Anda di halaman 1dari 13

TRADISI CUAK MENGAN PADA MASYARAKAT ADAT LAMPUNG PEPADUN DI

KAMPUNG GEDUNG NEGARA

Dhanu Alessandro R, Iskandar Syah, dan Wakidi


FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145
Telepon (0721) 704 947, faximile (0721) 704 624
e-mail:dhanualessandro@gmail.com
Hp. 085279253474

The research objective to be achieved was to determine how process of cuak mengan
tradition carried out by indigenous people of Lampung Pepadun at Gedung Negara village
Hulu Sungkai districts North Lampung regency. The method used in this research was
descriptive method. Data collection techniques used in this research was observation,
interview, literature and documentation. Data were analyzed by using qualitative data
analysis. Results from this research were cuak mengan event held after the ceremony and was
opened by the head of customs and then ended with the surrender of sesan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan tradisi cuak mengan yang
dilakukan oleh masyarakat adat Lampung Pepadun di Kampung Gedung Negara kecamatan
Hulu Sungkai kabupaten Lampung Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi, wawancara, kepustakaan dan dokumentasi. Teknik analisis data
menggunakan analisis data kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah acara cuak mengan
dilaksanakan setelah akad nikah dan dibuka oleh kepala adat kemudian diakhiri dengan
penyerahan sesan.

Kata kunci : masyarakat lampung pepadun, perkawinan, tradisi cuak mengan


PENDAHULUAN Kebudayaan terjadi melalui proses
Kebudayaan adalah suatu belajar dari lingkungan alam maupun
fenomena universal. Setiap masyarakat- lingkungan sosial artinya, hubungan antara
bangsa di dunia memiliki kebudayaan, manusia dengan lingkungan dihubungkan
meskipun bentuk dan coraknya berbeda- dengan kebudayaan. Jadi terbentuknya
beda dari masyarakat-bangsa yang satu ke kebudayaan berawal dari timbal balik
masyarakat bangsa lainnya. Kebudayaan terhadap keadaan kondisi sosial, ekonomi
secara jelas menampakkan kesamaan dan politik. Indonesia memiliki
kodrat manusia dari berbagai suku, bangsa keanekaragaman kebudayaan suku bangsa
dan ras. Manusia dan kebudayaan memang yang merupakan aset dari kebudayaan
saling mengandaikan. Adanya manusia nasional yang bersumber dari puncak-
mengandaikan adanya kebudayaan. Begitu puncak terindah, terhalus, terbaik dari
pula sebaliknya, adanya kebudayaan kebudayaan setiap daerah. Begitu
mengandaikan adanya manusia. Tanpa pentingnya kebudayaan sehingga
manusia tak akan ada kebudayaan. Tanpa pemerintah memandang perlu untuk
kebudayaan, manusia tak dapat melestarikannya.
melangsungkan hidupnya secara Di dalam Undang-Undang Dasar
manusiawi. Menjadi jelas bahwa manusia 1945 pasal 32 yang menyatakan bahwa,
tak mungkin hidup berpisah dari pemerintah memajukan kebudayaan
kebudayaan, karena kebudayaan Nasional. Kemudian dalam penjelasannya
merupakan tuntutan hakiki bagi ditegaskan bahwa :
perealisasian diri manusia. Secara esensial, Kebudayaan bangsa Indonesia adalah
kebudayaan bersifat mengatur kehidupan kebudayaan yang timbul sebagai buah
agar mengerti dan mampu memahami usaha budinya rakyat Indonesia
tentang bagaimana seharusnya manusia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli
bertindak, berbuat dan menentukan sikap yang terdapat sebagai puncak-puncak
manakala mereka berhubungan dengan kebudayaan di daerah-daerah di seluruh
orang lain. Apabila manusia hidup sendiri Indonesia terhitung sebagai kebudayaan
memang tidak ada manusia lainnya yang bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju
merasa terganggu. Namun demikian, setiap ke arah kemajuan adat dan persatuan,
orang bagaimanapun bentuk dengan tidak adanya bahan-bahan baru
kehidupannya, bisa dipastikan manusia dari kebudayaan asing yang dapat
senantiasa menciptakan kebiasaan (habit), dikembangkan atau memperkaya
minimal untuk kepentingan diri kebudayaan bangsa sendiri. Serta
pribadinya, baik disadari ataupun tidak. mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa
Oleh sebab itu, adalah wajar jika kebiasaan Indonesia (UUD 1945: 1 : 2012).
orang satu dengan lainnya akan berkaitan. Dengan demikian jelaslah bahwa
Kebiasaan yang positif atau bersifat baik, pemerintah ikut memajukan, melestarikan
tentu saja akan diakui serta akan dilakukan dan mengembangkan atau memperkaya
oleh orang lain sesama warga masyarakat. kebudayaan nasional Indonesia yang
Lebih jauh lagi, kadang terjadi pengakuan dijiwai Pancasila sebagai kebudayaan
yang begitu mendalam, sehingga otomatis bangsa. Kebudayaan terdiri dari segala
dijadikan patokan bagi orang lain yang sesuatu yang dipelajari dari pola-pola
seterusnya sebagai prinsip dasar dalam perilaku yang normative, yaitu mencakup
relasi sosial, sehingga tingkah laku atau segala cara-cara atau pola pikir, merasakan
tindakan masing-masing warga dapat dan bertindak. Menurut Sarjana Inggris
dikendalikan dan diatur sedemikian rupa. E.B Taylor dalam Jacobus Ranjabar,
Pada tahap lanjut maka terciptalah apa Bahwa Kebudayaan adalah suatu satu
yang dikenl dengan norma-norma atau kesatuan atau jalinan kompleks yang
kaidah-kaidah. meliputi pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, susila, hukum, Adat Istiadat, dan adat Lampung Pepadun yang dilaksanakan
kesanggupan-kesanggupan lain yang setelah akad nikah. Cuak mengan berbeda
diperoleh seseorang sebagai anggota dengan acara makan pada saat penikahan
masyarakat (Jacobus Ranjabar, 2006:148). yang biasanya dilakukan dengan cara
Kebudayaan daerah yang Prasmanan, biasanya cuak mengan
beranekaragam menjadi suatu kebanggaan dilakukan di dalam rumah dan
sekaligus tantangan untuk menggunakan sistem Nanjar (makan
mempertahankan serta mewariskan kepada dengan duduk bersila di atas tikar atau alas
generasi selanjutnya. Salah satu provinsi di duduk). Cuak mengan ini tujuannya adalah
Indonesia yang memiliki beragam suku untuk saling berkenalan antar kedua
bangsa dengan berbagai jenis adat istiadat keluarga besar (pihak mempelai laki-laki
dan kebudayaan adalah provinsi Lampung dan perempuan). Adapun kegunaanya
yang beribukota di Bandar Lampung. Ada yaitu untuk mempererat hubungan antar
banyak suku yang berdiam di daerah kedua belah pihak keluarga.
