Oleh :
5192422001
FAKULTAS TEKNIK
TAHUN 2019
PERKEMBANGAN EMOSI
A. Pengertian Emosi
Emosi dan perasaan adalah dua hak yang berbeda. Tetapi perbedaan antara
keduanya tidak dapat dinyatakan dengan tegas. Emosi dan perasaan merupakan
suatu gejala emosional yang secara kualitatif berkelanjutan, akan tetapi tidak jelas
batasnya. Pada suatu saat warna efektif dapat dikatan sebagai perasaan, tetapi juga
dapat dikatakan sebagai emosi. Contohnya marah yang akan ditunjukkan dalam
bentuk diam. Jadi sukar sekali kita mendefinisikan emosi. Jadi, emosi adalah
pengalaman efektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang
keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
Emosi adalah warna efektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan
fisik. Pada saat terjadi emosi seringkali terjadi perubahan-perubahan pada fisik,
anatar lain berupa: peredaran darah akan bertambah cepat bila marah, pupil mata
membesar bila marah, bulu roma berdiri bila takut, dan lain sebagainya.
Masa remaja merupakan masa yang penuh badai dan tekanan. Ketegangan emosi
meninggi akibat perubahan fisik dan juga kelenjar. Rata-rata emosi para remaja
menjadi tinggi karena mereka sedang berada dibawah tekanan social dan juga
mereka sedang menghadapi kondisi baru, sedangkan selama anak-anak mereka
kurang mempersiapkan diri. Tetapi tidak semua remaja mengalami tekanan dan
badai dalam hidupnya.
Pola emosi masa remaja adalah sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis
emosi yang secara normal dialami adalah: cinta/kasih saying, gembira, amarah,
takut dan cemas, cemburu sedih, dan lain-lain. Perbedaannya terletak pada macam
dan derajat rangsangan yang membangkitkan emosinya, dan khususnya pola
pengendalian yang dilakukan individu terhadap ungkapan emosi mereka. Berikut
ini akan dibahas beberapa kondisi emosional.
1. Cinta/Kasih sayang
Kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta menjadi sangat penting, walaupan
kebutuhan-kebutuhan akan perasaan itu disembunyikan secara rapi. Para remaja
yang berontak secara terang-terangan, nakal, dan mempunyai sikap permusuhan
yang besar kemungkinannya disebabkan oleh kurangnya rasa cinta dan dicintai
yang tidak disadari.
2. Gembira
Rasa gembira akan dialami apabila segala sesuatunya berlangsung dengan baik
dan para remaja akan mengalami kegembiraan jika ia diterima sebagai seorang
sahabat atau bila ia jatuh cinta dan cintanya itu mendapat sambutan (diterima)
oleh yang dicintai.
Menjelang balita mencapai masa anak-anak, kemudian masa remaja, dia telah
mengalami serangkaian perkembangan panjang yang mempengaruhi pasang surut
berkenaan dengan rasa ketakutannya. Beberapa rasa takut sudah teratasi, tetapi
masih banyak yang tetap ada. Banyak ketakutan-ketakutan baru muncul karena
adanya kecemasan-kecemasan – kecemasan dan rasa berani yang bersamaan
dengan perkembangan remaja itu sendiri.
Semua remaja sedikit banyak takut terhadap waktu. Beberapa di antara mereeka
merasa takut hanya pada kejadian-kejadian bila mereka dalam bahaya. Beberapa
orang mengalami rasa takut secara berulang-ulang dengan kejadiian dalam
kehidupan sehari-hari, atau karena mimpi-mimpi, atau karena pikiran-pikiran
mereka sendiri. Beberapa orang dapat mengalami rasa takut sampai berhari-hari
bahkan sampai berminggu-minggu.
Remaja seperti halnya anak-anak dan orang dewasa, seringkali berusaha untuk
mengatasi ketakutan-ketakutan yang timbul dari persoalan-persoalan kehidupan.
Tidak ada seorang pun yang menerjunkan dirinya dalam kehidupan dapat tanpa
rasa takut adalah menyerah terhadap rasa takut, seperti terjadi bila seseorang
begitu takut sehingga ia tidak berani mencapai apa ada sekarang atau masa depan
yang tidak menentu.
Dengan cara meniru dan mengamati hal-hal yang dapat membangkitkan emosi
orang lain.
Anak akan menirukan reaksi emosional orang yang dikagumi dan mempunyai
ikatan emosional yang kuat.
Objek atau situasi yang mulanya gagal memancing reaksi emosional kemudian
berhasil melalui metode asosiasi.
Anak diajarkan cara bereaksi yang dapat diterima jika suatu emosi terangsang.
Dapat melalui pelatihan maupun yang lainnya.
Banyak kondisi sehubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik dalam hubungannya dengan orang lain yang membawa perubahan
untuk menyatakan emosi. Orang tua dan guru berhak menyadari perubahan
ekspresi ini karena tidak berarti emosi tidak lagi berperan dalam kehidupan
mereka. Mereka juga tetap membutuhkan rangsangan dan respons untuk
mengembangkan pengalaman dan kemampuannya. Bertambahnya umur juga akan
berpengaruh signifikan terhadap perubahan irama emosional. Terutama faktor
pengetahuan dan pengalaman.
