Anda di halaman 1dari 17

Makalah Teori Pembelajaran Sosial Bandura

Ade Saputra F1231211005

Gregorius Julianto F1231211033

Hendar Prayoga F1231211031

Jonathan Rizki Zulkarnain F1231211010

Libertus Ogi F1231211006

Mita Dea Rosita F1231211021

Pendidikan Sejarah

Universitas Tanjungpura
Kata Pengantar

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Makalah mengenai : Teori
Pembelajaran Sosial. Penulisan Makalah ini memiliki tujuan untuk memenuhi tugas dari Mata
Kuliah Belajar dan Pembelajaran yang diampu oleh Bapak Haris Firmansyah, M.Pd. Penulis
sendiri menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah ini, sehingga
kritik dan saran yang membangun akan penulis apresiasi. Dalam penulisan Makalah ini, tidak
dapat dipungkiri bahwa ada banyak pihak yang memberikan dukungan dan dorongan, maka
dari pada itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pendukung penulis.
Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................................................... 1

Daftar Isi ................................................................................................................................... 2

Bab I Pendahuluan ................................................................................................................... 3

A. Latar Belakang............................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
C. Tujuan Perumusan Masalah ....................................................................................... 4

Bab II Pembahasan................................................................................................................... 5

1. Makna Belajar Sosial ................................................................................................... 5


2. Teori Belajar Sosial ...................................................................................................... 5
3. Ciri-Ciri Teori Sosial ..................................................................................................... 8
4. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Sosial .......................................................... 8
5. Orientasi Prinsip-Prinsip Teori Belajar Sosial Albert Bandura..................................... 10
6. Aplikasi Belajar Sosial .................................................................................................. 12

Bab III Penutup......................................................................................................................... 15

A. Kesimpulan.................................................................................................................. 15
B. Saran ........................................................................................................................... 15
C. Daftar Pustaka............................................................................................................. 16
BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Pesatnya perkembangan globalisasi yang terjadi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan, khususnya gaya hidup sebagian masyarakat. Hal ini dapat dilihat dengan semakin
bergesernya nilai-nilai lama menjadi nilai-nilai baru. Menghadapi tantangan ini, sebagian
masyarakat yang sangat peduli terhadap perubahan tersebut tidak ingin ketinggalan dan akan
berusaha mengimbangi perubahan tersebut. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan
belajar. Masyarakat perlu belajar tentang pertumbuhan dan perkembangan manusia agar dapat
mengaplikasikan dirinya dengan baik di dalam kehidupan. Belajar adalah suatu proses
perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan,
sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan lainnya. Salah satu
psikolog yang terkenal dengan teori pembelajaran adalah Albert Bandura. Teori Bandura yang
sangat terkenal adalah Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory) yang menekankan
pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi.

Bentuk belajar sosial Albert Bandura adalah individu mengolah sendiri pengetahuan atau
informasi yang diperoleh dari pengamatan model di sekitar lingkungan. Individu mengatur dan
menyusun semua informasi dalam kode-kode tertentu. Proses penyusunan setiap kode
dilakukan berulang-ulang, sehingga individu kapan saja dengan tepat dapat memberi
tanggapan aktual. Proses belajar seperti ini adalah sangat efektif untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan individu, karena belajar adalah keseluruhan aktivitas manusia
yang mencakup segala proses yang saling mempengaruhi antara organisme yang hidup dalam
lingkungan sosial dan fisik. Proses belajar mengajar dengan menerapkan cara belajar sosial,
bukan merupakan pendekatan proses belajar mengajar yang baru, melainkan sudah dikenal dan
populer, hanya saja sering terlupakan. Adapun yang dimaksud dengan menerapkan cara belajar
sosial dalam proses belajar mengajar adalah belajar dengan yang memanfaatkan lingkungan
sosial sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana belajar.
B. Rumusan Masalah
a. Apakah yang Dimaksud Dengan Belajar Sosial?
b. Apa Teori Belajar Sosial?
c. Apa Ciri-Ciri Teori Belajar?
d. Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Sosial?
e. Apa Orientasi Prinsip-Prinsip Teori Belajar Sosial Albert Bandura Dalam
Proses Belajar Mengajar?
f. Bagaimana Aplikasi Teori Sosial Dalam Pembelajaran?
C. Tujuan Perumusan Masalah
a. Untuk Mengetahui Maksud Belajar Sosial.
b. Untuk Mengetahui Teori Belajar Sosial.
c. Untuk Mengetahui Ciri-Ciri Teori Belajar.
d. Untuk Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Sosial.
e. Untuk Mengetahui Orientasi Prinsip-Prinsip Teori Belajar Sosial Albert
Bandura Dalam Proses Belajar Mengajar.
f. Untuk Mengetahui Aplikasi Teori Sosial Dalam Pembelajaran.
BAB II
Pembahasan