Lampung antara lain Suku Lampung Berdasarkan hasil wawancara
beradat Pepadun dan Saibatin, Jawa, tanggal 13 Maret 2015 dengan Kepala
Sunda, Palembang, Padang, Bengkulu, Adat Gedung Negara, Bapak Toiba (Gelar
Jambi, Aceh dan lain lain. Pangeran Ratu Adil) bahwa cuak mengan
Keanekaragaman kebudayaan ini bagi merupakan suatu rangkaian acara dari
bangsa Indonesia bukanlah menjadi perkawinan yang tidak dapat dipisahkan
penghalang untuk bersatu. Sesuai dengan dari rangkaian adat pada perkawinan yang
semboyan yang dimiliki bangsa Indonesia dilaksanakan sesudah akad nikah. Cuak
yaitu Bhineka Tunggal Ika yang Mengan ini dilaksanakan dengan cara
mengandung makna berbeda beda tetapi mengundang pihak keluarga inti dari
tetap satu jua. Setiap suku bangsa dengan kedua belah pihak yang diikuti oleh
berbagai latar belakang kebudayaan yang penyimbang atau perwatin dari kedua
berbeda beda tersebut mampu hidup belah pihak yang telah menjadi keluarga.
berdampingan serta tumbuh dan Makanan pada acara cuak mengan
berkembang dalam melangsungkan disajikan dengan sistem nanjar (makanan
kehidupan. disajikan di atas tikar). Acara cuak mengan
Indonesia terkenal kaya akan di awali dengan sambutan oleh kepala adat
budaya dan kekayaan alamnya. Begitu atau penyimbang dari pihak mempelai
juga yang ada di Propinsi Lampung. laki-laki kemudian dibalas (dijawab) oleh
Lampung merupakan salah satu propinsi kepala adat atau penyimbang dari pihak
yang memiliki budaya yang majemuk mempelai perempuan.
karena keragaman budaya. Pada Di Kampung Gedung Negara
masyarakat Lampung terdapat dua muncul berbagai pandangan mengenai
golongan adat yang dikenal dengan Jurai tradisi cuak mengan, hal ini dipengaruhi
pepadun dan Jurai Saibatin. Masyarakat oleh sikap mental maupun pola berfikir
Lampung Pepadun pada umumnya masyarakat. Banyak masyarakat yang
berdialek “O” atau Nyo dan sebagian belum memahami tradisi cuak mengan,
berdialek “A” atau Api, sedangkan kebanyakan mereka menganggap kegiatan
masyarakat Saibatin berdialek “A” atau ini hanya menghadiri acara perkawinan
Api biasanya mendiami pesisir pantai atau dan makan di acara perkawinan. Pada
Samudra Hindia. Masyarakat Lampung dewasa ini para generasi muda banyak
Pepadun tetap menjaga adat istiadat serta melaksanakan pernikahan pola modern
budaya masyarakatnya, salah satunya sesuai dengan perkembangan zaman, hal
budaya yang masih dilestarikan yaitu itu mengakibatkan memudarnya budaya
tradisi cuak mengan. Cuak Mengan lokal yang telah hidup dimasyarakat, dan
merupakan sebuah tradisi pada perkawinan akibatnya banyak generasi muda kurang
memahami makna dan tujuan Cuak dalam suatu penelitian. Menurut Maryaeni
Mengan. (2005 : 58) metode adalah cara yang
Berdasarkan latar belakang yang telah ditempuh peneliti dalam menemukan
diuraikan di atas, maka identifikasi pemahaman sejalan dengan fokus dan
masalah dalam penelitian ini adalah: tujuan yang diterapkan. Penelitian ini
1. Pelaksanaan tradisi Cuak Mengan pada menggunakan metode penelitian
masyarakat adat Lampung Pepadun di deskriptif. Metode deskriptif menurut
Kampung Gedung Negara Kecamatan Winarno (1984 : 139) adalah penyelidikan
Hulu Sungkai Kabupaten Lampung yang mengurutkan, menganalisis dan
Utara. mengklasifikasikan penyelidikan dengan
2. Terdapat cara pandang atau persepsi metode survei, teknik wawancara, angket
masyarakat terhadap tradisi Cuak observasi, analisis kualitatif, studi kasus,
Mengan pada masyarakat adat studi komparatif, studi gerak dan waktu,
Lampung Pepadun di Kampung serta studi kooperatif atau operasional.
Gedung Negara Kecamatan Hulu Variabel adalah konsep yang dapat
Sungkai Kabupaten Lampung Utara. diukur dan mempunyai variasi nilai
3. Makna tradisi Cuak Mengan pada (Koestoro dan Basrowi, 2006: 415). Dalam
masyarakat adat Lampung Pepadun di penelitian ini, peneliti menetapkan variabel
Kampung Gedung Negara Kecamatan penelitiannya yaitu variabel tunggal.
