perbedaan antara bimbingan dan konseling belajar dengan bimbingan dan konseling
pribadi-sosial ataupun bimbingan dan konseling karir.
a) perbedaan bimbingan dan konseling, bisa dilihat dari kegiatan dan juga tenaga
ahli. Bimbingan berhubungan dengan memperoleh atau memberi informasi,
kegiatan mengumpulkan data berhubungan dengan para siswa yang sedang
ditangani serta tidak terlalu memprioritaskan pencegahan. Konseling adalah
kegiatan yang dapat kamu lakukan secara langsung ataupun tatap muka pada
konselor dan konseli. Untuk segi tenaga, orang tua wali, kepala sekolah, wali
kelas, guru, orang dewasa, dan lainnya. Konseling hanya dapat dilakukan orang
yang sudah punya pengetahuan pada bidang tersebut. Konseling merupakan
bentuk khusus bimbingan dari konselor untuk konseli. Perbedaan antara
bimbingan dan konseling juga disampaikan oleh Daniel Mc. Bimbingan
dilaksanakan untuk membantu orang supaya bisa mengenal diri sendiri. Sementara
itu, konseling merupakan pertemuan langsung pada orang yang akan kamu beri
bantuan guna membantu proses adaptasi secara efektif baik dengan diri sendiri
atau dengan lingkungan disekitarnya. Berdasarkan pendapat Moh. Surya,
bimbingan yaitu proses memberikan bantuan terus menerus, sistematis pada
individu dalam mengatasi masalah supaya bisa mencapai kemampuan memahami
diri sendiri, menerima diri sendiri, dan mengarahkan dirinya sendiri pada arah
lebih baik sesuai potensi diri dan penyesuaian terbaik ketika menghadapi
lingkungan sekitar. (Sumber: https://www.universitas123.com/news/apa-saja-
perbedaan-bimbingan-dan-konseling)
b) bimbingan dan konseling pribadi-sosial:
Teori belajar behaviorisme berkembang sejak abad 19 dan masih banyak diimplementasikan
dalam dunia pendidikan, bahkan hingga sekarang ini. B.F Skinner menyebutkan bahwa teori
belajar behaviorisme adalah hubungan antara stimulus dengan respon yang ditunjukkan
individu atau subyek terjadi melalui interaksi dengan lingkungan.
Ciri teori belajar behaviorisme yang paling bisa dilihat adalah adanya perubahan perilaku
seseorang setelah mengalami kejadian di masa lalu.
Seseorang dinyatakan belajar jika merespon suatu kejadian, dan menjadikannya pembelajaran
untuk tidak menggunakan respon yang sama di masa depan, untuk menghindari akibat yang
pernah dialaminya.
Contoh implementasi teori belajar behavioristik dalam dunia pendidikan, misalnya:
penerapan hukuman saat siswa melanggar peraturan sekolah Meski demikian, kondisi ini juga
berpengaruh baik pada siswa, karena siswa akan menjadi lebih terpacu karena juga akan
mendapatkan reward.
Teori kognitivisme mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa meremehkan
faktor eksternal atau lingkungan sehingga pengetahuan itu bersifat non-objektif, temporer,
serta selalu berubah.
Teori ini mengenal konsep bahwa belajar adalah hasil interaksi yang terus-menerus antara
individu dan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi. Jadi dengan adanya teori
kognitivisme seorang siswa akan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas
sehingga pengetahuan yang mereka dapatkan tetap setia dalam ingatan.
Pada teori kognitivisme, seorang peserta didik dilatih untuk berpikir secara cerdik untuk
menyelesaikan masalahnya. Peserta didik harus dapat menggali pengetahuannya sendiri.