Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BULLYING ATAU PERUNDUNGAN DITINJAU DARI


PENDEKATAN MANUSIA DAN PENDERITAAN

Disusun Oleh :

Fadhil Alfizan (22101010084)

Dosen Pengampu :

Dr. Ening Herniti, M.Hum.

BAHASA DAN SASTRA ARAB

UNIVERSTAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

2022-2023
Kata Pengantar

Kepada para pembaca yang terhormat,

Saya dengan sukacita mempersembahkan makalah ini dengan


harapan besar bahwa tulisan ini akan memberikan manfaat dan
pemahaman yang lebih dalam mengenai topik yang dibahas. Makalah ini
merupakan hasil dari penelitian, menganalisis, serta menyusun argumen.

Topik yang dibahas dalam makalah ini merupakan salah satu isu
yang penting dan relevan dalam konteks zaman modern ini. Tujuan utama
makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman yang komprehensif
tentang topik tersebut, serta mendorong diskusi yang lebih luas dan
mendalam mengenai hal tersebut.

Dalam proses penyusunan makalah ini, saya telah merujuk kepada


berbagai sumber yang terpercaya dan menjalankan metodologi yang tepat.
Namun, perlu diingat bahwa pengetahuan dan pemahaman terus
berkembang, dan makalah ini mungkin tidak mencakup semua aspek
yang ada. Oleh karena itu, saya mengundang para pembaca untuk
melanjutkan penelitian dan eksplorasi lebih lanjut.

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang


telah memberikan dukungan dan inspirasi dalam penulisan makalah ini.
Terima kasih kepada dosen dan pembimbing yang telah memberikan
panduan berharga. Terima kasih juga kepada teman-teman dan keluarga
atas dukungan moral dan semangat yang diberikan.

Akhir kata, semoga makalah ini memberikan manfaat yang berarti


dan memberikan kontribusi positif bagi pemahaman dan perkembangan
pengetahuan di bidang yang dibahas.

Terima kasih.

Salam, [Fadhil Alfizan]

2
DAFTAR ISI

Dafar isi...................................................................................................3

Bab I : Pendahuluan.............................................................................4

1. Latar Belakang

Bab II : pembahasan................................................................................5

1. Teori Pendekatan
2. Hasil dan Pembahasan

Bab III : Penutup.....................................................................................12

1. Kesimpulan dan Penutup


2. Daftar Pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perundungan (bullying) bisa terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering
dilakukan oleh anak usia remaja. Ada beberapa dampak perundungan
yang perlu diwaspadai karena bisa memengaruhi kesehatan mental korban
maupun pelaku, seperti memicu timbulnya gangguan emosi, masalah
mental, gangguan tidur, penurunan prestasi, dan sebagainya. Data
UNICEF tahun 2018 menunjukkan ada satu dari tiga anak muda di 30
negara yang mengaku pernah menjadi korban perundungan. Kasus
perundungan seperti ini juga tidak hanya terjadi secara fisik saja, pada era
digital seperti sekarang perundungan dunia maya juga berdampak sama
fatalnya bagi korban.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Teori Pendekatan
Penderitaan adalah sebuah fenomena yang tak terelakkan dalam kehidupan
manusia dan dunia ini. Ia dapat hadir dalam berbagai bentuk, baik penderitaan
lahir yang terlihat secara fisik, penderitaan batin yang tersembunyi dalam relung
hati, maupun gabungan dari keduanya. Penderitaan menjadi bagian tak
terpisahkan dari realitas yang kita hadapi.

Manusia sebagai makhluk yang kompleks dan rentan, sering kali tidak
terlepas dari pengalaman penderitaan. Namun, yang menjadi pertanyaan
penting adalah bagaimana seseorang menyikapi penderitaan yang
dihadapinya. Apakah ia akan terperangkap dalam lingkaran penderitaan
yang tak berujung, ataukah mencari jalan keluar untuk menemukan
kehidupan yang lebih bermakna dan bahagia.