Hulu Sungkai Kabupaten Lampung Adapun pengertian variabel tunggal adalah
Utara. himpunan sejumlah gejala yang memiliki
Berdasarkan masalah-masalah yang berbagai aspek atau koloni di dalamnya
telah diuraikan dalam identifikasi masalah yang berfungsi mendominasi dalam
di atas, maka masalah dalam penelitian ini kondisi atau masalah tanpa dihubungkan
dibatasi untuk melihat proses pelaksanaan dengan yang lainnya (Nawawi, 1996: 58).
tradisi cuak mengan yang dilaksanakan Variabel yang digunakan dalam penelitian
oleh masyarakat Lampung Pepadun di ini adalah masyarakat Lampung di
Kampung Gedung Negara Kecamatan Kampung Gedung Negara Kecamatan
Hulu Sungkai Kabupaten Lampung Utara. Hulu Sungkai Kabupaten Lampung Utara.
Diharapkan dengan adanya pembatasan Menurut Masri Singarimbun dan
masalah tersebut peneliti dapat menyusun Sofian Effendi (Ed), definisi operasional
sebuah penelitian sesuai dengan tujuan variabel adalah unsur penelitian yang
yang hendak dicapai oleh peneliti.. memberitahukan bagaimana caranya
Berdasarkan pembatasan masalah, maka mengukur suatu variabel. Dengan kata
rumusan masalah dalam penelitian ini lain, definisi operasional variabel adalah
adalah bagaimanakah proses pelaksanaan semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana
dari tradisi cuak mengan pada masyarakat caranya mengukur variabel (Masri
Lampung Pepadun di Kampung Gedung Singarimbun dan Sofian Effendi, 1989:
Negara Kecamatan Hulu Sungkai 48). Maka definisi operasional merupakan
Kabupaten Lampung Utara?. gambaran mengenai konsep penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk sehingga dapat menjadi pijakan dan arah
mengetahui proses pelaksanaan tradisi yang jelas bagi peneliti dalam
cuak mengan yang dilakukan oleh penelitiannya sehingga dapat memberikan
masyarakat Lampung Pepadun di gambaran bagaimana suatu variabel akan
Kampung Gedung Negara Kecamatan diukur dan dituntut harus mempunyai
Hulu Sungkai Kabupaten Lampung Utara. pengertian yang sejelas-jelasnya. Maka
definisi operasional dalam penelitian ini
METODE PENELITIAN adalah proses pelaksanaan tradisi Cuak
Metode penelitian sangat Mengan pada Masyarakat adat Lampung
dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan Pepadun di Kampung Gedung Negara
Kecamatan Hulu Sungkai Kabupaten Selain itu analisis data kualitatif yang
Lampung Utara. dapat memberikan penjelasan yang nyata
Untuk memperoleh data yang dalam kehidupan kita sesuai dengan hal
relevan dengan masalah yang diteliti, maka yang akan diteliti. Penelitian kualitatif
teknik pengumpulan data yang digunakan adalah rangkaian kegiatan atau proses
dalam penelitian ini adalah observasi, menjaring data yang bersifat sewajarnya
wawancara, kepustakaan dan dokumentasi. mengenai suatu masalah dalam kondisi
Menurut Suwardi Endraswara (2006 : 133) atau aspek kehidupan tertentu pada
observasi adalah suatu penelitian secara objeknya (Muhammad Nazir, 1998 : 57).
sistematis dengan menggunakan Menurut Sayuti proses analisis data
kemampuan indera manusia, pengamatan adalah usaha untuk menemukan jawaban
ini dilakukan pada saat terjadi aktivitas atas pertanyaan perihal rumusan-rumusan
budaya dengan wawancara mendalam. dan pelajaran-pelajaran atau hal-hal yang
Menurut Jacob Vredenbregt wawancara kita peroleh dalam proyek penelitian
adalah suatu proses interaksi dan (Sayuti Husin, 1989 : 32). Pada penelitian
komunikasi dalam mana sejumlah variabel ini setelah data diolah kemudian ditarik
memainkan peranan yang penting karena kesimpulan induktif yaitu didasarkan
kemungkinan untuk mempengaruhi dan fakta-fakta yang ada dan ditulis dalam
menentukan hasil wawancara (Jacob bentuk tulisan yang mudah dimengerti.
Vredenbregt, 1978 : 84). Teknik Pada dasarnya kegiatan untuk
dokumentasi menurut Suharsimi Ari memanfaatkan data sehingga dapat
Kunto adalah mencari data mengenai hal- diperoleh suatu kebenaran atau
hal atau variabel yang berupa catatan, ketidakbenaran dari suatu hipotesa.
transkrip, buku, surat kabar, majalah, Data yang diperoleh kemudian
prasasti, notulen rapat, agenda dan disusun dalam bentuk laporan kemudian
sebagainya (Ari Kunto, 2011:274). mengubah data rekaman-rekaman disusun
Menurut Koentjaraningrat teknik secara sistematis. Fungsi dari reduksi ini
kepustakaan merupakan cara pengumpulan adalah menyeleksi data yang penting dan
data dan informasi dengan bantuan berguna untuk penelitian serta membantu
bermacam-macam material yang terdapat pembuatan laporan. Data yang sudah
di ruang kepustakaan misalnya koran, direduksi akan membantu peneliti dalam
majalah-majalah, naskah, catatan-catatan, memberikan hasil pengamatan berupa
kisah sejarah, dokumen dan sebagainya laporan dan mempermudahkan peneliti
yang relevan dengan penelitian untuk memcari informasi kembali jika data
(Koentjaraningrat, 1983 : 81). ada yang kurang mendukung penelitian.