1. Makna Belajar sosial


Teori belajar sosial merupakan perluasan teori belajar perilaku yang tradisional. Teori
ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1969). Teori ini menerima sebagian besar
prinsip teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada efek
efek isyarat pada perilaku dan proses mental internal. Jadi dalam teori belajar sosial kita
akan menggunakan penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan kognitif internal
untuk memahami bagaimana kita belajar dari orang lain. Menurut Ratna Wilis Dahar
(2011:22) Melalui observasi tentang dunia sosial kita, melalui interpretasi kognitif,
banyak sekali informasi dan penampilan atau keahlian kompleks yang dapat dipelajari.
Menurut Abu Ahmadi (2009: 126) Belajar merupakan proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan pengalaman. Teori belajar sosial beranggapan
bahwa hubungan antar pribadi antara anak dengan orang dewasa menyebabkan anak
meniru atau menyerap perilaku perlaku sosial, melalui interaksi sosial anak melakukan
identifikasi dengan orang dewasa, dengan kekuasaan, dengan perasaan iri dan
sebagainya. Menurut teori belajar sosial, yang terpenting adalah kemampuan seseorang
untuk mengabstraksikan informasi dari perilaku orang lain, mengambil keputusan
mengenai perilaku mana yang akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku. Menurut
Alex Sobur (2003) Belajar sosial adalah belajar yang bertujuan memperoleh
ketrampilan dan pemahaman terhadap masalah-masalah sosial, penyesuaian terhadap
nilai-nilai sosial dan sebagainya. Termasuk belajar jenis ini misalnya belajar
memahami masalah keluarga, masalah penyelesaian konflik antar etnis atau antar
kelompok, dan masalah-masalah lain yang bersifat sosial.
2. Teori Belajar Sosial
Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (Social Learning
Teory) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen
kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Ia seorang psikologi yang terkenal
dengan teori belajar social atau kognitif social serta efikasi diri. Eksperimen yang
sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak-anak meniru
seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura
menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif serta factor pelaku memainkan peran
penting dalam pembelajaran. Faktor kognitif berupa ekspektasi/ penerimaan siswa
untuk meraih keberhasilan, factor social mencakup pengamatan siswa terhadap perilaku
orang tuanya. Albert Bandura merupakan salah satu peracang teori kognitif social.
Meourut Bandura ketika siswa belajar mereka dapat merepresentasikan atau
mentrasformasi pengalaman mereka secara kognitif. Bandura mengembangkan model
deterministic resipkoral yang terdiri dari tiga faktor utama yaitu perilaku,
person/kognitif dan lingkungan. Faktor ini bisa saling berinteraksi dalam proses
pembelajaran. Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku, perilaku mempengaruhi
lingkungan, faktor person/kognitif mempengaruhi perilaku. Faktor person Bandura tak
punya kecenderungan kognitif terutama pembawaan personalitas dan temperamen.
Faktor kognitif mencakup ekspektasi, keyakinan, strategi pemikiran dan kecerdasan.
Teori Belajar Sosial (Social Learning) oleh Bandura menekankan bahwa kondisi
lingkungan dapat memberikan dan memelihara respon-respon tertentu pada diri
seseorang. Asumsi dasar dari teori ini yaitu sebagian besar tingkah laku individu
diperoleh dari hasil belajar melalui pengamatan atas tingkah laku yang ditampilkan oleh
individu - individu lain yang menjadi model.
Bandura menyatakan bahwa orang belajar banyak perilaku melalui peniruan, bahkan
tanpa adanya penguat (reinforcement) sekalipun yang diterima. Kita bisa meniru
beberapa perilaku hanya melalui pengamatan terhadap perilaku model, dan akibat yang
ditimbulkannya atas model tersebut. Proses belajar semacam ini disebut "observational
learning" atau pembelajaran melalui pengamatan. Selama jalannya Observational
Learning, seseorang mencoba melakukan tingkah laku yang dilihatnya dan
reinforcement/ punishment berfungsi sebagai sumber informasi bagi seseorang
mengenai tingkah laku mereka.
Teori belajar sosial ini menjelaskan bagaimana kepribadian seseorang berkembang
melalui proses pengamatan, di mana orang belajar melalui observasi atau pengamatan
terhadap perilaku orang lain terutama pemimpin atau orang yang dianggap mempunyai
nilai lebih dari orang lainnya. Istilah yang terkenal dalam teori belajar sosial adalah
modeling (peniruan). Modeling lebih dari sekedar peniruan atau mengulangi perilaku
model tetapi modeling melibatkan penambahan dan atau pengurangan tingkah laku
yang teramati, menggeneralisir berbagai pengamatan sekaligus melibatkan proses
kognitif.
Menurut Bandura (1986) mengemukakan empat komponen dalam proses belajar
meniru (modeling) melalui pengamatan, yaitu:
a. Atensi/ Memperhatikan
Sebelum melakukan peniruan terlebih dahulu, orang menaruh perhatian
terhadap model yang akan ditiru. Keinginan untuk meniru model karena model
tersebut memperlihatkan atau mempunyai sifat dan kualitas yang hebat, yang
berhasilk, anggun, berkuasa dan sifat-sifat lain. Dalam hubungan ini Bandura
memberikan contoh mengenai pengaruh televisi dengan model-modelnya
terhadap kehidupan dalam masyarakat, terutama dalam dunia anak-anak.
Keinginan memperhatikan dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan dan minat-
minat pribadi. Semakin ada hubungannya dengan kebutuhan dan minatnya,
semakin mudah tertarik perhatiannya, sebaliknya tidak adanya kebutuhan dan
minat, menyebabkan seseorang tidak tertarik perhatiannya.

