Anda di halaman 1dari 4

Analisis Modul 7 Perkembangan Peserta Didik KB-3

Sumber: Perkembangan dan Faktor-faktor yang mempengaruhi Emosi Anak Usia MI

❖ Tuliskan minimal 3 (tiga) konsep beserta deskripsinya yang ditemukan dalam


bahan ajar

1) Derfinisai Perkembangan Emosi


Perkembangan yaitu perubahan yang sistimatis, progresif dan berkesinambungan
dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula
sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewsaan
atau kematangan.
Sedangkan emosi adalah berasal dari kata Emotus atau Emovere yang berarti
sesuatu yang mendorong terhadap sesuatu, misalnya emosi gembira mendorong
untuk tertawa. Emosi sedih mendorong untuk menangis Para ahli banyak
mengemukakan defenisi mengenai emosi. Seperti oxford English dictionary yang
memaknai emosi sebagai setiap perbuatan atau pergolakan pikiran, perasaan ,
nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap.
Sementara itu Chaplin dalam Dictionary Of Psychology mendefinisikan emosi
sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organism yang mencakup
perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan
prilaku. Chaplin membedakan emosi dengan perasaan, emosi adalah suatu
respons terhadap suatu perangsang yang menyebabkan suatu perubahan
fisiologis disertai perasaan yang kuat dan kebiasaannya mengandung
kemungkinan untuk meletus. Perasaan atau (feeling) adalah pengalaman disadari
yang diaktifkan baik oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam macam
keadaan jasmani

2) Tahapan Perkembangan Emosi anak usia antara 5 sampai 12 tahun yaitu:


▪ Pada usia 5-12 tahun anak mulai mempelajari kaedah dan aturan yang
berlaku, anak mempelajari konsep keadilan dan anak mulai mampu menjaga
rahasia. Ini adalah ketrampilan yang menuntut kemampuan untuk
menyembunyikan informasi-informasi.
▪ Anak usia 7-8 tahun perkembangan emosi anak telah menginternalisasikan
rasa malu dan bangga.
▪ Usia 9-10 tahun anak dapat mengatur ekspresi emosi dalam situasi social dan
dapat merespon stres emosional yang terjadi pada orang lain.Selain itu dapat
mengontrol emosi negative seperti takut dan sedih, anak belajar apa yang
membuat dirinya sedih, marah atau takut sehingga belajar beradaptasi agar
emosi tersebut dapat dikontrol.
▪ Usia 11–12 tahun pengertian anak tentang baik buruk, tentang norma-
norma, aturan, serta nilai-nilai yang berlaku dilingkungannya menjadi
bertambah dan juga lebih fleksibel, tidak sekaku saat usia kanak-kanak awal.

3) factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi pada anak


Diantara faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak adalah sebagai
berikut:
a) Keadaan Anak
b) Factor belajar
c) Belajar dengan cara meniru,
d) Factor belajar dengan coba-coba,
e) Belajar dengan pengondisian,
f) Belajar dengan bimbingan dan pengawasan

❖ Kontekstualisasi atas pemaparan materi dengan bahan ajar dengan realita


sosial

Emosi manusia mengalami perkembangan yang dimulai sejak lahir hingga


dewasa. Dengan bertambahnya usia anak, reaksi emosinyapun akan semakin
beragam. Tak sulit bagi orang tua untuk menggali berbagai reaksi emosi anak. Tapi
yang paling penting adalah menyikapi emosi anak dengan tepat. Seorang anak
dalam perkembangan memiliki banyak keunikan yang terkadang mengejutkan.
Keunikan dalam perkembangan tersebut sulit dimengerti oleh orang dewasa.
Sehingga banyak kejadian orang tua bersikap kasar kepada anaknya ketika anak
memunculkan beberapa sifat khasnya sedangkan orang tuanya kurang memahapi
tahapan dan tindakan apa yang seharusnya dilakukan.

Baru-baru ini muncul kasus anak kecil yang di aniaya oleh ibunya bahkan sampai
meregang nyawa. Kasus tersebut di karenakan beberapa faktor, diantaranya:
masalah ekonomi, masalah perseteruan, dan yang paling mengherankan adalah
disebabkan sikap dan ekspresi anak.

Atau ada juga kasus dimana seorang guru berlaku kasar kepada muridnya karena
merasa jengkel terhadap sifat murinya disekolah dikarenakan kurang fahamnya
bagaimana kondisi emosi anak dan cara penanggulangannya, yang akhirnya salah
dalam menyikapi sebuah permasalahan.

❖ Merefleksikan hasil kontekstualitas materi bahan ajar dalam pembelajaran


bermakna
Perkembangan emosi anak pada usia sekolah SD/MI masih dalam tahapan
meniru, dalam hal ini keluarga merupakan lembaga yang pertama kali
mengajarkan individu (melalui contoh yang diberikan orang tua) bagaimana
individu mengeksplorasi emosinya. Keluarga merupakan lingkungan pertama
dan utama bagi perkembangan anak.

Emosi yang muncul dalam diri anak diantaranya: rasa takut, rasa malu, rasa
canggung, rasa khawatir, rasa cemas, rasa marah, rasa cemburu, rasa duka cita,
rasa kaingintahuan, rasa kegembiraan dsb. Emosi tersebut harus dipahami
baik oleh orang tua dirumah dan guru di sekolah. Diantara faktor yang
mempengaruhi perkembangan emosi anak adalah keadaana anak, faktor
belajar, belajar dengan cara meniru, belajar dengan membimbing dan
mengawas serta belajar dengan pengondisian. Disinilah kesempatan guru
dalam pembelajaran untuk memberikan uswatun hasanah atau suri teladan
yang baik bagi siswa-siswinya, karena pada usia ini anak belajar dengan cara
meniru.

Maka dari itu kita sebagai tenaga pendidik harus memahami tahapan-tahapan
perkembangan emosi peserta didik juga mengetahui bagaimana faktor yang
mempengaruhinya serta bagaimana cara penanganannya agar pembelajaran
lebih baik dan menyenangkan sesuai perkembangan peserta didik.
Pase Usia SD/MI merupakan pase meniru maka dari itu yang sangat penting
adalah ruh seorang gurunya dalam bimbingan pase ini, karna bila Ruh seorang
pendidiknya bagus dan menjadi sauri teladan yang baik maka insyaAllah anak
didiknyapun tidak akan jauh sifatnya dengan yang membimbingnya,
sebagaimana ungkapan Hasan Abdullah:
"at-thariqah ahammu minal maddah, wal mudarris ahammu minat thariqah,
wa ruhul mudarris ahammu minal mudarris nafsihi". Artinya "materi Ilmu itu
penting, namun metode lebih penting dari materi. Metode itu penting, namun
guru lebih penting dari metode. Guru itu penting, namun jiwa, ruh (karakter)
guru jauh lebih penting dari guru itu sendiri.

Maka bila ada generasi muda calon masyarakat masa depan yang
menampilkan akhlaq & kepribadian yang membuat miris masyarakat, bisa jadi
"salah satu" faktor yang perlu dibenahi adalah dari sisi ruh para guru mereka.
Tentu ada faktor-faktor eksternal lain yang juga menjadi ancaman di tengah
jalan. Tetapi guru adalah awal aliran tauladan illmu & sikap bagi mereka dalam
menghadapi tantangan jaman. Apabila alirannya deras dan jernih, maka segala
halangan di tengah perjalanan pati akan tersingkirkan. Inilah tugas berat guru.

Anda mungkin juga menyukai