Penderitaan bisa muncul akibat hubungan yang kompleks antara


manusia dengan lingkungannya, baik dalam hubungan sesama manusia
maupun dengan alam sekitar. Misalnya, dalam kehidupan bermasyarakat,
seringkali perbedaan pendapat dapat menimbulkan perselisihan dan
konflik antara individu. Akibatnya, timbul rasa dengki, kemarahan, atau
bahkan saling menjelekkan dan menuduh. Hal ini merupakan salah satu
contoh ketidakharmonisan antara elemen-elemen yang saling
berhubungan.

5
Namun, dalam konteks penderitaan, ada harapan yang muncul dari
pemahaman bahwa manusia memiliki kekuatan untuk mengubah dan
mengatasi penderitaan tersebut. Kita memiliki kemampuan untuk
memperbaiki hubungan yang rusak, memperdalam pemahaman, dan
membentuk kembali sikap serta pandangan hidup yang lebih positif.
Proses ini melibatkan pemahaman diri, penerimaan terhadap realitas
penderitaan, serta upaya aktif untuk mengembangkan hubungan yang
lebih harmonis dengan sesama manusia dan lingkungan.

Melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang penderitaan dan


hubungannya dengan kehidupan manusia, diharapkan kita dapat
menemukan jalan keluar dari lingkaran penderitaan yang mengikat dan
memperoleh kehidupan yang lebih bermakna. Dalam proses ini, penting
untuk membangun kesadaran akan tanggung jawab pribadi dan saling
mendukung sebagai satu-satunya cara untuk menciptakan perubahan yang
positif dalam diri sendiri dan dunia di sekitar kita.

Penderitaan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan panggilan untuk


tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang lebih baik. Dengan
menyadari adanya penderitaan, kita dapat membangun kepekaan terhadap
orang lain, memperkuat hubungan sosial, dan mendorong perubahan yang
lebih baik dalam masyarakat dan lingkungan kita. Dengan demikian,
penderitaan dapat menjadi pendorong untuk mencari solusi dan mencapai
kehidupan yang lebih bermakna dan menggembirakan.

2. Hasil dan Pembahsan

Terdapat hubungan erat antara fenomena bullying dengan penderitaan


yang dialami oleh individu terlibat. Bullying, yang kini menjadi masalah
yang meresahkan di Indonesia, bukan hanya terjadi di kalangan siswa

6
yang mungkin menganggapnya sebagai lelucon sepele, namun juga
terjadi di antara mereka yang dianggap dewasa dan mampu menjaga
perasaan dan perkataan mereka. Bahkan dalam lingkungan yang
seharusnya aman, tindakan bullying masih dapat terjadi.

Perilaku perundungan atau bullying berdampak pada penderitaan yang


dirasakan oleh korban maupun pelaku. Seorang korban bullying akan
menderita akibat cemoohan dan perlakuan buruk yang diterima dari
pelaku, yang berdampak tidak hanya pada aspek fisik, tetapi juga secara
emosional. Korban dapat merasa terisolasi dan merasa dunia menjadi
sempit, yang pada tingkat yang lebih parah dapat memicu pikiran untuk
bunuh diri.

Namun, demikian, pelaku bullying juga dapat mengalami penderitaan.


Meskipun pelaku mungkin merasa puas dengan tindakan yang dilakukan,
ada kemungkinan bahwa korban memiliki dendam dan memilih untuk
melampiaskannya melalui tindakan kekerasan atau tindakan tragis
lainnya. Terkadang, seseorang yang tampak pendiam atau introvert
mungkin menyimpan sisi yang bengis.

Seiring dengan perkembangan intelektual dan kemajuan teknologi,


bullying juga dapat terjadi dalam bentuk digital seperti penyebaran video
atau pencemaran nama baik. Kasus bullying di Indonesia saat ini menjadi
marak dan beberapa faktor mempengaruhinya, antara lain:

1. Lingkungan keluarga: Keluarga merupakan faktor utama dalam


pembentukan karakter seseorang. Jika keluarga toleran terhadap

7
bullying, anak akan menganggapnya sebagai perilaku yang dapat
diterima dalam membangun hubungan.

2. Teman sebaya: Hubungan pertemanan memiliki dampak besar terhadap


perilaku seorang anak. Teman sebaya yang memberikan pengaruh
negatif dan menganggap bullying sebagai hal yang wajar dapat
memperkuat perilaku tersebut.

