KONSELING EKSISTENSIAL
Oleh:
Dr. Silvianetri, M.Pd., Kons
konseling eksistensial humanistik berfokus pada perkembangan kehidupan yang positif. Konseling eksistensial
humanistik memiliki konsep yang mengarah pada kehidupan sekarang yang akan sangat berpengaruh pada masa
depan seseorang
Manusia sebagai makhluk hidup yang dapat menentukan sendiri apa yang ia kerjakan dan yang tidak dia kerjakan, dan bebas
untuk menjadi apa yang ia inginkan. Setiap orang bertanggung jawab atas segala tindakannya.
1. Manusia tidak pernah statis, ia selalu menjadi sesuatu yang berbeda, oleh karena itu manusia mesti berani menghancurkan pola-
pola lama dan mandiri menuju aktualisasi diri
2. Setiap orang memiliki potensi kreatif dan bisa menjadi orang kreatif. Kreatifitas merupakan fungsi universal kemanusiaan yang
mengarah pada seluruh bentuk self expression.
Gangguan jiwa disebabkan karena individu yang bersangkutan tidak dapat mengembangkan
potensinya. Dengan perkataan lain, pengalamannya tertekan.
1. Mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaannya dan menerima keadaannya menurut apa
adanya. Saya adalah saya
2. Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi cara berfikir, keyakinan serta pandangan-pandangan
individu, yang unik, yang tidak atau kurang sesuai dengan dirinya agar individu dapat
mengembangkan diri dan meningkatkan self actualization seoptimal mungkin.
3. Menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan dan dihayati oleh individu dalam proses
aktualisasi dirinya.
4. Membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan bebas yang mungkin dapat dijangkau menurut
kondisi dirinya.
Teknik yang dianggap tepat untuk diterapkan dalam pendekatan ini yaitu teknik client centered
counseling, sebagaimana dikembangkan oleh Carl R. Rogers. meliputi: (1) acceptance (penerimaan);
(2) respect (rasa hormat); (3) understanding (pemahaman); (4) reassurance (menentramkan hati);
(5) encouragementlimited questioning (pertanyaan terbatas; dan (6) reflection (memantulkan
pernyataan dan perasaan). (memberi dorongan); (5)
Melalui penggunaan teknik-teknik tersebut diharapkan konseli dapat (1) memahami dan menerima
diri dan lingkungannya dengan baik; (2) mengambil keputusan yang tepat; (3) mengarahkan diri; (4)
mewujudkan dirinya.