Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Ssitem Pendidikan Nasional,
pendidikan diadtikan sebagai pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Lebih lanjut, mengenai fungsi pendidikan dinyatakan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan
dua batasan di atas, maka pendidikan di Indonesia ini tidak hanya memprioritaskan
perkembangan aspek kognitif atau pengetahuan peserta didik, namun juga tetapi
perkembangan individu sebagai pribadi yang unik secara utuh. Oleh karena setiap satuan
pendidikan harus memberikan layanan yang dapat memfasilitasi perkembangan pribadi siswa
secara optimal berupa bimbingan dan konseling. Pemahaman mengenai apa dan bagaimana
layanan bimbingan di sekolah mutlak diperlukan oleh pengawas. Hal ini merupakan bagian
dari kompetensi supervisi manajerial yang harus dilakukannya terhadap setiap sekolah yang
berada dalam lingkup binaannya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling di Sekolah

1. Pengertian Bimbingan

Untuk memperoleh pengertian yang jelas tentang “bimbingan”, berikut dikutipkan


pengertian bimbingan (guidance) menurut beberapa sumber. Year Book of Education
(1955) menyatakan bahwa: guidance is a process of helping individual through their
own ffort to discover d develop their potentialisties both for personal happiness and
social usefulness. Definisi yang diungkapkan oleh Miller (dalam Jones, 1987)
nampaknya merupakan definisi yang lebih mengarah pada pelaksanaan bimbingan di
sekolah. Definisi tersebut menjelaskan bahwa: “Bimbingan adalah proses bantuan
terhadap individu untuk mencapai pemahan diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan
untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah, keluarga, serta
masyarakat”.
Dari definisi-definisi di atas, dapatlah ditarik kesimpulan tentang apa sebenarnya
bimbingan itu, sebagai berikut :
a. Bimbingan berarti bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain yang
memerlukannya. Perkataan “membantu' berarti dalam bimbingan tidak ada paksaan,
tetapi lebih menekankan pada pemberian peranan individu kearah tujuan yang sesuai
dengan potensinya. Jadi dalam hal ini, pembimbing sama sekali tidak ikut
menentukan pilihan atau keputusan dari orang yang dibimbingnya. Yang menentukan
pilihan atau keputusan adalah individu itu sendiri.
b. Bantuan (bimbingan) tersebut diberikan kepada setiap orang, namun prioritas
diberikan kepada individu-individu yang membutuhkan atau benar-benar harus
dibantu. Pada hakekatnya bantuan itu adakah untuk semua orang.
c. Bimbingan merupakan suatu proses kontinyu, artinyan bimbingan itu tidak
diberikanhanya sewaktu-waktu saja dan secara kebetulan, namun merupakan kegiatan
yang terus menerus, sistematika, terencana dan terarah pada tujuan.

d. Bimbingan atau bantuan diberikan agar individu dapat mengembangkan dirinya


seamaksimal mungkin. Bimbingan diberikan agar individu dapat lebih mengenal
dirinya sendiri (kekuatan dan kelemahannya), menerima keadaan dirinya dan dapat
mengarahkan dirinya sesuai dengan kemampuannya.
e. Bimbingan diberikan agar individu dapat menyesuaikan diri secara harmonis
dengan lingkungannya, baik lingkungan keluarga, skolah ndan masyarakat.
Dalam penerapannya di sekolah, definisi-definisi tersebut di atas menuntut adanya
hal-hal sebagai berikut:
a. Adanya organisasi bimbingan di mana terdapat pembagian tugas, peranan dan
tanggungjawab yang tegas di antara para petugasnya;
b. Adanya program yang jelas dan sistematis untuk:
(1) melaksanakan penelitian yang mendalam tentang diri murid-murid,
(2) melaksanakan penelitian tentang kesempatan atau peluang yang ada, misalnya:
kesempatan pendidikan, kesempatan pekerjaan, masalahmasalah yang berhubungan
dengan human relations, dan sebagainya,
(3) kesempatan bagi murid untuk mendapatkan bimbingan dan konseling secara
teratur.
c. Adanya personil yang terlatih untuk melaksanakan program-program tersebut di
atas, dan dilibatkannya seluruh staf sekolah dalam pelaksanaan bimbingan;
d. Adanya fasilitas yang memadai, baik fisik mupun non fisik (suasana, sikap, dan
sebagainya);
e. Adanya kerjasama yang sebaik-baikya antara sekolah dan keluarga, lembaga-
lembaga di masyarakat, baik pemerintah dan non pemerintah.

