelajaran anak.
 Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis (1994). “Proses sistematika dalam
mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan
kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang
sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun
program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif.
 Djemari Mardapi (1999: 8) penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau
mendeskripsikan hasil pengukuran.
 Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan tentang nilai. Oleh karena
itu, langkah selanjutnya setelah melaksanakan pengukuran adalah penilaian. Penilaian
dilakukan setelah siswa menjawab soal-soal yang terdapat pada tes. Hasil jawaban
siswa tersebut ditafsirkan dalam bentuk nilai.
 Menurut Suharsimi Arikunto (2009) penilaian adalah mengambil suatu keputusan
terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
 Dalam buku, “Bimbingan Dan Konseling Disekolah”, terbitan Direktorat Tenaga
Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, departemen Pendidikan Nasional (2008:27) dijelaskan bahwa
Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan.
 Dalam PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 17
dikemukakan bahwa “penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik”.
 Penilaian merupakan proses mengamati, merekam dan mengumpulkan berbagai
dokumentasi dari hasil karya yang telah dikerjakan oleh anak dan bagaimana cara
mereka mengerjakannya (NAEYC & NAESC/ SDE, 1991).
 Menurut NSW Departement of Education (dikutip Arthur, 1996: 324) Assesment is
the process of gathering evidence and making judgement about students’ needs,
strenghts, abilities and eachievement. Penilaian adalah proses mengumpulkan fakta-
fakta dan membuat keputusan tentang kebutuhan siswa, kekuatan, kemampuan, dan
kemajuannya.
 Menurut Hargrove dan Poteet (1984) Assesment is the process of gathering
information, using appropriate tools and technique. Penilaian adalah proses
mengumpulkan informasi, dengan menggunakan alat dan teknik yang layak).
 Menurut Jamaris (dalam makalah Asesmen Perkembangan Anak Usia TK Berbasis
Kecerdasan Jamak, 2004). Penilaian pendidikan anak usia dini merupakan suatu
proses kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengumpulkan data atau
bukti-bukti tentang perkembangan dan hasil belajar anak usia dini.
 Menurut James A. Poteet & Ronald C Eaves (1985). Penilaian berarti proses
pengumpulan informasi. Untuk guru, penilaian dilakukan sebagai tujuan memutuskan
keterampilan mengajar.
 Angelo T.A.(1991): “Classroom Assessment is a simple method faculty can use to
collect feedback, early and often, on how well their students are learning what they
are being taught”. assessment Kelas adalah suatu metode yang sederhana dapat
digunakan untuk mengumpulkan umpan balik, baik di awal maupun setelah
pembelajaran tentang seberapa baik siswa mempelajari apa yang telah diajarkan
kepada mereka.
 Bob Kizlik (2009): “Assessment is a process by which information is obtained
relative to some known objective or goal. Assessment is a broad term that includes
testing. A test is a special form of assessment. Tests are assessments made under
contrived circumstances especially so that they may be administered. In other words,
all tests are assessments, but not all assessments are tests”. Assessment adalah suatu
proses dimana informasi diperoleh berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Penilaian
adalah istilah yang luas yang mencakup tes (pengujian). Tes adalah bentuk khusus
dari penilaian. Tes adalah salah satu bentuk penilaian. Dengan kata lain, semua tes
merupakan penilaian, namun tidak semua penilaian berupa tes.
 Terry Overton (2008): Assesment is a process of gathering information to monitor
progress and make educational decisions if necessary. As noted in my definition of
test, an assesment may include a test, but also include methods such as observations,
interview, behavior monitoring, etc. (Artinya: sesmen adalah suatu proses
pengumpulan informasi untuk memonitor kemajuan dan bila diperlukan pengambilan
keputusan dalam bidang pendidikan. Sebagaimana disebutkan dalam definisi saya
tentang tes, suatu penilaian bisa saja terdiri dari tes, atau bisa juga terdiri dari berbagai
metode seperti observasi, wawancara, monitoring tingkah laku, dan sebagainya).
 Palomba and Banta (1999), Assessment is the systematic collection , review , and use
of information about educational programs undertaken for the purpose of improving
student learning and development (Artinya: penilaian adalah pengumpulan, reviu, dan
penggunaan informasi secara sistematik tentang program pendidikan dengan tujuan
meningkatkan belajar dan perkembangan siswa).
 Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi tentang siswa dan kelas untuk
maksud-maksud pengambilan keputusan instruksional (Richard I. Arends, 2008: 217).
 Penilaian adalah proses pengumpulan informasi dengan mempergunakan alat dan
teknik yang sesuai, untuk membuat keputusan pendidikan berkenaan dengan
penempatan dan program pendidikan bagi siswa tertentu (Djadja Rahardja).
 Assesment atau penilaian diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil
pengukuran berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu (S. Eko Putro
Widoyoko, 2012: 3).

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa assessment atau penilaian adalah
proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar
siswa, menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran (kuantifikasi suatu objek, sifat, perlaku
dll), menggambarkan informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian
kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Assessment memberikan informasi lebih
konprehensif dan lengkap dari pada pengukuran, sebab tidak hanya mengunakan instrument
tes saja, tetapi juga mengunakan tekhnik non tes lainya. Penilaian adalah kegiatan mengambil
keputusan untuk menentukan sesuatu berdasarkan kriteria baik buruk dan bersifat kualitatif.
Hasil penilaian sendiri walaupun bersifat kualitatif, dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan
naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).

Pengertian Evaluasi (Evaluate)


 Menurut Edwin Wond dan Gerold W. Brown; evaluasi pendidikan adalah proses
untuk menentukan nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan.
 Evaluasi dalam bahasa Inggris dikenal dengan istila Norman E. Grounloud (1985)
berpendapat evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau
membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan program telah tercapai.
 Endang Purwanti (2008: 6) Berpendapat bahwa evaluasi adalah proses pemberian
makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka
hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu.
 Wrightstone, dkk (1956) yang mengemukakan bahwa evaluasi pendidikan adalah
penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah tujuan atau nilai-nilai
yang telah ditetapkan dalam kurikulum (Djaali & Pudji Muljono, 2007).
 Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian
atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983).
 Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of
delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision
alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan
menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
 Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang
dikumpulkan melalui kegiatan penilaian.
 Menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan
hasil pengukuran.
 Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap
kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses
merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan
untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan
suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai
sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002).
 Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang
ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan.
 Tayibnapis (2000) evaluasi adalah program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses
menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.
 Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi formatif.
Evaluasi formatif dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback (umpan
balikan) perbaikan program, sementara itu evaluasi sumatif merupakan upaya menilai
manfaat program dan mengambil keputusan (Lehman, 1990).
 Menurut Tyler (1950) dalam Suharsimi Arikunto (2003) Evaluasi adalah sebuah
proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan
bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan
apa sebabnya.
 Menurut NSW Department of Education (dikutip Arthur, 1996) Evaluation is the
process of gathering data and making judgement about the effectiveness of teaching
programs, policies and procedures. Evaluasi adalah proses mengumpulkan data dan
membuat keputusan tentang efektivitas program pembelajaran, kebijakan dan
prosedurnya.
 Anas Sudiono (2001) mengemukakan bahwa secara harfiah kata evaluasi berasal dari
bahasa Inggris evaluation, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar katanya
adalah value yang artinya nilai. Jadi istilah evaluasi menunjuk pada suatu tindakan
atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
 Frey, Barbara A., and Susan W. Alman. (2003): Evaluation The systematic process of
collecting, analyzing, and interpreting information to determine the extent to which
pupils are achieving instructional objectives. (Artinya: Evaluasi adalah proses
sistematis pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi untuk menentukan sejauh
mana siswa yang mencapai tujuan instruksional).
 Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution (2001), mengartikan penilaian adalah suatu
proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh
melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes.
 Evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi
yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan (Mehrens &
Lehmann, 1978:5).
 Komite Studi Nasional tentang evaluasi (National Study Committee on Evaluation)
dari UCLA (Stark & Thomas, 1994: 12). Evaluasi merupakan suatu proses atau
kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis, dan penyajian informasi yang dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program
selanjutnya.
 Evaluasi adalah proses membuat judgment untuk memutuskan tentang manfaat
pendekatan tertentu atau hasil pekerjaan siswa (Richard I. Arends, 2008: 217).
 Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan,
mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menyajikan informasi tentang suatu
program untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun
kebijakan maupun menyusun program selanjutnya (S. Eko Putro Widoyoko, 2012: 6).

