0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
96 tayangan12 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Merwatin adalah kegiatan adat Lampung Pepadun untuk memperkenalkan istri baru kepada masyarakat dan menjelaskan latar belakangnya
2. Proses merwatin terdiri dari persiapan dengan memberitahu keluarga, pelaksanaan dengan mengundang perwatin, dan pengambilan keputusan
3. Tujuan merwatin adalah menerima istri ke dalam adat dan masyarakat Lamp
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Merwatin adalah kegiatan adat Lampung Pepadun untuk memperkenalkan istri baru kepada masyarakat dan menjelaskan latar belakangnya
2. Proses merwatin terdiri dari persiapan dengan memberitahu keluarga, pelaksanaan dengan mengundang perwatin, dan pengambilan keputusan
3. Tujuan merwatin adalah menerima istri ke dalam adat dan masyarakat Lamp
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Merwatin adalah kegiatan adat Lampung Pepadun untuk memperkenalkan istri baru kepada masyarakat dan menjelaskan latar belakangnya
2. Proses merwatin terdiri dari persiapan dengan memberitahu keluarga, pelaksanaan dengan mengundang perwatin, dan pengambilan keputusan
3. Tujuan merwatin adalah menerima istri ke dalam adat dan masyarakat Lamp
FKIP Unila Jalan. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145 Telepon (0721) 704 947 faximile (0721) 704 624 e-mail:sputra2291@yahoo.com
Merwatin is an activity that carry out by penyimbang adat (Perwatin) in
custom discussion, in case of marriage, adoption or circumcision. The aims of the research to know how the process of implementation merwatin on PepadunLampung society in Srimenanti village, Waykanan. The method in this research is deskriptif method. Data analysis technique used is qualitative data. The results of this research is merwatin process. They are consists of activities that firstly advance preparation merwatin that tell the whole family, close and relatives family.Merwatin implementation is inviting all Perwatin in the residence of person which haswork. They has function to share if there is intent and submit time of Perwatin attendant to foster&resolve all issues related to tradition. The end of Perwatin, a decision is made and set the entire the cost, then the host tell to big family.
Merwatin merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh penyimbang
adat (Perwatin) dalam bermusyawarah adatbaik dalam hal perkawinan, pengangkatan anak maupun khitanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimanakah Proses pelaksanaan Adat Merwatin pada masyarakat LampungPepadun di Kampung Srimenanti Kabupaten Waykanan.Metode yang digunakan adalahmetode deskriptif.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif.Hasil penelitian ini adalah proses kegiatan merwatin terdiri dari Persiapan Merwatin yaitu terlebih dahulu memberitahu seluruh keluarga dan kerabat jauh dekat. PelaksanaanMerwatinyaitu mengundang seluruh penyimbang adat dikediaman yang memiliki kerjaan untuk menyampaikan bahwa tuan rumah ada hajad dan menyerahkan kepada perwatin yang hadir untuk membina dan menyelesaikan seluruh masalah yang berhubungan dengan adat. Penutup Merwatin,dalam kegiatan inikeputusan sudah diambil dan menetetapkan seluruh biaya kemudian pihak tuan rumah menyampaikan kepada keluarga besar.
Kata kunci: adat merwatin, merwatin, perwatin
PENDAHULUAN Didalam Undang – Undang Dasar
Indonesia memiliki keanekaragaman 1945 pasal 32 yang menyatakan bahwa: kebudayaan suku bangsa yang merupakan Pemerintah memajukan kebudayaan Nasional. aset dari kebudayaan nasional adalah Kemudian dalam penjelasannya ditegaskan bersumber dari puncak-puncak terindah, bahwa : Kebudayaan bangsa Indonesia adalah terhalus, terbaik dari kebudayaan daerah. kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha Begitu pentingnya kebudayaan budinya rakyat Indonesia seluruhnya. sehingga pemerintah memandang perlu untuk Kebudayaan Lama dan asli yang terdapat melastarikannya. sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia terhitung Manusia adalah mahluk sosial yang sebagai kebudayaan bangsa. Usaha berarti bahwa manusia saling membutuhkan kebudayaan harus menuju kearah kemajuan satu sama lainnya, begitu juga pada setiap adat dan persatuan, dengan tidak bahan-bahan manusia yang berlainan jenis kelamin saling baru dari kebudayaan asing yang dapat membutuhkan untuk dijadikan teman dikembangkan atau memperkaya kebudayaan hidupnya, dengan diwujudkan dalam satu bangsa sendiri. Serta mempertinggi derajat ikatan perkawinan. kemanusian bangsa Indonesia ( UUD 1945: 1 Perkawinan dalam arti ini membentuk : 2011 ). rumah tangga dalam masyarakat masing- Dengan demikian jelaslah bahwa masing suku bangsa berarti juga membentuk pemerintah ikut memajukan, melastarikan dan perbedaan dan persamaannya antara adat yang mengembangkan atau memperkaya satu dengan adat yang lainnya. kebudayaan nasional Indonesia yang dijiwai Kebudayaan daerah Indonesia yang Pancasila sebagai kebudayaan bangsa. beranekaragam menjadi suatu kebanggaan Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu sekaligus tantangan untuk mempertahankan yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang serta mewariskan kepada generasi normatif, yaitu mencakup segala cara-cara selanjutnya. atau pola pikir, merasakan dan bertindak. Salah satu provinsi di Indonesia yang Dengan kata lain “ Kebudayaan adalah memiliki beragam suku bangsa dengan kompleks yang mencakup pengetahuan, berbagai jenis adat istiadat dan kebudayaan kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat adalah provinsi Lampung yang beribukota di istiadat, dan kemampuan-kemampuan serta Bandar Lampung. kebiasaan yang didapatkan oleh manusia Ada banyak suku yang berdiam di sebagai anggota dari masyarakat “ Soerjono daerah Lampung antara lain Suku Lampung Soekanto, 1986 . 