3. Pengaruh media: Kemajuan teknologi dan media masa kini


memungkinkan akses mudah terhadap informasi. Anak-anak yang
belum cukup usia dapat meniru perilaku dari adegan dalam video yang
mereka akses melalui media sosial.

Beberapa dampak umum dari bullying pada korban adalah sebagai


berikut:

1. Masalah Kesehatan Mental: Korban bullying cenderung


mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi,
kecemasan, dan stres. Mereka sering merasa tidak berdaya,
terisolasi, dan memiliki rendah diri yang parah. Beban
emosional yang tinggi dapat mengganggu keseimbangan
emosional dan kesejahteraan mental mereka.

2. Penurunan Diri: Bullying dapat merusak harga diri dan


keyakinan diri korban. Mereka mungkin merasa tidak berharga,
tidak dicintai, dan tidak dihargai. Hal ini dapat menyebabkan
rendahnya rasa percaya diri, kehilangan minat dalam aktivitas

8
yang biasanya mereka sukai, dan kesulitan dalam membangun
hubungan sosial yang sehat.

3. Prestasi Akademik Menurun: Korban bullying sering mengalami


penurunan prestasi akademik. Mereka kesulitan berkonsentrasi,
memperhatikan pelajaran, dan belajar dengan baik karena
pikiran mereka terganggu oleh pengalaman traumatis yang
mereka alami. Hal ini dapat berdampak negatif pada pencapaian
akademik mereka dan masa depan pendidikan mereka.

4. Perubahan Perilaku: Korban bullying sering mengalami


perubahan perilaku yang mencolok. Mereka mungkin menjadi
lebih pendiam, menarik diri dari teman-teman dan aktivitas
sosial, atau bahkan menjadi agresif sebagai mekanisme
pertahanan. Perubahan perilaku ini dapat mempengaruhi
hubungan mereka dengan orang lain dan mengganggu
keseimbangan sosial mereka.

5. Gangguan Kesehatan Fisik: Bullying dapat menyebabkan


gangguan kesehatan fisik pada korban. Mereka mungkin
mengalami sakit kepala, gangguan tidur, gangguan pencernaan,
dan masalah lain yang terkait dengan stres kronis dan tekanan
emosional yang mereka alami akibat bullying.

6. Potensi Bunuh Diri: Dampak paling serius dari bullying adalah


meningkatnya risiko korban untuk mengalami pikiran bunuh diri
atau bahkan melakukan percobaan bunuh diri. Beban emosional
yang berat dan perasaan terjebak dalam siklus penderitaan dapat
memicu perasaan putus asa dan kehilangan harapan bagi korban.

9
Dampak-dampak ini tidak hanya mempengaruhi korban
saat ini, tetapi juga dapat berdampak jangka panjang pada
kehidupan mereka. Oleh karena itu, penting untuk mengatasi
masalah bullying dengan serius dan memberikan dukungan yang
tepat kepada korban untuk membantu mereka pulih dan
membangun kembali kehidupan yang sehat dan bahagia.

Beberapa dampak yang mungkin terjadi pada pelaku bullying adalah


sebagai berikut:

1. Gangguan Perilaku: Pelaku bullying cenderung menunjukkan


perilaku agresif dan kekerasan. Mereka mungkin menghadapi
kesulitan dalam mengendalikan emosi dan impulsifitas. Dalam
jangka panjang, perilaku ini dapat berlanjut ke dalam kehidupan
dewasa, mempengaruhi hubungan mereka dengan orang lain dan
karir mereka.

2. Kurangnya Empati: Pelaku bullying seringkali memiliki


kurangnya empati terhadap perasaan dan pengalaman korban.
Mereka mungkin kesulitan memahami dampak buruk yang
ditimbulkan oleh tindakan mereka. Kekurangan empati ini dapat
mempengaruhi kemampuan mereka untuk membangun
hubungan yang sehat dan menghargai kebutuhan orang lain.

3. Rasa Harga Diri yang Palsu: Meskipun pelaku bullying mungkin


merasa "puas" atau mendapatkan kepuasan sesaat dari tindakan
mereka, rasa harga diri yang mereka rasakan seringkali palsu dan
tidak berkelanjutan. Dalam banyak kasus, mereka merasa perlu

10
mendominasi orang lain untuk merasa berharga, tetapi ini tidak
memberikan kebahagiaan yang sebenarnya.

