Anda di halaman 1dari 18

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pola Asuh

Di dalam kehidupan sehari-hari dirumah seperti telah di ketahui terdapat

bermacam-macam pola asuh yang di terapkan orang tua. Secara bahasa pola

asuh terdiri dari dua kata “Pola” dan “Asuh”. Pola yaitu suatu bentuk

keteraturan dari suatu hal, sedangkan asuh berarti suatu sikap mendidik. Pola

asuh adalah suatu kegiatan yang di lakukan secara terpadu dalam jangka

waktu yang lama oleh orang tua kepada anaknya.

Pola asuh atau mengasuh anak adalah semua aktivitas orang tua yang

berkaitan dengan pertumbuhan fisik dan otak. Apabila pola asuh orang tua

yang diberikan orang tua kepada anak salah maka akan berdampak pada

keperibadian anak itu sendiri.

Menurut pendapat Hetherling bahwa pola asuh merupakan pencerminan

tingkah laku orang tua yang di terapkan kepada anak secara dominan1.

Sedangkan menurut Whiting mengemukakan pola asuh dalam suatu

tingkah laku orang tua yang secara dominan muncul dalam keseluruhan

interaksi antara orang tua dan anak2.

Pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berhubungan dengan anaknya.

Dengan demikian pola asuh orang tua adalah bagaimana cara mendidik

anaknya, baik langsung maupun tidak langsung.

1
Musheri Pengantar Pendidikan Yogyakarta RSCOD, 2007 (h : 133)
2
Ibid (h : 124)
Mendidik secara langsung adalah bentuk-bentuk asuhan orang tua yang

berkaitan dengan pembentukan kepribadian, kecerdasan, keterampilan yang di

lakukan dengan sengaja baik berupa perintah, larangan, hukuman, penciptaan

situasi maupun pemberian hadiah sebagai alat pendidikan. Dalam situasi

seperti ini yang di harapkan muncul dari anak intruksional yakni respon-

respon anak terhadap aktivitas pendidikan itu.

Pendidikan secar tidak langsung berupa contoh kehidupan sehari-hari baik

tutur kata sampao kepada adat kebiasaan. Dan pola hiudp hungan orang tua

dengan keluarga dan masyarakat. Semua ini secara tidak sengaja telah

membentuk situasi dimana selalu bercermin terhadap kehidpuan sehari-hari

dan orang tuanya untuk mewujudkan kepribadian anak menjadi manusia

dewasa yang memiliki sikap positif terhadap perkembangaan keagamaannya,

kepribadian yang kuat dan mandiri, berperilaku baik, berpotensi jasmani dan

rohani serta intelektual yang berkembang secara optimal. Maka ada berbagai

cara dalam pola asuh yang di lakukan oleh orang tua.

B. Macam-macam Pola Asuh

1. Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang ditandai dengan cara

mengeasih anak-anaknya dengan aturan-aturan ketat. Seringkali memaksa

anak berperilaku seperti dirinya (orang tua), kebebasan anak untuk

bertindak dibatasi, anak jarang diajak berkomunikasi dan diajak

ngobrol/bercerita, bertukar pikiran dengan orang tua. Orang tua melah


menganggapnya semua sikap yang dilakukan itu sudah benar sehingga

anak tidak perlu di minta pertimbangan atas semua keputusan yang

menyangkut permasalahan anak-anaknya. Pola asuh otoriter yang ditandai

dengan hukuman-hukuman tersebut yang membatasi perilakunya,

perbedaan sangat ketat dan bahkan masih tetap di berlakukan sampai anak

tersebut menginjak dewasa.

Kewajiban orang tua adalah menolong anak dalam memenuhi

kebutuhan hidup anak-anaknya, akan tetapi tidak boleh berlebih-lebihan

dalam menolong. Sehingga anak tidak kehilangan kemampuan untuk

berdiri sendiri di masa yang akan datang. Orang tua yang mencampuri

urusan anak sampai masalah kecil misalnya jam istirahat, jam tidur, makan

bahkkan jurusan sekolah yang harus dimasuki.