2. Hubungan Bimbingan dengan Konseling

Istilah bimbingan (guidance) dan konseling (counseling) memiliki hubungan yang


sangat erat dan merupakan kegiatan yang integral. Dalam 6 praktik sehari-hari istilah
bimbingan selalu digandengkan dengan istilah konseling yakni bimbingan dan
konseling (guidance and counseling). Ada pihak-pihak yang beranggapan bahwa
tidak ada perbedaan yang prinsipil antar bimbingan dengan konseling atau keduannya
memiliki makna yang identik. Namun sementara pihak ada yang berpendapat bahwa
bimbingan dan konseling merupaka dua pengertian yang berbeda, baik dasar maupun
cara kerjanya. Konseling atau counseling dianggap identik dengan psychoterapy,
yaitu usaha menolong orang-orang yang mengalami gangguan psikis yang serius,
sedangkan bimbingan dianggap identik dengan pendidikan. Sementara pihak ada lagi
yang berpendapat bahwa konseling merupakan salah satu teknik pemberian layanan
dalam bimbingan dan merupakan inti dari keseluruhan pelayanan bimbingan.
Pandangan inilah yang nampaknya sekarang banyak dianut. Rogers (dalam
Kusmintardjo, 1992) memberikan pengertian konseling sebagai berikut: Counseling
is a series of direct contats with the individual which aims to offer him assistance in
changing his attitude and behavior. Konseling adalah serangkaian kontak atau
hubungan bantuan langsung dengan individu dengan tujuan memberikan bantuan
kepadanya dalam merubah sikap dan tingkah lakunya). Selanjutnya Mortensen
(dalam Jones, 1987) memberikan pengertian konseling sebagai berikut: Counseling
may, therefore, be defined as apeson to person process in which one person is helped
by another to increase in understanding and ability to meet his problems”. Konseling
dapat didefinisikan sebagai suatu proses hubungan seseorang dengan seseorang di
mana yang seorang dibantu oleh yang lainya untuk menemukan masalahnya. Dengan
demikian jelaslah, bahwa konseling merupakan salah satu teknik pelayanan
bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan cara memberikan bantuan secara
individual (face to face relationship). Bimbingan tanpa konseling ibarat pendidikan
tanpa pengajaran atau perawatan tanpa pengobatan. Kalaupun ada perbedaan di antara
keduanya hanyalah terletak pada tingkatannya.

B. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-tugas


perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi. Lebih lanjut
tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai:
(a) kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan
(b) kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat,
(c) hidup bersama dengan individu-individu lain
(d) harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya.
Dengan demikian peserta didik dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat
memberi sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat umumnya Untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik harus mendapatkan kesempatan untuk:
(1) mengenal dan melaksanakan tujuan hidupnya serta merumuskan rencana hidup yang
didasarkan atas tujuan itu
(2) mengenal dan memahami kebutuhannya secara realistis
(3) mengenal dan menanggulangi kesulitan-kesulitan sendiri
(4) mengenal dan mengembangkan kemampuannya secara optimal
(5) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan pribadi dan untuk kepentingan
umum dalam kehidupan bersama
(6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan di dalam lingkungannya
(7) mengembangkan segala yang dimilikinya secara tepat dan teratur, sesuai dengan tugas
perkembangannya sampai batas optimal.
Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar peserta didik, dapat:
(1) mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin
(2) mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri
(3) mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi lingkungan
sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi, dan kebudayaan
(4) mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya
(5) mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya dalam
bidang pendidikan dan pekerjaan
(6) memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut. Bimbingan dan
konseling bertujuan membantu peserta didik agar memiliki kompetensi mengembangkan
potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam
tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin. Pengembangan
potensi meliputi tiga tahapan, yaitu: pemahaman dan kesadaran (awareness), sikap dan
penerimaan (accommodation), dan keterampilan atau tindakan (action) melaksanakan
tugas-tugas perkembangan.

C. Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi
melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Fungsi-fungsi tersebut adalah : a.
Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan
pengembangan peserta didik pemahaman meliputi : 1) Pemahaman tentang diri sendiri
peserta didik terutama oleh pesert didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru
pembimbing. 2) Pemahaman tentang lingkungan peserta didik (termasuk didalamnya
lingkungan keluarga dan sekolah) terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru
pada umumnya dan guru pembimbing. 3) Pemahaman lingkungan yang lebih luas
(termasuk didalamnya informasi jabatan/pekerjaan, informasi social dan
budaya/nilainilai) terutama oleh peserta didik. b. Fungsi pencegahan yaitu fungsi
bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya dan terhindarnya peserta
didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu,
menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu dalam proses
perkembangannya. c. Fungsi penuntasan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik. d.
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi
positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan
berkelanjutan. Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui diselenggarakannya berbagai
jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil sebagaimana
terkandung didalam masing-masing fungsi itu. Setiap layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling yang dilaksanakan harus secara langsung mengacu kepada satu atau lebih
fungsi-fungsi tersebut agar hasilhasil yang dicapainya secara jelas dapat diidentifikasi dan
dievaluasi.

D. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Sejumlah prinsip mendasari gerak dan langkah penyelenggaraan pelayanan bimbingan


dan konseling. Prinsip ini berkaitan dengan tujuan, sasaran layanan, jenis layanan dan
kegiatan pendukung serta berbagai aspek operasional pelayanan bimbingan dan
konseling. Dalam layanan bimbingan dan konseling perlu diperhatikan sejumlah prinsip
yaitu:

1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran layanan.


a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis
kelamin, suku agama dan status social ekonomi.
b. Bimbingan dan konseling berurusan denga pribadi dan tingkah laku individu yang
unik dan dinamis.
c. Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek
perkembangan individu. Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada
perbedaan individual yagn menjadi orientasi pokok pelayanan.
2. Prinsi-prinsip berkenaan dengan permasalahan individu.
a. Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal yang menyangkut pengaruh kondisi
mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam
kaitannya dengan kontrak sosial, pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan tehadap
kondisi mental dan fisik individu. b. Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan
merupakan faktor timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian
utama pelayanan bimbingan dan konseling.
3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan.
a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian dari integral dari upaya pendidikan dan
pengembangan individu, oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus
diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta
didik
b. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan
individu, masyarakat dan kondisi lembaga program bimbingan dan konseling disusun
secara berkelanjutan dari jenjang pendidik yang terendah sampai tertinggi
c. Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu diarahkan yang
teratur dan terarah
4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan:
a. Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang
akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan
b. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilaksanakan
oleh individu hendaknya atas kemampuan individu itu sendiri bukan karena kemauan
atau desakan dari pembimbing atau pihak lain
c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan
dengan permasalahan yang dihadapi
d. Kerjasama antara guru pembimbing, guru lain dan orang tua yang akan menentukan
hasil bimbingan
e. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui
pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang
terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.

E. Bentuk layanan di bk

A. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling di SD


Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, bidang Bimbingan dan Konseling (2004)
dinyatakan bahwa kerangka kerja layanan BK dikembangkan dalam suatu program BK
yang dijabarkan dalam empat kegiatan utama yaitu:
1. Layanan Dasar Bimbingan
Layanan dasar bimbingan adalah bimbingan yang bertujuan untuk membantu seluruh
siswa dalam mengembangkan perilaku efektif dan ketrampilan-ketrampilan hidup yang
mengacu pada tugas-tugas perkembangan siswa.
2. Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu memenuhi
kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta didik saat ini. Layanan ini lebih
bersifat preventik atau mungkin kuratif. Stategi yang digunakan adalah konseling
individual, konseling kelompok dan konsultasi. Isi layanan responsif adalah :
3. Layanan Perencanaan individual
Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang membantu seluruh
peserta didik dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, membantu siswa
memantau pertumbuhan dan memahami perkembangan sendiri.
4. Dukungan Sistem
Dukungan system adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan,
memelihara dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh. Hal itu
dilaksanakan melalui pengembangan profesionalitas, hubungan masyarakat dan staf,
konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, (Thomas Elis, 1990).