Dalam penelitian ini pengambilan Penyajian data dipergunakan untuk melihat
sampel menggunakan teknik snowball gambaran dan menarik sebuah kesimpulan
sampling. Menurut Burhan Burngin teknik dari pengambilan tindakan. Dalam
snowball sampling adalah pengambilan penelitian ini digunakan penyajian data
anggota sampel yang dilakukan dengan yang berupa naratif disertai dengan foto
memilih sampel awal (informasi kunci) atau gambar objek yang sedang diteliti.
kemudian memilih sampel lanjutan dan Penyajian data dalam penelitian ini
menghentikan pemilihan sampel lanjutan dilakukan dengan memilih data yang lebih
jika sudah tidak terdapat variasi informasi relevan dengan konteks penelitian
(Burhan Burngin, 2007 :). disajikan dalam kalimat baku dan mudah
Teknik analisis data yang dimengerti. Setelah data direduksi dan
digunakan dalam penelitian adalah teknik penyajiannya dibuat deskriptif naratif
analisis data kualitatif karena data yang kemudian langkah selanjutnya mencari
diperoleh bukan berupa angka angka kejelasan alur sebab akibat melalui
sehingga tidak dapat diuji secara statistik. menambahkan data-data yang relevan dari
berbagai sumber buku. Selanjutnya 3. Dusun Tanjung Jaya dengan
menyeleksi data yang sudah diperoleh dari Kepala Dusun yaitu Bapak
lapangan dan langkah terakhir menarik Sarwiyan.
sebuah kesimpulan dalam bentuk tulisan 4. Dusun Tegal Rejo dengan Kepala
yang lengkap, jelas dan dimengerti. Dusun yaitu Bapak Sunarto.
5. Dusun Sri Mulyo dengan Kepala
HASIL DAN PEMBAHASAN Dusun yaitu Bapak Riyanto.
Sejarah Singkat Kampung Gedung 6. Dusun Tegal Sari dengan Kepala
Negara Dusun yaitu Bapak Sulaiman.
Kampung Gedung Negara 7. Dusun Pasar Baru dengan Kepala
merupakan kampung pemekaran dari Dusun yaitu Bapak A. Rahman S.
kampung induk yaitu Kampung Tulung
Buyut Kecamatan Sungkai Utara pada Letak dan Batas Wilayah
tahun 1970. Pada tanggal 6 November Letak administratif suatu daerah
2006, Kecamatan Sungkai Utara telah adalah letak daerah berdasarkan
dimekarkan kembali menjadi 3 kecamatan, pembagian wilayah administratif
yaitu Kecamatan Sungkai Utara, pemerintahan. Ditinjau secara administratif
Kecamatan Sungkai Tengah dan Kampung Gedung Negara merupakan
Kecamatan Hulu Sungkai dan Kampung salah satu kampung yang berada di
Gedung Negara berada di Kecamatan Hulu Kecamatan Hulu Sungkai Kabupaten
Sungkai yang mempunyai 7 dusun sampai Lampung Utara. Kampung Gedung Negara
dengan sekarang. Adapun dusun-dusun merupakan hamparan dataran rendah yang
tersebut adalah sebagai berikut : sangat potensial untuk daerah pertanian.
1. Dusun Lebak Kampung Gedung Negara sangat mudah
2. Dusun Pasar Lama berhubungan dengan kampung
3. Dusun Tanjung Jaya disekitarnya dikarenakan akses
4. Dusun Tegal Rejo transportasi yang cukup memadai. Adapun
5. Dusun Sri Mulyo batas-batas wilayah Kampung Gedung
6. Dusun Tegal Sari Negara adalah sebagai berikut :
7. Dusun Pasar Baru
1. Sebelah Utara berbatasan dengan
Struktur Pemerintahan Kampung Kampung Tulung Buyut.
Gedung Negara 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan
Dalam tugasnya saat ini Kepala Kampung Gedung Makripat.
Kampung Gedung Negara yaitu Bapak Al 3. Sebelah Timur berbatasan dengan
Khotif dibantu oleh seorang sekretaris Kampung Gedung Raja.
kampung yaitu Bapak Suhermanto Pribadi, 4. Sebelah Barat berbatasan dengan
seorang kaur pemerintahan yaitu Bapak Kampung Sumber Rezeki.
Anggi Alrista, seorang kaur pembangunan
yaitu Bapak M. Yudi Apriza dan seorang Jarak tempuh Kampung Gedung Negara
kaur umum yaitu Bapak Asnawi. Selain itu dengan pusat-pusat fasilitas di
secara administratif Kampung Gedung pemerintahan dari Kampung Gedung
Negara terbagi menjadi 7 dusun, yaitu Negara ke kota Kecamatan 2 km. Jarak
sebagai berikut: dari Kampung Gedung Negara ke
1. Dusun Lebak dengan Kepala Kabupaten 42 km sedangkan jarak
Dusun yaitu Bapak Aprizal. Kampung Gedung Negara ke ibu Kota
2. Dusun Pasar Lama dengan Kepala Propinsi Lampung (Bandar Lampung)
Dusun yaitu Bapak Haisanawi. adalah 152 km.
Luas Wilayah Kampung Gedung pencahariannya adalah petani. Masyarakat
Negara Kampung Gedung Negara
Kampung Gedung Negara adalah menggantungkan hidup dari bertani.
salah satu Kampung yang terletak di Kegiatan masyarakat Kampung Gedung
Kecamatan Hulu Sungkai Kabupaten Negara banyak di area persawahan,
Lampung Utara dengan keseluruhan sehingga masyarakat Kampung Gedung
memiliki luas wilayah 400 Ha terdiri dari Negara menghabiskan waktu untuk
dataran rendah yang sangat potensial untuk bertani. Kampung Gedung Negara masih
daerah pertanian. banyak lahan yang ditumbuhi tumbuhan-
tumbuhan yang kurang menghasilkan
Keadaan Penduduk Kampung Gedung manfaat untuk mencukupi kehidupan dan
Negara masyarakat setempat memanfaatkanya
Penduduk Kampung Gedung untuk membuka lahan perkebunan seperti
Negara dilihat dari tempat pemukiman kelapa, jati, sayur-mayur, singkong, jagung
atau tempat tinggal/rumah masyarakat dan buah-buahan.