Dari berbagai devinisi diatas, evaluasi adalah adalah kegiatan atau upaya yang meliputi
pengukuran dan penilaian yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan (program,
produksi, prosedur). Untuk selanjutnya hasil dari kegiatan atau upaya tersebut digunakan
sebagai bahan pengambilan keputusan atas objek yang dievaluasi.

Kesimpulan
 Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk
menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat
kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.
 Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai
informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan
hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh siswa melalui
program kegiatan belajar.
 Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai,
kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.

Persamaan antara pengukuran, penilaian dan evaluasi: Sama-sama menentukan nilai dari
sesuatu, alat yang digunakan untuk mengumpulkan datanya juga sama, sama-sama proses
membuat keputusan tentang nilai suatu objek,
Bagan Kedudukan Pengukuran (measurement), Penilaian (assessment) dan Evaluasi
(evaluate)

Referensi
 Alwasilah, et al. (1996). Glossary of educational Assessment Term. Jakarta: Ministry
of Education and Culture.
 Angelo, T.A., (1991). Ten easy pieces: Assessing higher learning in four dimensions.
In Classroom research: Early lessons from success. New directions in teaching and
learning (#46), Summer, 17-31.
 Arends, Richard I (2008). Learning To Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
 Arifin, Zainal (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.
 Kumano, Y. (2001). Authentic Assessment and Portfolio Assessment-Its Theory and
Practice. Japan: Shizuoka University.
 Lehman, H. (1990). The Systems Approach to Education. Special Presentation
Conveyed in The International Seminar on Educational Innovation and Technology
Manila. Innotech Publications-Vol 20 No. 05.
 Purwanto, M. Ngalim (2009). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
 Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York :
Macmillan College Publishing Company
 Suwandi, Sarwiji (2010). Model Asesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma
Pustaka.
 Tayibnapis, F.Y. (2000). Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta
 Widoyoko, S. Eko Putro (2012). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
 Arikunto, Suharsimi & Jabar (2004). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
 Arikunto, Suharsimi (2009). Dasar-dasar evaluasi pendidikan (edisi revisi). Jakarta:
Bumi Aksara
 Calongesi, James S. (1995). Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung :
ITB
 Depdiknas (2008). Bimbingan Dan Konseling Disekolah. Direktoral Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
 Djaali & Pudji Muljono (2007). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:
Grasindo.
 Frey, Barbara A., and Susan W. Alman. (2003). Formative Evaluation Through
Online Focus Groups, in Developing Faculty to use Technology, David G. Brown
(ed.), Anker Publishing Company: Bolton, MA.
 Hill, Bonnie Campbell & Cynthia Ruptic (1994). Practical aspects of authentic
assessment: putting the pieces together. Christopher-Gordon Pub., Inc
 Hopkins, Charles D. & Richard L. Antes (1990) Classroom Measurement and
Evaluation. F.E. Peacock.
 Ign. Masidjo (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Jakarta:
Kanisius
 Kizlik, Bob. (2009). Measurement, Assessment, and Evaluation in Education. Online :
http://www.adprima.com/measurement.htm diakses 16 Oktober 2014.
 Mardapi, Djemari (2003). Desain Penilaian dan Pembelajaran Mahasiswa. Makalah
Disajikan dalam Lokakarya Sistem Penjaminan Mutu Proses Pembelajaran tanggal 19
Juni 2003 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
 McLoughlin, James A. & Rena B. Lewis (1994). Assessing Special Students. Merrill
 Overton, Terry. (2008). Assessing Learners with Special Needs: An Applied
Approach (7th Edition). University of Texas – Brownsville
 Palomba, Catherine A. And Banta, Trudy W. (1999). Assessment Essentials:
Planning, Implementing, Improving. San Francisco: Jossey-Bass
 Poteet, James A & Ronald C Eaves(1985). Assessment in special education. Reston,
Va. : Council for Educational Diagnostic Services
 Purwanti, Endang. (2008). Asesmen Pembelajaran SD. Direktoral Jendral Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
 Robert Charles Smith (2002). Patient-centered Interviewing: An Evidence-based
Method. Lippincott Williams & Wilkins
 Sridadi (2007). Diktat Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Penjas. Yogyakarta: FIK
UNY.
 Sudiono, Anas (2001). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.Grafindo Persada.
 Wayan Nurkencana. (1993). Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.
 Wiersma, William & Stephen G. Jurs (1990). Instructor’s Manual for Educational
Measurement and Testing, 2nd Ed. Allyn and Bacon
 Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution (2001). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Penilaian

Penilaian dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah Assessment yang berarti menilai
sesuatu. Menilai itu sendiri bararti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mengacu
pada ukuran tertentu seperti menilai baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh,
tinggi atau rendah, dan sebagainya (Djaali & Pudji Muljono, 2007).

Istilah asesmen (assessment) diartikan oleh Stiggins (1994) sebagai penilaian proses,
kemajuan, dan hasil belajar siswa (outcomes). Sementara itu asesmen diartikan oleh Kumano
(2001) sebagai “ The process of Collecting data which shows the development of learning”.

Menurut Endang Purwanti (2008: 3) Secara umum, asesment dapat diartikan sebagai proses
untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar
pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program
pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah.

Pendapat yang serupa juga disampaikan oleh Akhmad sudrajat (2008) Penilaian atau
asesment adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian
kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang
sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai
kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (http://akhmadsudrajat.
wordpress. com.2008).

Sedangkan Menurut Ign. Masidjo (1995: 18) penilaian sifat suatu objek adalah suatu kegiatan
membandingkan hasil pengukuran sifat suatu objek dengan suatu acuan yang relevan
sedemikian rupa sehingga diperoleh kuantitas suatu objek yang bersifat kualitatif.

Dari beberapa pengertian menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah
suatu kegiatan membandingkan atau menerapkan hasil pengukuran untuk memberikan nilai
terhadap objek penilaian.

Evaluasi

Evaluasi dalam bahasa Inggris dikenal dengan istila Evaluation. Gronlund (1985)
berpendapat evaluaasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat
keputusan, sampai sejauh mana tujuan proram telah tercapai. Pendapat yang sama juga
dikemukakan oleh Wrightstone, dkk (1956) yang mengemukakan bahwa evaluasi pendidikan
adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah tujuan atau nilai-nilai
yang telah ditetapkan dalam kurikulum (Djaali & Pudji Muljono, 2007).

Sedangkan Endang Purwanti (2008: 6) Berpendapat bahwa evaluasi adalah proses pemberian
makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil
pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses menilai sesuat
berdasarkan criteria tertentu, yang selanjunya diikuti dengan pengambilan sebuah keputusan
atas objek yang dievaluasi.

Dari pengertian diatas istilah evaluasi dan penilaian hampir sama, bedanya dalam evaluasi
berakhir dengan pengambilan keputusan sedangkan penilaian hanya sebatas memberikan
nilai saja. Berdasarkan pengertian antara istilah pengukuran, penilaian dan evaluasi yang
dikemukakan diatas, maka jelaslah sudah bahwa pengukuran, penilaian dan evaluasi
merupakan tiga konsep yang berbeda. Namun demikian, dalam prakteknya dalam dunia
pendidikan, ketiga konsep tersebut sering dipraktikkan dalam satu rangkaian kegiatan.
Mengapa menilai? Agar supaya kita mengetahui kemajuan tindakan pembelajaran yang telah
kita jalankan, tanpa proses menilai maka keberhasilan pembelajaran tidak dapat diukur.
Penilaian mempunyai makna ditinjau dari berbagai segi diantaranya bagi siswa, bagi guru
dan bagi sekolah. Apa saja manfaatnya?

1. Makna bagi siswa.


Melalui penilaian, siswa dapat mengetahui sejauhmana telah berhasil mengikuti pelajaran
yang diberikan oleh guru. Apakah siswa merasa puas atau tidak puas atas hasil yang
diperolehnya. Bila hasilnya memuaskan akan menyenangkan dan dapat memotivasi siswa
untuk belajar lebih giat lagi sementara bila hasil tidak memuaskan maka ia akan berusaha
agar penilaian berikutnya memperoleh hasil yang memuaskan.
2. Makna bagi guru
Berdasarkan hasil penilaian, bagi guru dapat:

 Dapat mengetahui siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya dan
siswa mana yang belum berhasil menguasai bahan.
 Guru dapat mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa atau
belum, apabila materi tepat maka diwaktu akan datang tidak perlu diadakan
perubahan.
 Guru akan mengetahui metode yang digunakan sudah tepat atau belum. Jika hasil
yang diperoleh sebagian besar siswa mendapatkan nilai bagus maka metode sudah
tepat sebaliknya bila sebagian besar hasil yang diperleh siswa buruk maka metode
yang digunakan harus dipertimbangkan kembali dan kalau perlu diganti.

3. Makna bagi sekolah


Keberhasilan guru dan siswa melaksanakan pembelajaran akan berdampak positif bagi
sekolah, dengan demikian penilaian bagi sekolah dapat :

 Mengetahui kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sesuai dengan harapan atau
belum. Hasil belajar merupakan cermin kualitas suatu sekolah.
 Untuk mengetahui tepat tidaknya kurikulum yang dipakai
 Untuk dapat mengetahui kemajuan perkembangan penilaian dari tahun ke tahun
sehingga menjadi pedoman bagi sekolah untuk tindakan selanjutnya.

tujuan, manfaat, fungsi, penilaian kelas


Tujuan Penilaian Kelas
•    Penilaian kelas dilakukan untuk mengumpulkan
informasi tentang kemajuan belajar siswa, guna
menetapkan sampai sejauhmana siswa telah menguasai
kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Manfaat penilaian kelas


•    Sebagai umpan balik bagi siswa agar mengetahui
kemampuan dan kekurangannya
•    Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis
kesulitan belajar yang dialami siswa
•    Sebagai umpan balik bagi guru untuk memperbaiki
proses belajar mengajar
•    Sebagai informasi kepada orang tua dan komite
sekolah tentang efektivitas pendidikan

Keunggulan penilaian kelas


•    memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi
siswa untuk menunjukkan apa yang dipahami dan
mampu dikerjakannya.
•    Prestasi belajar siswa terutama tidak dibandingkan
dengan prestasi kelompok, tetapi dengan prestasi atau
kemampuan yang dimiliki sebelumnya;
•    Pengumpulan informasi dilakukan dengan berbagai
cara
•    Siswa tidak sekedar dilatih memilih jawaban yang
tersedia, tetapi lebih dituntut menanggapi dan
memecahkan masalah
•    siswa diberi kesempatan memperbaiki prestasi
belajarnya.
•    Penilaian tidak hanya dilaksanakan setelah proses
belajar-mengajar (PBM) tetapi dapat dilaksanakan ketika
PBM sedang berlangsung (penilaian proses).
•    Kriteria penilaian karya siswa dapat dibahas guru
dengan para siswa sebelum karya itu dikerjakan sehingga
secara tidak langsung terdorong agar berusaha mencapai
harapan (expectations) (standar yang dituntut) guru.

Fungsi Penilaian
•    Sebagai alat untuk menetapkan penguasaan siswa
terhadap kompetensi.
•    Sebagai bimbingan,
•    Sebagai alat diagnosis,
•    Sebagai alat prediksi
•    Sebagai grading,
•    Sebagai alat seleksi,

CARA-CARA
•    Penilaian Melalui Portofolio (Portfolio)
•    Penilaian Melalui Unjuk Kerja (Performance)
•    Penilaian Melalui Penugasan (Proyek/Project)
•    Penilaian Melalui Hasil kerja (Produk/Product)
•    Penilaian Melalui Tes Tertulis (Paper & Pen)

TUJUAN DAN FUNGSI PENILAIAN HASIL BELAJAR

Pelaksanaan penilaian hasil belajar pada proses belajar mengajarbertujuan untuk:

(1) mengetahui kemajuan belajar siswa, baik sebagai individu maupun anggota

kelompok/kelas setelah ia mengikuti pendidikan dan pembelajaran dalam jangka waktu yang

telah ditentukan.