Adapun menurut Prayitno, menjelaskan bahwa layanan bimbingan dan konseling


mencakup sepuluh jenis layanan antara lain:
1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan konseling yang memungkinkan klien memahami
lingkungan yang baru dimasukinya untuk mempermudah dan memperlancar berperannya
klien dalam lingkungan baru tersebut.
Untuk lingkungan sekolah misalnya, materi layanan orientasi yang mendapat penekanan
adalah:
a. Layanan orientasi dalam bidang bimbingan pribadi, meliputi:
1) Fasilitas penunjang ibadah keagamaan yang ada di sekolah
2) Hak dan kewajiban siswa
3) Fasilitas penunjang seperti sarana olah raga dan rekreasi, pelayanan kesehatan,
pelayanan bimbingan dan konseling, kafetaria, dan tata usaha
b. Layanan orientasi dalam bidang bimbingan sosial, meliputi:
1) Suasana kehidupan dan tata krama tentang hubungan sosial disekolah baik dengan
teman, guru wali kelas maupun staf sekolah lainnya
2) Organisasi orang tua dan guru
3) Organisasi siswa
4) Organisasi sekolah secara menyeluruh
5) Adanya bimbingan sosial bagi para siswa
c. Layanan orientasi dalam bidang bimbingan belajar, meliputi:
1) Sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya
2) Kurikulum yang ada
3) Sistem penilaian, ujian, dan kenaikan kelas.
4) Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, jadwal pelajaran, guru-guru setiap mata
pelajaran
5) Kegiatan belajar yang dituntut dari siswa
6) Adanya pelayanan bimbingan belajar bagi para siswa
7) Fasilitas dan sumber belajar yang ada, seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan,
ruang praktek, dan sebagainya.
d. Layanan orientasi dalam bidang bimbingan karir, meliputi:
1) Peran bimbingan dan konseling serta pelacakan karir di SD
2) Pelaksanaan bimbingan karir untuk siswa SD
3) Kegiatan yang diharapkan dari siswa dalam pelaksanaan bimbingan karir

2. Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan konseling yang memungkinkan klien menerima dan
memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan
pengambilan keputusan untuk kepentingan klien.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran adalah layanan konseling yang memungkinkan
klien memperoleh penempatan dan penyaluran yang sesuai dengan bakat dan kemampuan
masing-masing.
Layanan penempatan dan penyaluran didahului oleh pengungkapan kondisi fisik siswa
yang meliputi:
a. Keadaan panca indra
b. Ukuran badan
c. Jenis kelamin
d. Keadaan fisik lainnya
e. Kemampuan akademik, kemampuan berkomunikasi,bakat dan minat
f. Kondisi psikofisik seperti terlalu banyak gerak, cepat lelah
4. Layanan Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting
diselenggarakan di sekolah.
5. Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten adalah layanan konseling yang memungkinkan klien
mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi
pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek
tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
6. Layanan Konseling Individual
Layanan konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara
pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli/klien.
7. Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksud untuk mencegah perkembangan masalah atau kesulitan
pada diri konseli/klien.
8. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling perorangan yang
dilaksanakan dalam suasana kelompok.
9. Layanan Konsultasi
Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai proses penyediaan bantuan
teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya dalam
mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektifitas peserta didik atau
sekolah.
10. Layanan Mediasi
Layanan mediasi adalah layanan konseling yang memungkinkan permasalahan atau
perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat teratasi dengan konselor sebagai
mediator.

B. Bidang Bimbingan Dan Konseling


Secara umum tujuan dari diadakannya bimbingan dan konseling bagi siswa / individu
adalah mengungkap kekuatan, kelemahan, minat dan bakat yang ada pada diri siswa
sehingga mampu berkembang secara optimal. Bimbingan dan konseling juga berfungsi
agar siswa mengenal lingkungan sehingga mampu bersosialisasi dengan lingkungannya,
baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Selanjutnya bimbingan juga
mambantu siswa untuk merencanakan masa depannya dengan maksud siswa mampu
mempertimbangkan sendiri dan mengambil keputusan tentang masa depannya.
Dengan beberapa tujuan diatas maka bimbingan dan konseling memiliki beberapa bidang
yaitu bidang bimbingan pribadi sosial, bidang bimbingan karier, bidang bimbingan
akademik / belajar, bidang bimbingan keluarga

Berikut penjelasan dari 4 bidang bimbingan diatas :

1. Bimbingan Pribadi Sosial


Bimbingan pribadi sosial ialah membantu siswa dalam mengembangkan jati dirinya yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, sehat jasmani dan rohani serta mampu
berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi dengan budi pekerti yang baik
memiliki tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan.
Sebagai seorang siswa bimbingan pribadi sosial khusus menyelesaikan masalah-masalah
yang timbul dalam pergaulan di sekolah, diantaranya hubungan sesama teman, guru /
dosen, staf, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan.
Menurut Drs. Dewa Ketut Sukardi bidang bimbingan pribadi-sosial ini dapat dirinci
menjadi pokok-pokok berikut.
a. Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-
kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk
peranannya di masa depan.
c. Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha penanggulangannya.
d. Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.
e. Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah
diambilnya.
f. Pemantapan dalam merencanakan dan penyelenggarakan hidup sehat, baik secara
rohaniah maupun jasmaniah.
g. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam lisan, tulisan secara
efektif.
h. Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta beragumentasi
secara dinamis, kreatif, dan produktif.
i. Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik dirumah, di
sekolah maupun di masyarakat luas dengan menjunjung tinggi tata-krama, sopan santun,
serta nilai-nilai agama, adat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku.
j. Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, dan produktif dengan teman sebaya,
baiuk di sekolah yang sama, disekolah yang lain, diluar sekolah, ,aupun di masyarakat
pada umumnya.
k. Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta upaya pelaksanaannya
secara dinamis dan bertanggung jawab.
l. Orientasi tentang hidup berkeluarga.

2. Bimbingan Karier
Bimbingan karier ialah bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan,
pengembangan, dan penyelesaian masalah-masalah karier, seperti pemahaman jabatan
dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi
lingkungan, perencanaan dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan
penyelesaian masalah-masalah karier yang di hadapi.
Bimbingan karier ini juga merupakan layanan tingkat lanjut dari program pendidikan,
layanan ini menekankan pengembangan di setiap aspek yaitu afektif, kognitif dan
psikomotorik sehingga siswa / peserta didik memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam kehidupan sosial-budaya yang selalu berubah. Dalam kata lain bimbingan karier
membantu individu sepanjang hidup.
Menurut Drs. Dewa Ketut Sukardi bidang bimbingan karier ini dapat dirinci menjadi
pokok-pokok berikut :
a. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak di
kembangkan.
b. Pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya, khususnya karier yang
dikembangkan.
c. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai
dengan karier yang hendak dikembangkan.

3. Bimbingan Akademik / Belajar


Bimbingan akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu
dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah akademik. Sedangkan menurut
Drs. Dewa Ketut Sukardi bimbingan belajar atau akademik adalah bimbingan dalam hal
menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan
dalam mengatas kasukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntunan-tuntunan
belajar di suatu intitusi pendidikan.
Sehingga kami simpulkan, bimbingan akademik ialah bimbingan yang diberikan dalam
rangka memudahkan siswa dalam mendapatkan pengajaran yang diberikan oleh guru
serta siswa dapat mengatasi masalah-masalah yang ada.
Dengan adanya bimbingan ini diharapkan siswa tidak salah menentukan program studi
yang dimabil dan materi yang akan di pelajari. Bidang ini dapat dijabarkan sebagai
berikut.
a. Pemantapan sikap, kebiasaan dan dan ketrampilan belajar yang efektif dan efisien serta
produktif, dengan sumber belajar yang menarik dan bervariasi.
b. Pemantapan sistem belajar dan berlatih, baik secara individu / sendiri maupun dengan
cara berkelompok.
c. Pemantapan pemahaman materi program studi di sekolah sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan buday.
d. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan konsisi fisik, sosial, dan budaya yang ada di
lingkungan masyarakat sosial agar empu mengembangkan pengetahuan, keterampilan
dan mengembangkan diri.
e. Orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi.

4. Bimbingan Keluarga
Bimbingan keluarga adalah bimbingan yang diberikan individu khusus yang telah
berkeluarga sehinga menjadi pimpinan dalam keluarga yang mampu menciptakan
keharmonisan dan rasa aman bagi tiap-tiap anggota keluarga, dapat menciptakan dan
menyesuaikan diri dengan norma-norma keluarga, serta berperan aktif dalam
menciptakan keluarga yang bahagia.
Bimbingan keluarga juga diharapkan membantu individu yang akan berkeluarga dalam
memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga. Juga diharapkan
dengan bimbingan ini semua anggota keluarga berbagi strategi dan teknik berkeluarga
yang sukses, harmonis dan bahagia.

Anda mungkin juga menyukai