i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, kami panjatkan rasa syukur atas kehadirat-Nya, atas
nikmat dan hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Belajar dan Pembelajaran dengan lancar dan tepat pada waktunya. Selanjutnya Sholawat serta
salam kami haturkan pada baginda Nabi Muhammad SAW sebagaimana beliau telah
membawa derajat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang yaitu
Agama Islam.
Dalam upaya penyelesaian ini kami sebagai penulis sangat berterima kasih kepada
dosen pengampu mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang telah memberikan kesempatan
dan amanah untuk mengerjakan tugas makalah yang berjudul “Teori Belajar Sosial”
Tentunya masih banyak kesalahan pada tugas makalah ini yang mungkin tidak penulis
sadari, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan guna perbaikan
tugas makalah-makalah selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Kesimpulan.........................................................................................................12
B. Saran ..................................................................................................................12
C. Soal ...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15
JAWABAN....................................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Menurut Bandura, proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain
sebagai model merupakan tindakan belajar.Teori Bandura menjelaskan perilaku
manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif,
perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat
berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini. Teori belajar ini juga dikembangkan
untuk menjelaskan bagaimana seseorang belajar dalam keadaan atau lingkungan
sebenarnya. Bandura (1977) menghipotesiskan bahwa tingkah laku, lingkungan dan
kejadian-kejadian internal pada pelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi
merupakan hubungan yang saling berpengaruh atau berkaitan (interlocking). Menurut
Albert Bandura lagi, tingkah laku sering dievaluasi, yaitu bebas dari timbal balik
sehingga boleh mengubah kesan-kesan personal seseorang. Pengakuan sosial yang
berbeda mempengaruhi konsepsi diri individu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan teori pembelajaran sosial ?
2. Bagaimana eksperimen Albert Bandura?
3. Bagaimanakah cara Peniruan(Imitasi) dalam teori belajar sosial ?
4. Apa Saja Kelemahan dan Kelebihan Teori belajar sosial?
5. Bagaimanakah Implikasi dan Aplikasi Teori Belajar Sosisal ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui apakah yang dimaksud dengan teori pembelajaran sosial
2. Mengetahui eksperimen Albert Bandura
3. Mengetahui cara imitasi dalam teori belajar sosial
4. Mengetahui Kelemahan dan Kelebihan Teori belajar sosial
5. Mengetahui Implikasi dan Aplikasi Teori Belajar Sosial
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
oleh kekuatan – kekuatan dari dalam dan juga tidak dipengaruhi oleh stimulus
– stimulus lingkungan.3
Teori sosial modelling yang disebut juga observation learning,
imitation,atau social learning dengan teori belajar sosial.Teori belajar social
menekankan bahwa lingkungan – lingkungan yang dihadapkan pada seseorang
secara kebetulan ; lingkungan – lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah
oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Menurut Bandura, sebagaimana
dikutip oleh (Kard,S,1997:14) bahwa “sebagian besar manusia belajar melalui
pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain”. Inti dari
pembelajaran social adalah pemodelan (modelling), dan pemodelan ini
merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu.
Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan:
Pertama. Pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang
dialami orang lain,Contohnya : seorang pelajar melihat temannya dipuji dan
ditegur oleh gurunya karena perbuatannya, maka ia kemudian meniru
melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya.
Kejadian ini merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang dialami
orang lain.
Kedua, pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku model meskipun
model itu tidak mendapatkan penguatan positif atau penguatan negatif saat
mengamati itu sedang memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu
yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat
pujian atau penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu.
Model tidak harus diperagakan oleh seseorang secara langsung, tetapi kita
dapat juga menggunakan seseorang pemeran atau visualisasi tiruan sebagai
model.4
Seperti pendekatan teori pembelajaran terhadap kepribadian, teori
pembelajaran social berdasarkan pada penjelasan yang diutarakan oleh
Bandura bahwa sebagian besar daripada tingkah laku manusia adalah
diperoleh dari dalam diri, dan prinsip pembelajaran sudah cukup untuk
menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang. Akan tetapi, teori – teori
sebelumnya kurang memberi perhatian pada konteks social dimana tingkah
3
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga Hergenhahn, B.R., Olson,
Matthew H. 2008. Theories of Learning (Teori Belajar), edisi ke-7. Jakarta: Kencana Prenada Media
4
(Nur, M,1998.a:4)
4
laku ini muncul dan kurang memperhatikan bahwa banyak peristiwa
pembelajaran terjadi dengan perantaraan orang lain. Maksudnya, sewaktu
melihat tingkah laku orang lain, individu akan belajar meniru tingkah laku
tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan orang lain sebagai model bagi
dirinya.5
Menurut teori belajar social, perbuatan melihat saja
menggunakangambaran kognitif dari tindakan , secara rinci dasar kognisi
dalam proses belajardapat diringkas dalam 4 tahap yaitu : atensi/perhatian,
retensi/mengingat,reproduksi gerak, dan motivasi.6
Atensi / PerhatianModel tidak dapat ditiru apabila tidak
diadakan pengamatansehingga dapat dipersepsikan secara tepat.
Retensi
Jadi seorang pengamat menyimpan tingkah laku model yang
telahdiamati di dalam ingatannya karena tingkah laku tersebut
harus bisa diingat kembali.
Reproduksi
Gerak Pengamat mencoba untuk mengungkapkan ulang tingkah
lakumodel yang diamatinya.
Penguatan dan Motivasi
tingkah laku dicontoh sebagai tindakan-tindakan terpuji
yangmempunyai motivasi untuk menirukan.
5
http://mabjip.blogspot.com/2009/10/teori-pembelajaran-sosial-bandura.html
6
Ibid. hal. 233 - 234
5
Eksperimen Pemodelan Bandura :
Kelompok A = Disuruh memperhatikan sekumpulan orang dewasa
memukul,menumbuk, menendang, dan menjerit kearah patung besar Bobo.
Hasil = Meniru apa yang dilakukan orng dewasa malahan lebih agresif
Kelompok B = Disuruh memperhatikan sekumpulan orang dewasa bermesra
dengan patung besar Bobo
Hasil = Tidak menunjukkan tingkah laku yang agresif seperti kelompok A
Rumusan :
Tingkah laku anak – anak dipelajari melalui peniruan / permodelan adalah hasil
dari penguatan.
Hasil Keseluruhan Eksperimen :
Kelompok A menunjukkan tingkah laku yang lebih agresif dari orang dewasa.
Kelompok B tidak menunjukkan tingkah laku yang agresif.7
7
http://lenterakecil.com/teori-belajar-sosial-menurut-bandura/
6
Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu saja.
Contoh : Meniru Gaya Pakaian di TV, tetapi tidak boleh dipakai di sekolah.
5. Peniruan Berkelanjutan
Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam situasi apapun.
Contoh : Pelajar meniru gaya bahasa gurunya.
Hal lain yang harus diperhatikan bahwa faktor model atau teladan mempunyai
prinsip – prinsip sebagai berikut :
1. Tingkat tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh dengan cara
mengorganisasikan sejak awal dan mengulangi perilaku secara simbolik
kemudian melakukannya. Proses mengingat akan lebih baik dengan cara
perilaku yang ditiru dituangkan dalam kata – kata, tanda atau gambar daripada
hanya melihat saja. Sebagai contoh : Belajar gerakan tari dari pelatih
memerlukan pengamatan dari berbagai sudut yang dibantu cermin dan
seterusnya ditiru oleh para pelajar pada masa yang sama, kemudian proses
meniru akan efisien jika gerakan tari tadi juga didukung dengan penayangan
video, gambar, atau kaedah yang ditulis dalam buku panduan.
2. Individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan nilai yang
dimilikinya.
3. Individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model tersebut disukai dan
dihargai serta perilakunya mempunyai nilai yang bermanfaat.