4. Resiko Hukum dan Sanksi Sekolah: Tindakan mereka dapat


melanggar undang-undang atau kebijakan sekolah terkait dengan
kekerasan atau pelecehan. Sanksi ini dapat mencakup teguran,
hukuman disiplin, atau bahkan tindakan hukum yang lebih serius
tergantung pada tingkat keparahan tindakan bullying yang
dilakukan.

5. Kesulitan dalam Hubungan Sosial: Pelaku bullying mungkin


mengalami kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang
sehat dan bermakna. Mereka mungkin dihindari atau dijauhi oleh
orang lain karena perilaku mereka. Kesulitan ini dapat
mempengaruhi perkembangan sosial mereka dan membuat
mereka merasa terisolasi.

6. Masa Depan yang Terpengaruh: Perilaku buruk mereka dapat


mempengaruhi peluang pendidikan dan karir mereka. Selain itu,
jika pelaku tidak memperbaiki perilaku mereka, mereka dapat
terus melibatkan diri dalam tindakan yang merugikan dan
mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan yang sehat di
masa dewasa.

Dampak-dampak ini menunjukkan pentingnya intervensi


dan pendekatan yang tepat dalam mengatasi perilaku bullying.
Melalui pendidikan, perawatan, dan dukungan yang tepat,
pelaku bullying memiliki kesempatan untuk mengubah perilaku

11
mereka dan menjadi individu yang lebih empatik dan
bertanggung jawab

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan dan Penutup

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Tindakan bullying atau


perundungan ini sangat erat kaitannya dengan penderitaan terhadap
manusia, penting untuk menyadari bahwa penderitaan yang disebabkan
oleh tindakan bullying merupakan realitas yang signifikan dalam
kehidupan manusia. Tidak hanya korban yang menderita, tetapi juga
pelaku bullying dapat mengalami dampak negatif dalam jangka
panjang.Tindakan bullying tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah,
tetapi juga dapat terjadi di lingkungan keluarga, masyarakat, dan dunia
digital. Faktor-faktor seperti lingkungan keluarga, teman sebaya, dan
pengaruh media memainkan peran penting dalam terjadinya perilaku
bullying.

Dampak yang dialami oleh korban bullying meliputi masalah


emosional, psikologis, dan sosial yang serius. Mereka dapat mengalami
marah, kecemasan, penurunan prestasi akademik, stres, dan bahkan
depresi. Selain itu, pelaku bullying juga menghadapi konsekuensi negatif,
seperti gangguan perilaku, kurangnya empati, dan kesulitan dalam
membangun hubungan sosial yang sehat. Untuk mencegah tindakan
bullying, diperlukan pendekatan menyeluruh dan terpadu yang
melibatkan lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Edukasi,
pembentukan lingkungan yang aman, pelibatan keluarga, pembinaan

12
keterampilan sosial, pengawasan, pemberdayaan saksi, dan kampanye
anti-bullying merupakan langkah-langkah penting yang dapat diambil.

Melalui upaya bersama dan komitmen yang kuat, kita dapat mencegah
dan mengurangi tindakan bullying serta menciptakan lingkungan yang
aman, inklusif, dan menghargai perbedaan. Hal ini tidak hanya akan
mengurangi penderitaan korban, tetapi juga membantu mengembangkan
individu yang lebih empatik, bertanggung jawab, dan memiliki hubungan
sosial yang sehat.

Terima kasih telah membaca makalah ini dan semoga kita dapat
bersama-sama mengakhiri penderitaan akibat bullying dan menciptakan
lingkungan yang lebih baik bagi semua.

2. Daftar Pustaka

Visti, S.A, 2021. ”Dampak Bullying Terhadap Perilaku Remaja Masa


Kini”. Jurnal Intervensi Sosial dan Pembangunan. 2 (1)

Mintasihradi, 2019. Dampak Bullying Terhadap Perilaku Remaja.


Mataram.

Priyatna, Andri. 2010. Let’s End Bullying: Memahami, Mencegah, dan


Mengatasi Bullying. Jakarta: Elex Media Komputindo.

13
14

Anda mungkin juga menyukai