154 ) beradat Pepadun dan Saibatin, Jawa, Sunda, Keanekaragaman kebudayaan ini Palembang, Padang, Bengkulu, Jambi, Aceh dapat dilihat dari adanya perbedaan suku dan lain-lain. bangsa, bahasa, makanan, mata pencaharian, Keanekaragaman kebudayaan ini, bagi agama, kesenian daerah, adat istiadat, dan bangsa Indonesia bukanlah menjadi lain-lain. penghalang untuk bersatu.Sesuai dengan Menurut Koentjaraningrat (1985:89) semboyan yang dimiliki bangsa Indonesia bahwa keanekaragaman kebudayaan tidak yaitu Bhineka Tunggal Ika yang mengandung saja menyebabkan perbedaan dalam gaya dan makna berbeda-beda namun tetap satu jua. pola hidup, tetapi juga menyebabkan Setiap suku bangsa dengan berbagai perbedaan-perbedaan terhadap nilai-nilai, latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda pengertian atau makna tentang peralihan tersebut mampu hidup berdampingan serta tingkat. Peralihan tingkat yaitu peralihan di tumbuh dan berkembang dalam mana perkembangan anak dari masa balita, melangsungkan kehidupan. remaja, dewasa dan masa tua. Indonesia terkenal kaya akan budaya Sepanjang hidup yang dalam ilmu dan kekayaan alamnya begitu juga yang ada antropologi disebut stage a long the life cycle di propinsi lampung, adat istiadat pun banyak seperti masa bayi, masa penyapihan, masa ragamnya contoh kecilnya hukum adat remaja, masa pubertet, masa sesudah nikah, perkawinan Suku lampung Lampung Pepadun masa tua dan sebagainya. yang ada di Kecamatan Negara batin yaitu di Berdasarkan pengertian di atas maka Kampung Srimenanti. keanekaragaman budaya tidak melihat pola Di mana masyarakat asli orang dan gaya hidupnya saja tetapi dapat dilihat Lampung yang menikahi wanita yang bukan dari perbedaan-perbedaan terhadap nilai-nilai Suku lampung atau Suku lain. Maka di atau peralihan tingkat yaitu peralihan di mana anjurkan melakukan acara adat perkawinan perkembangan anak dari masa balita, remaja, merwatin, perkawinan merwatin yaitu dewasa dan masa tua. perkawinan antara dua, antara seorang laki - laki dan seorang perempuan, untuk Tata-Titi Gumanti adalah membentuk rumah tangga yang disyahkan kelengkapan yang harus dipenuhi oleh berdasarkan ketentuan Agama, Negara, dan mempelai yang akan melaksanakan adat istiadat. pernikahan. Sedangkan merwatin itu salah satu Sehingga perlu kehadiran para rangkaian upacara adat lampung pepadun penyimbang adat atau penyimbang marga untuk memasukkan isteri ke dalam adat untuk bermusyawarah, menghadirkan lampung atau cakak pepadun sekaligus masyarakat sekitar seperti saudara, tetangga menerangkan asal usul isteri maupun tempat yang mencakup satu lingkungan perkawinan. tinggalnya. Semuanya itu memerlukan biaya Begitu juga apabila masyarakat untuk kelengkapan jamuan hidangan makanan lampung yang menikah dengan orang ringan berupa kue-kue sampai makan berat lampung namun berbeda daerah atau marga berupa nasi, lauk pauknya dan pada umumnya adatnya maka dianjurkan pula melaksanakan dianjurkan memotong hewan berkaki empat acara adat merwatin, dimaksudkan guna seperti kerbau atau Sapi, dan paling minimal untuk menerangkan kepada masyarakat kalau tidak mampu membeli kerbau atau sapi bahwa wanita yang di nikahi bukan Suku maka boleh memotong hewan yang akan Lampung maupun bukan satu marga. dikurbankan sebagai pengganti kerbau atau Apabila telah dilaksanakan acara adat sapi yaitu kambing. perkawinan merwatin maka wanita tersebut Teriring dengan itu banyak hal yang mendapatkan pengakuan dari masyarakat membuat masyarakat tidak melaksanakan Lampung Adat Pepadun yang ada di perkawinan merwatin yaitu memerlukan Kampung Srimenanti Kecamatan Negara waktu dan tenaga, minimnya pemahaman Batin Kabupaten Waykanan sebagai Warga masyarakat terhadap perkawinan merwatin, Lampung Adat Pepadun Kampung kurangnya tingkat kepedulian masyarakat Srimenanti. lampung terhadap adat perkawinan merwatin Jika adat perkawinan merwatin tidak dan terkadang timbul anggapan bahwasanya dilaksanakan maka wanita tersebut tidak perkawinan adat merwatin atau cakak mendapat pengakuan sebagai masyarakat pepadun itu tidaklah terlalu penting. lampung Adat Pepadun Kampung Srimenanti, Secara Etimologis kata Punyimbang tidak mendapatkan gelar sebagaimana berasal dari kata Pun dan Nyimbang, Pun mestinya yang berlaku bagi masyarakat berarti yang dihormati dan dituakan, Lampung Pepadun Waykanan, Gelar itu sedangkan Nyimbang berarti mengimbang diberikan pada waktu sebelum akad nikah dan mewarisi. Jadi penyimbang berarti yang dimusyawarahkan oleh para seseorang yang dihormati karena keturunan ( penyimbang adat. Junaiyah Hm, dkk, 1990 : 7 -15). Sehingga pada saat Resepsi Punyimbang adalah pemimpin