Teori belajar social dari Bandura ini merupakan gabungan antara teori
belajar behavioristik dengan penguatan dan psikologi kognitif, dengan prinsip
modifikasi tingkah laku. Proses belajar masih berpusat pada penguatan, hanya
terjadi secara langsung dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Sebagai
contoh : Penerapan teori belajar social dalam iklan sabun ditelevisi. Iklan
selalu menampilkan bintang – bintang yang popular dan disukai masyarakat,
hal ini untuk mendorong konsumen agar membeli sabun supaya mempunyai
kulit seperti para “bintang “.8
Motivasi banyak ditentukan oleh kesesuaian antara karakteristik
pribadi pengamat dengan karakteristik modelnya. Ciri – cirri model seperti
usia, status social, seks, keramahan, dan kemampuan, penting dalam
menentukan tingkat imitasi. Anak – anak lebih senang meniru model
seusianya daripada model dewasa. Anak – anak juga cenderung meniru model
8
John. W. Santrock . Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua .Jakarta : Kencana 2008
7
yang sama prestasinya dalam jangkauannya. Anak – anak yang sangat
dependen cenderung imitasi model yang dependennya lebih ringan. Imitasi
juga dipengaruhi oleh interaksi antara ciri model dengan observernya.9
9
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : PT Bumi Aksara 2010
10
Jeanne.E.Omrod . Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh Berkembang. Jakarta:Erlangga
2008
8
E. Implikasi dan Aplikasi Teori Belajar Sosial
Implikasi Teori Belajar Sosial
Menurut pandangan pemikir islam yang terkenal pada abad ke-14 yaitu Ibnu
Khaldun bahwa perkembangan anak-anak hendaklah diarahkan dari perkara yang
mudah kepada perkara yang lebih sulit mengikuti peringkat-peringkat dan anak-anak
hendaklah diberikan dengan contoh-contoh yang konkrit yang dapat difahami melalui
pancaindera. Menurut Ibnu Khaldun, anak-anak hendaklah diajari dengan lemah
lembut dan bukannya dengan kekerasan. Selain itu, beliau juga mengatakan bahwa
anak-anak tidak boleh dibebani dengan perkara-perkara yang di luar kemampuan
mereka, karena hal tersebut akan menyebabkan anak-anak tidak mau belajar dan
memahami pengajaran yangdisampaikan. 11
Salah satu upaya untuk memahami individu adalah dengan memahami
peri-lakunya. Berdasarkan teori Bandura untuk memahami perilaku individu
maka perlu memahami interaksi individu tersebut dengan lingkungannya. Konselor
perlu memahami bahwa lingkungan dapat membentuk perilaku individu dan
lingkungan tersebut juga menggambarkan individu-individu yang ada di dalamnya.
konselor perlu juga memahami bahwa munculnya motif-motif, dorongan-
dorongan dan kebutuhan-kebutuhan klien merupakan pengaruh interaksi klien
dengan lingkungannya (Hansen: 1982).
Dengan demikian untuk memahami klien dalam rangka proses konseling,
konselor perlu mencari data pendukung dari lingkungan dimana klien berada.
Lingkungan klien meliputi lingkungan keluarga, teman-teman atau lingkungan
masyarakat lain. Yang perlu diperhatikan juga adalah kebiasaan-kebiasaan klien,
misalnya acara TV atau film yang sering dilihatnya, buku-buku yang sering
dibaca.12
Prosedur belajar dalam mengembangkan perilaku sosial dan moral pada
dasarnya sama dengan prosedur belajar dalam mengembangkan perilaku-perilaku
lainnya, yakni dengan hadiah (reward) dan hukuman (punishment). Dasar
pemikirannya, sekali seorang peserta didik mempelajari perbedaan antara perilaku-
perilaku yang menghasilkan hadiah (reward) dengan perilaku-perilaku yang
11
http://mutmainnahlatief.wordpress.com/2012/01/17/teori-belajar-sosial/
12
Implikasi Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) dari Albert Bandura dalam Bimbingan dan Konseling
(Tarsono)
9
mengakibatkan hukuman (punishment), sehingga dia bisa memutuskan sendiri
perilaku mana yang akan dia perbuat. Komentar orang tua/guru: ketika
menghadiahi/menghukum peserta didik merupakan faktor yang penting untuk proses
penghayatan peserta didik tersebut terhadap moral baku (patokan-patokan moral).
Orang tua dan guru diharapkan memberi penjelasan agar peserta didik tersebut benar-
benar paham mengenai jenis perilaku mana yang menghasilkan ganjaran dan jenis
perilaku mana yang menimbulkan sangsi. Reaksi-reaksi seorang peserta didik
terhadap stimulus yang ia pelajari adalah hasil dari adanya pembiasaan merespons
sesuai dengan kebutuhan. Melalui proses pembiasaan merespons (conditioning) ini,
akan timbul pemahaman bahwa ia dapat menghindari hukuman dengan memohon
maaf yang sebaik-baiknya agar kelak terhindar dari hukuman. Di sisi lain, orang tua
dan guru diharapkan memainkan peran penting sebagai seorang model/tokoh yang
dijadikan contoh berperilaku sosial dan moral bagi peserta didik. Misalnya, seorang
peserta didik mengamati model gurunya sendiri yang sedang melakukan sebuah
perilaku sosial, seperti menerima tamu, lalu perbuatan menjawab salam, berjabat
tangan, beramah-tamah, dan seterusnya yang dilakukan model itu diserap oleh
memori peserta didik tersebut. Diharapkan, cepat/lambat peserta didik tersebut
mampu meniru sebaik-baiknya perbuatan sosial yang dicontohkan oleh model itu.
Kualitas kemampuan peserta didik dalam melakukan perilaku sosial hasil pengamatan
terhadap model tersebut, antara lain bergantung pada ketajaman persepsinya
mengenai ganjaran dan hukuman yang berkaitan dengan benar dan salahnya perilaku
yang ia tiru dari model tadi. Selain itu, tingkat kualitas peniruan tersebut juga
bergantung pada persepsi peserta didik yaitu siapa yang menjadi model. Semakin
piawai dan berwibawa seorang model, semakin tinggi pula kualitas peniruan perilaku
sosial dan moral peserta didik tersebut. Jadi dalam belajar sosial, anak belajar karena
contoh lingkungan. Interaksi antara anak dengan lingkungan akan menimbulkan
pengalaman baru bagi anak-anak. Sebagai contoh keagresifan anak mungkin saja
disebabkan oleh tayangan kekerasan dalam film-film laga di Televisi. Cara memakai
baju dari para siswa yang ketat, tidak rapi, gaya bicara yang prokem mungkin juga
akibat nonton tayangan sinetron di televisi. Anak-anak yang konsumerisme/suka jajan
mungkin juga pengaruh lingkungan yang memberikan contoh konsumerisme.
Bagaimanapun, orang tua dan guru harus dapat memberikan contoh dan panutan bagi
anak-anak dalam menghadapi berbagai interaksi sosial dan moral di masyarakat.13
13
http://desyandri.wordpress.com/2014/01/21/teori-belajar-sosial-albert-bandura
10
AplikasiTeori
Bandura mengusulkan tiga macam pendekatan, yakni :
1. Latihan Penguasaan (desensitisasi modeling): mengajari klien menguasai
tingkahlaku yang sebelumnya tidak bisa dilakukan (misalnya karena takut).
Tritmen konseling dimulai dengan membantu klien mencapai relaksasi yang
mendalam. Kemudian konselor meminta klien membayangkan hal yang
menakutkannya secara bertahap. Misalnya, ular, dibayangkan melihat ular mainan
di etalase toko. Kalau klien dapat membayangkan kejadian itu tanpa rasa takut,
mereka diminta membayangkan bermain-main dengan ular mainan, kemudian
melihat ular dikandang kebun binatang, kemudian menyentuh ular, sampai
akhirnya menggendong ular. Ini adalah model desensitisasi sistemik yang pada
paradigma behaviorrisme dilakukan dengan memanfaatkan variasi penguatan.
Bandura memakai desesitisasi sistematik itu dalam fikiran (karena itu teknik ini
terkadang disebut; modeling kognitif) tanpa memakai penguatan yang nyata.
2. Modeling terbuka (modeling partisipan): Klien melihat model nyata, biasanya
diikuti dengan klien berpartisipasi dalam kegiatan model, dibantu oleh modelnya
meniru tingkahlaku yang dikehendaki, sampai akhirnya mampu melakukan sendiri
tanpa bantuan.
3. Modeling Simbolik; Klien melihat model dalam film, atau gambar/cerita.
Kepuasan vikarious (melihat model mendapat penguatan) mendorong klien untuk
mencoba/meniru tingkahlaku modelnya. 14
14
Muhibbin Syah. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada 2004
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Teori belajar sosial dikenalkan oleh Albert Bandura, yang mana konsep dari
teori ini menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan
evaluasi. Menurut Bandura, orang belajar melalui pengalaman langsung atau
pengamatan (mencontoh model). Orang belajar dari apa yang ia baca, dengar,
dan lihat di media, dan juga dari orang lain dan lingkungannya. Albert
Bandura mengemukakan bahwa seorang individu belajar banyak tentang
perilaku melalui peniruan/modeling, bahkan tanpa adanya penguat
(reinforcement) sekalipun yang diterimanya. Proses belajar semacam ini
disebut “observational learning” atau pembelajaran melalui pengamatan.
Albert Bandura (1971), mengemukakan bahwa teori pembelajaran sosial
membahas tentang (1) Bagaimana perilaku kita dipengaruhi oleh lingkungan
melalui penguat (reinforcement) dan observational learning, (2) Cara pandang
dan cara pikir yang kita miliki terhadap informasi, (3) Begitu pula sebaliknya,
bagaimana perilaku kita mempengaruhi lingkungan kita dan menciptakan
penguat (reinforcement) dan observational opportunity. Teori belajar sosial
menekankan observational learning sebagai proses pembelajaran, yang mana
bentuk pembelajarannya adalah seseorang mempelajari perilaku dengan
mengamati secara sistematis imbalan dan hukuman yang diberikan kepada
orang lain.
Dalam observational learning terdapat empat tahap belajar dari proses
pengamatan atau modeling Proses yang terjadi dalam observational learning
tersebut antara lain :
a. Atensi, dalam tahapan ini seseorang harus memberikan perhatian terhadap
model dengan cermat.
b. Retensi, tahapan ini adalah tahapan mengingat kembali perilaku yang
ditampilkan oleh model yang diamati maka seseorang perlu memiliki ingatan
yang bagus terhadap perilaku model.
c. Reproduksi, dalam tahapan ini seseorang yang telah memberikan perhatian
untuk mengamati dengan cermat dan mengingat kembali perilaku yang telah
12
ditampilkan oleh modelnya maka berikutnya adalah mencoba menirukan atau
mempraktekkan perilaku yang dilakukan oleh model.
d. Motivasional, tahapan berikutnya adalah seseorang harus memiliki motivasi
untuk belajar dari model.
2. Eksperimen Albert Bandura
Eksperimen sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang
menunjukkan anak-anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa
disekitarnya.
3. Jenis – jenis peniruan (modelling)
Peniruan langsung
Peniruan tak langsung
Peniruan gabungan
Peniruan sesaat / seketika
Peniruan berkelanjutan
4. Kelemahan dan kelebihan teori belajar sosial
a) Kelebihan
Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar
sebelumnya, karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku
seseorang dihubungkan melalui sistem kognitif orang tersebut.
b) Kelemahan
Teknik permodalan unsur bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku
dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam
mendalami sesuatu yang ditiru dan juga akan meniru tingkah laku yang
negatif.
B. Saran
13
C. SOAL
A. PILIHAN GANDA
1. Dalam hal belajar, antara siswa satu dengan yang lain kemampuan berpikirnya tidak
sama. Hal ini dikemukakan dalam teori belajar ...
a. Kognitif.
b. Conditioning.
c. Connectionism.
d. Behaviorism.
e. Afektifisme
2. Sebuah teori belajar secara filosofis pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi
sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas merupakan teori
belajar...
a. Behaviorisme
b. Kognitifisme
c. Konstruktivisme
d. Afektifisme
e. Conditioning
4. Dalam proses pembelajaran, informasi yang diterima oleh siswa kadang tidak ada
hubungannya dengan pengetahuan atau konsep yang dimilikinya. Cara belajar seperti
itu disebut dengan ...
a. Belajar bermakna.
14
b. Belajar sendiri.
c. Beblajar verbal.
d. Belajar menghapal
e. Berlajar mandiri
B. ESSAY
1. Bagaimana contoh aplikasi dari teori belajar sosial?
2. Siapa Penemu teori belajar sosial?
3. Bagaimana proses belajar berlangsung Menurut teori belajar sosial?
4. Apakah yang menjadi kelebihan dari teori belajar sosial?
5. Menurut anda apa manfaat mempelajari teori belajar bagi kegiatan belajar mengajar
15
DAFTAR PUTAKA
Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga
Hergenhahn, B.R., Olson, Matthew H. 2008. Theories of Learning (Teori Belajar),
edisi ke-7. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
http://mabjip.blogspot.com/2009/10/teori-pembelajaran-sosial-bandura.html
http://lenterakecil.com/teori-belajar-sosial-menurut-bandura/
http://mutmainnahlatief.wordpress.com/2012/01/17/teori-belajar-sosial/
http://desyandri.wordpress.com/2014/01/21/teori-belajar-sosial-albert-bandura
Ormrod, Jeanne. E. 2008. Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh Berkembang.
Jakarta: Erlangga
Santrock, John. W. 2008. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua .Jakarta : Kencana
Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : PT Bumi Aksara
Sarwono, Sarlito Wirawan . 2010. Teori-Teori Psikologi Sosial . PT. Raja GrafindoPersada:
Jakarta,
Fathurrohman, Muhammad , M.Pd.I dan Sulistyorini . 2012. Belajar dan Pembelajaran.
Teras: Yogyakarta.
Ibid
Tarsono. Implikasi Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) dari Albert Bandura dalam
Bimbingan dan Konseling.
16
JAWABAN
A. PILIHAN GANDA
1. A. kognitif
2. C. Konstruktivisme
3. C. Mendiskusikan tentang suatu masalah dengan siswa.
4. D. Belajar menghapal
5. D. Bandura
B. ESSAY
1. Salah satu contoh teori belajar sosial adalah ketika seorang anak memperhatikan
perilaku orangtuanya setiap hari, seperti pergi ke kantor, menjalani hobi, atau
menolong orang lain yang membutuhkan. Anak kemungkinan dapat meniru perilaku-
perilaku positif tersebut.
2. Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1986). Teori ini
menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori- teori belajar perilaku, tetapi
memberi lebih banyak penekanan pada efek-efek dari isyarat-isyarat pada perilaku,
dan pada prosinternal.
3. Menurut teori belajar sosial, perbuatan melihat saja menggunakan gambaran kognitif
dari tindakan, secara rinci dasar kognisi dalam proses belajar dapat diringkas dalam 4
tahap yaitu: atensi atau perhatian, retensi/mengingat, reproduksi gerak, dan motivasi.
Memberikan perhatian pada orang yang ditiru.
4. 4.Kelebihan teori belajar sosial yaitu lebih menekankan bahwa lingkungan dan
perilaku seseorang dihubungkan melaui sistem kognitif orang tersebut. Menurut
Bandura, tingkah laku manusia bukan semata-mata reflex atas stimulus, melainkan
juga akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri
5. Teori belajar akan membantu dalam memahami bagaimana proses belajar terjadi pada
individu sehingga dengan pemahaman tentang teori belajar tersebut akan membantu
guru untuk menyelenggarakan proses pembelajaran dengan baik, efektif, dan efisien.
Dengan kata lain, pemahaman guru dalam mengorganisasikan proses
17