Kognitif Sosial
(8 halaman)
BETHY SHILVYA ROMANTIER
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian teori belajar social.
2. Mengetahui macam proses kognitif dari teori belajar social.
3. Mengetahui proses belajar dalam pembentukan kepribadian.
4. Mengetahui Perkembangan Ruang Sosial dan Sistem
Bioekologikal.
5. Mengetahui kelemahan dan kelebihan teori belajar social.
6. Mengetahui aplikasi teori belajar social terhadap pembelajaran.
1
BAB II
2
Jadi seorang pengamat menyimpan tingkah laku model yang
telah diamati di dalam ingatannya karena tingkah laku tersebut
harus bisa diingat kembali.
3. Reproduksi Gerak
Pengamat mencoba untuk mengungkapkan ulang tingkah
laku model yang diamatinya.
4. Penguatan dan Motivasi
Tingkah laku dicontoh sebagai tindakan-tindakan terpuji
yang mempunyai motivasi untuk menirukan.
3
2.4 Perkembangan Ruang Sosial dan Sistem Bioekologikal
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang penting
dalam
menentukan perkembangan anak. Salah satu teori yang
mempengaruhi perkembangan anak di susun oleh Urie Bronfen
benner yang dikenal dengan teori sistem bioelogikal ( bioelogical
systems theory ). Untuk
mempelajari perkembangan anak, kita tidak dapat hanya melihat
lingkungan langsung, tetapi juga interaksi dengan lingkungan yang lebih
besar. Teori sistem bioelogikal mencoba mendefinisikan berbagai lapisan
kompleks lingkungan yang memiliki dampak dalam perkembangan anak.
4
Tepat setelah mikrosistem terdapat lapisan mesosistem. Lapisan
ini memberikan pengaruh pada struktur mikrosistem anak. Misalnya
hubungan antara orangg tua anak dan gurunya di sekolah, bagaimana
pandangan guru terhadap anak tersebut. Segala hubungan dalam dalam
mesosistem juga merupakan perantara antara mikrosistem dan ekosistem
seperti yang dialami individu.makrosistem merupakan lapisan paling luar
dari lingkungan anak. Lapisan ini terdir dari struktur nilai-nilai budaya,
etika,
adat istiadat, dan hukum peraturan.misalkan, terdapat budaya yang
memiliki kepercayaan bahwa orang tua merupakan penanggung
jawab utama dalam membesarkan anak-anak, karena keluarga
merupakan agen sosial pertama yang memberikan dasar
pembentukan kepribadian anak. Cara pengasuhan anak dibagi atas
dimensi penerimaan/penanggapan dan penuntutan/kontrol.
Dimensi ini memperlihatkan adanya empat jenis cara pengasuhan
orang tua yang meliputi pola asuh otoritatif, otoriter, permisif dan
tidak terlibat. Orang tua yang otoriter dan permisif menghasilkan
anak yang mengalami perkembangan yang sedikit kurang
diinginkan, sedangkan orang tua yang tidak peduli menghasilkan
anak yang mengalami kekurangan hampir pada segala aspek fungsi
psikologis.
5
2.5 Kelemahan dan Kelebihan Teori Belajar Sosial
a) Kelemahan Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Teori belajar sosial Albert Bandura sangat sesuai jika
diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena teknik
pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan perilaku dan
adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam
mendalami sesuatu yang ditiru.
Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk
tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan (modeling), sudah
pasti terdapat individu yang menngunakan teknik peniruan ini juga
akan meniru tingkah
laku akan meniru tingkah laku yang negative, termasuk perlakuan
yang tidak diterima masyarakat.
b) Kelebihan Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Teori belajar social Albert Bandura lebih lengkap dari teori
sebelumnya, karena itu menekankan bahwa lingkungan dan
erilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang
tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan
semata-mata reflex atas stimulus, melainkan juga atas reaksi yang
timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia
itu sendiri.
Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada
perlunya conditioning (pembiasaan merespon) dan imitation
(peniruan). Selain itu pendekatan belajar social menekankan
pentngnya perhatian empiris dalam mempelajari perkembangan
anak-anak. Penelitian ini berfokus pada perkembangan anak-anak
factor social dan kognitif
6
strategi pemecahan masalah, dan kreativitas. Guru juga dapat menjadi
model tindakan, yang akan diinternalisasi siswa dan karenanya menjadi
standar evaluasi diri.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori belajar sosial ini menganggap bahwa belajar tidak hanya
sekedar perubahan dalam tingkah laku yang diamati, tetapi juga
pencapaian pengetahuan dan tingkah laku yang dapat diamati
berdasarkan pengetahuan tersebut, jadi pengalaman seseorang yang
terlibat di dalamnya.
Dengan demikian bahwa penguatan yang mengendalikan ekspresi
perilaku yang dipelajari mungkin langsung (hadiah yang nyata,
penerimaan/ penolakan social / penghilangan kondisi yang tidak
mengenakkan) atau tidak langsung (mellihat orang mndapat hadiah /
hukuman atas perilaku yang ditimbulkan oleh diri sendiri atau penilaian
atas kemampuan diri sendiri).
Daftar Pustaka
http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00350-JP%20Bab%202.pdf
09-102014 pukul 10.33
|http://www.slideshare.net/dediyulianto370/teori-belajar-dan-aplikasin
ya 10-102014 pukul 10.37
3
Ibid. hal. 233 - 234