adat pernikahan kedua mempelai tidak yang diperoleh secara turun temurun, diperkenankan memakai pakaian adat, jika Punyimbang seperti ini dianut oleh Ulun mempelai tidak melaksanakan cakak pepadun Lampung Saibatin. Sedangkan atau merwatin. Kepunyimbangan dalam arti kedudukan Ketika mempelai tetap menggunakan seseorang sebagai pemuka adat di samping pakaian adat maka mempelai tersebut urutan kedudukannya sebagai anak laki-laki dikenakan sanksi atau denda sesuai dengan tertua menurut garis hierarki keturunan ketentuan adat yang berlaku di Kampung masing-masing (Ali Imron, 2005 :100).Sistem Srimenanti. kekerabatan adalah hubungan berdasarkan Perkawinan merwatin juga pada model hubungan yang dipandang antara memerlukan proses administrasi di mana hasil seorang ayah dengan anak serta seorang ibu dari administrasi tersebut masuk ke kas adat, dengan anak (Ali Imron, 2005 : 27). dan tidak ketinggalan ada juga syarat-syarat Masyarakat adalah sekumpulan yang terdiri dari Tati-Titi Gumanti. manusia yang saling berinteraksi serta memiliki suatu ikatan yang kuat karena Menurut Muhammad Ali (1985 : 120), memiliki latar belakang yang sama, Metode desktiptif adalah” metode yang mempunyai ikatan batin yang sama antara digunakan untuk memecahkan masalah yang mereka serta tata cara dari wewenang dan sedang dihadapi pada situasi sekarang, yang kejasama antara berbagai kelompok kemudian dilakukan dengan menempuh langkah- mempunyai hubungan timbal balik antar langkah pengumpulan data, klasifikasi data mereka . dan analisis pengolahan data, membuat Kata kebudayaan berasal dari bahasa gambaran tentang suatu keadaan secara sansekerta yaitu “ Budhayah “ yang obyektif dalam suatu deskriptif. merupakan bentuk jamak dari kata budhi , Variabel penelitian ini merupakan yang berarti budi atau akal. Sehingga konsep dari gejala yang bervariasi yaitu objek kebudayaan dapat diartikan sebagai hal yang penelitian. bersangkutan dengan budi atau akal ( Soejono Menurut Muhammad Nazir definisi Soekanto, 1996 : 154). operasional adalah suatu definisi yang Menurut Koentjaraningrat kebudayaan diberikan pada suatu variabel atau konstrak adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dengan cara memberikan arti atau dan hasil karya manusia dalam rangka menspesifikasikan kegiatan ataupun kehidupan masyarakat yang dijadikan milik memberikan suatu operasional yang diri manusia dengan belajar diperlukan untuk mengukur konstrak atau (Koentjaraningrat, 1996:154). variabel tersebut (Moh. Nazir, 1985; 162). Menurut E.B. Taylor, kebudayaan Menurut Masri Singarimbun dan adalah kompleks yang mencakup Sofian Efendi definisi operasional adalah pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, unsur penelitian yang memberitahukan hukum dan istiadat dan lain- lain kemampuan bagaimana caranya mengukur suatu variabel serta kebiasaan- kebiasaan yang didapat atau memberi petunjuk pelaksanaan manusia sebagai anggota masyarakat bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Soerjono Soekanto, 1986 : 154 ). (Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, 1989; Sistem nilai budaya merupakan 40). tingkat paling abstrak dari adat.Sistem nilai Dengan demikian maka definisi budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang operasional variabel adalah suatu petunjuk hidup dalam alam pikiran warga masyarakat yang memberitahukan cara mengukur suatu mengenai hal-hal yang mereka anggap variabel dengan cara memberikan arti atau bernilai dalam hidup (Koentjaraningrat, 1984; menspesifikasikan kegiatan agar mudah 25). diteliti. Setiap masyarakat selama hidupnya Pemahaman tentang informan ini pasti mengalami perubahan. Perubahan- penting karena peneliti budaya mau tidak mau perubahan ini dapat mengenai nilai-nilai akan berhadapan langsung dengannya. sosial, norma sosial, pola-pola prilaku, lapisan Informan adalah seseorang atau ketua masyarakat, interaksi sosial dan sebagainya adat yang memiliki pengetahuan budaya yang (Seorjono Soekanto, 1986; 234). diteliti (Suwardi Endraswara 2006; 119). METODE PENELITIAN Narasumber yang dipilih berdasarkan Metode yang digunakan penulis dalam kriteria-kriteria tertentu karena itu maka perlu penelitian ini adalah metode penelitian dipilih orang yang benar-benar mengetahui deskriptif. Metode deskriptif menurut objek yang akan diteliti. Winarno Surachmad (1984 : 139) adalah” Syarat-syarat seseorang informan peyelidikan yang mengurutkan, menganalisis adalah jujur, taat pada janji, patuh pada dan mengklasifikasikan penyelidikan dengan peraturan, suka berbicara, tidak termasuk meode survey, teknik wawancara, angket pada salah satu kelompok yang bertikai dalam observasi, analisis kuantitatif, studi kasus, latar belakang penelitian dan mempunyai studi kompratif, studi gerak dan waktu, serta pandangan tertentu tentang peristiwa yang studi kooperatif atau operasional. terjadi. Informan dalam penelitian ini dipilih membandingkan suatu keterangan atau secara purposive sampling (mengambil orang informasi penjelasan atau dokumentasi dalam yang telah dipilih secara cermat oleh peneliti). naskah atau informasi tertulis. Pemilihan informan didasarkan atas subjek Menurut Suharsimi Arikunto, “ yang menguasai permasalahan, memiliki data Teknik dokumentasi adalah mencari data dan bersedia memberikan data dalam mengenai hal-hal atau variable berupa penelitian ini. catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, Informan yang dipilih berdasarkan prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria informan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 1986 : 236). pada penelitian ini adalah : Pada penelitian ini salah satu teknik 1. Tokoh masyarakat atau tokoh adat pengumpulan data yang digunakan adalah Tokoh adat dalam penelitian ini adalah teknik wawancara. Wawancara atau metode orang yang dianggap memahami secara interview, mencangkup cara yang mendalam tentang adat istiadat orang dipergunakan seseorang untuk tujuan suatu LampungPepadun Way Kanan dan tugas tertentu, mencoba mendapatkan penduduk asli setempat. keterangan atau pendirian secara lisan dari 2. Informan memiliki ketersedian dan waktu seorang responden, dengan bercakap-cakap yang cukup. berhadapan (Koentjaraningrat, 1973: 162). 3. Dapat dipercaya dan bertanggung jawab Teknik ini untuk mencari keterangan atas apa yang dikatakannya. secara lengkap, berdasarkan difinisi tersebut 4. Orang yang memahami objek yang maka peneliti melakukan teknik wawancara diteliti. dengan tokoh-tokoh adat di Kabupaten Way Kanan yang mengerti dan memahami tentang Pada dasarnya teknik observasi Kepunyimbangan AdatLampung Pepadun digunakan untuk melihat atau mengamati Waykanan di Kampung Srimenanti perubahan fenomena sosial yang tumbuh dan Kecamatan Negara Batin Kabupaten berkembang yang kemudian dapat dilakukan Waykanan . penilaian atas perubahan tersebut. Bentuk wawancara yang digunakan Observasi adalah pengamatan yang dalam penelitian ini adalah wawancara dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai terstruktur dan wawancara tidak berstruktur. fenomena sosial dan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan penelitian. a. Wawancara Terstruktur Observasi menurut Mardalis ialah teknik yang digunakan dalam rangka Dalam wawancara terstruktur mengumpulkan data dalam suatu penelitian, pewawancara menyapaikan beberapa yang merupakan hasil perbuatan jiwa secara pertanyaan yang sudah disiapkan aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang pewawancara sebelumnya.(Esther diinginkan. Kuntjara, 2006: 168). Jadi wawancara Tehnik Observasi ini bertujuan untuk terstruktur yakni wawancara yang membantu peneliti dalam mengumpulkan data dilakukan dengan terlebih dahulu dengan mengadakan observasi langsung menyusun pertanyaan dalam bentuk terhadap obyek masalah yang sedang diteliti dibatasi.Hal ini dilakukan agar ketika sehingga mendapatkan data yang berkaitan informan memberikan keterangan tidak dengan Proses Merwatin pada masyarakat melantur kemana-mana. Adat LampungPepadun Waykanan di Kampung Srimenanti Kecamatan Negara b. Wawancara Tidak Berstruktur Batin Kabupaten Waykanan. Wawancara tidak terstruktur dilakukan Tehnik dokumentasi menurut pada awal penelitian, karena terkadang Komarudin (1997 ; 50) adalah sesuatu yang informan memberikan keterangan kadang memberikan bukti dimana dipergunakan muncul jawaban yang tidak terduga yang sebagai alat pembukti atau bahan-bahan untuk tidak akan muncul pada saat wawancara terarah dilakukan, dan hal itu biasa a. Mencari data-data yang relevan dengan menambah informasi yang diperoleh penelitian. terkait informasi yang akan diteliti. b. Menyusun data-data dan menyeleksi Berdasarkan pernyataan tersebut data-data yang diperoleh dari sumber maka teknik wawancara digunakan dalam yang didapat di lapangan. penelitian ini untuk mendapatkan informasi secara langsung melalui tanya-jawab dengan c. Setelah semua data diseleksi barulah informan, sehingga mendapatkan informasi ditarik kesimpulan dan hasilnya lebih jelas. dituangkan dalam bentuk penulisan. Menurut Kartini Kartono mengemukakan bahwa “ Angket adalah Suatu HASIL DAN PEMBAHASAN penyelidikan mengenai suatu masalah yang Berdirinya Kampung Srimenanti umumnya banyak menyangkut kepentingan berawal dari tempat pemukiman atau juga umum (orang banyak) dilakukan dengan jalan sering disebut dengan pedukuhan, orang mengedarkan suatu daftar pertanyaan tertulis kampung menyebutnya dengan umbulan. kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan Umbulan ialah tempat masyarakat kampung jawaban atau tanggapan seperlunya ( Kartini melakukan usaha, yakni berladang. Kartono, 2008 : 200 ). Berladang bagi orang kampung pada Teknik angket digunakan dalam mulanya adalah suatu usaha membuka hutan penelitian ini adalah teknik angket. Teknik dengan cara tebang tebas, baru kemudian angket ini akan disebarkan kepada masyarakat dibakar dan setalah itu baru dilakukan Lampung Adat Pepadun yang berada di pembersihan. Kampung Srimenanti Kecamatan Negara Setelah dilakukan pembersihan ladang Batin Kabupaten Waykanan yang isinya yang sudah dibakar, kegiatan berikutnya adalah daftar pertanyaan yang diperlukan. adalah melakukan cocok tanam padi yang Pada penelitian ini penulis disebut nugal. menggunakan teknik analisis data kualitatif Selesai nugal baru di ikuti dengan karena data yang diperoleh bukan berupa menanam tanaman-tanaman lain, seperti : angka-angka sehingga tidak dapat diuji secara Pisang, pepaya. Kelapa, nangka, singkong