(2) mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi berbagai komponen pembelajaran

yang dipergunakan guru dalam jangka waktu tertentu. Komponen pembelajaran itu misalnya

menyangkut perumusan materi pembelajaran, pemilihan metode pembelajaran, media,

sumber belajar, dan rancangan sistem penilaian yang dipilih.

(3) menentukan tindak lanjut pembelajaran bagi siswa, dan

(4) membantu siswa untuk memilih sekolah, pekerjaan, dan jabatan yang sesuai

dengan bakat, minat, perhatian, dan kemampuannya.

Dari tujuan tersebut, menunjukkan bahwa penilaian hasil belajar pada dasarnya tidak

hanya sekedar mengevaluasi siswa, tetapi juga seluruh komponen proses pembelajaran,

seperti guru, Tujuan belajar pada materi ini diharapkan :

(1) dapat menjelaskan tujuan penilaian hasil belajar;

(2) dapat menyebutkan fungsi penilaian hasil belajar metode, dan media

pembelajaran. Karena kegiatan pembelajaran tidak semata-mata diorientasikan kepada siswa,

tetapi merupakan system yang melibatkan semua komponen pembelajaran yang akan

digunakan untuk perbaikan bidang pengajaran dan hasil belajar, fungsi diagnosis dan usaha
perbaikan, fungsi penempatan dan seleksi, fungsi bimbingan dan penyuluhan, perbaikan

kurikulum, dan penilaian kelembagaan. Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah

perubahan tingkah laku pada diri siswa. Oleh sebab itu dalam penilaian hendaknya diperiksa

sejauh mana perubahan tingkah laku siswa telah terjadi melalui proses belajarnya.

Dengan mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, dapat diambil tindakan

perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan siswa yang bersangkutan. Dengan perkataan

lain, hasil penilaian tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui tercapai tidaknya perubahan

tingkah laku siswa, tetapi juga sebagai umpan balik bagi upaya memperbaiki proses

pembelajaran. Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan proses pebelajaran dalam

mengupayakan perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses

belajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil belajar yang dicapai siswa merupakan

akibat dari proses pembelajaran yang ditempuhnya (pengalaman belajarnya). Sejalan dengan

pengertian diatas maka penilaian berfungsi sebagai berikut:

a. Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan pembelajaran. Dengan fungsi ini maka

penilaian harus mengacu pada rumusanrumusan tujuan pembelajaran sebagai penjabaran dari

kompetensi mata pelajaran

b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan dalam

hal tujuan pembelajaran, kegiatan atau pengalaman belajar siswa, strategi pembelajaran yang

digunakan guru, media pembelajaran, dll.

c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya. Dalam

laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan pelajar siswa dalam berbagai

bidang studi atau mata pelajaran dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.
Pengertian Pengukuran, Pnilaian dan Evaluasi Beserta Contohnya.
=> Pengukuran adalah proses atau kegiatan untuk memberi kuantitas terhada seusatu.
Contoh: Seorang pendidik memberikan tes. Hasil tes tersebut akan menghasilkan nilai
berdasarkan kriteria pengskoran.
=>Penilaian adalah proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk
memperoleh informasi dalam rangka untuk mengambil keputusan dengan kriteria tertentu.
Contoh:Si pendidik melakukan pengolahan skor dengan pendekatan tertentu sehingga nilai-
nilai itu memilki makna tidak menguasai, mengusai dan sangat menguasai.
=>Evaluasi adalah kegiatan yang mancakup pengukuran dan penilaian dan hasilanya
digunakan untuk perbaikan selanjutnya. Contoh: Si pendidik menilai seluruh komponen
pembelajaran(tujan, materi, metode, media, sumebr belajar, penilaian guru, peserta didik dan
lingkungan).

Kontinuitas

Evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental karena pembelajaran itu sendiri adalah suatu
proses yang kontinu. Oleh sebab itu, evaluasi pun harus dilakukan secara kontinu. Hasil
evaluasi yang diperoleh pada suatu waktu harus senan tiasa dihubungkan dengan hasil – hasil
pada waktu sebelumnya, sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas dan berarti tentang
perkembangan peserta didik. Perkembangan pelajar peserta didik tidak dapat dilihat dari
dimensi produk saja, tetapi juga dimensi proses bahkan dari dimensi imput.

Anda mungkin juga menyukai