Anda di halaman 1dari 2

1.

Tulislah 5 konsep dan deskripsinya yang bapak dan ibu temukan di dalam
modul Perkembangan Peserta Didik KB 3
Perkembangan psikososial pada anak usia dini bukan hanya menjadi tanggung jawab guru, tetapi
juga tanggung jawab orangtua dan masyarakat.
Erik Erikson adalah seorang ahli psikologi yang lahir pada tahun 1902 di Jerman. Nama Erik menjadi
dikenal banyak orang setelah dia mengemukakan teorinya tentang tahap perkembangan psikososial
seorang manusia dari lahir hingga tua. Teori ini diterima banyak psikolog lainnya karena dianggap
sangat menggambarkan perkembangan psikososial seseorang .
Afektif ini berkaitan dengan rasa cinta ataupun takut yang mana dapat mempengaruhi kondisi
perasaan serta emosi yang mana mempunya gaya atu makna yang dapat menunjukkan perasaan.
1. Tahapan Basic Trust and Mistrust
Tahapan ini terjadi antara 0-2 tahun, dimana didalam tahapan ini Ketika anak merespon
rangsangan maka anak akan mendapatkan pengalaman menyenangkan, yang mana bisa
membuat nya percaya diri.
2. Tahapan Aoutonomi Vs Shame dan Doubt
Tahapan ini terjadi antara 2-3 tahun. Dalam tahapan ini anak sudah menguasai kegiatan yang
berkaitan dengan meregangkan dan melemaskan otot-ototnya. di usia batita konflik dua kutub
yang dihadapi adalah autonomy vs shame and doubt, atau kemandirian versus rasa malu dan
keraguan. Gambarannya, di masa batita, anak seakan-akan menjadi peneliti cilik. Ia serba ingin
tahu dan melakukan berbagai percobaan. Beberapa eksperimennya dapat menjadi hal yang lucu
dan membanggakan bagi orangtua. Sebaliknya, ada juga aksi coba-cobanya yang mengesalkan
sekaligus mengkhawatirkan. Akibatnya, sering kali orangtua melarang dengan mengatakan
“jangan” atau “malu dong” tanpa disertai alasan yang jelas dan masuk akal sesuai usia si kecil.
Jika tanggapan seperti  ini yang sering diterima si kecil, tak heran kalau ia akan selalu merasa
bersalah dan malu serta ragu akan keinginannya. Perasaan ragu dan malu ini sudah tentu akan
menghambat perkembangan emosi-sosialnya karena keinginan majunya justru dihalangi oleh
kekhawatiran yang diembus-embuskan orangtua. Alhasil, gangguan pada stimulasi emosi-sosial,
sadar atau tidak sadar justru sering dilakukan oleh orangtua. Padahal idealnya, tugas
perkembangan anak yang meliputi aspek fisik, kognitif, emosi dan sosial menjadi tanggung jawab
orangtua untuk menstimulasi sekaligus memonitornya sejak anak dilahirkan. Namun jika
sepanjang hari anak bersama pengasuh atau dititipkan di TPA, dari mana anak belajar mengisi
kebutuhan emosi-sosial ini? Tentunya orangtua harus menjadi role model bagi anak. Perlu
diingat, berkaitan dengan stimulasi emosi sosial ini, bagian paling penting adalah interaksi
dengan orangtua.
Untuk memenuhi harapan itu, sebisa mungkin orangtua wajib meluangkan waktu setidaknya ½
sampai 1 jam setiap harinya untuk berkomunikasi dan bermain bersama anak. Juga pada akhir
minggu orangtua dapat mengajak anak ke lingkungan baru agar dapat bertemu dengan orang-
orang baru dan berinteraksi.
3. Tahap Intiative Vs Guilt
Tahapn ini terjadi pada rentang usia 4-5 tahun. Dalam tahapan ini biasanya anak-anak akan
menunjukkan sikapnya yang mulai lepas dari orangtua.
4. Tahapan industry Vs Inferioty
Tahapan ini berlangsung pada usia 6 tahun hingga masa puber, anak sudah mampu
melaksanakan tugas-tugas perkembangan yang mana digunakan untuk menyiapkan diri untuk
memasuki masa dewasa yang akan dating.
2. Evaluasi dan Refleksi
Evaluasi : dari modul yang saya abaca dan pelajari bahwa perkembangan peserta didik
berpengaruh terhadap aspek emosinya. Dari situlah sebagai pendidik kita harus memahami aspek
perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Akan tetapi dari perkembangan itu tidak semua guru
bisa memahami dan memperhatikan perkembangan peserta didik, harus ada pelatihan khusus
dalam hal menyikapi dan memahami perkembangan didik itu sendiri.
Refleksi : Dari kegiatan pembelajaran ini dapat disimpulkan bahwa : Dengan memahami
karakteristik perkembangan fisik dan psikomotorik peserta anak, maka guru harus mampu
mengkondisikan pembelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik fisik dan psikomotorik
peserta didik,

3. Tulislah kelebihan dan kekurangan terkait dengan penjelasan materi pada modul


Perkembangan Peserta Didik KB 3
Kelebihan : Guru dapat berperan sebagai pembimbing, Membiasakan siswa untuk percaya pada diri
sendiri, Adanya kompetisi yang sehat antar siswa. Adanya bimbingan dan pemantauan kepada siswa
tentang perkembangan siswa, juga tidak terlepas dari bimbingan orangtua. Karena pada masa usia
0-2, 2-3 tahun, masih sangat dibutuhkan dukungan dan perhatian orangtua.
Kekurangan : Biaya pengembangan bahan tinggi dan waktu yang dibutuhkan lama, bahwa
memerlukan biaya yang cukup besar serta memerlukan waktu yang lama dalam pengadaan atau
pengembangan modul itu sendiri, dan membutuhkan ketekunan tinggi dari guru sebagai fasilitator
untuk terus memantau proses belajar siswa
4. Kaitkan isi modul Perkembangan Peserta Didik KB 3 dengan nilai moderasi  beragama
Moderasi beragama hal yang terpenting dalam hidup berbangsa dan bernegara. terlebih dalam
proses pembelajaran peserta didik di sekolah. Adapun kaitan nilai moderasi agama dengan
perkembangan peserta didik disekolah maka akan terbentuk karakter peserta didik dan pendidik yang
bijaksana, sehingga peserta didik dapat mengetahui benar dan salah, tetapi bagaimana
menanamkan kebiasaan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik
mempunyai pemahaman yang tinggi serta kepedulian terhadap lingkungannya. Peserta didik tidak
hanya bisa toleransi, akan tetapi bisa menyadari perbedaan dan sadar perbedaan menjadi sumber
kekuatan beragama. Pada masa usia dini siswa harus secara intensif ada bimbingan guru dan
orangtua, untuk bisa mengenalkan nilai-nilai beragama dalam kehidupan sehari-hari. Gambarannya,
di masa batita, anak seakan-akan menjadi peneliti cilik. Ia serba ingin tahu dan melakukan berbagai
percobaan. Beberapa eksperimennya dapat menjadi hal yang lucu dan membanggakan bagi
orangtua. Sebaliknya, ada juga aksi coba-cobanya yang mengesalkan sekaligus mengkhawatirkan.
Akibatnya, sering kali orangtua melarang dengan mengatakan “jangan” atau “malu dong” tanpa
disertai alasan yang jelas dan masuk akal sesuai usia si kecil. Moderasi agama bukanlah upaya
untuk memoderasikan agama, melainkan memoderasi pemahaman dan pengalaman kita dalam
beragama. peserta didik akan lebih luas pengetahuannya karena pembelajaran mengaitkan dunia
luar.

Anda mungkin juga menyukai