Dengan demikian sampai menginjak dewasa kemungkinan besar

nanti mempunyai sipat yang ragu-ragu dan lemah kepribadian, serta tidak

mampu mengambil keputusan tentang apa yang di hadapi dalam

kehidupannya, sehingga akan menggantungkan orang lain.

Tidak sedikit orang tua yang tidak memberikan kesempatan

anaknya bermain dengan rekan-rekan sebayanya dengan alasan takut

tertular penyakit atau alasan ekonomi, karena sebetulnya bermain bagi

anak adalah salah satu faktor penting yang menunjang pertumbuhan dan

perkembangan fisik dan mental anak itu sendiri. Oleh karena itu tidak

seharunya orang tua mengekang anak di balik tembok yang tinggi

melarangnya bermain di luar dengan teman sebayanya.


2. Pola Asuh Demokratis

Demokrasi merupakan proses dan mekanisme sosial yang bernilai

akan lebih mendatangkan kebaikan bersama bagi orang banyak.

Sedangkan bila di kaitkan dengan istilah pemimpin, demokrasi adalah

pemimpin yang memberikan penghargaan dan kritik secara obyektif dan

positif. Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia demokrasi

diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan

persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sam bagi semua warga

Indonesia.

Pola asuh demokratis paling tidak mencerminakan nilai-nilai

demokrasi antara lain kebebasan, maksudnya memberikan kebebasan

kepada anak dalam hal yang bersifat positif.

Menurut Couwergence, pola asuh demokratis yaitu perkemabangan

manusia itu tergantung pada faktor dari dalam dan luar, oleh karena itu

mengasuh anak harus seimbang yaitu tidak boleh memberikan dan

memberi kebebasan dan juga jangan terlalu menguasai anak, tetapi

mengasuh harus bersikap membimbing ke arah perkembangaan anak.

Oleh karena itu yang dimaksud dengan pola asuh demokratis

adalah pola asuh yang di tandai dengan adanya pengakuan orang tua

terhadap kemampuan anak-anak di beri kesempatan untuk tidak selaly

tergantung kepada orang tua. Orang tua sedikit memberikan kebebasan

kepada anak untuk memiliki apa yang terbaik bagi dirinya. Pendapatnya

dilibatkan ddalam pembicaraan, terutama yang menyangkut dengan


kehidupan anak itu sendiri. Anak itu diberi kesempatan untuk

mengmbangkan kontrol internalnya. Sehingga sedikit demi sedikit berlatih

untuk bertanggung jawab kepada diri sendiri. Anak dilibatkan dan diberi

kesempatan untuk berpartisipasi dalam mengatur hidupnya.

Hal lain yang harus dilakukan oleh orang tua dalam mendidikan

anaknya dengan memberikan keteladanan yang baik yang sesuai dengan

nilai-nilai islam, sebab itu sangat berpengaruh terhadap kepribadian dini

kejiwaan anak. Apabila kedua orang tuanya taat dan bertaqwa kepada

Allah SWT maka anak akan tumbuh pula dalam ketaatan dan kepatuhan

kepada Allah SWT. Hal itu bisa terjadi karena anak mencontoh kedua

orang tuanya, jika ia melihat kebaikan, ia akan menirunya dan tumbuh

diatas kebaikan itu, namun sebaliknya jika ia melihat keburukan maka ia

akan menirunya dan tumbuh di atas keburukan tersebut.

Dalam konteks islam manusia termulia dan sebagai tauladan adalah

Rasulullah SAW dalam (Q.S. Al-Ahzak, ayat : 2)

Artinya :

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu sendiri teladan yang

baik bagimu yaitu bagi orang-orang yang mengharap Rahmat Allah dan

kedatangan hari akhir”3

3
Al-Qur’an Terjemah. Depag RI CV. Toha Semarang Th. 1989
Metode keteladanan yaitu tindakan terpuji dalam mendidik anak

dengan harapan agar mau mengikuti tindakan terpuji tersebut. Keteladanan

orang tua bagi anak dengan menampilkan tindakan terpuji seperti sabar,

ikhlas, jujur dan sebagainya.