yang ada di dalam kampung, dapat Keadaan penduduk Kampung
dikatakan cukup padat, namun demikian Gedung Negara menurut mata pencaharian
pada saat ini sudah terdapat perubahan dapat dilihat lebih jelas melalui tabel
seiring dengan adanya kemajuan di bidang sebagai berikut :
transportasi, teknologi dan pengetahuan. Tabel 2. Keadaan penduduk menurut mata
Keadaan penduduk Kampung Gedung pencaharian
Negara Kecamatan Hulu Sungkai No Mata Pencaharian Jumlah
Kabupaten Lampung Utara pada tahun 1. Petani 1.666
2014 terdiri dari 641 Kepala Keluarga 2. PNS/TNI/POLRI 24
(KK) atau lebih tepatnya 2.512 jiwa yang 3. Pedagang 248
meliputi: 4. Buruh 547
Tabel 1. Keadaan Penduduk Kampung Jumlah 2.485
Gedung Negara menurut jenis Sumber: Monografi Kampung Gedung
kelamin Negara Tahun 2014
No Jenis Kelamin Jumlah
(Jiwa) Keadaan Penduduk Menurut Tingkat
1 Laki-laki 1.267 Pendidikan
2 Perempuan 1.245 Penduduk di Kampung Gedung
3 Jumlah Total 2.512 Negara masih mementingkan pendidikan,
Sumber: Monografi Kampung Gedung masyarakat masih berkeinginan untuk
Negara Tahun 2014 membantu mewujudkan cita-cita anak
mereka dengan menyekolahkan setinggi-
Keadaan Penduduk Menurut Mata tinginya. Adapun tingkat pendidikan
Pencaharian penduduk di Kampung Gedung Negara
Mata pencaharian yang dimaksud Kecamatan Hulu Sungkai Kabupaten
dalam penelitian ini adalah jenjang Lampung Utara dapat dilihat pada tabel di
pekerjaan dan sekaligus sebagai sumber bawah ini:
kehidupan dan sumber ekonomi baik
secara individu maupun secara kelompok Tabel 3. Keadaan Penduduk Kampung
dalam masyarakat. Mata pencaharian Gedung Negara menurut
penduduk juga banyak ditentukan oleh tingkat pendidikan
tingkat pendidikan dan strata sosial No Tingkat Pendidikan Jumlah
masyarakat. Berdasarkan catatan yang ada 1 Buta Huruf 84
di kantor Kelurahan Kampung Gedung 2 SD 387
Negara masyarakat mayoritas mata 3 Tidak Tamat SD 110
4 SMP 209 3 Katolik 14
5 Tidak Tamat SMP 216 4 Hindu -
6 SMA 347 5 Budha -
7 D1 18 Jumlah 2.512
8 D2 3 Sumber: Monografi Kampung Gedung
9 D3 13 Negara Tahun 2014
10 S1 35
11 S2 1 Adapun Sarana Peribadatan di
12 S3 - Kampung Gedung Negara Kecamatan
Jumlah 1.423 Hulu Sungkai Kabupaten Lampung Utara
Sumber: Monografi Kampung Gedung adalah dua mushola dan satu masjid.
Negara Tahun 2014
Keadaan Pembangunan Kampung
Adapun sarana pendidikan yang Gedung Negara
ada di Kampung Gedung Negara sampai Penduduk di Kampung Gedung
dengan saat ini adalah Taman Kanak- Negara mayoritas penduduknya menganut
kanak Wiyata Bhakti dengan luas tanah agama Islam dengan masjid dan mushola
2.500 m2, Sekolah Dasar Negeri Gedung yang dibangun untuk melaksanakan
Negara dengan luas tanah 3.000 m2, kegiatan-kegiatan masyarakat Kampung
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Furqon Gedung Negara serta untuk tempat
dengan luas tanah 1.600 m2 dan Madrasah musyawarah tentang masalah-masalah
Tsanawiyah (MTs) Amal Kita dengan luas yang berhubungan dengan agama dalam
tanah 2.500 m2. rangka ibadah kepada Tuhan. Kegiatan-
kegiatan agama tersebut dapat dilihat dari
Keadaan Penduduk Menurut Sistem terbentuknya TPA, RISMA, pengajian ibu-
Kepercayaan ibu, yasinan, peringatan hari-hari besar
Indonesia mempunyai banyak pulau- islam dan masih banyak lainnya.
pulau yang terbentang dari sabang sampai Penduduk Kampung Gedung Negara juga
merauke dan agama yang ada di Indonesia memiliki salah satu pasar Kampung yang
sangat beragam, walaupun agama di hanya buka pada hari jum’at. Pasar ini oleh
Indonesia beragam tetapi masyarakatnya masyarakat setempat dikenal dengan
hidup rukun dan saling menghormati sebutan pasar jum’at. Pembangunan di
seperti halnya di Kampung Gedung Kampung Gedung Negara juga berjalan
Negara Kecamatan Hulu Sungkai dengan cukup baik. Dengan adanya
Kabupaten Lampung Utara. Masyarakat bantuan dari pemerintah, jalan di
Indonesia mayoritas beragama Islam, Kampung Gedung Negara sebagian sudah
negara Indonesia juga terkenal dengan diperkeras atau onderlag.
