Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TEORI – TEORI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN SOSIAL


Disususn untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah
Bimbingan Dan Penyuluhan Sosial
Dosen Pengampu : Hasan Bastomi, M.Pd.I.

Disusun oleh :
Iqmalia Indana Zulfa (2240410038)
Faisal Fatah Al- Faruq ( 2240410051)

___________________________________________________________
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
2024

i
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur hanyalah teruntuk Allah SWT, yang mana telah
memberikan rahmat dan karunian-Nya sehingga makalah tentang Bimbingan dan
Penyuluhan Sosial dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa sholawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnyaa, dan kita sebagai umatnya bisa mendapatkan syafaatnya.
Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan dan serta
informasi dari berbagai sumber. Kami juga mendapat dukungan dan saran-saran
dari banyak pihak. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu. Kami menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyajian
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, seperti pepatah mengatakan’’ tak ada
gading yang retak’’. Oleh karena itu , saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat diharapkan agar dapat ditemukan suatu hasil yang lebih sempurna. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Bimbingan dan Penyuluhan Sosial ...................................... 3
B. Tujuan dan fungsi Bimbingan Penyuluhan Sosial ........................ 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara tentang bimbingan yaitu suatu proses pemberian bantuan
yang terus menerus dari seseorang pembimbing yang telah dipersiapkan
kepada individu yang membutuhkannya dalam rangka mengembangkan
seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal dengan menggunakan
berbagai macam media dan teknik bimbingan dalam suasana yang
normatif agar tercapai kemandirian sehingga individu dapat bermanfaat
baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya.
Penyuluhan sosial dirasakan sangat penting, karena penyuluhan
sosial merupakan gerak dasar penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Penyuluhan sosial merupakan suatu proses pengubahan perilaku yang
dilakukan melalui edukasi, komunikasi, motivasi dan penyebarluasan
infirmasi oleh aktor penyuluh sosial baik secara lisan, tulisan maupun
peragaan kepada khalayak sasaran sehingga muncul pemahaman,
pengetahuan, dan kemauan yang sama guna berpartisipatif secar aktif
dalam pembangunan kesejahteraan sosial.
Secara praktis, operasional penyuluhan harus mampu menampilkan
kepedulian dan promosi sosial yang memberdayakan masyarakat. Parsons
(1994) menyatakan bahwa proses pemberdayaan umumnya dilakukan
secara kolektif. Dalam perspektif lain , penyuluhan suka dibandingkan
dengan pekerjaan sosial. Pekerja atau penyuluh sosial memainkan peran
penting dalam memelihara dan meingkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk meningkatakan kesejahteraan seseorang atau kelompok sebagai
kliennya, penyuluh perlu menggunakan berbagai intervensi sosial dalam
konteks pencegahan, pemulihan, dan perawatan sosial.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori-teori bimbingan dan penyuluhan sosial ?
2. Bagaiaman tujuan dan fungsi bimbingan dan penyuluhan sosial ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui teori-teori bimbingan dan penyuluhan sosial.
2. Untuk megetahui tujuan dan fungsi bimbingan dan penyuluhan sosial.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Bimbingan dan Penyuluhan Sosial


Hal-hal utama yang mendasari konstruk teori bimbingan dan
penyuluhan adalah kerangka pikir tentang perkembangan kepribadian dan
perubahan perilaku manusia.
Ada 3 model dasar teori bimbingan dan penyuluhan yaitu model
kognitif, model relasional, model keprilakuan :
1. Model Kognitif
Teknik “talking cure” dalam pendekatan psikoanalisis yang
dikembangkan Sigmund Freud kira-kira satu abad yang lalu merupakan
sumber utama bagi ragam penyuluhan dalam model kognitif-afektif-- di
dalam membantu penyuluhan mengembangkan gagasan dan konsep
baru atau dengan kata lain wawasan (insight) tentang diri dan situasi
yang dialaminya. Sudut pandang yang digunakan untuk memahami
kepribadian ialah bahwa setiap individu memiliki ceritera atau riwayat
tentang dirinya, kehidupannya, dan hubungan yang dialaminya, dimana
riwayat itu menjadi pusat dari seluruh pengalaman dan penafsiran
individu terhadap peristiwa yang dialaminya. Kegiatan kognitif
individu dimaksudkan untuk membangun dunia kehidupannya di dalam
cara-cara yang bermakna dan konsisten yang dapat memberi dirinya
kenyamanan yang rasional dan terbebas dari kecemasan.
Psikoanalisis yang dilahirkan oleh Sigmund Freud melihat bahwa
kepribadian manusia mengandung tiga subsistem utama, yaitu id, ego,
dan super ego. Id adalah sistem asali manusia dan menyangkut aspek
gentik atau pembawaan biologis, segala sesuatu yang dibawa sejak
lahir. Id berorientasi pada tujuan-tujuan pengurangan ketegangan
(tension) untuk mengembalikan organisma kepada keadaan seimbang.
Super ego ialah sistem yang merefleksikan sanksi moral masyarakat.
Super ego bertindak atas dasar prinsip moral yang bisa saja takrasional

3
perilaku baik maupun buruk tanpa dikaitkan dengan motif ataupun
keadaan sekitar yang mendasarinya. Ego adalah subsitem kepribadian
yang rasional, yang menjadi pengendali antara tuntutan Id yang
instinktif, bersifat mendesak, dan tanpa mempertimbangkan lingkungan
dengan dorongan, sanksi moral, dan keabsolutan tuntutan super ego.
Ego harus selalu memuaskan tuntutan id, tapi dengan menghindari
kecemasan yang muncul dari ancaman super ego. Dengan kata lain ego
bersifat rasional serta menjalankan fungsi-fungsi kognitif dan
penyesuaian di dalam menyelesaikan konflik, mengatasi kecemasan,
dan mengembangkan kepribadian. 1
Implikasi model kognitif terletak pada prinsip dasar bahwa
sumber kekuatan pertumbuhan dan perkembangan individu adalah
kecakapan berpikir rasional dan analitik tentang dirinya dan sekitarnya.
Model dasar psikologisnya ialah bahwa kesadaran atau wawasan
(insight) mengarahkan kendali perilaku untuk tumbuh dan berkembang.
Tanggung jawab penyuluh terletak pada pengembangan dan
pemeliharaan relasi bimbingan dan penyuluhan sebagai sebuah
lingkungan di dalam menjelajahi makna dan wawasan baru.
2. Model Relasional
Model relasional dalam bimbingan dan penyuluhan adalah
pendekatan yang dikembangkan dari pekerjaan Carl Rogers, yang
disebut dengan terapi berpusat pada klien (client-centered therapy). Carl
Rogers (1951) merumuskan asumsi-asumsi sebagai kerangka kerja
teoretik terapi berpusat pada klien, dan asumsi ini menjadi proposisi
model relasional di dalam bimbingan dan penyuluhan, seperti berikut
ini :
a. Individu berada pada dunia pengalaman yang berubah secara
berkelanjutan dan dirinya menjadi pusat dari perubahan itu. Dunia
pengalaman dimaksud adalah medan fenomenologis individu,
dunia kehidupan nyata pribadi. Seseorang akan bisa menghampiri

1
Lubis, Namora Lamongga. Memahami Dasar- Dasar Konseling dalam praktik dan Teori.

4
dunia pengalaman orang lain, tetapi tidak akan pernah bisa
memasuki dunia fenomenologis orang lain secara utuh.
b. Individu bereaksi terhadap dunia pribadinya sebagaimana dia
mengalaminya. Apapun yang dia persepsikan adalah kenyataan
bagi dirinya, dan dia berperilaku sebagaiman kenyataan itu dia
persepsikan .
c. Individu bereaksi terhadap medan perseptualnya sebagai
keseluruhan yang terorganisasi, tidak hanya pada tataran intelektual
atau emosional semata-mata, melainkan sebagai organisma
manusia secara utuh.
d. Setiap manusia, di dalam dirinya, memiliki kecenderungan dasar
atau kebutuhan untuk mencapai sesuatu. Dia secara konstan
berjuang untuk meningkatkan dan memelihara diri. Kecenderungan
ini adalah kekuatan dalam diri individu untuk tumbuh, yang akan
mengarahkan proses perkembangan yang dikehendaki dirinya dan
masyarakat. Kecenderungan perkembangan ini hanya tumbuh
dengan efektif apabila individu dapat mempersepsikan pilihan
secara jelas. Dia harus tahu pilihan secara jelas; apabila dia
mengetahui hal itu, dia akan selalu memilih untuk tumbuh.
e. Perilaku individu bersifat terarah-tujuan untuk memuaskan
kebutuhan dirinya sebagai sesuatu yang teralami di dalam medan
kehidupan yang dipersepsikannya.
3. Model Keperilakuan
Prinsip dasar model keperilakuan bertolak dari pandangan bahwa
psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berbasis data teramati, dan
yang disebut perilaku adalah manifestasi organisma yang teramati.
Teori Skinner disebut teori operant conditioning yaitu suatu
pendekatan dalam psikologi yang menggunakan unit stimulus respons
untuk mempelajari perilaku yang teramati dalam situasi yang
terkendali. Perilaku terbentuk dalam wujud ikatan stimulus respons dan
sama sekali tidak menghiraukan konstruk internal yang dapat

5
menjelaskan mekanisme yang terjadi dalam diri manusia. Pembentukan
perilaku merupakan proses pengkondisian yang dilakukan dalam cara-
cara penguatan (reinforcement) hubungan stimulus respons yang
dilakukan dalam rentang waktu dan tingkat frekuensi tertentu yang
dikonseptualisasikan sebagai jadwal penguatan. Implikasi teori ini
dalam bimbingan dan penyuluhan ialah bahwa penyuluhan harus
merumuskan secara spesifik perilaku yang menjadi tujuan penyuluhan
Penyuluhan tidak bekerja semata-mata atas dasar pemahaman
konsep ambiguitas atau konsep diri atau kekuatan ego, melainkan harus
mendefinisikan bentuk-bentuk respons yang hendak dikembangkan
dengan disertai prosedur pengembangan yang jelas.2

B. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Penyuluhan Sosial


1. Tujuan adanya Bimbingan dan Penyuluhan Sosial
a. Dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman yang sama
dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Apa yang dimaksud dengan penyelenggaraan kesejahteraan sosial
? Penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah,
terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial
guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang
meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial,
dan perlindungan sosial.
Khususnya terkait dengan "masyarakat dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial, bahwa dinamika yang terjadi di masyarakat
dewasa ini telah berimbas pada menurunnya peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Kemajuan teknologi telah membawa efek yang kurang
menguntungkan bagi kehidupan sosial. Sebagian masyarakat, baik

2
Dolnad H Blocher, TEORI BIMBINGAN DAN KONSELING. Jurnal Development
Counseling, Oktober 2007.

6
di perdesaan maupun di perkotaan. Mereka itu mengalami
penurunan kepedulian sosial terhadap fenomena dan permasalahan
sosial yang ada di lingkungan sekitarnya.
b. Dapat meningkatkan kualitas dan komitmen dalam
penyelenggaraan pelayanan sosial yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat.
Penyelenggaraan pelayanan sosial yang dilakukan selama ini oleh
pemerintah belum sepenuhnya mampu mengatasi permaslahan di
masyarakat. Selain itu, adanya perubahan sosial di masyarakat
berdampak pada meningkatnya masalah sosial disertai dengan
munculnya masalah sosial baru.
Penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial juga mengalami
masalah dari akibat belum optimalnya dukungan Sumberdaya
manusia, peran masyarakat, dan dukungan pendanaannya. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, perlu adanya upaya yang terarah,
terpadu, dan berkelanjutan dengan baik yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dan dan masyarakat dalam bentuk
pelayanan sosial yang diantaranya, rehabilitasi sosial, jaminan
sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial. Oleh karena
itu penyuluhan sosial sangat penting, agar dapat meningkatkan
kualitas dan komitmen dalam penyelenggaraan pelayanan sosial
yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat. Karena peran penyuluh sosial sebagai pendamping
masyarakat yang terus berlanjut, dimana penyuluh sosial dapat
mengidentifikasi masalah, kemudian penyuluh sosial akan
mengajak masyarakat untuk menyelesaikan masalahnya. Sehingga
dengan adanya penyuluhan sosial dapat meningkatkan kualitas dan
komitmen dalam penyelenggaraan pelayanan sosial yang dilakukan
oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyrakat.
c. Menyinergikan Sumberdaya manusia penyuluh sosial dalam
penyelenggaraan kegiatan kesejahteraan sosial. Penyuluh Sosial

7
yaitu Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat dalam melakukan
kegiatan penyuluhan dibidang pembangunan kesejahteraan sosial.
Sedangkan penyuluh sosial dari unsur masyrakat adalah tokoh
masyarakat baik dari tokoh agama, pemuda, dan sebagainya yang
diberi tugas tanggung jawab wewenang dan hak secara penuh oleh
pejabat yang berwenang di bidang kesejahteraan sosial (pusat dan
daerah) untuk melakukan kegiatan penyuluhan di bidang
pembangunan kesejahteraan sosial. Sehingga penyuluhan sosial itu
sangat penting agar dapat menyinergikan Sumberdaya manusia
penyuluh sosial dalam penyelenggaraan kegiatan kesejahteraan
sosial.3
3. Fungsi Seorang Penyuluhan Sosial
a. Pemberdayaan Masyarakat/PMKS, (Khusus : Peningkatan Mutu
Sumber daya Manusia). Fungsi pertama dari penyuluh sosial
adalah sebagai pemberdayaan masyarakat. Apa itu pemberdayaan
masyarakat? Pemberdayaan masyarakat adalah proses
pembangunan dimana masyarakat berinisiatif untuk memulai
proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri
sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila
masyarakat itu sendiri ikut pula berpartisipasi. Dalam fungsi ini
menekankan kepada peningkatan mutu sumberdaya manusia.
Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam
proses keberhasilan suatu pembangunan. Karena populasi
penduduk Indonesia sangat tinggi, yaitu 232,517 juta jiwa, dan
menempati peringkat ke-4 di Dunia. Maka sangat memungkinkan
untuk mengubah sumberdaya manusia tersebut menjadi
sumberdaya manusia yang lebih bermutu dengan potensi yang ada.

3
Dr. Henny Syafra Nasution, Bimbingan Konseling Konsep, Teori, dan Aplikasinya ( Medan
: Penerbit LPPPI : 2019), hal. 30.

8
Penyuluh sosial dituntut mampu membimbing masyakat
khususnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) atau
Perlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) untuk menigkatkan
sumberdaya manusia menjadi lebih baik. Peningkatan mutu
sumberdaya manusia oleh penyuluh sosial merupakan usaha yang
dilakukan untuk membentuk manusia yang berkualitas dengan
memiliki keterampilan, kemampuan kerja dan loyalitas kerja
kepada suatu perusahaan ataupun organisasi. Era globalisasi seakan
memberikan arus teknologi dan informasi serta mobilitas
sumberdaya manusia dari satu tempat ke tempat lain. Maka
penting sekali para penyuluh sosial untuk membantu memperbaiki
kualitas sumber daya manusia. Pemberdayaan masyarakat untuk
meningkatan mutu sumberdaya manusia memiliki banyak strategi
yang bisa dilakukan oleh penyuluhan sosial diantarannya :
pelatihan, pendidikan, pembinaan, recuitment, dan melalui
perubahan sistem.
a. Pengembangan Partisipasi Masyarakat Dalam Beragam Aspek
Pembangunan.
Partisipasi masyarakat dalam keberhasilan pelaksanaan
pembangunan sangat berpengaruh, tidak hanya pihak
pemerintah saja. Pihak pemerintah dan partisipasi masyarakat
harus memiliki ikatan dan kerjasama yang baik dalam bidang
pembangunan. Ke - duanya sangat dibutuhkan, jika salah satu
tidak berperan aktif, contohnya masyarakat, maka
pembangunan tidak akan bisa berjalan dengan bak. Dalam hal
ini, penyuluh sosial sangat dibutuhkan untuk menyadarkan
masyarakat tentang pentingnya menjadi partisipan dalam
pembanguanan d iberbagai aspek.
Partisipasi masyarakat adalah keterlibatan masyarakat
atau seseorang yang didorong keinginan diri sendiri tanpa
adanya paksaan dari pihak manapun, untuk ikut andil dalam

9
pembangunan untuk kepentingan bersama dalam mencapai
tujuan terbaik dari suatu pembangunan.
Apa arti pembangunan dalam dunia penyuluhan sosial?
Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang
mencakup seluruh sistem sosial, seperti politik, ekonomi,
infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi,
kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994). Jadi yang
dimaksud pembangunan disini adalah suatu perubahan yang
dilakukan secara terencana. Salah satu cara yang bisa
dulakukan oleh penyuluh sosial untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat adalah dengan pemberdayaan. Pemberdayaan
dalam pembangunan ini adalah menjadikan masyarakat sebagai
tokoh utama atau pelaku pembangunan, dengan kata lain
penyuluh sosial membantu masyarakat atau individu untuk
menjaditokoh penting dalam suatu pembangunan sebagai betuk
partisipasi dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki agar
bisa dimanfaatkan dengan baik, terutama dalam pembangunan
di segala aspek. Penyuluh sosial memberikan kebebasan
kepada masyarakat untuk menggunakan segala potensi yang
dimiliki sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan diinginkan.
Tetapi dalam hal ini, pemberdayaan juga perlu didampingi
dengan baik oleh penyuluh sosial untuk memberikan arahan
dan bimbingan.
b. Bersama-sama Institusi Dan Pakar-Pakar Terkait Mendukung
Perencanaan Pembangunan Daerah.
Perencanaan pembangunan daerah seperti yang di
maksud dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2010 adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan
kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian
Sumberdaya yang ada, dalam rangka meningkatkan

10
kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah
dalam jangka waktu tertentu.
Penyuluh sosial memiliki fungsi untuk mendukung
perencanaan pembangunan daerah.. Hal ini dikarenakan karena
pembangunan daerah merupakan suatu cara yang dibuat oleh
suatu daerah untuk membuka peluang pekerjaan baru bagi para
masyarakat. Maka penting bagi penyuluh sosial untuk
mendukung hal tersebut.
Mengapa diperlukan instansi atau pakar- pakar lain? Hal
ini diperlukan untuk menunjang dan membantu keberhasilan
perencanaan. Instansi dan pakar bisa menjadi bagian dalam
perencanaan ini. Baik sebagai pihak yang membantu dana
ataupun pihak yang membantu memberikan masukan terkait
pembangunan yang akan dirintis masyarakat. Semakin banyak
dukungan dari berbagai pihak yang diberikan, maka semakin
banyak pembangunan yang dilakukan di daerah tersebut. Maka
penyuluh sosial dan instasi serta berbagai pakar perlu
mendukung adanya perencanaan pembangunan daerah.
c. Pembinaan masyarakat
Menurut Santoso (2004; 52) pembinaan dapat dilakukan
dengan berbagai bentuk antara lain: represif, preventif dan
rehabilitasi sosial. Usaha represif yang dilakukan oleh
pemerintah daerah merupakan usaha- usaha yang terorganisir
dengan maksud meniadakan gelandangan dan atau pengemis
serta mencegah meluasnya didalam masyarakat, dimana usaha
represif ini juga tertuang dalam perda ketertiban sosial.
Usaha preventif atau pencegahan ditujukan untuk
menghambat dan membatasi tumbuh berkembangnya
gelandangan dan pengemis.Usaha rehabilitasi sosial yang
dimaksud adalah usaha yang terorganisir meliputi penyantunan,
pemberian pelatihan dan pendidikan, pemulihan kemampuan

11
dan penyaluran kembali ke daerah-daerah pemukiman baru
melalui transmigrasi maupun ketengah-tengah masyarakat,
pengawasan serta pembinaan berkelanjutan, sehingga dengan
demikian para gelandangan dan/atau pengemis kembali
memiliki kemampuan untuk hidup secara layak sesuai dengan
martabat manusia sebagai warga negara Republik Indonesia.4

4
Riska Febriyanti. Penyuluhan Sosial: Membaca Konteks dan Memberdayakan Masyarakat,
( Cet.1) 2020, hal.1-17

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hal-hal utama yang mendasari konstruk teori bimbingan dan
konseling adalah kerangka pikir tentang perkembangan kepribadian dan
perubahan perilaku manusia. Ada 3 model dasar teori bimbingan dan
penyuluhan yaitu model kognitif, model relasional, model keprilakuan :
1. Model Kognitif merupakan sumber utama bagi ragam penyuluhan
dalam model kognitif-afektif-- di dalam membantu penyuluhan
mengembangkan gagasan dan konsep baru atau dengan kata lain
wawasan (insight) tentang diri dan situasi yang dialaminya.
2. Model Relasional Model relasional dalam bimbingan dan konseling
adalah pendekatan yang dikembangkan dari pekerjaan Carl Rogers.
3. Model Keperilakuan Prinsip dasar model keperilakuan bertolak dari
pandangan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berbasis
data teramati, dan yang disebut perilaku adalah manifestasi organisma
yang teramati.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kartadinata, Sunaryo .TEORI BIMBINGAN DAN KONSELING.www.upi.edu;


oktober 2007.
Febriyanti, rizka . Penyuluhan Sosial: Membaca Konteks dan Memberdayakan
Masyarakat, ( Cet.1) 2020.
Lubis, Namora Lamongga. 2011. Memahami Dasar- Dasar Konseling dalam
praktik dan Teori, Cet 1: Jakarta : Kencana Perdana Media Group.
Syafra, Henny Nasution, Bimbingan Konseling Konsep, Teori, dan Aplikasi,
Cet.1: Medan : Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia.

14

Anda mungkin juga menyukai