Pikiran remaja sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan
sikap kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk orang tuanya. Setiap
pendapat orag lain dibandingkan dengan teori yang diikuti dan diharapkan. Sikap
kritis ini juga ditunjukkan dalam hal-hal yang sudah umum baginya pada masa
sebelumnya, sehingga tatacara, adat istiadat yang berlaku di lingkungan keluarga
sering terasa terjadi/ada pertentangan dengan sikap kritis yang tampak pada
perilakunya.
Disamping itu pengaruh egosentris masih sering terlihat pada pikiran remaja.
Misalnya, cita-cita dan idealisme yang baik, terlalu menitikberatkan pikiran
sendiri tanpa memikirkan akibat lebih jauh dan tanpa memperhitungan kesulitan
praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
Contoh yang lainnya, kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum
disertai pendapat orang lain dalam penilaiannya. Masih sulit membedakan pokok
perhatian orang lain dari pada tujuan perhatian diri sendiri. Pandangan dan
penilaian diri sendiri dianggap sama dengan pandangan orang lain mengenai
dirinya.
Proses penyesuaian diri yang dilandasi sifat egonya dapat menimbulkan reaksi
lain dimana remaja itu justru melebih-lebihkan diri dalam penilaian diri. Mereka
merasa dirinya “ampuh” atau “hebat” sehingga berani menantang malapetaka dan
menceburkan diri dalam aktivitas yang acap kali dipikirkan atau direncanakan dan
biasanya tergolong aktivitas yang membahayakan.
Emosi negatif pada dasarnya dapat diredam sehingga tidak menimbulkan efek
negatif. Beberapa cara untuk meredam emosi adalah :
berfikir positif
mencoba belajar memahami karakteristik orang lain
mencoba menghargai pendapat dan kelebihan oranglain
introspeksi dan mencoba melihat apabila kejadian yang sama terjadi pada
diri sendiri, mereka dapat merasakannya
bersabar dan menjadi pemaaf
mengalihkan perhatian, yaitu mencoba mengalihkan perhatian pada objek
lain dari objek yang pada mulanya memicu pemunculan emosi negatif.
Mengendalikan emosi itu penting. Hal ni didasarkan atas kenyataan bahwa emosi
mempunyai kemampuan untuk mengkomunikasikan diri pada orang lain. Orang-
orang yang dijumpai dirumah atau di kampus akan lebih cepat menanggapi emosi
daripada kata-kata.
Agar emosi positif pada diri remaja dapat berkembang dengan baik, dapat
dirangsang, disikapi oleh orang tua maupun guru dengan cara :
1. orangtua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam lingkungan anak
(significant person) dapat menjadi model dalam mengekspresikan emosi-
emosi negatif, sehingga tampilannya tidak meledak-ledak.
2. adanya program latihan beremosi baik disekolah maupun didalam
keluarga, misalnya dalam merespon dan menyikapi sesuatu yang tidak
sejalan sebagaimana mestinya.
3. Mempelajari dan mendiskusikan secara mendalam kondisi-kondisi yang
cenderung menimbulkan emosi negatif dan upaya-upaya menanggapinya
secara lebih baik
G. Kesimpulan
Emosi merupakan reaksi psikologis yang nampak dari reaksi fisik seperti detak
jantung lebih cepat, muka merah atau pucat, otot memegang dan sebagainya.
Tingkah laku emosi misalnya riang atau bahagia, marah, takut, sedih dan
sebagainya. Jadi, emosi adalah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran-pikiran
yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan
untuk bertindak.
Emosi itu ada dua jenis, yaitu emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif
merupakan reaksi psikologis sebagai tanda adanya kepuasan terhadap berbagai
keputusan yang dirasakan remaja, dan emosi negatif diakibatkan ketidakpuasan
terhadap berbagai kebutuhan itu.
Emosi yang paling sering dirasakan remaja adalah emosi marah, takut, cemas,
kecewa dan cinta. Gangguan emosi yang dialami remaja dapat menjadi sumber
tingkah laku nakal.
Oleh karena itu hal-hal yang menyebabkan emosi remaja terganggu perlu
dihindari. Cara yang sangat penting untuk menghindari gangguan emosi pada
remaja yaitu memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik dan psikologis. Yaitu
kebutuhan makan, pakaian dan bergerak, kebutuhan mendapatkan status,
kebutuhan untuk diakrabi, kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk mandiri
dan kebutuhan memiliki filsafat hidup.
H. Saran
Adanya model dari orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam
melahirkan emosi-emosi positif
Adanya latihan beremosi secara terprogram di keluarga dan di sekolah
Mempelajari secara mendalam kondisi-kondisi yang cenderung
menyebabkan emosi negatif remaja muncul dan menghindari kondisi-
kondisi itu
Membantu remaja mengatasi berbagai masalah pribadinya dengan
mendorongnya membicarakan masalah pribadi itu kepada orang-orang
yang dipercayainya
Melatih dan menyibukkan remaja dengan berbagai kegiatan fisik sehingga
menguras energi yang banyak agar gejolak emosi tersalurkan
Menciptakan berbagai kesempatan yang memungkinkan remaja
berprestasi dan mendapatkan harga diri