Anda di halaman 1dari 17

Sodialisasi dan penyesuaian diri di Sekolah

Untuk memenuhi tugas kelompok sosiologi pendidikan

Di susun oleh:
Arief rahman
0602521007
Maulana malik ibrohim
0602521020
M.habibi
0602521024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS PSKOLOGI DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA
2023
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………...........................................…………...2
Bab 1……………………………………………………………..3
Pendahuluan……………………………………………………..3
A. Pengantar……………………………………………………..3
B. Rumusan masalah…………………………………………….4
C. Tujuan Penulisan………………………………………………4
Bab II…………………………………………………………….5
Pembahasan………………………………………………………..5
A. Pengertian Sosialisasi…………………………………………..5
B, Definisi Sosialisasi dan Prosesnya………………………………..7
C. Proses Sosilisasi…………………………………………………….8
D. Tujuan Sosilisasi……………………………………………………12
E. NILAI-NILAI yang di Anut di Sekolah…………………………………..12
F. Model-Model dalam Sosialisasi……………………………………………..13
G. Fungsi dan peranan sekolah dalam proses sosialisasi peserta didik………………14
H. Faktor yang mempengaruhi proses sosialisasi ……………………………………..15

Bab III……………………………………………………………………………………17
Penutup……………………………………………………………………………………17
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………17
B. Saran……………………………………………………………………………………18
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………..19
Kata pengantar

Assalamualaikum wr wb

Bismillahirrohmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadiratan Allah SWT,tuhan semesta alam.Atas

izinnya karuniaNYA kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Tak lupa pula

penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW.

Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak. Dengan izin Allah Swt

pemakalah menyelesaikan makalah Sosiologi Pendidikan.

Kami berterima kasih kepada Bapak Ihsan Nashihin selaku dosen mata kuliah

Sosiologi Pendidikan, yang telah memberi kami kesempatan dan telah membantu

kami dalam pembuatan makalah ini. Terimakasih juga kepada semua pihak yang telah

mendukung kami dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari, bahwa makalah ini

jauh- jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan, Bahasa, maupun

penulisannya. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari

para pembaca untuk menjadi pembelajaran bagi penulis agar menjadi lebih baik.

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca dan bermanfaat untuk

perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.


Bab 1
Pendahuluan

A.     Latar Belakang

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, disampinag makhluk individu.


Sebagai makhluk sosial,manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini. Meskipun
manusia dilengkapi dengan cipta, rasa, dan karsa, namun manusia tidak akan mampu
memenuhi apa yang mereka butuhkan dengan kemampuannya sendiri. Manusia harus
berinteraksi dengan manusia lainnya agar kebutuhan mereka dapat terpenuhi. Selain
itu, manusia memilik rasa ingin tau (homo coriousity) yang tinggi. Manusia ingin
mengetahui apa yang terjadi disekitarnya, apa yang terjadi dalam dirinya, bahkan
mereka ingin tau apa yang terjadi di alam semesta ini. Rasa  ingin tau ini berkembang
karena pikiran manusia selalu mengalami perkembangan. Rasa ingan tau ini semakin
mendorong manusia untuk melakukan interaksi dengan manusia lainnya.

Dalam interksi yang dilakukan manusia, ia tidak dapat memaksakan kehendak yang
dimilikinya. Manusia perlu menghargai pendapat yang dimiliki orang lain dan perlu
menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya. Di sinilah manusia belajar
bersosialisasi. Sosialisasi adalah proses belajar yang dilakukan individu untuk dapat
berinteraksi dengan baik di dalam masyarakat, sehingga menjadi masyarakat yang
baik. Proses sosialisasi dialami manusia mulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan
dalam lingkungan masyarakat. Apabila ia tidak dapat menyesuaikan diri maka akan
dikucilkan oleh anggota masyarakatnya. Pada dasarnya proses sosialisasi dan proses
penyesuaian diri merupakan reaksi terhadap tuntutan yang bersifat ekonomis, sosial
dan sebagainya. Dalam makalah ini akan dipaparkan lebih banyak mengenai proses
sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, kami dapat merumusan masalah dari makalah ini
adalah sebagai berikut:

1)      Apa yang dimaksud dengan sosialisasi dan penyesuain diri?

2)      Apa saja model-model sosialisasi?

3)      Bagaimana kesuliatan dalam sosialisasi?

C.     Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat muat beberapa tujuan dari pembahasa ini
yaitu sebagai berikut:

1)      Mengetahui devinisi sosialisasi dan penyesuain diri.

2)      Mengetahui model-model sosialisasi.

3)      Mengetahaui kesuliatan dalam sosialisasi.


BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Sosialisasi dan Penyesuaian Diri


a.       Pengertian sosialisasi

Pengertian sosialisasi banyak disampaikan oleh para ahli antara lain yaitu
Nasution menyatakan bahwa proses sosialisasi adalah proses membimbing
individu ke dalam dunia sosial.[1] Menurut pandangan Kimball Young
sosialisasi ialah hubungan interaktif yang dengannya seseorang mempelajari
keperluan-keperluan sosial dan kultural yang menjadikan seseorang sebagai
anggota masyarakat.[2] Pendapat dua ahli tersebut sama-sama menyatakan
bahwa sosialisasi merupakan proses individu menjadi anggota masyarakat.

Pendapat tentang pengertian sosialisasi juga disampaikan oleh Gunawan yang


menyatakan bahwa sosialisasi dalam arti sempit merupakan proses bayi atau
anak menempatkan dirinya dalam cara atau ragam budaya masyarakatnya
(tuntutan-tuntutan sosiokultural keluarga dan kelompok-kelompok lainnya).
[3] Sedangkan Soekanto menyatakan bahwa sosialisasi mencakup proses yang
berkaitan dengan kegiatan individu-individu untuk mempelajari tertib sosial
lingkungannya, dan menyerasikan pola interaksi yang terwujud dalam
konformitas, nonkonformitas, penghindaran diri, dan konflik.[4] Dari
pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa dalam sosialisasi individu belajar
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sosialisasi


adalah proses individu dalam mempelajari keperluan-keperluan sosial dan
kultural di sekitarnya yang mengarah ke dunia sosial. Adapun Sosialisasi juga
dapat diberikan pengertian yaitu sebagai proses belajar yang dilakukan
individu untuk dapat berinteraksi dengan baik di dalam masyarakat, sehingga
menjadi masyarakat yang baik.
b.      Pengertian Penyesuaian

Penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri
sendiri dan pada lingkungannya. Sehingga permusuhan, kemarahan, depresi,
dan emosi negatif lain sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang
efisien bisa dikikis.

Dalam Pengertian yang lain dinyatakan bahwa penyesuaian diri dapat


didefinisikan sebagai suatu proses yang mencakup respon-respon mental dan
perilaku yang diperjuangkan individu agar dapat berhasil menghadapi
kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik, serta untuk
menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam diri individu
dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan tempat individu berada.[5]

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri


adalah proses mengubah diri sesuai dengan norma atau tuntutan lingkungan
dimana dia hidup agar dapat berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan
internal, ketegangan, frustasi dan konflik sehingga tercapainya keharmonisan
pada diri sendiri serta lingkungannya dan akhirnya dapat diterima oleh
kelompok dan lingkungannya.

oKriteria Penyesuaian Diri

Scheneiders mengemukakan beberapa kriteria penyesuaian yang tergolong


baik (well adjusment) yaitu ditandai dengan::

1)      pengetahuan dan tilikan terhadap diri sendiri

2)      pengendalian diri dan perkembangan diri

3)      tujuan dan arah yang jelas

4)      rasa tanggung jawab

5)      adaptabilitas

6)      memiliki minat yang besar dalam bekerja dan bermain

7)      orientasi yang menandai terhadap realitas.


Ø  Variasi penyesuain diri

Empat variasi penyesuaian diri yang lebih penting dan krusial dalam
kehidupan seorang manusia yaitu: 

1)      Penyesuaian dengan dirinya sendiri (Personal Adjustment)

2)      Penyesuaian sosial (Social Adjustment) 

3)      Penyesuaian diri dengan pernikahan (Marital Adjustment) 

4)      Penyesuaian diri dengan pekerjaan (Vocational Adjustment).[6]

B.     Bentuk-bentuk Sosialisasi

Dalam ilmu Sosiologi proses sosialisasi dapat dibedakan menjadi empat


bagian diantaranya:

1)      Sosialisasi Primer

Sosialisasi primer merupakan bentuk sosialisasi pertama yang diterima


atau dijalani seorang anak dilingkungan keluarganya, dan berfungsi
mengantar mereka memasuki kehidupan sebagai anggota masyarakat.

2)      Sosialisasi sekunder

Sosialisasi sekunder adalah bentuk sosialisasi lanjutan dimana


seseorang menjalani sosialisasi dengan orang lain setelah keluarga atau
di sektor-sektor kehidupan yang nyata dalam masyarakat.