Menurut Ulwan bahwa metode keteladanan merupakan metode

yang berpengaruh dan terbukti paling berhasol dalam mempersiapkan dan

membentuk aspek moral, spiritual dan etos sosial anak4. Orang tua figur

dan pandangan anak yang tindak tanduk sopan santunnya di sadari atau

tidak akan ditiru oleh mereka, bahkan bentuk perkataan dan perbuatan

akan senantiasa tertanam dalam kepribadian anak.

Menurut Dorrathy Law Noice, bahwa :

- Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki

- Jika anak di besarkan dengan ketakutn, ia belajar gelisah

- Jika anak di besarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri

- Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagai, ia belajar

kedermawanan

- Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia

belajar kebenaran dan keadilan

- Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belahar menghargai5

Dari kutipan diatas dapat diambil hikmah ketauladanan sangat

berperan penting dalam kehidupan anak.

4
Umi Aghla Of 110 Jakarta Almahira 2004 (h : 94)
5
Ibid h : 113
Ada beberapa hal tugas orang tua yang harus diperhatikan terhadap

anaknya.

a. Mengenal anak-anak mereka dengan baik-baik potensi maupin sifat-

sifatnya

b. Menjadi tauladan bagi anak-anaknya

c. Memperhatikan masalah sandang, pangan dan papan termasuk masalah

kesehatannya

d. Selalu mendukung segala kegiatan anak yang positif dan bisa menjadi

teman teman yang baik

Dari berbagai pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

pengertian kepribadian atau personalitiy mengandung unsur-unsur sebagai

berikut :

1) Situasi mental yang dihubungkan dengan kegiatan mental atau

intelektual

2) Sifat khas seseorang yang menyebabkan seseorang mempunyai sifat

berbeda dengan orang lain

3) Seperangkat karakteristik yang stabil dan cendrung menentukan dalam

hubungan dan perbedaan di dalam perilaku psikologis (pikiran,

perasaan, dan tindakan) dari seseorang yang berlangsung secara terus

menerus dan hal itu mungkin dapat dengan mudah dimengerti atau

tidak mudah dimengerti dengan kata-kata sosial dan tekanan biologis

dari persaan sendiri.


4) Susunan sistem-sitem psiko-fisik yang dinamai dalam diri suatu

individu yang menentukan penyesuaian individu yang unik terhadap

lingkungan.

5) Kepribadian atau personality itu bersifat dinamis, tidak statis atau tetap

saja tanpa perubahan menunjukkan tingkah laku yang terintegrasi dan

merupakan interaksi antara kesanggupan-kesanggupan bawaan yang

ada pada individu dengan lingkungannya, bersifat pasiko-fisik yang

berarti baik faktor jasmaniah maupun rohaniah individu itu bersama-

sama memegang peranan dalam kepribadian. Keperibadian juga

bersifat unik; artinya kepribadian seseorang sifatnya khas, mempunyai

ciri-ciri tertentu yang membedakannya dari individu yang lain.

C. Kepribadian

Istilah-istilah yang dikenal dalam kepribadian adalah :

1) Mentality, yaitu situasi mental yang dihubungkan dengan kegiatan mental

atau intelektual. Pengertian secara difinitif yang dikemukakan dalam

Oxford Dictionary adalah Intelectual Power Integrated activity of the

organism.

2) Individuality, adalah sifat khas seseorang yang menyebabkan seseorang

mempunyai sifat yang berbeda dari orang lainnya.

3) Identity, yaitu sifat kedirian sebagai suatu kesatuan dan sifat-sifat

mempertahankan dirinya terhadap sesuatu dari luar (Unity and persistance

of personality)
Kepribadian (personality) berasal dari bahasa Yunani per dan

sonane, yang berarti topeng, tetapi juga berasal dari kata personare yang

berarti pemain sandiwara, yaitu pemain yang memakai topeng tersebut.

Menurut May, kepribadian sesuatu yang menjadikan seseorang

berlaku efektif atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh atas perbuatan-

perbuatan selainnya. Dalam bahasa psikologi dikatakan sebagai stimulus

sosial yang utama yang terdapat pada diri seseorang.

Kemudian Allpor mengatakan bahwa kepribadian adalah

organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri atas berbagai sistem

psikopisik yang bekerja sebagai penentu tunggal dalam menyesuaikan diri

pada lingkungannya.

