Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN SEBAGAI PROSES SOSIALISASI

Makalah Ini Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Sosiologi dan Antropologi Pendidikan
Yang diampu oleh Bapak Dr. H.A.Y. Sobri, S.Sos., M.Pd

Oleh

Inanti 1901316012
Menella 1901316012
Iqbal 1901316012
Nurul Indika Wardhani 190131601233

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEPTEMBER 2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................... i

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................

B. Rumusan Masalah ..........................................................................

C. Tujuan ...............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................

A. Pengertian Pendidikan dan Sosialisasi.................................................................

B. Peran pendidikan dalam proses sosialisasi.....................................................

C. Tahap-Tahap Dalam Proses Sosialisasi..........................................

D. Kegiatan-Kegiatan Dalam Proses Sosialisasi ....................................

BAB III PENUTUP .............................................................................

Simpulan ...............................................................................................

Daftar Rujukan ..............................................................................................

i
BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial
yang saling membutuhkan dengan yang lainnya. Jika dilihat dari sisi agama
manusia memiliki dua sisi hubungan yang sangat mendasar yaitu (1) Hubungan
secara vertikal, yang artinya hubungan manusia dengan pencipta, (2) Hubungan
secara horizontal, yaitu hubungan manusia dengan manusia atau disebut dengan
sosialisasi.

Sosialisasi merupakan proses seorang individu belajar berintegrasi dengan


sesamanya dalam masyarakat menurut sistem nilai, norma, dan adat-istiadat yang
mengatur masyarakat yang bersangkutan (Suyono, 1985:379). Dan, karena adanya
sosialisasi bisa membawa manfaat terhadap manusia itu sendiri dan lingkungan
tempat ia tinggal, manusia bisa saling mengenal, mengerti, dan memahami satu
sama lainnya. Sehingga bisa menumbuhkan sikap saling toleran, saling menjaga,
dan saling melindungi.

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pendidikan dan sosialisasi ?

2. Apa peran pendidikan terhadap proses sosialisasi ?

3. Apa saja kegiatan-kegiatan dalam proses sosialisasi ?

4. Bagaimana proses atau tahap-tahap dalam sosialisasi ?

Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian tentang pendidikan dan sosialisasi.

2. Untuk mengetahui peran pendidikan terhadap proses sosialisasi.

3. Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan dalam proses sosialisasi.

4. Untuk mengetahui bagaimana tahap-tahap dalam sosialisasi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan dan Sosialisasi

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan


kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau


nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok
atau masyrakat.

Nasution menjelaskan bahwa sosialisasi merupakan proses bimbingan


individu ke dalam dunia sosial.

Abu Ahmadi juga menguraikan tentang proses sosialisasi. Pertama, proses


sosialisasi adalah proses belajar. Kedua, dalam proses sosialisasi, individu
mempelajari kebiasaan, sikap, pola-pola tingkah laku dalam masyarakat. Ketiga,
semua sikap dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun
dan dikembangkan sebagai suatu kesatuan sistem dalam diri pribadi.

B. Peran Pendidikan Terhadap Proses Sosialisasi

Makhluk sosial dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan keadaan


sekitarnya. Proses belajar sosial manusia disebut dengan proses sosialisasi. Dasar-
dasar proses sosialisasi :

1. Sifat bergantung kepada orang lain.


Semua makhluk sosial pasti tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang
lain. Saat kita masih kecil, kita pasti butuh bantuan orang tua kita. Begitu
juga saat sudah dewasa, kita pasti juga membutuhkan bantuan orang lain.
2. Sifat mudah beradaptasi dan berpikir secara rasional.
Kita mampu mempelajari bermacam-macam tingkah laku sosial karena
mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dan berpikir rasional.

Proses belajar manusia berlangsung seumur hidup. Manusia mendapat


hambatan, pengawasan, batasan, bimbingan, dorongan, dan motivasi dari orang
lain. Metode yang dipakai untuk mempengaruhi sosialisasi anak :

2
1. Metode ganjaran dan hukuman
Dengan adanya hukuman, maka anak akan sadar dengan kesalahannya.
Sedangkan dengan ganjaran, anak akam sadar mana perilaku yang baik
dan mana yang buruk.
2. Metode memberi contoh
Anak selalu mencontoh apa saja yang dilakukan oleh orang dewasa.
3. Metode pendidikan pengajaran
Orang dewasa mengajarkan bermacam pengetahuan dan ketrampilan pada
anak dengan memberi informasi, ceramah, atau penjelasan.

C. Kegiatan-Kegiatan dalam Proses Sosialisasi

1. Belajar
Belajar adalah merupakan suatu perubahan yang relatif menetap dalam
tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman yang lalu. Proses belajar
individu berlangsung sepanjang hayat,yaitu belajar sejak individu itu lahir
sampai ke liang lahat.
Proses individu mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola-pola, dan tingkah
laku dalam masyarakat dimana dia hidup. Segala sesuatu yang dipelajari
individu mula-mula dipelajari dari orang lain dan sekitarnya terutama anggota
keluarga. Individu belajar secara sadar dan tidak sadar. Secara sadar individu
menerima apa yang diajarkan oleh orang disekitarnya. Misalnya, seorang ibu
mengajarkan anaknya berbahasa dan bagaimana cara makan yang benar.
Secara tidak sadar, individu belajar dari informasi dalam berbagai situasi
dengan memperhatikan tingkah laku orang lain.

2. Penyesuaian diri dengan lingkungan


Penyesuaian diri dengan lingkungan merupakan kemampuan untuk
mengubah diri sesuai dengan lingkungannya atau sebaliknya mengubah
lingkungan sesuai dengan keadaan dirinya. Penyesuaian diri individu terbagi
menjadi dua yaitu adaptasi dan adjusment. Adaptasi merupakan usah individu
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya yang lebih bersifat

3
fisik. Sedangkan adjusment merupakan penyesuaian tingkah laku terhadap
lingkungan sosialnya, dimana dalam lingkungan tersebut terdapat norma-
norma dan aturan yang mengatur tingkah laku. Untuk menilai berhasil atau
tidaknya proses penyesuaian diri, ada empat kriteria yang harus digunakan
yaitu sebagai berikut:
a. Kepuasan psikis
Penyesuaian diri yang berhasil akan menimbulkan kepuasan
psikis,sedangkan yang gagal akan menimbulkan rasa tidak puas.
b. Efesiensi kerja
Penyesuian diri yang berhasl akan nampak dalam kerja/kegiatan
efisien,sedangkan yang gagal akan nampak dalam kerja/kegiatan yang
tidak efesien. Misal, murid yang gagal dalam pelajaran di sekolah
c. Gejala-gejala fisik
Penyesuaian yang gagal akan nampak salam gejala-gejala fisiki seperti
pusing,sakt perut,gangguan pencernaan dan lain-lain.
d. Penerimaan sosial
Penyesuaian diri yang berhasil akan menimbulkan reaksi setuju dari
masyarakat,sedangkan yang gagal akan mendapatkan reaksi tidak setuju
masyarakat.

Penyesuaian diri dengan lingkungan khusunya remaja dipengaruhi oleh dua


faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu meliputi:

a. Motif-motif sosial; motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam


diri organisme yang mendorong untuk berbuat.
b. Konsep diri
Yaitu cara seseorang memandang dirinya sendiri, baik mencakup aspek
fisik, psikologis, sosial maupun kepribadian.
c. Persepsi, yaitu pengamatan dan penilaian seseorang terhadap
obyek,peristiwa,dan realitas kehidupan,baik itu melalui proses kognisi
maupun afeksi untuk membentuk konsep tentang obyek tersebut.
d. Sikap remaja, yaitu kecenderungan sesorang untuk berkasi ke arah hal-hal
yang positif atau negatif.

4
e. Intelegensi dan minat.
f. Kepribadian.

Berikut faktor eksternal:

a. Keluarga dan pola asuh,meliputi pola


demokratis,permisif(kebebasan),dan otoriter.
b. Kondisi sekolah yaitu antara kondisi yang sehat dan tidak sehat.
c. Kelompok sebaya atau teman sepermainan.
d. Prasangka sosial, yaitu adanya kecenderungan sebagian masyarakat yang
menaruh prasangka terhadap kehidupan remaja.
e. Faktor hukum dan norma sosial
(Maksum, A,2016:96-98).
3. Pengalaman Mental
Pengalaman seseorang akan membentuk suatu sikap pada diri
seseorang dimana didahului oleh sikap terbentuknya suatu kebiasaan yang
menimbulkan reaksi yang sama terhdapa masalah yang sama. Seorang anak
yang sejak kecil terbiasa dengan bantuan orang lian untuk setiap pekerjaan
yang harusnya dapat dikerjakan sendiri,setelah dewasa nanti dia akan
tergantung dengan orang lain. Sebagai suatu proses,sosialisasi memilik
beberapa metodeyang digunakan dalam mempengaruhi proses sosialisasi
anak. Pertama, metode ganjaran dan hukuman(reward and punishment).
Kedua, metode didactic teaching. Metode ini mengutamakan pengajaran
kepada anak tentang pengetahuan dan ketrampilan. Ketiga, metode pemberian
contoh. Anak-anak cenderung mencontoh semua tingkah laku orang yang ada
disekitarnya. Selanjutnya dalam sosialisasi anak didik, terdapat agen
sosialisasi. Agen sosialisasi merupakan pihak-pihak yang melaksanakan atau
melakukan sosialisasi. Ada empat agen sosialisasi yaitu sebagai berikut:
a. Keluarga (kinship)
Keluarga merupakan orang pertama yang mengajarkan hal-hal yang
berguna bagi perkembangan dan kemajuan hidup manusia. Orang tua atau
anggota keluarga lain harus menjalankan fungsi sosialisasi. Fungsi

5
sosialisasi merupakan suatu fungsi yangberupa peran orang tua dalam
pembentukan kepribadian anak.
b. Teman pergaulan
Teman pergaulan atau teman bermain pertama kali di dapatkan ketika ia
mampu berpergian keluar rumah. Kelompok bermain lebih banyak
berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.
c. Lembaga pendidikan formal (sekolah)
Selain keluarga dan teman sepergaulan, anak-anak lebih sering
menghabiskan waktunya disekolah. Sekolah merupakan lembaga
pendidikan formal dimana seseorang belajar membaca,menulis dan
berhitung. Aspek lain yang dipelajari adalah aturan-aturan mengenai
kemandrian(independence),prestasi(achievement), universalisme dan
kekhasan(sppecifity).
d. Media massa
Media massa merupakan sarana dalam proses sosialisasi karena media
banyak memberikan informasi yang dapat menambah wawasan untuk
memahami keberadaan manusia dan berbagai permasalahn yang ada
dilingkungan sekitar. Contoh media masaa yaitu media cetak dan media
elektronik(Maksum, A,2016:96-98).

D. Tahap-Tahap Sosialisasi

George Herbert Mead, mengemukakan pendapat jika sosialisasi yang


dilalui seseorang dapat dibedakan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan (Prepatory Stage)

Tahap ini dilalui manusia sejak dilahirkan, pada saat ini seorang anak harus
mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya dan diharapkan dapat
mengikuti tatanan yang berlaku dalam masyarakat, tanpa melupakan
pengenalan terhadap perwatakan yang ada pada dirinya. Pada tahap ini anak-
anak juga mulai melakukan perilaku berupa meniru meski tidak bisa sama
dengan yang ditirunya. Misalnya cara anak-anak mengucapkan keinginannya
terhadap orang tua yang terkadang orang tua tidak mengerti apa yang sedang
diucapkan anaknya tersebut. Dan pada seorang bayi akan mulai meniru

6
gerakan maupun suara yang ia dengar namun dengan bahasanya dan gayanya
sendiri, kalau orang jawa proses ini dinamakan “ngoceh”.

2. Tahap Meniru (Play Stage)

Pada tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan
semua yang ada disekitar mereka seperti yang dilakukan orang dewasa serta
dengan kesadaran mengetahui nama diri dan siapa nama ayah dan bundanya,
kakaknya, dan sebagainya. Anak akan mulai menyadari tentang apa yang
dilakukan oleh seorang yang berada disekitarnya serta memiliki pemahaman
maksud yang terkandung di dalamnya, sehingga kemampuan untuk melakukan
adaptasi pada posisi yang ada dalam masyarakat mulai dipahaminya. Akan
muncul pula kesadaran bahwa pada sistem sosial akan muncul pula kesadaran
bahwa pada sistem sosial akan menentukan pola perilaku serta karakter nya.

3. Tahap Bertindak (Game Stage)

Dalam tahap ini gaya meniru orang sudah sangat jarang dilakukan, digantikan
dengan bertindak atau melakukan sesuatu secara sadar, sudah bisa menjalin
hubungan dengan kelompok, mulai menyadari posisinya diluar keluarga, serta
mulai mengerti norma atau peraturan yang ada diluar lingkungan keluarga.
Biasanya tahap ini bisa dilihat saat anak ada di play group. Kemampuan yang
sudah dimilikinya dalam tahap ini, Ia dapat memposisikan posisi orang lainpun
menyadari segala sesuatu yang dilakukannya sehingga akan memunculkan
kemampuan dalam berinteraksi dalam masyarakat. Dan individu yang
melakukan sosisalisasi tersebut telah mulai menyadari adanya tuntutan
menjaga nama baik pada pergaulannya. Dan sudah mulai berinteraksi juga
dengan banyak teman dan berhubungan dengan konsep perilaku.

4. Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized Stage)

Dalam tahap ini sudah bisa dikatakan sebagai manusia yang dewasa,
mengetahui sepenuhnya norma yang berlaku di masyarakat, hukum, agama,
sosial maupun yang lainnya. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi
masyarakat secara luas. Dan, pada tahapan ini seseorang dapat melakukan
perilaku saling pengertian dengan berbagai orang dengan bermacam karakter,
dan dapat menyadari bahwa masyarakat yang luas akan memiliki pola perilaku
yang beranekaragam pula. Dalam tahapan ini sudah bisa disebut sebagai warga
Negara secara penuh.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau


nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok
atau masyrakat.

8
DAFTAR RUJUKAN

(Online), (https://id.wikipedia.org/wiki/Agama, diakses pada tanggal 5 September


2019)

Maksum, Ali. 2016. Sosiologi Pendidikan. Malang: Madani.

Mundzir, S. 2013. Sosiologi Pendidikan (Kajian Teori Mikro Makro. Malang:


Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai