PERTEMUAN KE I
Introduction
DISKRIPSI MUATAN STUDI PSIKOLOGI KEPRIBADIAN 2
Psikologi kepribadian merupakan salah satu mata kuliah psikologi
terapan yang mempelajari dan mendiskusikan teori-teori kepribadian
yang dikemukakan oleh para teoretikus kepribadian dalam usaha
menjawab pertanyaan-pertanyaan :
EVALUASI
Keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan psikologi
kepribadian 2 ini ditentukan oleh prestasi masing-masing
mahasiswa dalam hal :
1. Partisipasi kegiatan dalam kelas.
2. Pembuatan tugas dan respons dalam kegiatan diskusi di
kelas
3. Kuis, UTS dan UAS
KONTRAK BELAJAR
TUGAS PENYUSUNAN MAKALAH & DISKUSI
1. A Person Centered Approach - Carl Rogers
2. A Personal Construct Approach, the humanistic-existential approach
George Kelly
3. Teori Humanistik-Eksistensial Approach - Abraham Maslow
PERTEMUAN KE 2
A person centered approach
Carl Rogers
PERSONALITY CONSTRUCT
MEDAN
ORGANISME
FENOMENA
SELF
Carl Rogers lebih memperhatikan bagaimana kepribadian individu itu
berubah dan berkembang, yang dalam teorinya personality construct
yang mendasar, yaitu :
1. Organisme, yang mencakup 3 hal :
1) Makhluk hidup, organisme yang lengkap dengan fungsi fisik dan
psikologiknya.
2) Realitas Subyektif, organisme yang menanggapi dunia seperti
yang diamati atau dialaminya.
3) Holisme, organisme yang merupakan satu kesatuan sistem
sehingga perubahan satu bagian akan mempengaruhi bagian
yang lain. Perubahan itu memiliki makna dan tujuan, yaitu
mengaktualisasikan, mempertahankan dan mengembangkan
diri.
2. Medan Fenomena, seluruh pengalaman pribadi seseorang sepanjang
hidupnya, meliputi :
1) Pengalaman Internal dan external.
2) Pengalaman yang disimbolkan, (diamati dan disusun dalam kaitannya
dg diri sendiri), disimbolkan tetapi diingkari/dikaburkan (krn tidak
konsisten dg struktur dirinya) dan tidak disimbolkan (krn diamati tdk
mempunyai hubungan dg struktur diri)
3) Persepsi yang bersifat subyektif , benar menurut diri sendiri.
4) Inferensi Empatik, medan fenomena yang tidak diketahui oleh orang
lain.
3. Self, diri yang terbentuk melalui :
1) Deferensi medan fenomena.
2) Introjeksi nilai-nilai tertentu.
3) Bersifat integral dan konsisten
4) Dapat berubah sebagai akibat kematangan biologik dan belajar.
5) Medan fenomena yang tidak sesuai dg self dinilai sbg ancaman
• Self consept adalah kesadaran batin yg tetap, pengalaman yg
berhubungan dg aku dan yg membedakan aku dari yg bukan aku.
Self consept terdiri :
1. Self real, diri yg organismik, yaitu diri yg perasa (feeling self),
yang bersifat intuitif dan membuka diri utk merasakan proses
pengalaman organik, terdiri :
Congruence adalah situasi dimana pengalaman diri
diungkapkan dg seksama dlm sebuah konsep diri yg utuh,
integral dan sejati.
Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yg dirasakan
dlm pengalaman aktual disertai pertentangan & kekacauan
batin.
Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar yg disebut need for
positive regard, dibedakan :
1) Conditional positive regard, penghargaan positif bersyarat,
seperti pujian orang tua thd anak jika anak itu bertingkah laku
seperti keinginan orangtua, pujian Tuhan terhadap hamba-
Nya yang ber taqwa.
2) Unconditional positive regard, penghargaan positif tak bersyarat
KECENDERUNGAN FORMATIF
Kecenderungan setiap hal untuk berevolusi dari
bentuk yg sederhana menjadi yg lebih komplek
ASUMSI DASAR
KECENDERUNGAN AKTUALISASI
Kecenderungan manusia utk bergerak menuju
keutuhan atau pemuasan dari potensi
PSIKOTERAPI
• Terapi yang berpusat pada klien (client-centered therapis) berasumsi
bahwa untuk orang-orang yang rentan /cemas dapat berkembang
secara psikologis jika bertemu dengan terapies yang kongruen dan
yang mereka rasakan sebagai orang yang mampu memberikan
nuansa penerimaan tidak bersyarat dan empati yang akurat. Teori
Rogers dapat dilihat dalam hal kondisi, proses dan hasil.
• Kondisi. Terdapat beberapa kondisi yg dianggap perlu & memadai :
1) Klien yang cemas atau rentan harus bertemu dengan terapis
yang kongruen.
2) Terapis harus memiliki empati dan penerimaan positif tidak
bersyarat untuk klien.
3) Klien harus mendengar secara empati dari konselor yang
dianggap perlu dan memadai.
• Proses.
Proses pengubahan kepribadian yang konstruktif diletakkan dalam
sebuah kontinum dari yang paling defensif ke yang paling integratif :
1) Dicirikan dengan ketidak mampuan untuk mengkomunikasikan
apapun tentang diri.
2) Klien mulai bersedia mendiskusikan peristiwa-2 internal dengan
orang lain meskipun mereka tidak menyadari perasaan-2 nya.
3) Klien lebih bebas membicarakan dirinya walaupun masih sebagai
subyek.
4) Klien mulai berbicara mengenai perasaan mendalam, tetapi bukan
yang sedang dirasakan saat itu.
5) Klien mulai mengalami perubahan dan perkembangan yang
signifikan
6) Klien mulai mengalami perubahan yang dramatis dan pergerakan
menuju seseorang yang berfungsi sepenuhnya.
7) Klien telah menjadi manusia masa depan yang berfungsi sepenuhnya
(aktualisasi kognitif, afektif dan behavioralnya).
• Hasil.
Hasil yang paling mendasar dari terapi yang berpusat pada klien adalah
klien yang kongruen, tidak defensif, lebih terbuka terhadap pengalaman.
KONSTRUK PERSONAL
• Konstruk personal adalah cara dalam melihat dunia, yang membuat
manusia mampu untuk memetakan suatu bentuk perilaku, diformulasikan
dengan eksplisit atau cara implisit, secara verbal atau sama sekali tidak
dapat dielaborasikan, konsisten dengan bentuk perilaku yang lain atau tidak
konsisten dengan mereka, dinalar secara intelektual atau dirasakan secara
vegetatif.
• Asumsi Dasarnya : “bahwa proses seseorang diarahkan melalui jalur-
jalur psikologis oleh cara-cara ketika (orang tersebut) mengantisipasi
peristiwa-peristiwa”, atau perilaku manusia (pikiran dan tindakan)
diarahkan oleh cara mereka melihat masa depan”
Proses dari seseorang merujuk pada manusia yang hidup, berubah
dan bergerak karena hidup itu sendiri menjelaskan pergerakan
seseorang, bukan motif, kebutuhan, dorongan atau insting sebagai
motivasi yang mendasari.
Diarahkan melalui jalur-jalur dimaksudkan untuk mengindikasikan
bahwa manusia bergerak terarah melalui suatu jaringan dari suatu
jalan atau jalur.
Cara mengantisipasi peristiwa dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan bahwa manusia mengarahkan tindakan mereka
sesuai dengan prediksi mereka atas masa depan yang diinginkan.
Jadi, manusia secara terus menerus berusaha “mencapai masa
depan melalui jendela masa kini”
• Untuk mengelaborasikan teori konstruk personal, Kelly mengajukan
sebelas konsekwensi pendukung yang diambil dari asumsi dasarnya,
yaitu :
1. Persamaan di antara peristiwa.
Tidak ada dua kejadian itu sama, tetapi kejadian yang serupa itu
dipersepsi sebagai sesuatu yang sama. Persamaan antar peristiwa
ini disebut “Konsekuensi Konstruksi”
2. Perbedaan di antara manusia.
Manusia itu berbeda satu sama lain dalam konstruksi mereka thd
peristiwa. Penekanan atas perbedaan ini disebut sebagai
“Konsekuensi Individualitas”.
3. Hubungan di antara konstruk.
Hubungan diantara konstruk menyatakan bahwa “manusia secara
karakter akan mengembangkan konstruk mengenai suatu sistem
yang merangkul hubungan ordinal atara konstruk untuk
kenyamanan (mereka) dalam mengantisipasi kejadian”.
Konsekuensi ini disebut “Konsekuensi Organisasi”. Kompleksitas
hubungan antar konstruk ini dapat di ilustrasikan sbb. :
BAIK BURUK
TRANSPORTASI
STRUKTUR KEPRIBADIAN
• Struktur terpenting kepribadian adalah yang dapat mendeskripsikan orang
dalam konteks karakteristik individual yang disebut Disposisi Personal.
• Trait dibedakan
1) common trait (sifat umum), karakteristik yg dimiliki banyak orang, yang
menggambarkan cara hidup dalam suatu budaya dan dapat
dibandingkan satu sama yang lain.
2) individual trait (sifat individual), untuk mendeskripsikan
karakteristik yang relatif stabil, seperti mudah bergaul, introvert.
KATEGORI TRAIT :
1. Kategori Kepemilikan :
1) Trait Umum : trait yang dimiliki semua orang dalam tingkatan
tertentu. Misal, intelegensi, introversi. Sifat universal trait umum
dilatar belakangi oleh Hereditas, kelompok budaya yang sama.
2) Trait Khusus, trait yang dimiliki satu orang saja – bisa juga dimiliki
oleh beberapa orang dengan kombinasi antar trait yang berbeda.
Sifat unik ini terutama berhubungan dengan interes dan attitude.
2. Kategori Kedalaman :
1) Trait Permukaan,sifat yang tampak, yang menjadi tema umum
dari beberapa tingkahlaku. Misal, remaja yang lincah,
menyenangkan orang lain, dapat dikatakan memiliki trait
permukaan yang periang. Sebaliknya dapat dikatakan memiliki
sifat permukaan depresif.
2) Trait Sumber, elemen dasar yang menjelaskan tingkahlaku. Sifat
ini tidak bisa disimpulkan secara langsung dari amatan
tingkahlaku dan hanya diidentifikasi memakai analisis faktor untuk
menentukan faktor yang mempengaruhi (bawaan atau bentukan
lingkungan)
3. Kategori Modalitas Ekspresi :
1) Trait Kemampuan, menentukan keefektifan seseorang dalam
usaha menggapai tujuan, seperti kecerdasan.
2) Trait Temperamen, gaya atau irama tingkahlaku, seperti
ketenangan/kegugupan, keberanian, santai, mudah terangsang.
3) Trait Dinamik, motivasi atau kekuatan pendorong tingkahlaku,
seperti interest, ambisi menguasai sesuatu.
Meta Erg
Sifat sumber yang dinamis tetapi asal usulnya dari lingkungan,
termasuk meta erg adalah :
1) Sikap atau attitude, konsep tingkahlaku spesifik sebagai respon
terhadap suatu situasi. Sikap berperan menjadi motivasi
tingkahlaku.
2) Sentimen,struktur keseimbangan attitude yang memperoleh
energi dari erg tetapi dibentuk dari hasil belajar
PERTEMUAN KE 7
A THEORY OF TYPES
Hans J. Eysenck
A = 17,18,19 (85/80) ---01,29,09,32,22,40,38,10,08,36
TEORI ANALISIS FAKTOR EYSENCK
• Teknik analisis faktor Eysenck menghasilkan tiga faktor yang bersifat
bipolar – ekstraversi/intraversi, neurotisisme/stabilitas dan psikotik /
superego. Teori lima faktor (the big five) meliputi neuritisisme dan
ekstraversi ditambahkan keterbukaan pada pengalaman, keramahan
dan kesadaran.
• Ada empat kreteria dalam mengidentifikasi suatu faktor, yaitu :
1. Bukti psikometrik untuk eksistensi faktor yang harus releabel dan
dapat direplikasi.
2. Mempunyai keterwarisan (heritability) dan harus sesuai dengan
model genetis yang sudah dikenal sebelumnya.
3. Harus masuk akal saat dipandang dari segi teoritis.
4. Harus mempunyai relevansi sosial (mempunyai hubungan
dengan variabel sosial (tidak harus kausalaitatif)
• Herarki organisasi perilaku.
Eysenck mengenali herarchi empat level pengorganisasian perilaku :
1. Level terendah adalah kognisi atau tindakan spesifik, perilaku
atau pikiran yang merupakan karakteristik seseorang.
2. Level kedua adalah tindakan atau kognisi umum, respon yang
terjadi secara berulang dalam kondisi yang serupa, seperti
mahasiswa yang bertahan untuk menyelesaikan tugas sampai
selesai.
3. Level ketiga adalah sifat dari perilaku, disposisi kepribadian
yang penting dan semipermanen, seperti ketekunan dalam
menyelesaikan tugas merupakan sifat.
4. Level ke empat adalah type atau superfaktor, terdiri dari Psikotik
(P), Ekstraversi (E) dan Neurotisme (N).
DIMENSI KEPRIBADIAN EYSENCK & CATTELL
Type Intro
versi
Sft
Sifat Ketek
unan
pemal
u
Rasa
Cemas Tertekan inferior Tegang
Bersalah
KATEGORI TRAIT :
1. Kategori Kepemilikan :
1) Trait Umum : trait yang dimiliki semua orang dalam tingkatan
tertentu. Misal, intelegensi, introversi. Sifat universal trait umum
dilatar belakangi oleh Hereditas, kelompok budaya yang sama.