Ross Stagner, mengartikan kepribadian dalam dua macam,

Pertama, kepribadian sebagai topeng, yaitu kepribadian yang berpura-

pura, yang dibuat-buat, semu atau mengandung kepalsuan. Kedua.

Kepribadian sejati yaitu kepribadian sesungguhnya.

Kepribadian semu bisa berbeda dari satu saat ke saat yang lain, dari

suatu situasi ke situasi yang lain, dan penampilan kepribadian seperti ini

pasti ada maksudnya. Kepribadian sejati bersifat tetap, menunjukkan ciri-

ciri yang lebih permanen, tetapi karena kepribadian juga bersifat dinamis

perbedaan-perbedaan atau perubahan pasit disesuaikan dengan situasi,

namun perubahannya tidak mendasar.

Kemudian, Wethrington, menyimpulkan bahwa kepribadian

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


a. Manusia karena ketentuannya mula-mula hanya merupakan individu,

dan malah menjadi sutau peribadi setelah mendapat pengaruh dari

lingkungan sosialnya dengan cara belajar.

b. Kepribadian adalah istilah untuk menamakan tingkah laku seseorang

yang secara terintegritas merupakansatu kesatuan.

c. Kepribadian untuk menyatakan pengertian tertentu yang ada pada

pikiran orang lain, dan pikiran tersebut ditentukan oleh nilai

perangsang sosial seseorang.

d. Kepribadian tidak menyatakan sesuatu yang bersifat statis seperti

bentuk badan, ras, akan tetapi merupakan gabungan dari keseluruhan

dan kesatuan tingkah laku seseorang.

e. Kepribadian tidak berkembang secara pasif, tetapi setiap peribadi

menggunakan kapasitasnya secara aktif untuk menyesuaikan diri

kepada lingkungannya.

Jadi kepribadian adalah totalitas sifat manusia baik fisik maupun

psikis, yang membedakan antara manusia satu dengan yang lainnya, yang

terbentuk karena hasil interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan yang

dimaksud dengan kepribadian muslim adalah identitas yang dimiliki

seseorang dari keseluruhan tingkah lakunya sebagai seorang muslim baik

yang ditampilkan dalam tingkah laku lahiriah (berbicara, berjalan, makan,

minum, berkomunikasi dengan orang lain dan sebagainya) mau dalam


bentuk sikap batin (penyabar, ikhlas, terpuji pengasih, penyayang, pemaaf,

dan sebagainya).

1. Tipe Kepribadian

Secara garis besarnya pembagian tipe kepribadian manusia ditinjau

dari berbagai aspek antara lain :

a. Aspek Biologis

Aspek biologis yang mempengaruhi tipe kepribadian seseorang ini

didasarkan atas konstitusi tubuh dan bentuk tubuh yang dimiliki

seseorang, tokoh-tokoh yang mengemukakan teorinya berdasarkan

aspek biologis ini antaranya :

1) Kretcmer

Dalam pembagian tipe wataknya Kretchmer mendasar pada

bentuk tubuh seseorang, yaitu :

- Tipe Astenis atau liptosome, yaitu tipe orang yang memiliki

tubuh tinggi, kurus, dada sempit dan lengan kecil.

- Tipe piknis, yaitu tipe orang yang memiliki bentuk tubuh

yang gemuk bulat. Sifat-sifatnya yang dimiliki antara lain:

periang, mudah bergaul dan suka humor.

- Tipe atletis, yaitu tipe orang yang memiliki bentuk tubuh

atlit tinggi kekar dan berotot, sifat-sifat yang dimiliki antara

lain: mudah menyesuaikan diri, berpendirian teguh dan

pemberani.
- Tipe displastis, yaitu tipe manusia yang memiliki bentuk

tubuh campuran. Sifat yang dimiliki tipe ini adalah sifat

yang mudah terombang ambing oleh stuasi sekelilingnya.

Oleh karena itu diistilahkan oleh Kretchmer tipe ini adalah

tipe orang yang tak mempunyai ciri kepribadian yang

mantap.

2. Aspek Sosiologis

Pembagian ini didasarkan kepada pandangan hidup dan kualitas

sosial seseorang. Yang mengemukakan teorinya berdasarkan aspek

sosialogi ini antara lain :

a. Edwar Spranger

Ia berpendapat bahwa kepribadian seseorang ditentukan oleh

pandangan hidup mana yang dipilihnya. Berdasarkan hal itu ia

membagi tipe kepribadian menjadi :

- Tipe teoritis, orang yang perhatiannya selalu diarahkan kepada

masalah teori dan nilai-nilai: ingin tahu, meneliti dan

mengemukakakn pendapat.

- Tipe ekonomis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kepada

manfaat segala sesuatu berdasarkan faedah yang dapat

mendatangkan untung-rugi.

- Tipe Esthetis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kepada

masalah-masalah keindahan.
- Tipe Sosial, yaitu orang yang perhatiannya tertuju ke arah

kepentingan kemasyarakatan dan pergaulan.

- Tipe Politis, yaitu oran yang perhatiannya tertuju kearah

kepentingan kemasyarakatan dan pergaulan.

- Tipe Religius, yaitu tipe orang yang taat kepada ajaran agama,

senang dengan masalah-masalah ketuhanan dan keyakinan

beragama.

b. Muray

Muray membagi tipe kepribadian menjadi :

- Tipe teoritis, yaitu orang tua menyenangi ilmu pengetahuan,

berpikir logis dan rasional.

- Tipe Humanis, yaitu tipe orang yang memiliki sifat

kemanusiaan yang mendalam.

- Tipe sensasions, yaitu tipe orang yang suka sensasi,

berkenalan.

- Tipe Praktis, yaitu tipe orang yang giat bekerja dan

mengadakan praktek.

c. Fritz Kunkel

Kunkel membagi tipe kepribadian menjadi :

- Tipe Sachelickeft, yaitu tipe orang yang banyak menaruh

perhatian terhadap masyarakat.

- Tipe Ichhaftigkeit, yaitu tipe orang yang lebih banyak menaruh

perhatian kepada kepentingan diri sendiri.


Menurut F. Kunkel antara sachlichkeit dan ichhaftigkeit

berbanding terbalik. Jika seseorang memiliki sachlickeit yang

besar, maka icchaftigkeit-nya menjadi kecil dan sebaliknya.

3. Aspek Psikologis

Dalam pembagian tipe kepribadian berdasarkan psikologis Heyman

mengemukakan, bahwa dalam diri manusia terdapat tiga unsur.

Emosionalitas, aktivitas dan fungsi skunder (proses pengiring).

1) Emosionalitas, merupakan usnur yang mempunyai sifat yang

didominasi oleh emosi yang positif, sifat umumnya adalah: kurang

respek terhadap orang lain, perkataan berapi-api, tegas, ingin

menguasai, bercita-cita yang dinamis, pemurung, suka berlebih-

lebihan.

2) Aktivitas, yaitu sifat yang dikuasai oleh aktivitas gerakan, sifat

umum yang nampak adalah: lincah, praktis, berpandangan luas,

ulet, periang dan selalu melindungi kepentingan orang lemah.

3) Fungsi skunder (proses pengiringan), yaitu sifat yang didominasi

oleh kerentanan perasaan, sifat umum yang nampak: watak

tertutup, tekun, hemat, tenang dan dapat dipercaya.

Masih banyak lagi pembagian tipe kepribadian yang dikemukakan

oleh para ahli ilmu jiwa berdasarkan sudut pandang masing-masing,


namun sebagai perbandingan psikologi agama, cukuplah kiranya apa

yang sudah dikutip di atas.

D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kepribadian Anak

Terdapat tiga fakto yang menentukan perkembangan kepribadian; faktor

bawaan, pengalaman awal, dan pengalaman-pengalaman dalam kehidupan

selanjutnya. Pola tersebut sangat erat hubunganya dengan kematangan ciri

fisik dan mental yang merupakan unsur bawaan indivdiu. Ciri-ciri ini menjadi

landasan bagi struktur pola kepribadian yang dibangun melalui pengalaman

belajar. Melalui belajar, sikap terhadap diri dan metode khas untuk

menanggapi orang dan situasi, sifat-sifat kepribadian didapatkan melalui

pengulangan dan kepuasan yang diberikannya. Pengalaman belajar yang awal

teruama didapat dirumah dan pengalaman kemudian diperoleh dari berbagai

lingkungan diluar rumah. Tekanan sosial dirumah, sekolah dan kelompok

teman sebaya juga mempengaruhi corak sifat-sifat kemudian hari. Bila

agresivitas diperkuat karena dianggap ciri yang sesuai dengan jenis kelamin

untuk anak laki-laki, anak akan belajar berusaha bersikap afresif. Pada

umumnya faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian anak

terbagi menjadi dua yaitu faktor pada anak (keturunan) dan faktor lingkungan.

Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :

pembawaan dan lingkungan, baik lingkungan fisik, psikologis, maupun

lingkungan sosial. Bersar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap

pertumbuhan dan perkembangannya tergantung kepada keadaan lingkungan


anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya. Adapun lingkungan yang dapat

mempengaruhi perkemangan anak yaitu : 1) Keluarga, 2) Sekolah, 3)

Masyarakat, 4) Keadaan alam sekitar.

Seperti halnya yang dikemukakan Ny. Singgih D Gunarsa (1988 : 69)

yang menjabarkan bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

kepribadian dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu faktor yang terdapat

pada anak sendiri dan faktor dari lingkungan”. Lebih lanjut dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1) Faktor-faktor yang terdapat pada anak sendiri

a) Faktor-faktor berhubungan dengan konstitusi tubuh

b) Struktur tubuh dan keadaan fisik

c) Koordinasi motorik

d) Kemampuan mental dan bakat khusus

e) Emosional anak

2) Fakto-faktor dari lingkungan

Lingkungan ialah ruang lingkup luar yang berinteraksi dengan

manusia, dapat bewujud seperti air, udara, bumi, laingit, matahari. Selain

benda lingkungan dapat bewujud seperti manusia, pribadi, kelompok,

sistem, undang-undang dan adat kebiasaan. Lingkungan dapat memainkan

peranan dan pendorong terhadap perkembangan kecerdasan, sehingga

manusia dapat mencapai tarap yang setinggi-tingginya dan sebaliknya juga

dapat penghambat perkembangan kecerdasan yang di warisi6.

Lingkungan ada dua jenis yaitu :


6
Yatimin Abdullah Peng antar Study Etika, Jakarta Raja Grafindo Persada (h : 248)
a. Lingkungan Alam

Alam ialah seluruh ciptaan Allah SWT. Baik di langit dan di bumi.

Lingkungan alam telah menjadi perhatian ahli sejarah alam dapat

menjadi aspek yang mempengaruhi dan menetukan tingkah laku

manusia. Lingkungan alam dapat menghalangi bakat seseorang, tetapi

alam juga dapat mendukung segudang prestasi.

b. Lingkungan Pergaulan

Masyarakat adalah lingkngan tempat tinggal individu. Mereka juga

termasuk teman-teman akrab di luar sekolah. Lingkungan pergaulan

yang dapat membentuk kemajuan pikiran teknologi tetapi juga dapat

menjadikan perilaku baik dan buruk.

Lingkungan pergaulan terbagi menjadi tujuh kelompok, yaitu :

1) Lingkungan keluarga

2) Lingkungan sekolah

3) Lingkungan pekerjaan

4) Lingkungan organisasi

5) Lingkungan jamaah

6) Lingkungan ekonomi

7) Lingkungan pergaulan bebas

Manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungan alam atau lingkungan

pergaulan, tetapi ia diberi akal. Dengan akal ia dapat memilah, memilih dan

menentukan yang cocok dan beradaptasi secara baik.


Lingkungan pergaulan mempunyai pengaruh yang berlawanan. Terkadang

mengutamakan hidup manusia dan meninggalkannya. Terkadang

melemahkanny atau mematikannya.

Maka lingkungan dalam arti yang seluas-luasnya dapat memberikan

pengaruh pada orang yang tinggal di dalam lingkungan itu baik-baik.

Lingkungan alamiah, lingkungan intelektual, lingkungan keagamman,

lingkungan ekonomi, dan semua aspek-aspek kehidupan kemanusiaan dan

alamnya.

E.

Anda mungkin juga menyukai