statistik. Selain itu analisis data kualitatif (kikim) dan tanaman-tanam lain, termasuk, yang dapat memberikan penjelasan yang jehe, kemangi, dan jenis rempah-rempah lain. nyata dalam kehidupan kita sesuai dengan hal Namun, sebelum penanaman atau yang akan di teliti. nugal, harus lebih dahulu membuat rumah Bogdan dan Totylor (dalam Lexy J. yang di sebut Sapu, karena sapu merupakan Moleong 2004 : 280) mendefinisikan analisis hal yang pokok sebagai tempat tinggal atau data sebagai proses yang merinci usaha secara bermukim (minok). formal untuk menentukan tema dan rumusan Dalam mendirikan umbulan, tidak hipotesis (ide), seperti yang disarankan oleh hanya dilakukan seorang diri atau satu kepala data dan sebagai usaha untuk memberikan keluarga (KK) saja, tapi biasanya berkawan bantuan pada tema dan hipotesis itu. atau berpasang-pasang, bisa terdiri sampai Langkah-langkah dalam penelitian berpuluh-puluh pasang, yang biasanya masih menganalisis data dalam penelitian adalah mempunyai satu ikatan darah atau keluarga, sebagai berikut : untuk memudahkan segala urusan dan masih satu hati, yakni senasib sepenanggungan. 1. Reduksi Data Kegiatan seperti diatas yang membuka 2. Penyajian Data umbulan ini terus menerus dan berlanjut, 3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi sehingga sesuai dengan perkembangannnya, maka semakin tahun akan semakin banyak Adapun langka-langkah yang akan orang yang pindah atau membuka dilakukan peneliti dalam mengambil suatu peladangan, dan inilah yang kemudian kesimpulan adalah : membentuk suatu kampung. Karena penduduk dari umbulan tadi Dan setelah itu maka harus dipenuhi semakin banyak, melahirkan suatu pemikiran tentang aparat-aparat pemerintahan kampung, dan hasrat untuk mendirikan kampung atau yang sejak dulu memang disebut dengan pemukimana baru. kepala kampung yang dibantu oleh beberapa Menurut penjelasan tokoh kampung, orang kepala-kepala suku, dan petugas bahwa “Kampung srimenanti diresmikan keamanan kampung berdiri sebagai kampung pada tahun 1871, Proses persiapan yang dilakukan pada yakni zaman pemerintahan Belanda “ (Hasil acara merwatin yaitu ngejuk pandai radik wawancara dengan Hasan Pukuk Jadi, 17 Juni sekeli (keluarga). Karena keluarga inti, atau 203). keluarga yang punya kerjaan yang dalam Berdirinya suatu kampung yang baru, bahasa adat nya disebut dengan sai kedau harus ada persetujuan dari tokoh- tokoh rasan sudah ada jadwal pekerjaan kapan akan kampung sebelumnya, yakni : Tokoh dilaksanakan. masyarakat, tokoh adat, tokoh agama. Setelah Pemandai kepada keluarga oleh yang ini disepakati, kemudian diperlukan juga punya rasan, biasanya ditunjuk atau diberi pengesahan dari pemerintahan yang berkuasa tugas atau dipercayakan kepada anak pada waktu itu, seperti ; Pesirah Marga, benulung tuha, yaitu anak dari tante atau yang Pembarob, Demang, yang meng-atas disebut dengan keminan yang punya kerjaan, namakan pemerintahan kolonial Belanda. yaitu anak dari keminan yang laki-laki yang Ini tidak hanya sebatas permohonan paling tua dan sudah berkeluarga. saja, namun disertai dengan kewajiban Sedangkan yang akan ngejuk pandai membayar biaya atau Dau pada waktu itu jama keluarga yang perempuan yang juga disebut dengan upeti kepada Pesirah Marga disebut dengan Tulak hanau, adalah bangkih dan keroni-keroninya, minimal 3 (tiga) ekor badan keminan tuha tersebut. Keluarga yang kerbau jantan besar yang disebut kerbau karai. diberi tahu, adalah seluruh keluarga baik dari Persyaratan suatu kampung sebelum pihak bapak maupun dari pihak ibu, arti dari diresmikan atau berdiri menurut adat lampung pihak batangan dan dari pihak kelama, baik pepadun waykanan, harus sudah memiliki yang jauh maupun yang dekat. seperti : Sesat (balai desa), tangga raja Pemberitahuan atau pemandaian ini (tempat pangkalan mandi), dan pusiban ( tidak hanya sekedar memberitahu, tetapi juga tempat perwatin bila sore-sore ngobrol ). mengharapkan kehadiran atau kedatangan Sedang sarana lain untuk keperluan seluruh keluarga atau redik sekelik, pada adat harus sudah ada, seperti : tala kulintang, setiap rangkaian acara yang akan jempana, tapis jungsarat dan lain-lain. dilaksanakan. Sedangkan persyaratan dari sudut Setelah dilakukan tugas berikutnya agama, sudah harus mendirikan Masjid adalah melaksanakan pepung keluarga, sebagai sarana ibadah, juga sudah dibangun pepung keluarga disini hampir sama dengan sekolah atas inisiatif dan swadaya masyarakat pembentukan panitia pekerjaan, namun disini setempat. adalah pembagian tugas atau pekerjaan yang Setelah berbagai macam sarana-sarana akan diemban atau dikerjakan oleh masing- diatas dilengkapi, baru dilakukan kegiatan masing pihak keluarga, baik pihak kemaman ritual menurut kebiasaan yang berlaku, yakni (Paman), pihak puari (Saudara), pihak tante kegiatan ngubali-bali tanah jenganan, waktu saudara bapak terhadap pihak yang acara ngebali-bali (Ngeruwah bumi) ini. perempuan atau disebut keminan dan anaknya Juga dikuti dengan hajat besar satu disebut dengan benulung, begitu juga tehadap kampung dengan cara memotong kerbau, pihak dari saudara ibu, baik yang laki-laki yang kepala kerbau tersebut di tanam di maupun perempuan yang disebut dengan tengah-tengah kampung. kelama. Tugas-tugas yang diberikan tidak Setelah kegiatan ini selesai dilakukan, semuanya sama, sangat tergantung dengan maka resmilah umbulan atau pedukuhan keadaan masing-masing yang bersangkutan. tersebut menjadi kampung. Dalam hal pembagian pekerjaan, maka pihak batangan harus membentuk rumah atau batangansudah harus tau panitia, yang dalam bahasa adatnya disebut berapa jumlah Perwatin yang diundang, dengan “Penglaku“ . yang menunjuk hal perlu diketahui karena penglaku adalah tetua dari batangan atau mempersiapkan bahan-bahan yang akan penyimbang jak sai kedau rasan. dihidangkan pada perwatin Dengan sudah terprogramnya jadwal Acara yang pertama dibuka oleh acara (Guwaian) yang akan dilaksanakan, pemandu acara, biasanya yang ditunjuk, maka pihak batangan sudah mempunyai dipilih salah satu satu dari para perwatin yang gambaran tentang acara-acara yang akan ada, yang masih muda dan dianggap mampu dilakukan, baik mengenai waktu, tempat, dan cakap untuk memimpin acara. petugas (Penglaku) pekerjaan, serta besarnya Setelah ada perwatin yang ditunjuk biaya-biaya yang harus dipersiapkan. sebagai pemandu acara maka, pemandu acara Sebab biasanya dalam hal gawi, biaya mohon izin kepada perwatin selaku ketua yang sudah dipersiapkan atau dianggarkan, dewan adat, tuan rumah atau batangan dan tidak pernah akan mengurang, tetapi seluruh perwatin yang hadir, serta sebaliknya akan membesar atau menambah. mengumumkan bahwa acara “Merwatin” Setelah ngejuk pandai (memberitahu) akan segera dimulai atau dilaksanakan. kepada seluruh keluarga, baik dari pihak Pemandu acara mengambil posisi, dan bapak maupun dari pihak ibu diberi tahu membuka acara, dengan ucapan yang pertama bahwa rasan/kerjaan, segara akan ialah, “Assalammualaikum Wr Wb. dilaksanakan, maka hal-hal yang harus Bismillahirohmannirrohim dan dilanjutkan dipersiapkan, dalam hal merwatin adalah dengan ucapan Alhamdulillahirobbil-alamin, sebagai berikut : baru dilanjutkan dengan ucapan Tabikpun Nabik-Tabik jama kuti rumpok unyin segala, 1. Masalah waktu dan tempat dimana akan penyimbang tuha raja, lebu kelama, kelepah dilakukan/dilaksanakan merwatin sudah puwari, temui semelang semelop jak unggak disepakati oleh pihak keluarga, terutama dan jak liba, sai hadir dilom acara pada rani oleh pihak dari keluarga mempelai / kubiyan sija “ Sikam ucapkan semoga segala calon pengantin laki-laki. Apakah akan ram sai wat dihalayak sija, mendapat dilaksanakan pada waktu malam hari, keselamatan dan lindungan jak Allah pagi hari atau pada sore hari. Waktu Subhanahuwataala, serta selawat ter-iring juga terdapat konsekwensi terhadap salam semoga selalu tercurah jama Junjungan urawan/Undangan pada perwatin. Nabi Besar kita Muhammad SAW ‘ Amien “ Karena watu juga memegang peranan ( Hasil wawancara, dengan M. Toha Penghulu yang menentukan pada waktu perwatin Kampung Srimenanti, 23 Juni 2013 ). bermufakat atau membahas hal-hal akan Setelah dilakukan persiapan, maka dibicarakan pada waktu merwatin. kegiatan merwatin dimulai. Pemandu acara Contoh, bila waktunya pagi atau malam membuka acara dengan mengucapkan kata- hari, biasanya pembicaraannya agak kata, marilah ram jama-jama ngebuka acara panjang atau alot. Tapi jika waktunya dirani pagi kubiyan sija, dengan dimulai pada siang hari, terutama mengucapkan “ Bismillahirohman-nirrohim “. dimulai pada waktu setelah atau Maka acara berikutnya, adalah sesudah jam satu (13,00.WIB). tidak pemandu acara mempersilakan pihak tuan akan berlama-lama, karena waktunya rumah (Batangan) dapat menyampaikan pendek, perwatinnya akan melakukan maksud atau hajat tuan rumah mengundang Sholat Azar dan tidak terlalu lama seluruh perwatin yang hadir pada hari ini. waktu Sholat Maqrib” (Hasil Setelah itu tuan rumah atau batangan Wawancara dengan Wabil Sutan menjelaskan, dan melaporkan kepada pihak Kedulatan, 21 Juni 2013). perwatin, bahwa acara adatnya akan 2. Persiapan juga menyangkut akomodasi, dilaksanakan dengan acara Begawi atau atau hidangan / Kani-an ( sai ti dengan acara adat penuh , atau setengah adat, undahkon jama Urawan perwatin). Tuan contoh : kalau acara adat penuh, maka akan dilaksanakan, Canggot ( Pesta adat ) yang Kemudian pihak batangan juga meng- dilaksanakan pada malam hari di Sesat atau kompromikan dan memohon bantuan, balai Kampung. masukan, kapan gawi atau kerjaan itu akan Tapi juga tetap akan dilaksanakan dilaksanakan, mohon dapat dihitung kapan acara resmi nasional , seperti resepsi pesta hari baik, bulan baik untuk dapat pernikahan pada waktu siang harinya, yang melaksanakan kerjaan atau gawi tersebut, dan mengundang orgen tunggal dan sebagainya. sudah itu pihak tuan rumah atau batangan Kemudian pihak batangan juga menyampaikan juga tentang besar kecil menjelaskan, bahwa sebelum acara begawi bentuk kerjaan, apakah gawi tersebut akan dan resepsi tersebut, juga akan dilaksanakan dilaksanakan dengan acara potong hewan. acara “ Sakral “ yakni acara ‘ Ijab-kabul / Dalam hal ini biasanya hewan yang Akad Nikah “ , pada acara sebelum Akad akan dipotong adalah hewan berupa kerbau Nikah atau Ijab Kabul, akan dilaksanakan dan pada umumnya jenis kerbaunya adalah terlebih dahulu acara adat, seperti : pemberian kerbau jantan atau kerbau karai, apakah gawi gelar atau ngejuk adok pada kedua calon tersebut akan melaksanakan pesta yang pengantin, atau pemberian panggilan. disebut dengan canggot adat, atau tidak. Dalam acara pemberian gelar Kalau acara tersebut akan biasanya, dipuimpin oleh ibu-ibu atau kaum melaksanakan canggot adat (pesta adat), perempuan dari pihak mempelai laki, dan tentunya akan dibentuk kepanitian atau diambil dari pihak tante atau bibik yang tertua Penglaku, dan akan menyiapkan sarana- atau disebut dengan Ibu punyimbang. Baru sarana lain : Seperti harus menyiapkan tempat seterusnya dengan ibu-ibu atau tante-tante begawi yakni Sesat (Balai Kampung). yang berikutnya. Kalau semua masalah-masalah itu Ucapan-ucapan dalam pemberian sudah dibahas dan sudah dapat disepakati nama atau gelar tersebut dilakukan sebagai oleh seluruh keluarga yang hadir dalam berikut ; Sudah disiapkan seorang Ibu sebagai pepung ( Kumpul ) tersebut, Maka dalam pemandu Acara, dan ibu tersebut pepung tersebut ditunjuk salah seorang dari mempersilakan satu-persatu ibu-ibu tadi keluarga tersebut sebagai ketua panitia untuk melaksanakan kegiatannya. (Penglaku), dan ketua panitia mulai menunjuk Penutup atau akhir dari rangkaian atau member tugas pekerjaan kepada acara merwatin, yakni kegiatan yang akan keluarga-keluarga yang lain, seumpamanya : dilaksanakan pada waktu berikutnya. Acara “ Siapa yang bertanggung jawab tentang ini adalah acara keluarga atau acara batangan ngurau atau ngulom (mengundang), siapa yang sepenuhnya dari keluarga besar yang yang bertanggung jawab tentang akan melaksanakan Gerok-Gawi atau mengumpulkan atau yang akan meminjam kerjaan, Dalam acara ini pihak batangan barang-barang yang akan dipergunakan dalam mengumpulkan atau mengundang redik- pelaksanaan pekerjaan tersebut, Siapa pula sekelik, kelepah -puware, lebu-kemaman, yang bertanggung jawab dalam menjaga anak bai- benulung, kemaman-keminan dan keamanan segala perlengkapan yang ada, seluruh keluarga yang masih mempunyai dalam ini biasanya yang ditunjuk sebagai hubungan darah. ketua panitia atau penglaku pekerjaan, adalah Kegunaan dari kumpul atau Pepung anak benulung ( Anak bibi) yang paling tua ini, ialah pihak batangan atau tuan rumah kalau dia sudah dewasa, kalau umpamanya ia menyampai beberapa hal yang berhubungan belum dewasa maka dicari dari pihak kelamo dengan kegiatan merwatin yang sudah atau kemaman(Hasil wawancara dengan dilaksanakan, disampaikan kepada seluruh Junaidi Abdul Latief, tanggal 24 Juni 2013). keluarga ialah, Alahamdulillah syukur bahwa Dalam kegiatan ini juga pihak tuan pihak perwatin sudah member izin dan sudah rumah, menyampaikan kepada seluruh redik – menghitung seluruh bea atau dau dari sekelik atau rumah, tentang dana (Dau) yang rangkaian gawi tersebut, sehingga gawi atau ada pada pihak tuan rumah, baik berupa uang kerjaan tersebut sudah dapat dilaksanakan. cash (Dau kontan), maupun berupa harta benda baik yang bergerak maupun yang tidak Maka dalam acara ngejuk pandai ini bergerak. pihak tuan rumah harus punya data dan teliti, Setelah pihak batangan (tuan rumah) sehingga kecil kemungkinan ada yang mengemukan tentang dana yang ada, baru terlupakan. Yang bertugas memanggil atau kemudian dari semua keluarga yang hadir, mengundang ( Ngejuk Pandai ) ini, biasanya satu persatu mulai angkat bicara, mulai setiap yang ditunjuk adalah Bibik yang paling tua. keluarga mengeluarkan pendapat dan Pepung keluarga adalah kumpul menyampaikan kesanggupan masing-masing keluarga besar yang akan melaksanakan tentang bantuan dalam kerjaan tersebut, ada pekerjaan atau berasan atau begawi, karena yang berupa uang (dau), ada yang berupa waktu, hari, tempat dan jenis pekerjaannya benda yang besaran dan jumlahnya tidak sudah ditentukan, maka tugas berikutnya sama, ini sangat tergantung pada kesanggupan adalah melaksanakan pepung keluarga. dan kemampuan dari masing-masing Pepung keluarga disini hampir sama keluarga. dengan pembentukan panitia pekerjaan, Setelah kemampuan dan kesanggupan namun disini adalah pembagian tugas atau tersebut dicatat oleh tuang rumah, dalam hal pekerjaan yang akan diemban atau dikerjakan ini biasa ada yang ditunjuk khusus untuk oleh masing-masing pihak keluarga, baik mencatatnya, dan mungkin adapula yang pihak kemaman (Paman), pihak puari langsung memberikan bantuannya pada waktu (Saudara), pihak tante saudara bapak terhadap itu. Dalam mengumpulkan dana atau dau pihak yang perempuan atau disebut tersebut, biasanya diselingi dengan senda keminandan anaknya disebut dengan gurau, tawa ria dan sindiran-sindiran, benulung, begitu juga tehadap pihak dari sehingga pertemuan (pepung) itu kelihatannya saudara ibu, baik yang laki-laki maupun harmonis dan terhibur sehingga tidak muncul perempuan yang disebut dengan kelama. ketegangan-ketegangan yang ada. Acara persiapan merwatin, adalah Kalau acara pepung ini sudah selesai, sebagai berikut, dimana pihak tuan rumah biasanya pihak tuan rumah atau batangan sudah menyiapkan tempat dan waktu kapan sudah menyiapkan santapan berupa makan, diadakan merwatin tersebut. maka semua keluarga yang hadir, baik bapak- Dalam acara ini sudah disiapkan bapak, ibu-ibu, muli meranai dan sanak- antara lain, tempat duduk para perwatin, sanak, secara bergiliran mengambil santapan, duduk para perwatin ditentukan dan Ngejuk pandai keluarga adalah hal ditempatkan sesuai dengan urutan status yang paling utama atau masalah pokok dalam kepangkatan adatnya. pelaksanaan kegiatan acara “ Merwatin “ Dan tokoh-tokoh sudah disiapkan kegiatan ini adalah untuk memberitahu tempat khusus. Juga sebelum perwatin datang, kepada semua pihak, terutama keluarga besar pihak tuan rumah sudah menyiapkan jauh atau dekat, bahwa pihak keluarga akan hidangan ringan yang disusun secara didalam melaksanakan hajat atau begawi. piring dan disusun diatas tikar, juga diikuti dengan hidangan atau ayakan rokok yang Oleh karena nya maka dalam diletakkan didalam gelas dan disiapkan juga kesempatan ini pihak keluarga memberitahu asbaknya. sekaligus mengundang dan mengharapkan Dengan maksud ketika perwatin kedatangan seluruh keluarga, baik keluarga datang sambali menunggu perwatin yang lain, dari pihak bapak begitu juga dari pihak ibu, para perwatin dapat ngobrol sesama perwatin serta sanak saudara lainnya beserta bujang dan tidak akan membosankan. atau gadis dan anak-anak serta kerabat dapat Kegiatan Acara Merwatin adalah hadir dalam acara yang akan dilaksanakan. acara pokok, yakni acara dalam membahas Karena apabila ada keluarga yang dan memperbincangkan acara tuan rumah terlupa atau terselip tidak dipanggil, ini akan yang akan dilaksanakan. menimbulkan pertanyaan, dan yang terselip Karena dilihat dan diperhatikan bahwa itu akan merasa sakit hati. seluruh undangan atau perwatin sudah hampir kumpul atau sudah kumpul, maka salah hajad dan menyerahkan kepada perwatin seorang dari perwatin yang ada dan ditunjuk yang hadir untuk membina dan sebagai pemandu acara, mulai membuka menyelesaikan seluruh masalah yang acara. berhubungan dengan adat (dauadat). Sebelum Acara dilanjutkan, maka 3. Kemudian pihak perwatin yang pembawa acara mempersilakan tuan rumah melaksanakan merwatin melakukan untuk menyampaikan kata sambutan sekali musyawarah dan merumuskan tentang menyampaikan maksud dari undangan seluruh persyaratan yang harus didanai tersebut. oleh tuan rumah, setelah itu tuan rumah Dalam penutupan acara merwatin, menyelesaikan seluruh biaya-biaya (dau pihak tuan rumah kembali meengumpulkan adat) berdasarkan hasil keputusan dan mengundang seluruh keluarga yang ada perwatin dalam acara merwatin kepada kembali untuk menyampaikan dan seluruh penyimbang yang ada. melaporkan bahwa kegiatan Merwatin sudah 4. Proses penutup Merwatin, dalam dilaksanakan dan sudah diputuskan waktu dan kegiatan ini berhubung keputusan sudah besar dau adatnya (Biayanya). diambil dan sudah ditetapkan seluruh Untuk berikutnya pihak tuan rumah biaya yang ditetapkan maka pihak tuan kembali memohon bantuan dan dukungan rumah menyampaikan kepada keluarga semua keluarga yang ada untuk dapat tentang waktu dan tempat serta biaya mensukseskan kegiatan atau gawi tersebut. yang diperlukan. Sehingga kegiatan Serta pihak tuan rumah menyampaikan seterusnya dapat dilaksanakan. persiapan dana yang bersedia dan barang- barang yang ada. DAFTAR PUSTAKA Kelanjutannya pihak undangan dan keluarga mulai menyampaikan satu persatu Ali Imron, 2005, Pola Perkawinan Saibatin. tentang bantuan-bantuan yang akan diberikan Universitas Lampung: Bandar kepada tuan rumah, ada yang berupa uang ada Lampung yang berupa barang dan sebagainya. Dengan demikian maka selesailah acara Merwatin Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur yang akan dilaksanakan, Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Bina Aksara. SIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan diatas Edward Raja, Mega Achamd. 1965, Adat kegiatan merwatin pada masyarakat Lampung Pepadun di Lampung, Adat Pepadun Srimenanti Waykanan http://mestaboh.com, 20 September dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai 2011. berikut : 1. Proses persiapan Merwatin dilakukan Hilman Hadikusuma, 2003. Hukum dengan cara terlebih dahulu Perkawinan Adat dengan Adat Istiadat memberitahu seluruh keluarga, kerabat dan Upacara Adatnya. Bandung: Citra jauh dekat, sanak dan family tentang Aditya Bakti. pihak tuan rumah akan melaksanakan gawi (kerjaan), setelah keluarga kumpul Kartini Kartono, 2008. Pemimpin dan maka dilaksanakan pepung keluarga Kepemimpinan. PT. Raja Garpondo (musyawarah keluarga) untuk Persada. Jakarta membicarakan bentuk acara, waktu acara, dan biaya atau dana acara. Koentjaraningrat,2003.Pengantar 2. Proses Merwatin, dalam hal ini adalah Antropologi –Jilid 1, cetakan kedua, mengundang seluruh penyimbang adat Jakarta: Rineka Cipta. atau perwatin di tempat kediaman yang memiliki gawi (kerjaan) untuk Komarudin,1997. Metode Penelitian menyampaikan bahwa tuan rumah ada Masyarakat. Jakarta-Gramedia. Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, 1989. pengantar. Jakarta:Raja Grafindo. Metodelogi Penelitian. Jakarta LPSES. Suharsimi Arikunto, 1986. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Mohammad Nasir,1985, Prosedur Penelitian Jakarta. Bina Aksara. ilmiah. Bandung. Angkasa. Suwardi Endraswara, 2006. Metode, Teori, Muhammad Ali,1985, Penelitian Teknik Penelitian Budaya. Pustaka Kependidikan dan Strategi, Bandung. Widyatama: Yogyakarta Angkasa. Winarno Surachmad, 1984. Pengantar Seorjono Soekanto.1986. Sosiologi suatu Penelitian Ilmiah. Angkasa: Bandung.