EKSISTENSIAL HUMANISTIK
“Panduan Singkat Penerapan Role Playing
Dalam Konseling Kelompok”
Disusun Oleh :
i
Kata Pengantar
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Cover .............................................................................. i
Daftar Pustaka
iii
A. Konsep Dasar Eksistensial-Humanistik
1
tindakan-tindakannya, maka pandangan-pandangan
eksistensialisme menarik bagi para ahli psikologi humanistik dan
selanjutnya dijadikan landasan teori psikologi humanistik.
Adapun pokok-pokok teori psikologi humanistik yang
dikembangkan oleh Maslow adalah sebagai berikut (Alwisol
2009 : 252-270)
2
5. Manusia memiliki bermacam-macam kebutuhan yang secara
hirarki dibedakan menjadi sebagai berikut (Boeree, 2004)
a) Kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological
needs)
b) Kebutuhan akan rasa aman (the safety and security
needs)
c) Kebutuhan akan cinta dan memiliki (the love and
belonging needs)
d) Kebutuhan akan harga diri (the esteem needs)
e) Kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization
needs)
Teori eksistensial humanistik tidak memiliki teknik-teknik yang
ditentukan secara ketat namun James dan Gilliand dalam
(Erford, 2017) menyatakan teknik role playing adalah salah satu
teknik yang efektif digunakan oleh konselor dari beragam
orientasi teoritis untuk klien yang perlu mengembangkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang atau melakukan
perubahan dalam dirinya sendiri, lebih lanjut Kottman dalam
(Erford, 2017) menerangkan bahwa dengan teknik Role Playing
siswa dapat belajar tentang keyakinan dan nilai-nilai yang
mereka anut dat dapat mencapai pemahaman lebih jauh tentang
keyakinan dan nilai-nilai yang dianut orang lain. Teknik ini juga
sesuai diterapkan dalam layanan konseling kelompok dalam
rangka meningkatkan interaksi sosial siswa dan eksistensi siswa
sebagai makhluk sosial.
3
B. Tujuan Konseling Eksistensial-Humanistik
Menurut Gerald Corey (2008), ada beberapa tujuan
konseling Eksistensial humanistik yaitu :
1. Agar klien mengalami keberadaannya secara otentik dengan
menjadi sadar atas keberadaan dan potensi – potensi serta
sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak
berdasarkan kemampuannya. Keotentikan sebagai “urusan
utama psikoterapi” dan “nilai eksistensial pokok”. Terdapat
tiga karakteristik dari keberadaan otentik : a) menyadari
sepenuhnya keadaan sekarang, b) memilih bagaimana hidup
pada saat sekarang, dan c) memikul tanggung jawab untuk
memilih.
2. Meluaskan kesadaran diri klien, dan karenanya meningkatkan
kesanggupan pilihannya, yakni menjadi bebas dan
bertanggung jawab atas arah hidupnya.
3. Membantu klien agar mampu menghadapi kecemasan
sehubungan dengan tindakan memilih diri, dan menerima
kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekadar korban kekuatan-
kekuatan deterministic di luar dirinya.
4
mengundang klien untuk menerima tanggung jawab pribadi.
Fokusnya adalah pada situasi hidup klien pada saat itu dan bukan
pada menolong klien agar bisa sembuh dari situasi masa lalu.
Seorang pemimpin kelompokm yang berorientasi eksistensial
biasanya berurusan dengan orang-orang yang memiliki apa yang
disebut sebagai eksistensi terbatas. Tugas sentral dari konselor
adalah langsung mengkonfrontasikan klien ini dengan cara hidup
mereka dalam keberadaan terbatas ini dan menolong mereka
untuk bisa menyadari bahwa mereka ikut berperan dalam
menciptakan kondisi saat itu.
1. Mengucapkan salam
2. Berdoa
3. Ketua kelompok menyampaikan waktu kegiatan yang akan
berlangsung
5
4. Saling memperkenalkan diri
5. Saling menyampaikan posisi di dalam kelompok
6. Permainan (penghangatan/pengakraban)
6
kelompok dan kebersamaan, makin mantapnya minat untuk ikut
serta dalam kegiatan kelompok.
7
masalah klien serta mencari jalan keluar dan pengentasannya
melalu role playing , yang dimana seluruh anggota berperan
didalam teknik tersebut, menggali kemampuan yang dimiliki
konseli, Role Playing berusaha mengeksplor ketidakmampuan
diri menjadi lebih optimis.
V. Tahap Akhir
Pada tahap ini akan memperoleh kesan-kesan anggota
kelompok tentang pelaksanaan kegiatan, hasil kegiatan konseling
kelompok yang telah dicapai, rencana kegiatan lebih lanjut, tetap
8
dirasakannya hubungan kelompok dan rasa kebersamaan
meskipun kegiatan diakhiri.
9
Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan
sikap, analisis terhadap fenomena sosial.
Pendekatan terapi eksistensial lebih cocok digunakan pada
perkembangan klien seperti masalah karier, kegagalan
dalam perkawinan, pengucilan dalam pergaulan ataupun
masa transisi dalam perkembangan dari remaja menjadi
dewasa
b) Kelemahan
Dalam metodologi, bahasa dan konsepnya yang mistikal
Dalam pelaksanaannya tidak memiliki teknik yang tegas
dan membutuhkan waktu yang lama.
Terlalu percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalahnya (keputusan ditentukan oleh klien sendiri.
10
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM
Press.
Corey, G (2008). Theory and Practice of Group Counseling (8thed.).
Canada: Books/Cole.
Corey, Gerald. 2013. Theory and Practice of Counseling and
Psychotherapy (9thedition). California: Brooks/Cole.
Erford, Bradley T. 2017. 40 Teknik yang Harus Diketahui Setiap
Konselor Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Taharani, A. F. (2018, August). Konseling Kelompok dengan
Pendekatan Eksistensial-Humanistik berbasis nilai Budaya
Gayo “Alang Tulung” untuk Mengurangi Sikap Apatis
Siswa. In Prosiding Seminar Nasional Bimbingan dan
Konseling (Vol. 2, No. 1, pp. 146-154).