b. Retensi Mengingat
Setelah memperhatikan dan mengamati suatu model, maka pada saat lain anak
memperlihatkan tingkah laku yang sama dengan model tersebut. Anak
melakukan proses retensi atau mengingat dengan menyimpan memori mengenai
model yang dia lihat dalam bentuk simbol-simbol. Bandura mengemukakan
kedekatan dalam rangsang sebagai faktor terjadinya asosiasi antara rangsang
yang satu dengan rangsang yang lain bersama-sama. Timbulnya satu ingatan
karena ada rangsang yang menarik ingatan lain untuk disadari karena kualitas
rangsang-rangsang tersebut kira-kira sama atau hampir sama dan ada hubungan
yang dekat. Bentuk simbol-simbol yang diingat ini tidak hanya diperoleh
berdasarkan pengamatan visual, melainkan juga melalui verbalisasi. Ada
simbol-simbol verbal yang nantinya bisa dtampilkan dalam tingkah laku yang
berwujud. Pada anak-anak yang kekayaan verbalnya masih terbatas, maka
kemampuan meniru hanya terbatas pada kemampuan mensimbolisasikan
melalui pengamatan visual.

c. Memproduksi gerak motorik


Supaya bisa mereproduksikan tingkah laku secara tepat, seseorang harus sudah
bisa memperlihatkan kemampuan -kemampuan motorik. Kemampuan motorik
ini juga meliputi kekuatan fisik. Misalnya seorang anak mengamati ayahnya
mencangkul di ladang. Agar anak ini dapat meniru apa yang dilakukan ayahnya,
anak ini harus sudah cukup kuat untuk mengangkat cangkul dan melakukan
gerak terarah seperti ayahnya.
d. Ulangan penguatan dan motivasi
Setelah seseorang melakukan pengamatan terhadap suatu model, ia akan
mengingatnya. Diperlihatkan atau tidaknya hasil pengamatan dalam tingkah
laku yang nyata, bergantung pada kemauan atau motivasi yang ada. Apabila
motivasi kuat untuk memperlihatkannya, misalnya karena ada hadiah atau
keuntungan, maka ia akan melakukan hal itu, begitu juga sebaliknya.
Mengulang suatu perbuatan untuk memperkuat perbuatan yang sudah ada, agar
tidak hilang, disebut ulangan - penguatan Dalam tumbuh kembang anak, teori
ini sangat berguna sebagai bentuk acuan pembelajaran yang tepat untuk anak.
Orang tua, guru, atau pihak-pihak lain dapat mengoptimalkan tumbuh kembang
anak dengan menerapkan teori ini. mereka dapat lebih memahami tindakan apa
yang pantas atau tidak untuk ditunjukkan kepada anak sebagai bentuk
pembelajaran dan pembentukan pola tingkah laku diri.
3. Ciri-ciri Teori Belajar Sosial
Seperti yang disebutkan sebelumnya, teori Belajar Sosial mirip dengan teori Belajar
Behavioristik. Supaya Bapak dan Ibu Guru bisa membedakannya, coba perhatikan ciri-
ciri pembelajaran pemodelan berikut ini. Fokus utama pembelajaran adalah
pengamatan dan peniruan. Tingkah laku model (contoh) bisa dipelajari melalui bahasa,
teladan, nilai, dan lain-lain. Siswa bisa meniru suatu kemampuan atau perilaku dari
kejadian yang dialami orang lain atau dari hal yang diperagakan oleh guru sebagai
model. Siswa memperoleh kemampuan jika mendapatkan kepuasan dan respon
rangsangan yang positif. Proses pembelajaran meliputi memperhatikan, mengingat, dan
meniru tingkah laku atau timbal balik yang sesuai, diakhiri dengan respon rangsangan
positif.
4. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Sosial
Kekurangan :
a. Teori Albert Bandura merupakan teori behavioristik yang hanya dapat menerangkan
sebagian kecil dari perilaku kita setiap hari. Teori ini menyatakan bahwa belajar hanya
bisa terjadi melalui ‘coba dan salah’ atau trial and error mengenai pengalaman
langsung, yang pada akhirnya menjadikan banyak perilaku yang dipelajari masyarakat
tidak dapat dipertanggungjawabkan.
b. Dalam teori Albert Bandura pada saat proses penerimaan informasi tidak melihat
aspek positif dan negatifnya. Manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya hanya
dengan melalui peniruan (modeling). Dalam hal ini, sudah pasti terdapat individu yang
menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negatif, termasuk
perlakuan yang dinilai buruk dalam masyarakat.
c. Albert Bandura dalam teorinya menyatakan bahwa Social Learning Theory
menganggap media massa sebagai agen sosialisasi yang utama disamping keluarga,
guru di sekolah, dan masyarakat. Oleh karenanya, terdapat beberapa pendapat tentang
teori Albert Bandura bahwa teori belajar tersebut merendahkan manusia menjadi seperti
robot yang dikontrol secara total oleh lingkungan (Lathifah, n.d.)
Kelebihan :
a. Kelebihan teori belajar sosial yaitu lebih menekankan bahwa lingkungan dan
perilaku seseorang dihubungkan melaui sistem kognitif orang tersebut.
Menurut Bandura, tingkah laku manusia bukan semata-mata reflex atas
stimulus, melainkan juga akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif
manusia itu sendiri. Misalnya dalam iklan sabun ditv, dalam iklan tersebut
sering menampilkan bintang-bintang yang populer dan disukai masyarakat, hal
ini untuk mendorong konsumen agar membeli sabun supaya kulit seperti
bintang.
b. Sebagai pembelajaran yaitu melalui pengamatan yang dapat terjadi melalui
kondisi yang dialami seseorang. Misalnya: seorang pelajar melihat temannya
dipuji dan ditegur oleh gurunya karean perbuatanya, maka ia kemudian meniru
melakukan perbuatan-perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh
gurunya.
c. Mengurangi kesenjangan antar manusia. Artinya antar sesame manusia itu
saling berhubungan antara satu dengan yang lain, sehingga tidak terjadi
kesenjangan diantaranya.
d. Memeberikan kesempatan yang lebih kepada manusia untuk saling
berinteraksi. Artinya dalam kehidupan bersama seorang manusia saling
bertukar informasi, dan pikiran dengan sesamanya. Karena dengan berinteraksi
dapat dipastikan akan mampu mengubah cara pandang dan cara pikir manusia
sebagai bagian dari proses pembelajaran seseorang.
e. Seseorang mampu mengenal lingkungannya, dimana akan ada pengalaman dan
pengetahuan baru yang diperoleh dari hasil interaksi yang dilakukan (Saipul Anwar,
2020)
5. Orientasi Prinsip-Prinsip Teori Belajar Sosial Albert Bandura
a. Kepribadian seseorang berkembang melalui proses pengamatan, dimana orang
belajar melalui pengamatan. Seseorang belajar melalui proses observasi atau
pengamatan terhadap orang yang dianggap memiliki nilai lebih dibanding dirinya. Isi
teori belajar sosial ini, cenderung mendorong hasrat untuk terus belajar. Setiap individu
sekurang-kurangnya tetap mempertahankan akal sehat dan kemampuan
pertimbangannya yang asli untuk menyikapi berbagai kondisi hidup aktual. Kemudian
bergerak menggunakan bakat istimewa yaitu kesanggupan untuk belajar dari semua
pengalaman yang telah dimiliki dan diperoleh selanjutnya.

b. Belajar melalui proses pengamatan (modeling terjadi proses pengamatan terhadap


segala yang dapat ditimba sebagai pengalaman sekarang dan merasakannya. Bahwa
manusia selalu hidup pada saat di mana manusia itu hidup dan bukan pada suatu waktu
lainnya. Hanya dengan setiap saat menyaring. seluruh makna dari setiap pengamatan
yang dimatai sekarangini, maka manusia dipersiapkan untuk melakukan hal yang sama
di masa yang akan datang. Ini satu-satunya persiapan yang akan membawa hasil.

c. Determenisme resipokal dalam teori belajar sosial Bandura, sebagai pendekatan yang
menjelaskan tingkah laku manusia dalam bentuk hubungan interaksi timbal balik yang
terus menerus, merupakan penerapan makna belajar mengajar dalam fungsi dan daya
pedagogis. Bahwa setiap proses belajar mengajar yang bermakna memberi pengaruh
timbal balik antara pengalaman kontinuitas dengan interkasi, sebagai pengalaman yang
bersifat mendidik.

d. Tanpa reinforcement. Menurut Bandura reinforcement penting dalam menentukan


apakah suatu tingkah laku akan terus terjadi atau tidak, tapi itu bukan merupakan satu-
satunya pembentuk tingkah laku seorang individu.

e. Teori belajar sosial berusaha menjelaskan tingkah laku manusia dari segi interaksi
feedback yang berkesinambungan antara faktor kognitif, tingkah laku, dan faktor
lingkungan. Disinilah terletak kesempatan bagi manusia untuk mempengaruhi nasibnya
maupun batas-batas kemampuannya untuk memimpin diri sendiri (self direction).
f. Teori belajar sosial Bandura dapat menerapkan prinsip pertumbuhan, kontinuitas dan
rekonstruksi selama berlangsungnya proses belajar mengajar karena terjadi upaya
penyesuaian diri. Namun penyesuaian diri itu bukanlah suatu hal yang pasif tetapi aktif,
sebab organisme bertindak terhadap lingkungan tersebut dengan memberikan
perubahan terhadapnya sesuai dengan usahanya dalam mempertahankan kehidupan dan
menghadapi lingkungannya.

g. Mengkaji empat tahap belajar dari proses pengamatan atau modeling yang terjadi
dalam observational learning yaitu:
a) Atensi, dalam seseorang harus memberikan perhatian terhadap model dengan
cermat.
b) Retensi, mengingat kembali perilaku yang ditampilkan oleh model yang diamati
maka seseorang perlu memiliki ingatan yang bagus terhadap perilaku model.
c) Reproduksi, memberikan perhatian untuk mengamati dengan cermat dan
mengingat kembali perilaku yang telah ditampilkan oleh modelnya setelah itu
adalah mencoba menirukan atau mempraktekkan perilaku yang dilakukan oleh
modeldan
d) Motivasional, memiliki motivasi untuk belajar. Bahwa belajar yang berdasarkan
bakat alami merupakan suatu proses dari upaya mengatasi kecenderungan alami
dan menggantikannya degan berbagai kebiasaan yang diperoleh lewat
dukungan eksternal. Gerak pemikiran manusia dibangkitkan dengan suatu
keadaan yang menimbulkan permasalahan di dunia sekitar kita dan gerak itu
berakhir dalam berbagai perubahan. Belajar dengan melibatkan dunia sosial
mengandung di dalamnya integrasi antara subjek dan objek, juga pelaku dan
sasarannya.

h. Konsep dasar teori efikasi diri adalah adanya keyakinan bahwa setiap individu
mempunyai kemampuan mengontrol pikiran, perasaan dan perilakunya. Dengan
demikian efikasi diri merupakan masalah persepsi subyektif. Artinya efikasi diri tidak
selalu menggambarkan kemampuan yang sebenarnya, tetapi terkait dengan keyakinan
yang dimiliki individu. Secara kodrati struktur psikologis manusia atau kodrat manusia
mengandung kemampuan-kemampuan tertentu. Manusia yang sukses dalam hal ini
adalah yang mampu memecahkan masalah-masalah dan menambahkan rincian-rincian
dari proses-proses pemecahan masalah yang berbeda-beda ke dalam gudang
pengalaman untuk digunakan menghadapi masalah-masalah yang mungkin saja mirip
di masa akan datang.

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menerapkan teori belajar sosial Albert
Bandura dalam proses belajar mengajar adalah:
a) Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman atau kehidupan siswa
b) Menggunakan alat pemusat perhatian seperti peta konsep, gambar, bagan, dan
media-media pembelajaran visual lainnya.
c) Menghubungkan pesan pembelajaran yang sedang dipelajari dengan topik-topik
yang sudah dipelajari.
d) Menggunakan musik.
e) Menciptakan suasana riang.
f) Teknik penyajian materi bervariasi.
g) Mengurangi bahan/materi yang tidak relevan.

6. Aplikasi Dalam Pembelajaran


Bandura menyatakan bahwa seseorang dapat belajar dari pengalaman tak langsung atau
pengalaman pengganti dan belajar dengan mengamati konsekuensi dan perilakunya
sendiri. Bandura mendefinisikan model sebagai segala sesuatu yang menyampaikan
informasi. Jadi, koran, majalah, televisi, dan sebagainya merupakan model. Dan tentu
saja informasi berita yang disampaikan dapat membawa pengaruh positif maupun dapat
memunculkan proses kognitif yang salah pada individu. Bandura menyatakan anak-
anak dan orang dewasa mendapatkan sikap, emosi, tanggapan, dan gaya baru melalui
modelling.
Contoh aplikasi teori belajar Bandura adalah ketika seorang anak belajar untuk
mengendarai sepeda. Di tahap perhatian ini, si anak akan tertarik mengamati para
pengendara sepeda dibanding dengan orang yang melakukan aktivitas lain yang dia
anggap kurang menarik. Oleh karena itu, ia akan mengamati bagaimana seseorang
mengayuh sepeda. Selanjutnya pada tahap penyimpanan dalam ingatan si anak akan
tersimpan bahwa bersepeda itu menyenangkan dan suatu saat jika waktunya tepat ia
akan meminta ayahnya (semisal) untuk mengajarinya mengendarai sepeda. Semuanya
itu akan dilaksanakan pada tahap reproduksi di mana si anak kemudian benar-benar
belajar mengendarai sepeda bersama sang ayah. Ketika anak itu sudah berhasil, di
sinilah tugas sang ayah untuk memberikan reward sebagai bentuk apresiasi atas
keberhasilan sang anak sekaligus merupakan tahap motivasi.
Dalam proses pembelajaran menurut teori sosial Albert Bandura, seorang guru harus
dapat menghadirkan model yang baik. Model yang baik harus dapat mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap pembelajar sehingga dapat memberi perhatian kepada si
pembelaiar. Model di sini tidak harus dari guru, namun menyenangkan dan suatu saat
jika waktunya tepat ia akan meminta ayahnya (semisal) untuk mengajarinya
mengendarai sepeda. Semuanya itu akan dilaksanakan pada tahap reproduksi di mana
si anak kemudian benar-benar belajar mengendarai sepeda bersama sang ayah. Ketika
anak itu sudah berhasil, di sinilah tugas sang ayah untuk memberikan reward sebagai
bentuk apresiasi atas keberhasilan sang anak sekaligus merupakan tahap motivasi.
Dalam proses pembelajaran menurut teori sosial Albert Bandura, seorang guru harus
dapat menghadirkan model yang baik. Model yang baik harus dapat mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap pembelajar sehingga dapat memberi perhatian kepada si
pembelajar. Model di sini tidak harus dari guru, namun tergantung apa yang akan
diajarkan. Teori sosial belajar ini cocok untuk mengajarkan materi yang berupa aspek
psikomotorik dan afektif, karena pembelajar langsung dapat memperhatikan,
mengingat dan meniru dari model yang dihadirkan. Terdapat banyak implikasi teori
belajar sosial yang dikemukakan oleh Bandura untuk pembelajaran di kelas, antara lain
sebagai berikut:
a. Peserta didik sering belajar hanya dengan mengamati tingkah laku orang lain,
yaitu guru.
b. Menggambarkan konsekuensi perilaku yang secara efektif dapat meningkatkan
perilaku yang sesuai dengan yang diharapkan dan menurunkan perilaku yang
tidak pantas.
c. Peniruan (modelling) menyediakan alternatif untuk membentuk perilaku baru
untuk belajar. Di dalam mempromosikan model yang efektif, seorang guru
harus memastikan bahwa empat kondisi esensial harus ada, yaitu perhatian,
retensi, motor reproduksi, dan motivasi.
d. Guru dan orangtua harus menjadi model perilaku yang sesuai dan berhati hati
agar peserta didik tidak meniru perilaku yang tidak pantas.
e. Peserta didik harus percaya bahwa mereka mampu menyelesaikan tugas tugas
sekolah, sehingga guru dapat meningkatkan rasa percaya diri peserta didik
dengan memperlihatkan pengalaman orang lain yang sudah sukses atau
menceritakan pengalaman kesuksesan guru itu sendiri.
f. Guru harus membantu peserta didik dalam menetapkan harapan yang realistis
untuk prestasi akademiknya. Guru juga harus memastikan bahwa target prestasi
peserta didik tidak lebih rendah dari potensi peserta didik yang bersangkutan.
Bab III

