Anda di halaman 1dari 7

Pengertian

Kemampuan pemahaman matematis adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang
diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi
pelajaran itu sendiri. Pemahaman matematis juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru, sebab guru
merupakan pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan  Hudoyo yang menyatakan: “Tujuan mengajar adalah
agar pengetahuan yang disampaikan dapat dipahami peserta didik“. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa siswa kepada
tujuan yang ingin dicapai yaitu agar bahan yang disampaikan dipahami  sepenuhnya oleh siswa.

Michener menyatakan bahwa pemahaman merupakan salah satu aspek dalam Taksonomi Bloom. Pemahaman diartikan sebagai penyerapan arti
suatu materi bahan yang dipelajari. Untuk memahami suatu objek secara mendalam seseorang harus mengetahui: 1) objek itu sendiri; 2) relasinya
dengan objek lain yang sejenis; 3) relasinya dengan objek lain yang tidak sejenis; 4) relasi-dual dengan objek lainnya yang sejenis; 5) relasi dengan
objek dalam teori lainnya.

Ada tiga macam pemahaman matematik, yaitu : Pengubahan (translation), digunakan untuk menyampaikan informasi dengan bahasa dan bentuk
yang lain dan menyangkut pemberian makna dari suatu informasi yang bervariasi.  Pemberian arti (interpretasi), Interpolasi digunakan untuk
menafsirkan maksud dari bacaan, tidak hanya dengan kata-kata dan frase, tetapi juga mencakup pemahaman suatu informasi dari sebuah ide dan
Pembuatan ekstrapolasi (ekstrapolation), ekstrapolasi mencakup estimasi dan prediksi yang didasarkan pada sebuah pemikiran, gambaran kondisi
dari suatu informasi, juga mencakup pembuatan kesimpulan dengan konsekuensi yang sesuai dengan informasi jenjang kognitif ketiga yaitu
Penerapan (application) yang menggunakan atau menerapkan suatu bahan yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru, yaitu berupa ide, teori atau
petunjuk teknis.

Bloom mengklasifikasikan pemahaman (Comprehension) ke dalam jenjang kognitif kedua yang menggambarkan suatu pengertian, sehingga siswa
diharapkan mampu memahami ide-ide matematika bila mereka dapat menggunakan beberapa kaidah yang relevan. Dalam tingkatan ini siswa
diharapkan mengetahui bagaimana berkomunikasi dan menggunakan idenya untuk berkomunikasi. Dalam pemahaman tidak hanya sekedar
memahami sebuah informasi tetapi termasuk juga keobjektifan, sikap dan makna yang terkandung dari sebuah informasi. Dengan kata lain seorang
siswa dapat mengubah suatu informasi yang ada dalam pikirannya kedalam bentuk lain yang lebih berarti.

https://anugrahnurfadila.wordpress.com/kemampuan-pemahaman-matematis/

Jenis

Ada beberapa jenis pemahaman menurut para ahli yaitu:

1. Polya, membedakan empat jenis pemahaman:


1. Pemahaman mekanikal, yaitu  dapat mengingat dan menerapkan sesuatu
secara rutin atau perhitungan sederhana.
2. Pemahaman induktif, yaitu dapat mencobakan sesuatu dalam kasus sederhana
dan tahu bahwa sesuatu itu berlaku dalam kasus serupa.
3. Pemahaman rasional, yaitu dapat membuktikan kebenaran sesuatu.
4. Pemahaman intuitif, yaitu dapat memperkirakan kebenaran sesuatu tanpa
ragu-ragu, sebelum menganalisis secara analitik.

1. Polattsek, membedakan dua jenis pemahaman:


1. Pemahaman komputasional, yaitu dapat menerapkan sesuatu pada perhitungan
rutin/sederhana, atau mengerjakan sesuatu secara algoritmik saja.
2. Pemahaman fungsional, yaitu dapat mengkaitkan sesuatu dengan hal lainnya
secara benar dan menyadari proses yang dilakukan.

1. Copeland, membedakan dua jenis pemahaman:


1. Knowing how to, yaitu dapat mengerjakan sesuatu secara rutin/algoritmik.
2. Knowing, yaitu dapat mengerjakan sesuatu dengan sadar akan proses yang
dikerjakannya.
1. Skemp, membedakan dua jenis pemahaman:
1. Pemahaman instrumental, yaitu hafal sesuatu secara terpisah atau dapat
menerapkan sesuatu pada perhitungan rutin/sederhana, mengerjakan sesuatu
secara algoritmik saja.
2. Pemahaman relasional, yaitu dapat mengkaitkan sesuatu dengan hal lainnya
secara benar dan menyadari proses yang dilakukan
2. Pemahaman instrumental diartikan sebagai pemahaman konsep yang saling terpisah
dan hanya hafal rumus dalam perhitungan sederhana. Dalam hal ini seseorang hanya
memahami urutan pengerjaan atau algoritma. Sedangkan pemahaman relasional
termuat skema atau struktur yang dapat digunakan pada penjelasan masalah yang
lebih luas dan sifat pemakaiannya lebih bermakna.
3. Sedangkan pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap konsep matematika menurut
NCTM (1989 : 223) dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam:  (1) Mendefinisikan
konsep secara verbal dan tulisan; (2) Mengidentifikasi dan membuat contoh dan
bukan contoh; (3) Menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk
merepresentasikan suatu konsep; (4) Mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk
lainnya; (5) Mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep; (6) Mengidentifikasi
sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep; (7)
Membandingkan dan membedakan konsep-konsep.

https://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-pemahaman-matematis/

Pentingnya

Pemahaman matematis penting untuk belajar matematika secara bermakna, tentunya para
guru mengharapkan pemahaman yang dicapai siswa tidak terbatas pada pemahaman yang
bersifat dapat menghubungkan. Menurut Ausubel bahwa belajar bermakna bila informasi
yang akan dipelajari siswa disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa
sehingga siswa dapat mengkaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimiliki.
Artinya siswa dapat mengkaitkan antara pengetahuan yang dipunyai dengan keadaan lain
sehingga belajar dengan memahami.

https://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-pemahaman-matematis/
sumber lain

Pemahaman Matematis (Mathematics Understanding))

Menurut Walle (2008: 26), “pemahaman dapat didefinisikan sebagai ukuran kualitas dan
kuantitas hubungan suatu ide dengan ide yang telah ada”. Setiap siswa memiliki kemampuan
pemahaman yang berbeda tergantung pada ide yang dimiliki dan pembuatan hubungan antara
ide yang ada dengan ide baru.

Bloom (Suherman, 2003: 29-35), mengklasifikasikan pemahaman pada jenjang kognitif


urutan kedua setelah pengetahuan, jenjang kognitif tahap pemahaman ini mencakup hal-hal
berikut.

1. pemahaman konsep;
2. pemahaman prinsip, aturan, dan generalisasi;
3. pemahaman terhadap struktur matematika;
4. kemampuan untuk membuat tranformasi;
5. kemampuan untuk mengikuti pola berpikir;
6. kemampuan untuk membaca dan menginterpretasikan masalah sosial atau data
matematika.

Pemahaman akan sebuah konsep ilmu pengetahuan yang sedang dipelajari memiliki peranan
yang sangat penting. Siswa akan berkembang ke jenjang kognitif yang lebih tinggi jika ia
memiliki pemahaman konsep yang baik. Jika pemahaman konsep dikuasai dengan baik maka
siswa akan mampu menghubungkan atau mengaitkan sebuah konsep yang satu dengan yang
lainnya. Selain itu, konsep tersebut dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan dari
mulai yang sederhana hingga ke permasalahan yang lebih kompleks.

Ruseffendi (2006: 221), mengkategorikan pemahaman menjadi tiga macam, yaitu:

1. pengubahan (penerjemahan);
2. pemberian arti (interpretasi);
3. pembuatan ekstrapolasi.

Pengubahan (penerjemahan), yaitu kemampuan untuk mengubah atau menerjemahkan simbol


ke dalam kata-kata dan sebaliknya, mampu mengartikan suatu kesamaan dan mampu
mengkonkritkan konsep yang abstrak. Pemberian arti (interpretasi), yaitu kemampuan untuk
memahami sebuah konsep yang disajikan dalam bentuk lain seperti diagram, tabel, grafik dan
lain-lain. Sedangkan Pembuatan ekstrapolasi, yaitu kemampuan untuk memperkirakan atau
meramalkan suatu kecenderungan yang ada menurut data tertentu. Menurut Polya (Jihad,
2008: 167), membedakan 4 jenis pemahaman, yaitu:

1. pemahaman mekanikal, yaitu dapat mengingatkan dan menerapkan sesuatu secara


rutin atauperhitungan sederhana;
2. pemahaman induktif, yaitu dapat mencobakan sesuatu dalam kasus sederhana dan
tahu bahwa sesuatu itu berlaku dalam kasus serupa;
3. pemahaman rasional, yaitu dapat membuktikan kebenaran sesuatu;
4.    pemahaman intuitif, yaitu dapat memperkirakan kebenaran sesuatu tanpa ragu-ragu,
sebelum menganalisis secara analitik.
Berbeda dengan Polya, Pollatsek (Sumarmo, 2010: 4-5), menggolongkan pemahaman dalam
dua jenis, yaitu:

1. pemahaman komputasional;
2. pemahaman fungsional.

Pemahaman komputasional adalah kemampuan menerapkan rumus dalam perhitungan


sederhana dan mengerjakan perhitungan secara algoritma. Sedangkan pemahaman fungsional
adalah kemampuan mengkaitkan satu konsep/prinsip lainnya dan menyadari proses yang
dikerjakannya. Sementara itu, Skemp (Idris, 2009: 37) membedakan pemahaman ke dalam
tiga macam, yaitu:

1. pemahaman instrumental (instrumental understanding);


2. pemahaman relasional (relational understanding);
3. pemahaman logis (logical understanding).

Pemahaman instrumental adalah kemampuan seseorang menggunakan prosedur matematis


untuk menyelesaikan suatu masalah tanpa mengetahui mengapa prosedur itu digunakan.
Dengan kata lain siswa hanya mengetahui “bagaimana” tetapi tidak mengetahui “mengapa”.
Pada tahapan ini, pemahaman konsep masih terpisah dan hanya sekedar hafal suatu rumus
untuk menyelesaikan permasalahan rutin / sederhana sehingga siswa belum mampu
menerapkan rumus tersebut pada permasalahan baru yang berkaitan. Sementara itu,
pemahaman relasional adalah kemampuan seseorang menggunakan prosedur matematis
dengan penuh kesadaran bagaimana dan mengapa prosedur itu digunakan. Sedangkan
pemahaman logis berkaitan erat dengan meyakinkan diri sendiri dan meyakinkan orang lain.
Dengan kata lain, siswa dapat mengkonstruksi sebuah bukti sebelum ide-ide yang dimilikinya
dipublikasikan secara formal atau informal sehingga membuat siswa tersebut merasa yakin
untuk membuat penjelasan kepada siswa yang lain.

“Secara umum, indikator pemahaman matematika meliputi: mengenal, memahami dan


menerapkan konsep, prosedur, prinsip dan idea matematika” (Sumarmo, 2010: 4). Adapun
indikator yang digunakan adalah indikator pemahaman konsep menurut Jihad dan Haris
(2010: 149), sebagai berikut.

1. kemampuan menyatakan ulang sebuah konsep yang dipelajari;


2. kemampuan mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai
dengan konsepnya);
3. kemampuan menyebutkan contoh dan non-contoh dari konsep;
4. kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis;
5. kemampuan menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi
tertentu;
6. kemampuan mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.
7. kemampuan mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep;

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

1. Definisi Pemahaman dan Konsep


Dalam proses mengajar, hal terpenting adalah pencapaian pada tujuan yaitu agar mahasiswa
mampu memahami sesuatu berdasarkan pengalaman belajarnya. Kemampuan pemahaman ini
merupakan hal yang sangat fundamental, karena dengan

pemahaman akan dapat mencapai pengetahuan prosedur.

Menurut Purwanto (1994:44) pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan


siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Sementara
Mulyasa (2005 : 78) menyatakan bahwa pemahaman adalah kedalaman kognitif dan afektif
yang dimiliki oleh individu. Selanjutnya Ernawati (2003:8) mengemukakan bahwa yang
dimaksud dengan pemahaman adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti
mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan dalam bentuk lain yang dapat dipahami,
mampu memberikan interpretasi dan mampu mengklasifikasikannya.

Menurut  Virlianti (2002:6) mengemukakan bahwa pemahaman adalah konsepsi yang bisa
dicerna atau dipahami oleh peserta didik sehingga mereka mengerti apa yang dimaksudkan,
mampu menemukan cara untuk mengungkapkan konsepsi tersebut, serta dapat
mengeksplorasi kemungkinan yang terkait.

Berdasarkan pengertian pemahaman diatas, penulis menyimpulkan pemahaman adalah suatu


cara yang sistematis dalam memahami dan mengemukakan tentang sesuatu yang
diperolehnya.

Setiap materi pembelajaran matematika berisi sejumlah konsep yang harus disukai siswa.
Pengertian konsep Menurut Ruseffendi (1998:157) adalah suatu ide abstrak yang
memungkinkan kita untuk mengklasifikasikan atau mengelompokkan objek atau kejadian itu
merupakan contoh dan bukan contoh dari ide tersebut.

1. Pemahaman Konsep Matematika

Pemahaman konsep sangat penting, karena dengan penguasaan konsep akan memudahkan
siswa dalam mempelajari matematika. Pada setiap pembelajaran diusahakan lebih ditekankan
pada penguasaan konsep agar siswa memiliki bekal dasar yang baik untuk mencapai
kemampuan dasar yang lain seperti penalaran, komunikasi, koneksi dan pemecahan masalah.

Penguasan konsep merupakan tingkatan hasil belajar siswa sehingga dapat mendefinisikan
atau menjelaskan sebagian atau mendefinisikan bahan pelajaran dengan menggunakan
kalimat sendiri. Dengan kemampuan siswa menjelaskan atau mendefinisikan, maka siswa
tersebut telah memahami konsep atau prinsip dari suatu pelajaran meskipun penjelasan yang
diberikan mempunyai susunan kalimat yang tidak sama dengan konsep yang diberikan tetapi
maksudnya sama.

Menurut Sanjaya (2009) mengatakan apa yang di maksud pemahaman konsep adalah
kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran, dimana siswa tidak
sekedar mengetahui atau mengingat sejumlah konsep yang dipelajari, tetapi mampu
mengungkapan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan interprestasi
data dan mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang
dimilikinya.
Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan definisi pemahaman konsep adalah
Kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengemukakan kembali ilmu yang diperolehnya
baik dalam bentuk ucapan maupun tulisan kepada orang sehingga orang lain tersebut benar-
benar mengerti apa yang disampaikan.

Mengingat pentingnya pemahaman konsep tersebut, Menurut Hiebert dan Carpenter (dalam
Dafril: 2011). Pengajaran yang  menekankan kepada pemahaman mempunyai sedikitnya lima
keuntungan, yaitu:

1. Pemahaman memberikan generative artinya bila seorang telah memahami suatu


konsep, maka pengetahuan itu akan mengakibatkan pemahaman yang lain karena
adanya jalinan antar pengetahuan yang dimiliki siswa sehingga setiap pengetahuan
baru melaui keterkaitan dengan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya.
2. Pemahaman memacu ingatan artinya suatu pengetahuan yang telah dipahami dengan
baik akan diatur dan dihubungkan secara efektif dengan pengetahuan-pengetahuan
yang lain melalui pengorganisasian skema atau pengetahuan secara lebih efisien di
dalam struktur kognitif berfikir sehingga pengetahuan itu lebih mudah diingat.
3. Pemahaman mengurangi banyaknya hal yang harus diingat artinya jalinan yang
terbentuk antara pengetahuan yang satu dengan yang lain dalam struktur kognitif
siswa yang mempelajarinya dengan penuh pemahaman merupakan jalinan yang
sangat baik.
4. Pemahaman meningkatkan transfer belajar artinya pemahaman suatu konsep
matematika akan diperoleh siswa yang aktif menemukan keserupaan dari berbagai
konsep tersebut. Hal ini akan membantu siswa untuk menganalisis apakah suatu
konsep tertentu dapat diterapkan untuk suatu kondisi tertentu.
5. Pemahaman mempengaruhi keyakinan siswa artinya siswa yang memahami
matematika dengan baik akan mempunyai keyakinan yang positif yang selanjutnya
akan membantu perkembangan pengetahuan matematikanya.
6. Indikator Pemahaman Konsep

Menurut Sanjaya (2009) indikator yang termuat dalam pemahaman konsep diantaranya
Menurut Sanjaya (2009) indikator yang termuat dalam pemahaman konsep diantaranya :

1. Mampu menerangka secara verbal mengenai apa yang telah dicapainya


2. Mampu menyajikan situasi matematika kedalam berbagai cara serta mengetahui
perbedaan,
3. Mampu mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya
persyaratan yang membentuk konsep tersebut,
4. Mampu menerapkan hubungan antara konsep dan prosedur,
5. Mampu memberikan contoh dan contoh kontra dari konsep yang dipelajari,
6. Mampu menerapkan konsep secara algoritma,
7. Mampu mengembangkan konsep yang telah dipelajari.

Pendapat diatas sejalan dengan Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor 506/C/Kep/PP/2004


tanggal 11 November 2001 tentang rapor pernah diuraikan bahwa indikator siswa memahami
konsep matematika adalah mampu :

1. Menyatakan ulang sebuah konsep,


2. Mengklasifikasi objek menurut tertentu sesuai dengan konsepnya,
3. Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep,
4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis,
5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep,
6. Menggunakan dan memanfaatkan  serta memilih prosedur atau operasi tertentu,
7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah.

            Mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika maka perlu
diadakan penilaian terhadap pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika. Tentang
penilaian perkembangan anak didik dicantumkan indikator dari kemampuan pemahaman
konsep sebagai hasil belajar matematika Tim PPPG Matematika 2005:86 (dalam Dafril,
2011) Indikator tersebut adalah :

1)      Kemampuan menyatakan ulang sebuah konsep adalah kemampuan siswa untuk
mengungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasikan kepadanya;

Contoh: pada saat siswa belajar maka siswa mampu menyatakan ulang maksud dari pelajaran
itu.

2)      Kemampuan mengklafikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep
adalah kemampuan siswa mengelompokkan suatu objek menurut jenisnya berdasarkan sifat-
sifat yang terdapat dalam materi.

Contoh: siswa belajar suatu materi dimana siswa dapat mengelompokkan suatu objek dari
materi tersebut sesuai sifat-sifat yang ada pada konsep.

3)      Kemampuan member contoh dan bukan contoh adalah kemampuan siswa untuk dapat
membedakan contoh dan bukan contoh dari suatu materi.

Contoh: siswa dapat mengerti contoh yang benar dari suatu materi dan dapat mengerti yang
mana contoh yang tidak benar

4)      Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika adalah
kemampuan siswa memaparkan konsep secara berurutan yang bersifat matematis.

Contoh: pada saat siswa belajar di kelas, siswa mampu mempresentasikan/memaparkan suatu
materi secara berurutan.

5)      Kemampuan mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep adalah
kemampuan siswa mengkaji mana syarat perlu dan mana syarat cukup yang terkait dalam
suatu konsep materi.

Contoh: siswa dapat memahami suatu materi dengan melihat syarat-syarat yang harus
diperlukan/mutlak dan yang tidak diperlukan harus dihilangkan
https://asrihidayatisasaki.wordpress.com/2015/06/20/pemahaman-matematis/

Anda mungkin juga menyukai