Anda di halaman 1dari 9

Teori Belajar Sosial dan Teori

Kognitif Sosial

(8 halaman)
BETHY SHILVYA ROMANTIER

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran
social (Social Learning Teory ) salah satu konsep dalam aliran
behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari fikiran,
pemahaman dan evaluasi. Ia seorang psikologi yang terkenal dengan
teori belajar social atau kognitif social serta efikasi diri. Eksperimen
yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang
menunjukkan anak - anak meniru seperti perilaku agresif dari orang
dewasa disekitarnya.
Teori kognitif social (social cognitive theory) yang
dikemukakan oleh Albert Bandura menyatakan bahwa factor social
dan kognitif serta factor pelaku memainkan peran penting dalam
pembelajaran. Faktor kognitif berupa ekspektasi/ penerimaan siswa
untuk meraih keberhasilan, faktor social mencakup pengamatan
siswa terhadap perilaku orang tuanya. Menurut Bandura ketika siswa
belajar mereka dapat merepresentasikan atau mentrasformasi
pengalaman mereka secara kognitif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian teori belajar sosial?
2. Apakah macam proses kognitif dari teori belajar sosial?
3. Bagaimanakah proses belajar dalam pembentukan kepribadian?
4. Bagaimana Perkembangan Ruang Sosial dan Sistem
Bioekologikal
5. Apa kelemahan dan kelebihan teori belajar social?
6. Bagaiman aplikasi teori belajar social terhadap pembelajaran?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian teori belajar social.
2. Mengetahui macam proses kognitif dari teori belajar social.
3. Mengetahui proses belajar dalam pembentukan kepribadian.
4. Mengetahui Perkembangan Ruang Sosial dan Sistem
Bioekologikal.
5. Mengetahui kelemahan dan kelebihan teori belajar social.
6. Mengetahui aplikasi teori belajar social terhadap pembelajaran.

1
BAB II

TINJAUAN TORITIS TERKAIT TEORI

2.1 Pengertian Teori Belajar Sosial


1. Teori Belajar Sosial dari miller dan dollard
Miller dan dollard bertitik tolak dari teori hull ( mediationist
) yang dikembangkan menjadi teori sendiri pandangan dasar
mereka adalah tingkah laku manusia adalah dipelajari.
Karena itu, untuk memahami tingkah laku social dan proses
belajar social harus mengetahui prinsip-prinsip psikologi
belajar.
2. Teori belajar social albert bandura
Teori belajar social dikembangkan oleh albert bandura. Asal
mulanya teori ini disebut learning, yaitu belajar dengan
mengamati perilaku orang lain. Dasar pemikirannya adalah
belajar dengan cara mengamati perilaku individu. Dan
sebagian perilaku individu diperoleh sebagai hasil belajar
melalui pengamatan atas tingkah laku yang ditampilkan oleh
orang lain yang disajikan sebagai model.
Menurut teori belajar social, yang terpenting ialah
kemampuan seseorang untuk mengabstraksikan informasi
dari perilaku orang lain, mengambil keputusan mengenai
perilaku mana yang akan ditiru dan kemudian melakukan
perilaku-perilaku yang dipilih.

2.2 Macam-Macam Proses Kognitif Dari Teori Belajar Sosial


Menurut teori belajar social, perbuatan melihat saja menggunakan
gambaran kognitif dari tindakan , secara rinci dasar kognisi dalam proses
belajar dapat diringkas dalam 4 tahap yaitu : atensi/perhatian,
retensi/mengingat, reproduksi gerak, dan motivasi.
1. Atensi / Perhatian
Model tidak dapat ditiru apabila tidak diadakan pengamatan
sehingga dapat dipersepsikan secara tepat
2. Retensi

2
Jadi seorang pengamat menyimpan tingkah laku model yang
telah diamati di dalam ingatannya karena tingkah laku tersebut
harus bisa diingat kembali.
3. Reproduksi Gerak
Pengamat mencoba untuk mengungkapkan ulang tingkah
laku model yang diamatinya.
4. Penguatan dan Motivasi
Tingkah laku dicontoh sebagai tindakan-tindakan terpuji
yang mempunyai motivasi untuk menirukan.

2.3 Proses Belajar Dalam Pembentukan Kepribadian


a. Imitasi
Dengan mengamati dan meniru tingkah laku atau dalam hal
tertentu menjadikan seseorang model bagi dirinya.
Subjek-subjek yang dibiarkan mengamati serangkaian
respon yang dilakukan oleh model cenderung melakukan
respon yang sama apabila ditempatkan pada situasi yang
sama.
b. Perkuatan sosial
Agar terjadi proses belajar, pengamat harus memperhatikan
isyarat-isyarat yang diberikan oleh model. Akibat-akibat
yang disaksikan oleh individu telah mengikuti tingkah laku
orang lain akan menjadi perkuatan social.
c. Perkuatan Diri dan Pemonitoran
Menurut Bandura perkuatan adalah pengaruh apa yang
dilakukan bukan apa yang dipelajari. Dengan mengetahui
akibat yang bersifat baik atau buruk dari tindakan orang lain
atau dirinya sendiri, individu mengembangan
harapan-harapan kognitif tentang hasil tingkah laku dan
tentang apa yang harus mereka lakukan untuk mencapai
hasil-hasil yang diinginkan atau menghindari hasi-hasil
yang tidak menyenangkan.

3
2.4 Perkembangan Ruang Sosial dan Sistem Bioekologikal
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang penting
dalam
menentukan perkembangan anak. Salah satu teori yang
mempengaruhi perkembangan anak di susun oleh Urie Bronfen
benner yang dikenal dengan teori sistem bioelogikal ( bioelogical
systems theory ). Untuk
mempelajari perkembangan anak, kita tidak dapat hanya melihat
lingkungan langsung, tetapi juga interaksi dengan lingkungan yang lebih
besar. Teori sistem bioelogikal mencoba mendefinisikan berbagai lapisan
kompleks lingkungan yang memiliki dampak dalam perkembangan anak.

Lapisan pertama disebut mikrosistem, yang merupakan lapisan


terdekat dengan anak. Mikrosistem yang berisi struktural yang memiliki
hubungan dan interaksi langsung dengan anak. Struktur mikrosistem
merupakan unit yang bersifat paling individual, terdiri dari keluarga,
sekolah, tetangga dan lingkungan pengasuhan anak. Pada tingkat ini,
hubungan memiliki pengaruh dalam dua arah baik dari maupun terhadap
anak. Misalnya, orang tua anak memengaruhi kepercayaan dan perilaku
anak, sebaliknya kepercayaan dan perilaku anak juga memengaruhi
orang tua. Pengaruh dua arah ini tidak hanya terjadi pada seluruh tingkat
lapisan lingkungan, namun pada tingkat mikrosistem, hubungan dua arah
ini memiliki pengaruh yang paling kuat dan paling besar bagi anak.

Lapisan mikrosistem yang terpenting adalah keluarga. Islam


mengajarkan pentingnya membina kasih sayang dan hubungan positif di
dalam keluarga. Orang tua berkewajiban untuk menyayangi keluarga dan
mendidik anak-anaknya dengan adil untuk mendapatkan perkembangan
yang optimal. Sebaliknya, anak juga berkewajiban untuk berbakti ke dua
orang tuanya. Lapisan mikrosistem lain yang juga penting adalah
tetangga. Tetangga adalah lingkungan disekitar rumah yang sering
berinteraksi secara sosial. Hubungan tetangga yang ini merupakan hal
yang penting, karena mereka merupakan orang-orang terdekat setelah
keluarga. Tetangga yang baik akan mendorong perkembangan anak yang
baik pula. Selanjutnya lapisan mikrosistem yang penting bagi anak
adalah lingkungan sekolah. Pada lingkungan ini , anak mencoba untuk
menuntut ilmu dan memperoleh pendidikan pada masa depannya.

4
Tepat setelah mikrosistem terdapat lapisan mesosistem. Lapisan
ini memberikan pengaruh pada struktur mikrosistem anak. Misalnya
hubungan antara orangg tua anak dan gurunya di sekolah, bagaimana
pandangan guru terhadap anak tersebut. Segala hubungan dalam dalam
mesosistem juga merupakan perantara antara mikrosistem dan ekosistem
seperti yang dialami individu.makrosistem merupakan lapisan paling luar
dari lingkungan anak. Lapisan ini terdir dari struktur nilai-nilai budaya,
etika,
adat istiadat, dan hukum peraturan.misalkan, terdapat budaya yang
memiliki kepercayaan bahwa orang tua merupakan penanggung
jawab utama dalam membesarkan anak-anak, karena keluarga
merupakan agen sosial pertama yang memberikan dasar
pembentukan kepribadian anak. Cara pengasuhan anak dibagi atas
dimensi penerimaan/penanggapan dan penuntutan/kontrol.
Dimensi ini memperlihatkan adanya empat jenis cara pengasuhan
orang tua yang meliputi pola asuh otoritatif, otoriter, permisif dan
tidak terlibat. Orang tua yang otoriter dan permisif menghasilkan
anak yang mengalami perkembangan yang sedikit kurang
diinginkan, sedangkan orang tua yang tidak peduli menghasilkan
anak yang mengalami kekurangan hampir pada segala aspek fungsi
psikologis.

Pemberian hukuman sebagai alat untuk mendisiplinkan anak


harus dilakukan secara hati-hati. Pemberian hukum akan sia-sia,
jika tidak disertai pengertian mengapa hukuman itu diberikan
kepadanya. Sewaktu anak -anak lebih besar, ruang pergaulan
mereka semakin bertambah luas. Keinginan untuk berinterksi
dengan teman sebaya dengan mencari perhatian dan pengakuan,
telah muncul pada pertengahan tahun pertama. Dalam penerimaan
teman sebaya, anak dapat menilai sejauh mana mereka merasa
disenangi atau tidak disenangi oleh teman sebayanya. Terdapat
lima kategori penerimaan teman sebaya, yaitu anak yang populer,
anak yang ditolak, anak yang kontro versial, anak yang tidak
dihiraukan, dan anak yang berstatus biasa.

5
2.5 Kelemahan dan Kelebihan Teori Belajar Sosial
a) Kelemahan Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Teori belajar sosial Albert Bandura sangat sesuai jika
diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena teknik
pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan perilaku dan
adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam
mendalami sesuatu yang ditiru.
Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk
tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan (modeling), sudah
pasti terdapat individu yang menngunakan teknik peniruan ini juga
akan meniru tingkah
laku akan meniru tingkah laku yang negative, termasuk perlakuan
yang tidak diterima masyarakat.
b) Kelebihan Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Teori belajar social Albert Bandura lebih lengkap dari teori
sebelumnya, karena itu menekankan bahwa lingkungan dan
erilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang
tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan
semata-mata reflex atas stimulus, melainkan juga atas reaksi yang
timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia
itu sendiri.
Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada
perlunya conditioning (pembiasaan merespon) dan imitation
(peniruan). Selain itu pendekatan belajar social menekankan
pentngnya perhatian empiris dalam mempelajari perkembangan
anak-anak. Penelitian ini berfokus pada perkembangan anak-anak
factor social dan kognitif

2.6 Aplikasi Teori Belajar Sosial Terhadap Pembelajaran


Bandura percaya bahwa segala sesuatu yang dapat dipelajari
melalui pengalaman langsung juga bisa dipelajari secara tidak langsung
melalui observasi. Bandura juga percaya bahwa model akan sangat
efektif apabila dilihat sebagai seseorang yang memiliki kehormatan,
kompetensi, status tinggi atau kekuasaan. Dan dalam hal ini sebagian
besar guru memiliki kriteria tersebut sehingga dapat menjadi model yang
berpengaruh besar. Guru dapat menjadi model untuk suatu keahlian,

6
strategi pemecahan masalah, dan kreativitas. Guru juga dapat menjadi
model tindakan, yang akan diinternalisasi siswa dan karenanya menjadi
standar evaluasi diri.

Dalam proses pembelajaran menurut teori sosial Albert Bandura,


seorang guru harus dapat menghadirkan model yang baik. Model yang
baik harus dapat mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembelajar
sehingga dapat memberi perhatian kepada si pembelajar. Model disini
tidak harus dari guru, namun tergantung apa yang akan diajarkan. Teori
sosial belajar ini cocok untuk mengajarkan materi yang berupa aspek
psikomotorik dan afektif, karena pembelajar langsung dapat
memperhatikan, mengingat dan meniru dari model yang dihadirkan

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori belajar sosial ini menganggap bahwa belajar tidak hanya
sekedar perubahan dalam tingkah laku yang diamati, tetapi juga
pencapaian pengetahuan dan tingkah laku yang dapat diamati
berdasarkan pengetahuan tersebut, jadi pengalaman seseorang yang
terlibat di dalamnya.
Dengan demikian bahwa penguatan yang mengendalikan ekspresi
perilaku yang dipelajari mungkin langsung (hadiah yang nyata,
penerimaan/ penolakan social / penghilangan kondisi yang tidak
mengenakkan) atau tidak langsung (mellihat orang mndapat hadiah /
hukuman atas perilaku yang ditimbulkan oleh diri sendiri atau penilaian
atas kemampuan diri sendiri).

Daftar Pustaka

Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono. 2010. Teori-Teori Psikologi


Sosial. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Muhammad Fathurrohman, M.Pd.I dan Dr. Sulistyorini, M.Ag. 2012.


Belajar dan Pembelajaran. Teras: Yogyakarta

http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00350-JP%20Bab%202.pdf
09-102014 pukul 10.33

|http://www.slideshare.net/dediyulianto370/teori-belajar-dan-aplikasin
ya 10-102014 pukul 10.37
3
Ibid. hal. 233 - 234

Anda mungkin juga menyukai