Anda di halaman 1dari 15

PERKEMBANGAN EMOSI

REMAJA
( ANAK USIA MENENGAH )

KELOMPOK 9
Pengertian Emosi

-Hattersal ( 1985 ) dalam Mudjiran.dkk  ( 2007 )


menyatakan bahwa emosi adalah psikologis yang
merupakan pengalaman subjektif yang dapat
dilihat dari reaksi wajah dan tubuh.

- Menurut James & Lange , bahwa emosi itu


timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah
atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu
karena sedih, tertawa itu karena gembira.
- Menurut Lindsley bahwa emosi disebabkan oleh pekerjaan
yang terlampau keras dari susunan syaraf terutama otak,
misalnya apabila individu mengalami frustasi, susunan
syaraf bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi
kelenjar-kelenjar tertentu yang dapat mempertinggi
pekerjaan otak, maka hal itu menimbulkan emosi.

Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang disertai


penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan
mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang
tampak.
 Ciri –Ciri Emosi Remaja

Menurut Biehler (1972) membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi


dua rentang usia, yaitu usia 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun.

Ciri-ciri emosional usia 12-15 tahun


·         Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka
·         Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri
·         Kemarahan biasa terjadi
·         Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri
·         Mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif

Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun


·         “Pemberontakan” remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal
dari masa kanak-kanak menuju dewasa
·         Banyak remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka
·         Sering kali melamun, memikirkan masa depan mereka
Luella Cole  mengemukakan tiga jenis emosi yaitu :

1. Emosi Marah
Emosi marah lebih mudah timbul apabila dibandingkan dengan emosi
lainnya dalam kehidupan remaja. Remaja yang sudah cukup matang
menunjukkan rasa marahnya tidak lagi dengan berkelahi tapi lebih
memilih mengerutu, mencaci atau dalam bentuk ungkapan verbal lainnya.

2. Emosi Takut
Menjelang seorang anak mencapai remaja, dia telah mengalami
serangkaian perkembangan yang mempengaruhi pasang surut
berkenaan dengan rasa ketakutannya. Satu-satunya
cara untuk menghindarkan diri dari rasa takut adalah
keberanian menghadapi rasa takut tersebut.
3. Emosi cinta / kasih sayang

Emosi ini telah ada sejak bayi dan terus berkembang


sampai dewasa. Faktor ini penting dalam kehidupan
remaja adalah untuk mencintai orang lain dan
kebutuhannya untuk mendapatkan cinta dari orang lain.
Kemampuan untuk menerima cinta sama pentingnya
dengan kemampuan untuk memberinya.
 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja

Ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja yaitu :

1.      Faktor eksternal

Umumnya emosi seseorang muncul berkaitan erat dengan apa yang


dirasakan seseorang secara individu. Adapun gangguan emosi yang mereka
alami antara lain :

• Merasa tidak terpenuhi kebutuhan fisik mereka secara layak sehingga


timbul ketidakpuasan, kecemasan dan kebencian yang mereka alami
• Merasa di benci di sia-siakan , tidak mengerti dan tidak diterima oleh
lingkungan
• Merasa lebih banyak dirintangi, dibantah, dipatahkan daripada diberi
sokongan , dorongan, semangat
• Merasa tidak mampu
2.      Faktor Eksternal

Menurut Hulrlock dan Cole faktor yang mempengaruhi


emosi positif adalah sebagai berikut;

• Orang tua dan guru memperlakukan mereka seperti anak


kecil sehingga harga diri mereka terasa dilecehkan
• Apabila dirintangi anak membina keakraban dengan lawan
jenis
• Disikapi tidak adil oleh orang tua
• Merasa kebutuhannya tidak terpenuhi oleh orang tua
Kegiatan belajar juga turut menunjang perkembangan emosi.
Metode belajar yang menunjang perkembangan emosi, antara lain yaitu :

1.      Belajar dengan coba-coba


Anak belajar secara coba-coba untuk mengekspresikan emosi dalam
bentuk perilaku yang memberikan pemuasan terbesar kepadanya dan
menolak perilaku yang memberikan pemuasan sedikit atau sama sekali
tidak memberikan kepuasan

2.      Belajar dengan cara meniru


Dengan cara mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi orang lain.
Anak-anak bereaksi dengan emosi dan metode ekspresi yang sama dengan
orang-orang yang diamatinya.

3.      Belajar dengan mempersamakan diri


Anak menyamakan dirinya dengan orang yang dikagumi dan mempunyai
ikatan emosional yang kuat dengannya. Yaitu menirukan reaksi emosional
orang lain yang tergugah oleh rangsangan yang sama.
4.      Belajar melalui pengkondisian

Dengan metode ini objek situasi yang pada mulanya gagal


memancing reaksi emosional, kemudian dapat berhasil dengan
cara asosiasi. penggunaan metode pengkondisian semakin
terbatas pada perkembangan rasa suka dan tidak suka, setelah
melewati masa kanak-kanak.

5.      Pelatihan atau belajar di bawah bimbingan dan pengawasan

Dengan pelatihan, anak-anak dirangsang untuk bereaksi terhadap


rangsangan yang biasa membangkitkan emosi yang
menyenangkan dan dicegah agar tidak bereaksi secara
emosional yang tidak menyenangkan.
Anak memperhalus ekspresi-ekspresi kemarahannya
atau emosi lain ketika ia beranjak dari masa kanak-kanak
menuju masa remaja.
Mendekati berakhirnya remaja, seorang anak telah
melewati banyak badai emosional, ia mulai mengalami
keadaan emosional yang lebih tenang dan telah belajar
dalam seni menyembunyikan perasaan-perasaannya.
Jadi, emosi yang ditunjukkan mungkin merupakan
selubung yang disembunyikan.
Contohnya, seorang yang merasa ketakutan tetapi
menunjukkan kemarahan, dan seseorang yang sebenarnya
hatinya terluka tetapi ia malah tertawa, sepertinya ia
merasa senang.
  Usaha Guru Dan Orang Tua Dalam Mengembangkan Emosi Positif Remaja

Beberapa cara untuk meredam emosi negatif adalah :

a.       Berpikir positif dalam arti mencoba melihat sesuatu peristiwa atau kejadian
dari sisi positifnya.
b.      Mencoba belajar memahami karakteristik orang lain. Memahami bahwa
orang lain memang berbeda dan tidak dapat memaksakan orang lain berbuat
sesuai dengan keinginan diri sendiri.
c.       menghargai pendapat dan kelebihan orang lain. Mereka mendengarkan apa
yang dikemukakan orang lain dan mengakui kelebihan orang lain.
d.      Introspeksi dan mencoba melihat apabila
kejadian yang sama terjadi pada diri sendiri, mereka dapat
merasakannya.
Agar emosi positif pada diri remaja dapat berkembang dengan baik,
dapat dirangsang dan disikap oleh orang tua maupun guru. Usaha untuk
mengembangkannya adalah :

a)      Orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam lingkungan
anak (significant person) dapat menjadi model dalam mengekspresikan
emosi-emosi negatif, sehingga tampilannya tidak meledak-ledak.

b)      Adanya program latihan beremosi nbaik disekolah mupun didalam


keluarga. Misalnya dalam merespon dan menyikapi sesuatu yang tidak
berjalan sebagaimana mestinya.

c)      Mempelajari dan mendiskusikan secara mendalam


kondisi-kondisi yang cenderung menimbulkan emosi negatif
dan upaya-upaya menggapainya secara lebih baik.
SEKIAN

&

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai