Anda di halaman 1dari 4

TEORI

KONSELING EKSISTENSIAL
Oleh:
Dr. Silvianetri, M.Pd., Kons

BAGAI MANA ALIRAN KONSELING EKSISTENSIAL BERKEMBANG ?


A. Sejarah Konseling Eksisterensial
Eksistensial berasal dari Filsafat Yunani yang berkembang pada abad 19 dan 20 yang
diawali oleh pemikiran Gabriel Marcel. Yang menyatakan bahwa pada dasarnya
manusia bersifat bebas, tapi dia menekankan autentitas (Keaslian)

Secara lebih spesifik, konseling eksistensial huma-nistik membantu klien untuk


memulai perjalanan investigasi dirinya, dengan tujuan: memahami konflik tak
sadarnya; mengidentifikasi mekanisme pertahanan diri yang salah; menemukan
pengaruh; mengurangi tingkat kecemasan berlebihan dalam bermasyarakat;
mengembangkan cara untuk mengatasi kecemasan yang berasal dari pikiran-pikiran
individu (May & Yalom, 2005; Jones, 2011).

konseling eksistensial humanistik berfokus pada perkembangan kehidupan yang positif. Konseling eksistensial
humanistik memiliki konsep yang mengarah pada kehidupan sekarang yang akan sangat berpengaruh pada masa
depan seseorang

B. Konsep Dasar Konseling Humanistik:

Manusia sebagai makhluk hidup yang dapat menentukan sendiri apa yang ia kerjakan dan yang tidak dia kerjakan, dan bebas
untuk menjadi apa yang ia inginkan. Setiap orang bertanggung jawab atas segala tindakannya.
1. Manusia tidak pernah statis, ia selalu menjadi sesuatu yang berbeda, oleh karena itu manusia mesti berani menghancurkan pola-
pola lama dan mandiri menuju aktualisasi diri
2. Setiap orang memiliki potensi kreatif dan bisa menjadi orang kreatif. Kreatifitas merupakan fungsi universal kemanusiaan yang
mengarah pada seluruh bentuk self expression.

C. Asumsi Perilaku Bermasalah

Gangguan jiwa disebabkan karena individu yang bersangkutan tidak dapat mengembangkan
potensinya. Dengan perkataan lain, pengalamannya tertekan.

D. Tujuan Konseling Konseling Humanistik

1. Mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaannya dan menerima keadaannya menurut apa
adanya. Saya adalah saya
2. Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi cara berfikir, keyakinan serta pandangan-pandangan
individu, yang unik, yang tidak atau kurang sesuai dengan dirinya agar individu dapat
mengembangkan diri dan meningkatkan self actualization seoptimal mungkin.
3. Menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan dan dihayati oleh individu dalam proses
aktualisasi dirinya.
4. Membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan bebas yang mungkin dapat dijangkau menurut
kondisi dirinya.

E. Deskripsi Proses Konseling Humanistik

1. Adanya hubungan yang akrab antara konselor dan konseli.


2. Adanya kebebasan secara penuh bagi individu untuk mengemukakan problem dan apa yang
diinginkannya.
3. Konselor berusaha sebaik mungkin menerima sikap dan keluhan serta perilaku individu dengan tanpa
memberikan sanggahan.
4. Unsur menghargai dan menghormati keadaan diri individu dan keyakinan akan kemampuan individu
merupakan kunci atau dasar yang paling menentukan dalam hubungan konseling.
5. Pengenalan tentang keadaan individu sebelumnya beserta lingkungannya sangat diperlukan oleh
konselor.
F. Teknik-Teknik Konseling Humanistik

Teknik yang dianggap tepat untuk diterapkan dalam pendekatan ini yaitu teknik client centered
counseling, sebagaimana dikembangkan oleh Carl R. Rogers. meliputi: (1) acceptance (penerimaan);
(2) respect (rasa hormat); (3) understanding (pemahaman); (4) reassurance (menentramkan hati);
(5) encouragementlimited questioning (pertanyaan terbatas; dan (6) reflection (memantulkan
pernyataan dan perasaan). (memberi dorongan); (5)

Melalui penggunaan teknik-teknik tersebut diharapkan konseli dapat (1) memahami dan menerima
diri dan lingkungannya dengan baik; (2) mengambil keputusan yang tepat; (3) mengarahkan diri; (4)
mewujudkan dirinya.

Anda mungkin juga menyukai