Penutup

A. Kesimpulan

Teori belajar sosial merupakan perluasan teori belajar perilaku yang tradisional. Teori
ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1969). Albert Bandura sangat terkenal dengan
teori pembelajaran sosial (Social Learning Teory) salah satu konsep dalam aliran
behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan
evaluasi. Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert
Bandura menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif serta factor pelaku memainkan
peran penting dalam pembelajaran. Teori Belajar Sosial mirip dengan teori Belajar
Behavioristik. Fokus utama pembelajaran adalah pengamatan dan peniruan. Tingkah
laku model (contoh) bisa dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai, dan lain-lain. Salah
satu contoh kekurangan teori belajar sosial contohnya ialah Teori Albert Bandura
merupakan teori behavioristik yang hanya dapat menerangkan sebagian kecil dari
perilaku kita setiap hari dan kelebihannya salah satunya adalah lebih menekankan
bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melaui sistem kognitif orang
tersebut. Salah satu orientasi prinsip-prinsip teori belajar sosial Albert Bandura adalah
Kepribadian seseorang berkembang melalui proses pengamatan, dimana orang belajar
melalui pengamatan. Contoh aplikasi teori belajar Bandura adalah ketika seorang anak
belajar untuk mengendarai sepeda. Di tahap perhatian ini, si anak akan tertarik
mengamati para pengendara sepeda dibanding dengan orang yang melakukan aktivitas
lain yang dia anggap kurang menarik.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini, tim penulis berharap kita dapat mempelajari teori
pembelajaran social dengan lebih baik. Sebagai generasi yang akan meneruskan
Pendidikan, kita adalah kunci meneruskan teori teori yang ada supaya dapat
diterapkan serta dimanfaatkan secara baik dan benar. Tim penulis juga sadar bahwa
dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan dari segi isi maupun segi
penyusunan, sehingga saran yang membangun akan kami apresiasi.
C. Daftar Pustaka

Muryani Ranto & Syaripah. 2017. Penerapan Teori Sosial Dalam Menimbulkan Ahklak Anak
Kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Rejang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Dasar. 4 (2). 65-85

http://www.quipper.com/id/blog/info-guru/teori-bela

https://www.zenius.net/blog/teori-belajar-sosial

https://www.academia.edu/9594987/Makalah_Teori_Belajar_Sosial

https://id.scribd.com/document/522184119/Makalah-Teori-Belajar-Sosial-Kelompok4

Herly Janet Lesilolo. 2018. Penerapan Teori Belajar Sosial Albert Bandrum Dalam Proses
Belajar Mengajar Di Sekolah. Konisis : Jurnal Kajian Teologi. 4 (2). 186-202

Lathifah, N. (n.d.). Kelebihan Teori Albert Bandura Teori Albert Bandura lebih lengkap
dibandingkan teori belajar lainnya , karena itu menekankan bahwa lingkungan dan
perilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut . Bandura
memandang tingkah laku manusia bukan semata – mata reflex atas stimulus ( S-R bond
), melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan
kognitif manusia itu sendiri . 1 . Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada
perlunya conditioning ( pembiasan merespon ) dan imitation ( peniruan ). 2 . Selain itu
pendekatan belajar social menekankan pentingnya penelitian empiris dalam
mempelajari perkembangan anak – anak . 3 . Penelitian ini berfokus pada proses yang
menjelaskan perkembangan anak – anak , faktor social dan kognitif . 1–2.

Saipul Anwar. (2020). FILSAFAT KOMUNIKASI Sosial Learning Theory ( Albert Badure )
Teori Pembelajaran Sosial. Binadarma, 7–8.
http://eprints.binadarma.ac.id/8934/1/TUGAS 7 COMBINE.pdf

Anda mungkin juga menyukai