Dosen Pengampu :
NAMA MAHASISWA :
NIM :
MATA KULIAH : Psikologi Pendidikan
DAFTAR ISI.....................................................................................................................i
RINGKASAN..................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................... 1
BAB V.PENUTUP............................................................................................................5
A. Kesimpulan........................................................................................................... 5
B. Saran..................................................................................................................... 5
i
RINGKASAN
Banyak definisi emosi yang dikemukakan oleh para ahli. Istilah emosi, menurut
Daniel Goleman (1995), seorang pakar kecerdasan emosional, makna tepatnya masih sangat
membingungkan, baik di kalangan para ahli psikologi maupun ahli filsafat dalam kurun
waktu selama lebih dari satu abad. Karena sedemikian membingungkannya makna emosi itu
maka Daniel Goleman (1995) dalam mendefinisikan emosi merujuk kepada makna yang
paling harfiah yang diambil dari Oxford English Dictionary yang memaknai emosi sebagai
setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat
dan meluap-luap. Lebih lanjut, Daniel Goleman (1995) mengatakan bahwa emosi merujuk
kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis,
dan serangkaian kecendrungan untuk bertindak.
Sementara itu, Chaplin (1989) dalam Dictionary of Psychology mendefinisikan emosi
sebagia suatu keadaan yang terangsang dari organism mencakup perubahan-prubahan yang
didasari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. Chaplin (1989) membedakn emosi
dengan perasaan, dan dia mendefinisikan perasaan (feelings) adalah pengalaman disadari
yang diaktifkan baik oleh perangsang aksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan
jasmanilah.
Definisi lain mengatakan bahwa emosi adalah suatu respon terhadap suatu perangsang
yang menyebabkan perubahan fisikologis disertai perasaan yang kuat dan biasanya
mengandung kemungkinan untuk meletus. Respons demikian terjadi baik terhadap
perangsang-perangsang ekternal maupun internal (Soegarda Poerbakawatja, 1982). Dengan
define ini semakin jelas perbedaan antara emosi dengan perasaan, bahkan di sini tampak jelas
bahwa perasaan termasuk ke dalam emosi atau menjadi bagian dari emosi.
Menurut Daniel Goleman (1995), sesungguhnya ada ratusan emosi bersama variasi,
campurn, mutasi, dan nuansanya sehingga makna yang dikandungnya lebih banyak, lebih
kompleks, dan lebih halus dari pada kata dan definisi yang digunakan untuk menjelaskan
emosi.
Dari hasil penelitiannya, John B. Watson (dalam Mahmud, 1990), tingkah laku
emosional dapat dibagi menjadi empat macam yaitu : 1. marah, orang bergerak menentang
sumber frustasi. 2. takut, bergerak meninggalkan sumber frustasi. 3. cinta, orang bergerak
menuju sumber kesenangan. 4. depresi, orang menghentikan respon-respon terbukanya dan
mengalihkan emosi kedalam dirinya sendiri.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Remaja bertugas mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang
dewasa lainnya. Hal ini bisa membuat remaja melawan keinginan atau bertentangan pendapat
dengan orangtuanya. Dengan ciri khas remaja yang penuh gejolak dan emosional,
pertentangan pendapat ini seringkali membuat remaja menjadi pemberontak di rumah.
Apabila masalah ini tidak terselesaikan, terutama orangtua bersikap otoriter, remaja
cenderung mencari jalan keluar di luar rumah, yaitu dengan cara bergabung dengan teman-
teman sebaya yang senasib. Seringkali karena yang dihadapi adalah remaja yang seusia yang
punya masalah yang kurang lebih sama dan sama-sama belum berhasil mengerjakan tugas
perkembangan yang sama, bisa jadi solusi yang ditawarkan kurang bijaksana. Kehadiran
problem emosional tersebut bervariasi pada setiap remaja.
Selain itu remaja mampu untuk melihat diri sendiri secara objektif yang ditandai
dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri dan kemampuan untuk
menangkap humor termasuk yang menjadikan dirinya sebagai sasaran. Ia tidak marah jika di
kritik dan di saat-saat yang diperlukan ia bisa melepaskan diri dari dirinya sendiri dan
meninjau dirinya sendiri sebagai orang luar. Remaja juga memiliki falsafah hidup tertentu,
tanpa perlu merumuskannya atau mengucapkannya dalam kata-kata.
1
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
Di dalam suatu sekolah, seringkali terdapat banyak karakteristik peserta didik. Ada
yang aktif dan ada juga yang kurang aktif, ada peserta didik yang sering membuat kelas ribut
dan ada juga yang memilih untuk diam. Selain itu didalam satu kelas seringkali terdapat
perbedaan kemampuan siswa, baik akademik maupun non akademik. Hal tersebut
dikarenakan perkembangan emosional remaja atau siswa tersebut.
Menurut saya, sebagai seorang tenaga pendidik kita seharusnya lebih mendekatkan
diri kepada peserta didik kita, agar kita lebih mengetahui kepribadian setiap peserta didik
tersebut. Dengan adanya pendekatan kita akan dapat mengambil suatu tindakan terhadap para
peserta didik yang memiliki perbedaan karakter. Misalnya anak yang pendiam, terlalu
bahagia, penakut, dan bahkan siswa yang mengalami depresi.
2
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Untuk mengetahui berbagai karakter dan permasalahan yang dimiliki oleh peserta
didik, kita dapat melakukan metode pendekatan kepada siswa tersebut. Metode pendekatan
ini dilakukan dengan mendekatkan diri kepada setiap siswa yang kelihatannya berbeda atau
memiliki masalah diantara teman – teman sekelasnya. Metode ini menggunakan cara face to
face antara guru dengan siswa. Setelah kita dapat mendekati siswa tersebut, kita mulai
bertanya apa kendala yang dihadapinya dalam belajar, apa yang membuat dia kurang aktif
atau pendiam dan sebagainya, dan selain itu kita dapat bertanya lebih dalam lagi tentang
faktor – faktor lain yang menyebabkannya seperti itu.dengan metode ini, kita akan
mengetahui latar belakang yang membuat dia memiliki emosional yang tinggi atau sangat
berbeda dengan teman – teman sebayanya.
3
BAB IV
PEMBAHASAN
4
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan masalah yang saya angkat yaitu masalah perkembangan emosional
remaja, baik rasa cinta, takut, depresi dan sebagainya, saya menyimpulkan bahwa ide yang
paling baik untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan melakukan pendekatan face
to face antara siswa dengan guru dan mencoba menjadi guru sekaligus sahabat bagi siswa
tersebut.
B. Saran
Sebagai tenaga pendidik sebaiknya kita lebih mendekatkan diri dengan peserta didik
kita dan mencoba untuk mencari tau masalah apa yang dihadapi oleh mereka. Selanjutnya
kita harus berusaha untuk membuat peserta didik lebih nyaman saat berada di sekolah dan
berusaha membuat mereka tidak mudah terpengaruh dengan dunia luarnya.
5
DAFTAR PUSTAKA
Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Sosial Pada Siswa Akselerasi Tingkat SMP. Jurnal
Online Psikologi, 01(01), 105-106.
Khairani, Rahma., Putri, Dona E. (2008). Kematangan Emosi Pada Pria dan Wanita Yang
Menikah Muda. Jurnal Psikologi, 01(02), 137.