3)      Sosialisasi formal

adalah sosialisasi yang dilakukan melalui proses pendidikan atau


disuatu lembaga formal.

4)      Sosialisasi non-formal
merupakan sosialisasi yang tidak sengaja dilakukan seseorang dan
terbuka bagi semua orang.

Adapun tahap-tahap Sosialisasi adalah sebagai berikut:

ü  Tahap Persiapan (Preparatory Stage), tahap ini adalah tahap yang dialami
manusia sejak dilahirkan dan sering dikatakan sebagai tahap anak berusia 0-2
tahun. Tahap ini juga seorang anak baru mulai mempersiapkan diri untuk
mengenal dunia sosialnya.

ü  Tahap Meniru (Play Stage), tahap ini seorang anak mulai belajar mengambil
peran orang yang berda disekitarnya. Ia mulai menirukan peran yang dilihat,
didengar, atau dijalankan oleh orang tuannya lingkungan sekitarnya.

ü  Tahap Siap Bertindak (Game Stage), tahap ini anak bukan hanya
mengetahui peran yang harus dijalankan, tetapi telah mengetahui peran yang
harus dijalankan secara sadar layaknya seorang remaja. Disini seorang telah
mampu menempatkan dirinya pada posisi orang lain dan hubungannya
semakin kompleks.

ü  Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized Stage), pada tahap ini


seseorang telah dianggap dewasa. Tahap ini, mereka memahami peran yang
dijalankan secara optimal. Seperti seorang murid yang memahami peran guru
dan peran orang lain disekelilingnya.[7]

Ø  Proses Sosialisasi

Khairuddin yang menyebutkan kegiatan-kegiatan yang mencakup proses


Sosialisasi ialah sebagai berikut:

a)      Belajar (learning)

Belajar adalah suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah


laku sebagai akibat dari pengalaman yang lalu. Proses belajar individu
berlangsung sepanjang hayat, yaitu belajar dari individu itu lahir
sampai ke liang lahat.

b)      Penyesuaian diri dengan lingkungan


Penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk mengubah diri sesuai
dengan lingkungannya, atau sebaliknya mengubah lingkungan sesuai
dengan keadaan dirinya. Penyesuaian diri individu terbagi dua yaitu
penyesuaian diri terhadap lingkungan fisik yang sering disebut dengan
istilah adaptasi, dan penyesuaian diri dengan lingkungan sosial yang
disebut adjustment.[8]

Adapun Khairuddin menyebutkan bahwa untuk menilai berhasil atau tidaknya proses
penyesuaian diri, ada empat kriteria yang harus digunakan yaitu:

1.      Kepuasan psikis

Penyesuaian diri yang berhasil akan menimbulkan kepuasan psikis, sedangkan


yang gagal akan menimbulkan rasa tidak puas.

2.      Efisiensi kerja

Penyesuaian diri yang berhasil akan nampak dalam kerja/kegiatan yang


efisien, Sedangkan yang gagal akan nampak dalam kerja/kegiatan yang tidak
efisien. Misal, murid yang gagal dalam pelajaran di sekolah.

3.      Gejala-gejala fisik

Penyesuaian diri yang gagal akan nampak dalam gejala-gejala fisik seperti:
pusing kepala, sakit perut, dan gangguan pencernaan.

4.      Penerimaan sosial.[9]

  Khususnya remaja proses penyesuaian diri individu dipengaruhi oleh faktor


internal dan eksternal. Faktor internal yaitu meliputi:

ü  Motif-motif sosial, motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat


dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat.

ü  Konsep diri, yaitu cara seseorang memandang dirinya sendiri, baik


mencakup aspek fisik, psikologis, sosial maupun kepribadian.

ü  Persepsi, yaitu pengamatan dan penilaian seseorang terhadap obyek,


peristiwa dan realitas kehidupan, baik itu melalui proses kognisi
maupun afeksi untuk membentuk konsep tentang obyek tersebut.
ü  Sikap remaja, yaitu kecenderungan seseorang untuk beraksi kearah
hal-hal yang positif atau negatif.

ü  Intelegensi dan minat.

ü  Kepribadian.

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi proses penyesuaian diri


remaja yaitu:

ü  Keluarga dan pola asuh.

ü  Kondisi sekolah, yaitu antara kondisi yang sehat dan tidak sehat.

ü  Kelompok sebaya, yaitu merupakan teman sepermainan.

ü  Prasangka sosial, yaitu adanya kecenderungan sebagian masyarakat


yang menaruh prasangka terhadap kehidupan remaja.

ü  Faktor hukum dan norma sosial, yang dimaksudkan di sini adalah


pelaksanaan tegaknya hukum dan norma-norma dalam masyarakat.[10]

Faktor internal dan eksternal tersebut saling mempengaruhi satu sama lain.
Penyesuaian diri dilakukan melalui proses belajar sehingga terjadi kebiasaan.

c)      Pengalaman mental

Pengalaman seseorang akan membentuk suatu sikap pada diri seseorang


dimana didahului oleh sikap terbentuknya suatu kebiasaan yang menimbulkan
reaksi yang sama terhadap masalah yan sama. Seorang anak yang sejak kecil
terbiasa dengan bantuan orang lain untuk setiap pekerjaan yang harusnya
dapat dikerjakan sendiri, setelah dewasa nanti dia akan tergantung dengan
orang lain.[11]

Ø  Tujuan sosialisasi

Secara umum tujuan sosialisasi ialah sebagai berikut:

a. Memberikan keterampilan dan pengetahuan kepada seseorang


untak dapat hidup bermasyarakat.

b.      Mengembangkan kemampuan seseorang untuk dapat


berkomunikasi secara efektif dan efisien.
c.       Membuat sesorang mampu mengembalikan fungsi-fungsi
melalui latihan intropeksi yang tepat.

d.      Menanamkan nilai-nilai dan kepercayaan kepada


seseorang yang mempunyai tugas pokok dalam masyarakat.
[12]

Ø  Fungsi dan peranan sekolah dalam proses sosialisasi peserta didik

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional, disebutkan bahwa jalur pendidikan sekolah/formal merupakan jalur
pendidikan yang terstruktur dan berjenjang (Pasal 1 ayat 10). Peranan sekolah
sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas
mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku
anak didik yang dibawa dari keluarganya. Sementara dalam perkembangan
kepribadian anak didik, peranan sekolah dengan melalui kurikulum, antara
lain yaitu sebagai berikut.

1)      Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru


dengan anak didik, dan antara anak didik dengan orang yang bukan
guru (karyawan).

2)      Anak didik belajar mentaati peraturan-peraturan sekolah.

3)      Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat


yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.[13]

Sekolah berpengaruh besar pembentukan kecerdasan, sikap dan minat sebagai bagian
dari pembentukan kepribadian. Kenyataan ini menunjukkan, betapa penting dan besar
pengaruh dari sekolah. Tentang fungsi sekolah itu sendiri adalah sebagai berikut:

a)      Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan, di


samping bertugas untuk mengembangkan pribadi anak didik secara
menyeluruh. Fungsi sekolah dalam pendidikan intelektual dapat disamakan
dengan fungsi keluarga dalam pendidikan moral.
b)      Spesialisasi; sebagai konsekuensi makin meningkatnya kemajuan
masyarakat ialah makin bertambahnya diferensiasi sosial yang melaksanakan
tugas tersebut. Sekolah mempunyai fungsi sebagai lembaga sosial yang
spesialisasinya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.

c)      Efisiensi; terdapatnya sekolah sebagai lembaga sosial yang


berspesialisasi di bidang pendidikan dan pengajaran, maka pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat menjadi lebih efisien, sebabnya
antara lain yaitu sebagai berikut:

·         Apabila tidak ada sekolah dan pekerjaan mendidik hanya harus


dipikul oleh keluarga

·         Sekolah dilaksanakan dalam program yang tertentu dan sistematis.

·         Di sekolah dapat dididik sejumlah besar anak secara sekaligus.

Jadi dalam hal ini sekolah mempunyai peranan yang penting dalam proses
sosialisasi yaitu proses unutk membantu perkembangan individu menjadi
makhluk sosial serta makhluk yang dapat beradaptasi dengan baik di
masyarakat.[14]

C.     Faktor yang Mempengaruhi Proses Sosialisasi

Individu akan berkembang menjadi makhluk sosial melalui proses sosialisasi.


Dalam proses ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi ada lima faktor
yaitu:

1)      Sifat dasar, yaitu merupakan keseluruhan potensi-potensi yang


diwarisi oleh seseorang dari ayah dan ibunya.

2)      Lingkungan prenatal, yaitu lingkungan dalam kandungan ibu.


Dalam periode ini individu mendapatkan pengaruh-pengaruh tidak
langsung dari ibu, misal  jenis penyakit diabetes.

3)      Perbedaan individual, meliputi perbedaan dalam ciri-ciri fisik


(bentuk badan, warna kulit, warna mata, dan lain-lain), ciri-ciri
fisiologis (berfungsinya sistem endokrin), ciri-ciri mental dan
emosional, ciri personal dan sosial.
4)      Lingkungan, meliputi lingkungan alam (keadaan tanah, iklim,
flora dan fauna), kebudayaan, manusia lain dan masyarakat di sekitar
individu.

5)      Motivasi, yaitu kekuatan-kekuatan dari dalam diri individu yang


menggerakkan individu untuk berbuat.

Ø  Faktor-Faktor Penghambat dalam Sosialisasi

Dalam pelaksanaan sosialisasi tidak terlepas dari berbagai hambatan-hambatan


dan rintangan. Pendapat para ahlipun mengenai masalah kendala dalam proses
sosialisasi hampir ada kemiripan. Jadi dapat disimpulkan sebagai berikut:

a.       Meliputi adanya kesulitan komunikasi.

b.      Pola kelakuan yang berbeda, dan

c.       Akibat perubahan dalam masyarakat.[15]


BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan

Sosialisasi adalah proses individu dalam mempelajari keperluan-keperluan


sosial dan kultural di sekitarnya yang mengarah ke dunia sosial. Penyesuaian
diri adalah proses mengubah diri sesuai dengan norma atau tuntutan
lingkungan dimana dia hidup agar dapat berhasil menghadapi kebutuhan-
kebutuhan internal, ketegangan, frustasi dan konflik sehingga tercapainya
keharmonisan pada diri sendiri serta lingkungannya dan akhirnya dapat
diterima oleh kelompok dan lingkungannya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses sosialisasi tersebut berasal dari luar dan dalam diri
individu. Faktor yang berasal dari dalam diri individu yaitu sifat dasar,
perbedaan individual, dan motivasi.Sedangkan faktor yang berasal dari luar
individu yaitu lingkungan prenatal, dan lingkungan sekitar.

B.     Kritikan dan Saran

Kami dari pihak penulis mengucapakan terima kasih banyak kepada


pembaca sekalian yang telah sudi kiranya membaca tulisan ini, yang nantinya
kami mengharapakan kritikan dan saran, gunanya untuk memperbaiki karya-
karya kita  kedepannya yang akan memberikan banyak manfaat baik untuk
penulis maupun untuk pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Sosiologi Pendidikan,1999, Jakarta: Bumi aksara.

Gunawan, Ary H, Sosiolosi Pendidikan, 2000 Jakarta: Rineka Cipta.

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Ruang Lingkup dan Aplikasinya, 1985, Bandung:


Remadja Karya.

Ahmadi, Abu. 2004. Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Robinson, P,  Beberapa Prespektif Sosiologi Pendidikan, 1986, Alih bahasan Hasan


Basari, Jakarta: CV Rajawali.

Robinson, Philip, 1989, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali.

Khairuddin, Sosiologi Keluarga, 2002, Yogyakarta: Liberty.

Hariyadi, Sugeng. Dkk, 2003,  Psikologi Perkembangan, Semarang: UPT UNNES


Press.

Undang-Undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS dan Peraturan


Pemerintah R.I.              2010.

Gunawan, Ary H,  Sosiolosi Pendidikan, 2002, Jakarta: Rineka Cipta.

[1] Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 1999), hal 126.

[2] Gunawan, Ary H, Sosiolosi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal, 33.

[3] Ibid, 33.

[4] Soekanto, Soerjono, Sosiologi Ruang Lingkup dan Aplikasinya, (Bandung:


Remadja Karya, 1985), hal, 71.

[5] Ahmadi, Abu,  Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,2004), hal, 158.


[6] Robinson, P,  Beberapa Prespektif Sosiologi Pendidikan, Alih bahasan Hasan
Basari, ( Jakarta: CV Rajawali, 1986).

[7]Robinson, Philip, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1986), 58.

[8] Khairuddin, Sosiologi Keluarga, (Yogyakarta: Liberty, 2002), hal, 67.

[9] Ibid, 68

[10] Hariyadi, Sugeng. Dkk, Psikologi Perkembangan,. (Semarang: UPT UNNES


Press, 2003),  hal, 143.

[11] Khairuddin, Sosiologi Keluarga, (Yogyakarta: Liberty, 2002), hal, 69.

[12] Ahmadi, Abu,  Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal, 158.

[13] Undang-Undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS dan Peraturan


Pemerintah R.I.             

     2010.

[14] Ahmadi, Abu,  Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal, 154.

[15] Gunawan, Ary H, Sosiolosi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal, 48.

Anda mungkin juga menyukai