negara islam karena banyak
masyarakatnya yang beragama Islam. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Penduduk Kampung Gedung Negara Cuak Mengan merupakan tahap akhir
mayoritas beragama Islam dan yang lain atau penyelesaian proses perkawinan
menganut agama Katolik dan Kristen khususnya pada masyarakat lampung
Protestan. Adapun jumlah penduduk beradat pepadun. Cuak mengan
menurut pemeluk agama dalam wilayah dilaksanakan setelah melalui beberapa
Kampung Gedung Negara adalah sebagai tahapan antara lain :
berikut :
Tabel 4. Keadaan Penduduk Menurut Tahapan Persiapan Cuak Mengan
Sistem Kepercayaan Sebelum dilaksanakan acara cuak
No Agama Jumlah Penduduk mengan atau makan adat, banyak
1 Islam 2.488 persiapan-persiapan yang harus
2 Kristen Protestan 10 dipersiapkan oleh tuan rumah dalam hal ini
diantaranya ngejuk pandai redik sekelik mengundang tetangga atau saudara untuk
penyimbang atau perwatin guna membantu pekerjaan (betulung) dalam
menghadiri acara cuak mengan yang rangka resepsi pernikahan. Masing-masing
waktu pelaksanaannya telah disepakati orang yang membantu telah memiliki
atau diterangkan saat acara merwatin tugasnya sendiri-sendiri yang telah dibagi
(pemberitahuan atau penyampaian kepada oleh ketua panitia yang telah ditunjuk oleh
pihak penyimbang atau perwatin tuan rumah. Besapon (beres-beres) telah
bahwasanya sai kedau rasan atau yang dikerjakan paling tidak satu atau dua hari
punya hajat telah mengambil gadis/terang menjelang resepsi pernikahan diantaranya
kawin) serta ngejuk pandai kepada pihak ibu-ibu membantu membersihkan alat
sabbai (pihak besan atau keluarga dari makan seperti piring, gelas, sendok, garpu
perempuan) untuk menghadiri acara cuak dan lain lain serta memasak guna makan
mengan. Ngejuk pandai ini biasanya para warga yang ikut membantu dan
dilaksanakan satu minggu sebelum cuak digunakan untuk hidangan pada saat
mengan (Hasil Wawancara dengan Ibu resepsi pernikahan. Sedangkan bapak-
Hawani, 16 Juni 2015). bapak dan pemuda memasang tenda,
Pihak sai kedau rasan setelah menyusun kursi dan menyiapkan hal-hal
menentukan waktu pelaksanaan kapan yang bersangkutan dengan resepsi
akan dilaksanakan cuak mengan, pernikahan.
selanjutnya ngejuk pandai atau Pada hari dilangsungkannya
memberitahu bahwa akan dilaksanakan pernikahan, setelah akad nikah atau ijab
akad nikah yang dilanjutkan dengan cuak qobul selesai. Para warga yang ikut
mengan sebagai penutup atau puradu membantu mulai menyiapkan tempat,
rasan. Ngejuk pandai atau memberitahu menggelar alas tempat duduk dan
ini ditujukan kepada redik sekelik baik menanjarkan makanan dan minuman yang
dilom tiyuh (di dalam kampung) maupun telah disiapkan untuk makan bersama
diluah tiyuh (di luar kampung) yang masih (cuak mengan) pihak perwatin dan pihak
kerabat dekat atau dikenal dekat. Ngejuk sabbai dari kedua belah pihak.
pandai dilakukan oleh keminan (bibi dari
ayah). Ngejuk pandai ini dilaksanakan Tahapan Pelaksanaan Cuak Mengan
setelah ada kesepakatan waktu (Tahapan Inti)
pelaksanaan akad nikah dan cuak mengan. Layaknya sebuah acara, ada
Sedangkan ngejuk pandai pada permulaan, pelaksanaan begitu pula acara
pihak sabbai ini biasanya disampaikan cuak mengan ini, setelah proses persiapan
ketika acara cakak sujud atau sungkeman selesai, maka selanjutnya diteruskan pada
calon pengantin pria kepada calon mertua. acara inti. Pada tahapan inti cuak mengan,
Setelah sujud selesai dan pihak keluarga pihak perwatin dan sabbai (besan) serta
mempelai laki-laki hendak pulang ke pengantin memasuki ruangan yang telah
rumahnya maka pihak keluarga mempelai disiapkan yaitu tempat yang telah diberi
laki-laki menyampaikan atau ngejuk alas berupa tikar atau karpet. Makanan
pandai kepada pihak sabbai waktu atau hidangan telah disiapkan dan
pelaksanaan akad nikah dan cuak mengan, ditanjarkan (disusun rapi dialas atau tikar)
kemudian pihak calon mempelai laki-laki antara lain makanan yang dihidangkan
beserta keluarganya pulang kerumah. nasi, daging baik berupa rendang atau opor
(Hasil wawancara dengan Bapak Indarsi dll, gado-gado, sop ayam atau sapi dll,
gelar Gusti Adat, 15 Juni 2015). telur (goreng atau rebus), sambal, lalapan
Setelah dua atau tiga hari dari sujud (pete, jengkol, timun, kemangi, dll), kue
pihak keluarga mempelai laki-laki mulai yang dimasukkan dalam toples, kue basah
bekerja untuk persiapan akad nikah atau (bolu, dodol, legit, engkak, agar-agar dll)
ngemulai rasan. Pihak tuan rumah air minum dan air kobokan (untuk cuci
tangan) yang ditanjarkan/disusun sejajar penyelesaian. Pada acara cuak mengan,
atau menghadap masing-masing pihak setelah makan selesai, dilanjutkan dengan
yang hadir pada acara cuak mengan. do’a bersama di dalam ruangan
Berdasarkan hasil penelitian di dilangsungkannya cuak mengan. Adapun
Kampung Gedung Negara, cuak mengan do’a tersebut sebagai ungkapan syukur
dilangsungkan sekitar pukul 10.30 sampai kepada Allah SWT atas rahmat dan
dengan selesai setelah dilangsungkannya hidayahNya sehingga acara cuak mengan
akad nikah. Acara cuak mengan atau dan silaturahmi antar kedua belah pihak
makan adat dipandu oleh ketua adat atau keluarga sabbai berjalan lancar. Selesai
perwatin dari pihak pengantin laki-laki berdo’a kedua belah pihak yang hadir
yang mewakili tuan rumah untuk dalam cuak mengan kembali duduk di luar
menyampaikan sepatah duapatah kata. atau di tenda yang telah disiapkan oleh
Kemudian kepala adat tuan rumah untuk penyerahan sesan atau
menyerahkan uang adat yang mengandung barang bawaan yang dibawa oleh pihak
angka 24 bisa dibayar dengan kelipatan Rp keluarga sabbai dari pihak pengantin
24.000, Rp 240.000 dan Rp 2.400.000. perempuan. Adapun sesan itu terdiri dari
Uang tersebut ditaruh di atas nampan alat-alat rumah tangga seperti lemari,
dialasi kain putih. Kepala adat ranjang tidur, piring, gelas dan dapat pula
menjelaskan bahwasanya uang adat ini berupa kendaraan. Sesan diserahkan secara
merupakan mahar dalam simbolis yaitu dengan penyerahan kunci
menyelenggarakan cuak mengan dan yang ditaruh dalam talam atau nampan
sebagai tanda penyelesaian acara. Adapun yang di alasi kain putih. Adapun maksud
maksud tujuan penyerahan uang adat kain putih pada talam atau nampan yaitu
dalam acara cuak mengan antara lain: adanya niat atau itikad yang suci atau baik
1. Pemberitahuan atau bukti telah dari pihak sabbai perempuan kepada pihak
dilaksanakannya pernikahan dan cuak sabbai laki-laki. Adapun yang
mengan pada pihak mempelai wanita menyerahkan kunci sesan ini biasanya
yang berhalangan hadir. pihak kemaman atau keminan dari
2. Permohonan maaf pihak keluarga laki- pengantin perempuan dan diterima oleh
laki jika ada kekurangan baik rasa kemaman atau yang mewakilkan dari
maupun tata cara penyiapan sajian pihak pengantin laki-laki.
hidangan.
3. Penyelesaian semua urusan adat atau PEMBAHASAN
telah tidak ada sangkut paut sehingga Berdasarkan data-data yang telah
pernikahan atau pertalian saudara diperoleh di lapangan tentang tradisi cuak
telah resmi diantara kedua belah pihak mengan pada masyarakat adat Lampung
keluarga. Pepadun di Kampung Gedung Negara
Uang yang diserahkan oleh kepala adat Kecamatan Hulu Sungkai Kabupaten
diterima oleh penyimbang atau perwatin Lampung Utara bahwa cuak mengan
dari pihak keluarga mempelai wanita dan merupakan tradisi pada perkawinan
yang mewakili menyampaikan beberapa masyarakat Lampung beradat pepadun
patah kata. Usai penerimaan uang tersebut yang tidak dapat dipisahkan dari rangkaian
kepala adat menutup dengan salam serta acara pada acara perkawinan. Cuak
mempersilahkan semua yang hadir dalam mengan adalah kegiatan mengundang
ruangan tersebut untuk makan. makan bersama di mana pada hari yang
telah ditentukan oleh kedua mempelai dan
Tahapan Sesudah Cuak Mengan pihak keluarga bujang mengundang
(Tahapan Penutup) keluarga mempelai perempuan,
Pada sebuah acara, ada tahapan penyimbang atau perwatin, semua
persiapan, inti dan penutup atau menyanak warei baik dari pihak keluarga
mempelai bujang maupun dari pihak mengan merupakan akhir acara dari acara
keluarga mempelai perempuan, untuk perkawinan secara adat (puradu rasan)
makan bersama sebagai pemberitahuan dan merupakan simbol penyelesaian semua
telah terjadinya pernikahan. Makanan yang urusan adat baik dari tahap mengambil
disajikan pada acara cuak mengan gadis sampai dengan tahap perkawinan.
disajikan dengan sistem nanjar (makanan Selain itu kepala adat menjelaskan
disajikan di atas tikar). Cuak mengan bahwasanya uang adat ini merupakan
tujuannya adalah untuk saling mempererat pemberitahuan atau bukti telah
hubungan antar kedua belah pihak dilaksanakannya pernikahan pada pihak
keluarga dan untuk saling berkenalan antar keluarga yang berhalangan hadir,
kedua keluarga besar. Waktu pelaksanaan permohonan maaf pihak keluarga laki-laki
cuak mengan tidak boleh terlalu lama, jika ada kekurangan baik rasa maupun tata
paling lambat 7 hari (1 minggu) dari acara cara penyiapan sajian hidangan dan
akad nikah. Acara cuak mengan atau sebagai tanda penyelesaian semua urusan
makan adat biasanya dilangsungkan pada adat atau telah tidak ada sangkut paut
pagi menjelang siang hari atau sekitar sehingga pernikahan atau pertalian saudara
pukul 10.30 sampai dengan selesai setelah telah resmi diantara kedua belah pihak.
di langsungkannya akad nikah. Acara cuak Uang yang diserahkan oleh kepala adat
mengan atau makan adat dipandu oleh diterima oleh penyimbang atau perwatin
ketua adat atau perwatin dari pihak dari pihak keluarga mempelai wanita. Usai
pengantin laki-laki yang mewakili tuan penerimaan uang tersebut dan perwakilan
rumah untuk menyampaikan sepatah dari pihak mempelai wanita
duapatah kata. Kemudian kepala adat menyampaikan beberapa patah kata maka
menyerahkan uang adat yang ditaruh di kepala adat menutup dengan salam serta
atas nampan dialasi kain putih. Mengenai mempersilahkan semua yang hadir dalam
besarnya uang adat, sangatlah tergantung ruangan tersebut untuk makan.
pada status orang tua dari pihak Pada acara cuak mengan, setelah
perempuan itu, misalnya adalah makan selesai, dilanjutkan dengan do’a
penyimbang Marga, maka jumlah uang bersama di dalam ruangan
adat haruslah mengandung angka 24, dilangsungkannya cuak mengan. Adapun
artinya bahwa uang adat ini bolehlah do’a tersebut sebagai ungkapan syukur
berwujud Rp.240, Rp.2.400, Rp.24.000 kepada Allah SWT atas rahmat dan
atau Rp.240.000, atau juga Rp. 2.400.000 hidayahNya sehingga acara cuak mengan
tetapi jika status orang tua pihak dan silaturahmi antar kedua belah pihak
perempuan itu adalah penyimbang Tiyuh, keluarga sabbai berjalan lancar. Selesai
maka uang adat ini haruslah dalam jumlah berdo’a kedua belah pihak yang hadir
yang mengandung angka 12. Uang adat dalam cuak mengan kembali duduk di luar
tersebut dibayarkan atau diserahkan dalam atau di tenda yang telah disiapkan oleh
bentuk mata uang Rupiah kepada pihak tuan rumah untuk penyerahan sesan atau
keluarga mempelai perempuan. Uang adat barang bawaan yang dibawa oleh pihak
yang diberikan oleh pihak keluarga laki- keluarga sabbai dari pihak pengantin
laki bermakna sebagai pengganti perempuan. Sesan tersebut memang sudah
pemutusan hubungan sang wanita dengan dipersiapkan atau di taruh di tempat yang
keluarganya dan sang wanita untuk sudah disediakan. Adapun sesan itu terdiri
selanjutnya akan tinggal di rumah laki-laki dari alat-alat rumah tangga seperti lemari,
atau ikut dengan suaminya, keturunan atau ranjang tidur, piring, gelas dan dapat pula
anak akan mengikuti garis keturunan berupa kendaraan. Sebelum sesan
melalui garis ayah. Adapun uang adat ini diserahkan kepada pihak pengantin pria
diserahkan setelah perkawinan atau pada atau yang mewakilkan, sesan terlebih
acara cuak mengan dikarenakan cuak dahulu dicek satu persatu oleh perwakilan
dari pihak pengantin perempuan dan dibagi oleh ketua panitia yang telah
diumumkan kepada pihak keluarga ditunjuk oleh tuan rumah. Besapon
pengantin pria atau yang mewakilkan. (beres-beres) telah dikerjakan paling
Apabila sesan tersebut berupa 1 buah tidak satu atau dua hari menjelang
lemari, 1 buah ranjang tidur, 6 gelas dan 6 resepsi pernikahan.
piring maka yang mewakilkan dari pihak 2. Proses Pelaksanaan Cuak Mengan
pengantin perempuan akan mengumumkan Pada tahap ini, pihak perwatin dan
bahwa sesan ini berupa 1 buah lemari, 1 sabbai (besan) serta pengantin
buah ranjang tidur, 6 gelas dan 6 piring memasuki ruangan yang telah
kepada pihak pengantin pria atau yang disiapkan yaitu tempat yang telah
mewakilkan tanpa ada kata-kata yang diberi alas berupa tikar atau karpet.
dikurangi atau dilebih-lebihkan. Kemudian acara cuak mengan atau
Setelah sesan selesai diumumkan makan adat dipandu oleh ketua adat
oleh pihak pengantin perempuan atau yang atau perwatin dari pihak pengantin
mewakilkan, kemudian sesan diserahkan laki-laki yang mewakili tuan rumah
secara simbolis yaitu dengan penyerahan untuk menyampaikan sepatah duapatah
kunci yang ditaruh dalam talam atau kata. Kemudian kepala adat
nampan yang di alasi kain putih. Adapun menyerahkan uang adat yang
maksud kain putih pada talam atau nampan mengandung angka 24 bisa dibayar
yaitu adanya niat atau itikad yang suci atau dengan kelipatan Rp 24.000, Rp
baik dari pihak sabbai perempuan kepada 240.000 dan Rp 2.400.000 kepada
pihak sabbai laki-laki. Adapun yang penyimbang atau perwatin dari
menyerahkan kunci sesan ini biasanya mempelai wanita dan pihak yang
pihak kemaman atau keminan dari mewakili menyampaikan beberapa
pengantin perempuan dan diterima oleh patah kata. Usai penerimaan uang
kemaman atau yang mewakilkan dari tersebut pemandu acara menutup
pihak pengantin laki-laki. dengan salam serta mempersilahkan
semua yang hadir dalam ruangan
SIMPULAN tersebut untuk makan.
Berdasarkan hasil pemaparan di 3. Tahapan Sesudah Cuak Mengan
atas, maka kesimpulan yang didapat dalam Setelah makan adat selesai kedua belah
penelitian ini adalah: pihak yang hadir dalam cuak mengan
1. Tahapan Sebelum Cuak Mengan kembali duduk di luar atau di tenda
Proses sebelum cuak mengan yang telah disiapkan oleh tuan rumah
dilakukan dengan cara terlebih dahulu untuk penyerahan sesan atau barang
memberitahu seluruh keluarga, baik bawaan yang dibawa oleh pihak
yang jauh ataupun yang dekat, keluarga sabbai dari pihak pengantin
penyimbang atau perwatin dan perempuan.
memberitahu pihak sabbai (besan)
tentang pihak tuan rumah akan DAFTAR PUSTAKA
melaksanakan cuak mengan. Setelah
dua atau tiga hari pihak keluarga Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur
mempelai laki-laki mulai bekerja untuk Penelitian Suatu Pendekatan
persiapan akad nikah atau ngemulai Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
rasan. Pihak tuan rumah mengundang Basrowi dan Koestoro. 2006. Strategi
tetangga atau saudara untuk membantu Penelitian Sosial dan pendidikan.
pekerjaan (betulung) dalam rangka Surabaya: Yayasan Kampusina.
resepsi pernikahan. Masing-masing Burngin, Burhan. 2007. Analisis Data
orang yang membantu telah memiliki Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT
tugasnya sendiri-sendiri yang telah Raja Grafindo Persada.
Endraswara, Suwardi. 2006. Metode, Ranjabar, Jacobus. 2006. Sistem Sosial
Teori, Teknik Penelitian Budaya Indonesia. Bogor: Ghalia
Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Indonesia.
Widyatama. Sayuti, Husin. 1989. Pengantar Metode
Koentjaranigrat. 1983. Metode-metode Riset. Jakarta: Fajar Agung.
Penelitian Masyarakat. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR Republik
PT Gramedia. Indonesia. 2012. Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia
Maryaeni. 2005. Metode Penelitian
Tahun 1945. Jakarta.
Kebudayaan. Jakarta: Bumi
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian
Aksara.
(Ed). 1989. Metode Penelitian
Nawawi, Hadari. 1996. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.
Bidang Sosial. Yogyakarta: Vredenbregt, Jacob. 1978. Metode dan
Universitas Gajah Mada. Teknik Penelitian Masyarakat.
Nazir, Muhammad. 1998. Metode Jakarta: Gramedia.
Penelitian Sosial. Jakarta: Ghalia Winarno. 1984. Pengantar Penyelidikan
Indonesia. Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai