Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SOSIOLOGI PENDIDIKAN
TENTAN
SOSIALISASI DAN PENYESUAIAN DIRI DI
SEKOLAH

Disusun oleh :
Dimas Aditiya
Ikbal Adiguna

Dosen Pembimbing :
Yadi Setiawan, S.Pd., M.Pd.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat Menyusun makalah Sosiologi Pendidikan berjudul “Masyarakat dan
Kebudayaan Sekolah”. Penyusun makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sosiologi Pendidikan. Makalah ini disusun dari berbagai referensi mengenai judl tersebut.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dari pembaca yang bisa memotivasi penulis agar penulis bisa
lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
kepada pembaca. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing penulis meminta masukannya demi
oerbaikan pembuatan makalah penulis di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca.

Sukabumi, 9 Desember 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PNDAHULUAN................................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
C. Tujuan penulisan................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 2

1.Definisi sosialisasi dan prosesnya............................................................................... 2


A. Pengertian sosialisasi .......................................................................................... 2
B. Pengertian penyesuaian....................................................................................... 2
C. Proses sosialisasi.................................................................................................. 2
D. Nilai-nilai yang di anut di sekolah ..................................................................... 2

BAB III PENUTUP....................................................................................................... 3

A. Kesimplan .......................................................................................................... 3
B. Saran .................................................................................................................. 3

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, disampinag makhluk individu.
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini. Meskipun
manusia dilengkapi dengan cipta, rasa, dan karsa, namun manusia tidak akan mampu
memenuhi apa yang mereka butuhkan dengan kemampuannya sendiri. Manusia harus
berinteraksi dengan manusia lainnya agar kebutuhan mereka dapat terpenuhi. Selain
itu, manusia memilik rasa 1.ingin tau (homo coriousity) yang tinggi. Manusia ingin
mengetahui apa yang terjadi disekitarnya, apa yang terjadi dalam dirinya, bahkan
mereka ingin tau apa yang terjadi di alam semesta ini. Rasa ingin tau ini berkembang
karena pikiran manusia selalu mengalami perkembangan. Rasa ingan tau ini semakin
mendorong manusia untuk melakukan interaksi dengan manusia lainnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, kami dapat merumusan masalah dari
makalah ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana definisi sosialisasi dan prosesnya?
Bagaimana sosialisasi di sekolah?

C. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat muat beberapa tujuan dari pembahasa
ini yaitu sebagai berikut:
Untuk mengetahui definisi sosialisasi dan prosesnya.
Untuk mengetahui bagaimana sosialisasi di sekolah.
Untuk mengetahaui nilai-nilai yang di anut di sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN

1.Definisi Sosialisasi dan Prosesnya


A. Pengertian sosialisasi
Pengertian sosialisasi banyak disampaikan oleh para ahli antara lain yaitu Nasution
menyatakan bahwa proses sosialisasi adalah proses membimbing individu ke dalam
dunia sosial. Menurut pandangan Kimball Young sosialisasi ialah hubungan interaktif
yang dengannya seseorang mempelajari keperluan-keperluan sosial dan kultural yang
menjadikan seseorang sebagai anggota masyarakat. Pendapat dua ahli tersebut sama-
sama menyatakan bahwa sosialisasi merupakan proses individu menjadi anggota
masyarakat.
Pendapat tentang pengertian sosialisasi juga disampaikan oleh Gunawan yang
menyatakan bahwa sosialisasi dalam arti sempit merupakan proses bayi atau anak
menempatkan dirinya dalam cara atau ragam budaya masyarakatnya (tuntutan-
tuntutan sosiokultural keluarga dan kelompok-kelompok lainnya). Sedangkan
Soekanto menyatakan bahwa sosialisasi mencakup proses yang berkaitan dengan
kegiatan individu-individu untuk mempelajari tertib sosial lingkungannya, dan
menyerasikan pola interaksi yang terwujud dalam konformitas, nonkonformitas,
penghindaran diri, dan konflik. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa dalam
sosialisasi individu belajar menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sosialisasi
adalah proses individu dalam mempelajari keperluan-keperluan sosial dan kultural di
sekitarnya yang mengarah ke dunia sosial. Adapun Sosialisasi juga dapat diberikan
pengertian yaitu sebagai proses belajar yang dilakukan individu untuk dapat
berinteraksi dengan baik di dalam masyarakat, sehingga menjadi masyarakat yang
baik.
B. Pengertian Penyesuaian
Penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri
dan pada lingkungannya. Sehingga permusuhan, kemarahan, depresi, dan emosi
negatif lain sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis.
Dalam Pengertian yang lain dinyatakan bahwa penyesuaian diri dapat didefinisikan
sebagai suatu proses yang mencakup respon-respon mental dan perilaku yang
diperjuangkan individu agar dapat berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan
internal, ketegangan, frustasi, konflik, serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan
antara tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan
tempat individu berada.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri


adalah proses mengubah diri sesuai dengan norma atau tuntutan lingkungan dimana
dia hidup agar dapat berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal,
ketegangan, frustasi dan konflik sehingga tercapainya keharmonisan pada diri
sendiri serta lingkungannya dan akhirnya dapat diterima oleh kelompok dan
lingkungannya.
Kriteria Penyesuaian Diri
Scheneiders mengemukakan beberapa kriteria penyesuaian yang tergolong baik
(well adjusment) yaitu ditandai dengan::
pengetahuan dan tilikan terhadap diri sendiri
pengendalian diri dan perkembangan diri
tujuan dan arah yang jelas
rasa tanggung jawab
adaptabilitas
memiliki minat yang besar dalam bekerja dan bermain
orientasi yang menandai terhadap realitas.
Variasi penyesuain diri
Empat variasi penyesuaian diri yang lebih penting dan krusial dalam kehidupan
seorang manusia yaitu:
Penyesuaian dengan dirinya sendiri (Personal Adjustment)
Penyesuaian sosial (Social Adjustment)
Penyesuaian diri dengan pernikahan (Marital Adjustment)
Penyesuaian diri dengan pekerjaan (Vocational Adjustment).

C. Proses Sosialisasi
Sosialisasi terjadi melalui conditioning oleh lingkungan yang menyebabkan individu
memperlajari pola kebudayaan yang fundamental seperti berbahasa, cara berjalan,
duduk, makan, apa yang dimakan, berlaku sopan, mengembangkan sikap yang
dianut dalam masyarakat seperti sikap terhadap agama, seks, orang yang lebih tua,
pekerjaan, rekreasi, dan segala sesuatu yang perlu bagi warga masyarakat yang baik.
belajar norma-norma kebudayaan pada mulanya banya kterjadi di rumah dan sekitar,
kemudian di sekolah, bioskop, televisi dan lingkungan lain.
Disamping itu ada lagi bentuk pelajaran sosial yang bersifat pribadi, misalnya,
seorang suka atau tak suka akan orang minta-minta, ular, main kartu, dan
sebagianya. Pengalama nserupa itu tidak hanya merupakan bagian dari kebudayaan,
akan tetapi corak pribadi.
Sosialisasi akan tercapai melalui komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya.
Pola kelakuan yang diharapkan dari anak terus-menerus disampingkan dalam segala
situasi dimana ia terlibat.
Sosialisasi di sekolah
Sekolah memegang peranan penting dalam proses sosialisasi anak, walaupun
sekolah merupakan hanya salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas
pendidikan. Anak mengalami perubahan dalam kelakuan sosial setelah ia masuk ke
sekolah. Di rumah anak hanya bergaul dengan orang yang terbatas jumlahnya,
terutama dengan anggota keluarga dan anak-anak tetangga.Suasana di rumah adalah
informal dan banyak kelakuan yang diijinkan.
Di sekolah anak itu mengalami suasana yang berbeda.Anak bukan lagi sebagai anak
istimewa yang diberi perhatian khusus oleh ibu guru, melainkan hanya salah seorang
di antara puluhan murid lainnya.Untuk itu anak harus mengikuti peraturan yang
bersifat formal yang tidak dialami anak di rumah dan dengan sendirinya membatasi
kebebasannya.
Dengan susasana kelas yang berbeda dengan suasana rumah maka anak itu melihat
dirinya sebagai salah seorang di antara anak-anak lainnya. Demikian rasa egosentris
berkurang dan digantikan oleh kelakuan yang bercorak sosial. Jadi saat di sekolah
anak itu belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang baru yang
memperluas keterampilan sosialnya.Ia juga berkenalan dengan anak yang berbagai
ragam latar belakang dan belajar untuk menjalankan pernanannya dalam sruktur
sosial yang dihadapi di sekolah.
Dalam perkembangan fisik dan psikologis anak, selanjutnya anak itu memperoleh
pengalaman-pengalaman baru dalam hubungan sosial dengan anak-anak lainnya
yang berbeda status sosial. Lambat laun ia akan membebaskan diri dari ikatan rumah
tangga untuk mencapai kedewasaan dalam hubungan sosialnya dengan masyarakat
luas.
Sekolah merupakan lembaga tempat anak terutama diberi pendidikan intelektual,
yakni mempersiapkan anak untuk sekolah yang lebih lanjut.Olehh sebab tugas itu
cukup penting dan bera, maka perhatian sekolah sebagian besar ditunjukan kepada
aspek intelektual anak.Aspeklain seperti pendidikan moral melalui pendidikan
agama dan moral pancasila juga diperhatikan.
Untuk mengetahui hingga manaka pendidikan sosial di sekolah di lakukan, kita perlu
mempelajari hal-hal berikut:
Nilai-nilai yang di anut di sekolah
Corak kepemimpinanan, apakah otokratis dan demokratis
Hubungan antar murid, apakah misalnya terutama di pengaruhia oleh suasana
persaingan atau kerja sama.
D. Nilai-Nilai Yang di Anut di Sekolah
Pada umunya nilai-nilai yang dianut disekolah sejalan dengan yang berlaku dalam
masyarakat sekitarnya. Anak-anak dikirim ke sekolah dengan tujuan agar mereka
dididik menajdi manusia sesuai dengan cita-cita masyarakat. Untuk seluruh warga
Indonesia berlaku pancasila sebagi falsafah dan pandangan hidup bangsa dan dasar
negara. Dalam hal ini terdapat kesamaan bagi seluruh bangsa dan dengan demikian
bagi seluruh masyarakat sekolah. Ada pula norma-norma yang dianut oleh
masyarakat tempat sekolah itu berada yang perlu diperhatikan oleh sekolah. Norma-
norma yang diajarkan di sekolah tak boleh bertentangan dengan adat-istiadat
masyarakat sekitar. Antara sekolah dan masyarakat harus ada kesesuain dan
hubungan mengani norma-norma dan nilai-nilai. Dalam hal in mungkin ada
perbedaan antara norma-norma kelakuan yang diajarkan di sekolah di berbagai
daerah di negara kita, yang tentunya tak boleh bertentangan dengan falsafah bangsa
kita.
Nilai-nilai di sekolah juga ditentukan oleh guru-guru. Norma-norma kelakuan yang
diajarkan oleh guru tak dapat tiada menurut apa yang dianggapnya baik. Norma-
norma itu mungkin banyak diperolehnya selama pendidikannya sebagai guru. Oleh
sebab lembaga pendidikan guru mempunyai kurikulum nasional, besar kemungkinan
guru-guru menganut norma-norma yang banyak persamaannya. Maka dari itu dapat
diharapkan banyak kesamaan pada norma kelakuan yang diajarkan kepada anak-
anak diseluruh negara. Ada pula nilai-nilai dan norma kelakuan yang berlaku
dikalangan murid-murid sendiri. Murid-murid biasanya merasa dirinya kompak,
yakni bersatu padu terhadap murid-murid sekolah atau kelas lain, bahkan juga
kompak terhadap guru. Perkelahian dengan sekolah lain sering terjadi karena rasa
kekompakan atau solidaritas in. bila salah seorang murid dihina atau ditantang
menurut tafsiran mereka, maka seluruh kelas atau sekolah berdiri dibelakangnya.
Dalam hal in mereka lebih dikuasai oleh emosi subyektif daripada pikiran rasional
yang obyektif. Teman sendiri selalu pada pihak yang benar dan sekolah lain sudah
pasti pihak yang bersalah.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
proses sosialisasi adalah proses membimbing individu ke dalam dunia sosial
sosialisasi adalah proses individu dalam mempelajari keperluan-keperluan sosial dan
kultural di sekitarnya yang mengarah ke dunia sosial. Adapun Sosialisasi juga dapat
diberikan pengertian yaitu sebagai proses belajar yang dilakukan individu untuk dapat
berinteraksi dengan baik di dalam masyarakat, sehingga menjadi masyarakat yang
baik. Sedangkan penyesuaian diri adalah proses mengubah diri sesuai dengan norma
atau tuntutan lingkungan dimana dia hidup agar dapat berhasil menghadapi
kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi dan konflik sehingga tercapainya
keharmonisan pada diri sendiri serta lingkungannya dan akhirnya dapat diterima oleh
kelompok dan lingkungannya.
Sosialisasi di sekolah, Sekolah memegang peranan penting dalam proses sosialisasi
anak, walaupun sekolah merupakan hanya salah satu lembaga yang bertanggung
jawab atas pendidikan. Anak mengalami perubahan dalam kelakuan sosial setelah ia
masuk ke sekolah. Di rumah anak hanya bergaul dengan orang yang terbatas
jumlahnya, terutama dengan anggota keluarga dan anak-anak tetangga.Suasana di
rumah adalah informal dan banyak kelakuan yang diijinkan.
Nilai-nilai di sekolah juga ditentukan oleh guru-guru. Norma-norma kelakuan yang
diajarkan oleh guru tak dapat tiada menurut apa yang dianggapnya baik. Norma-
norma itu mungkin banyak diperolehnya selama pendidikannya sebagai guru. Oleh
sebab lembaga pendidikan guru mempunyai kurikulum nasional, besar kemungkinan
guru-guru menganut norma-norma yang banyak persamaannya.
B. Saran
Dari hasil penulisan makalah ini, pemakalah berharap kepada teman-teman
mahasiswa atau mahasiswi untuk lebih banyak lagi membaca referensi lain tentang
sosiologi pendidikan Islam karena kami merasa bahwa makalah ini kurang sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Pengertian Sosialisasi dan Prosesnya,


pengertian-sosialisasi di akses pada tanggal 10 Mei 2018 pukul 17:26 WITA
Ahmadi, Abu, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004)
Gunawan, Ary Sosiolosi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000)
Robinson, Beberapa Prespektif Sosiologi Pendidikan, Alih bahasan Hasan Basari,
( Jakarta: CV Rajawali, 1986)
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014)
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 1999)
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Ruang Lingkup dan Aplikasinya, (Bandung: Remadja
Karya, 1985)

Anda mungkin juga menyukai