2) Trait Khusus, trait yang dimiliki satu orang saja – bisa juga dimiliki
oleh beberapa orang dengan kombinasi antar trait yang berbeda.
Sifat unik ini terutama berhubungan dengan interes dan attitude.
2. Kategori Kedalaman :
1) Trait Permukaan,sifat yang tampak, yang menjadi tema umum
dari beberapa tingkahlaku. Misal, remaja yang lincah,
menyenangkan orang lain, dapat dikatakan memiliki trait
permukaan yang periang. Sebaliknya dapat dikatakan memiliki
sifat permukaan depresif.
2) Trait Sumber, elemen dasar yang menjelaskan tingkahlaku. Sifat
ini tidak bisa disimpulkan secara langsung dari amatan
tingkahlaku dan hanya diidentifikasi memakai analisis faktor untuk
menentukan faktor yang mempengaruhi (bawaan atau bentukan
lingkungan)
3. Kategori Modalitas Ekspresi :
1) Trait Kemampuan, menentukan keefektifan seseorang dalam
usaha menggapai tujuan, seperti kecerdasan.
2) Trait Temperamen, gaya atau irama tingkahlaku, seperti
ketenangan/kegugupan, keberanian, santai, mudah terangsang.
3) Trait Dinamik, motivasi atau kekuatan pendorong tingkahlaku,
seperti interest, ambisi menguasai sesuatu.
Meta Erg
Sifat sumber yang dinamis tetapi asal usulnya dari lingkungan,
termasuk meta erg adalah :
1) Sikap atau attitude, konsep tingkahlaku spesifik sebagai respon
terhadap suatu situasi. Sikap berperan menjadi motivasi
tingkahlaku.
2) Sentimen,struktur keseimbangan attitude yang memperoleh
energi dari erg tetapi dibentuk dari hasil belajar
BEHAVIORISME (Skinner)
Asumsi Dasar Kepribadian :
1. Perilaku itu mengikuti hukum tertentu dan ilmu merupakan usaha
menemukan keteraturan hubungan peristiwa.
2. Perilaku itu dapat diramalkan dan ilmu juga meramalkan peristiwa
yang akan datang, bukan hanya menjelaskan peristiwa.
3. Perilaku itu dapat dikontrol dan ilmu dapat melakukan antisipasi dan
membentuk perilaku
Struktur Kepribadian :
Skinner tidak tertarik pada struktur kepribadian tetapi lebih tertarik
pada perubahan perilaku yang dipandang sebagai unsur
kepribadian yang dipandang relatif tetap.
Tipe Perilaku diklasifikasikan :
1. Tingkahlaku responden, tingkahlaku sebagai respon atas stimulus.
Jadi konsep motivasi yang menjelaskan variabel tingkahlaku bukan
fungsi keadaan energi, tujuan dan penyebab perilaku.
2. Tingkahlaku operan, tingkahlaku yang muncul tanpa adanya
stimulus spesifik yang memaksa terjadinya respon.
DINAMIKA KEPRIBADIAN.
3. Dinamika dan Belajar. Individu memiliki tingkahlaku baru, menjadi
lebih trampil, menjadi lebih tahu adalah karena belajar pada
lingkungan sehingga hakekat teori Skinner adalah teori belajar.
Cara efektif untuk mengubah dan mengontrol tingkahlaku adalah
melakukan reinforcement, suatu strategi yang membuat tingkahlaku
masa mendatang terjadi atau tidak terjadi perubahan.
2. Kondisioning Klasik. Tingkahlaku dipelajari dg memanfaatkan
hubungan stimulus-respon yang bersifat reflek bawaan.
3. Kondisioning Operan. Tingkahlaku operan merupakan tingkahlaku
yang belum pernah dimiliki individu, tetapi ketika individu itu
melakukannya, dia mendapatkan reward sehingga menjadi
reinforcement dan berpeluang untuk diulang lebih sering terjadi.
Pengaturan Reinforcement.
Reinforcement bisa bersifat positif dan bisa bersifat negatif.
Reinforcement positif membuat tingkahlaku yang dikehendaki
berpeluang untuk diulangi, dan yang bersifat negatif berpeluang
untuk ditinggalkan atau kecil kemungkinannya untuk di ulangi.
Dalam memanipulasi tingkahlaku, yang penting bukan hanya wujud
reinforcementnya tetapi juga pengaturan pemberiannya. Skedulnya
dikategorikan alam :
1) Penguat berkelanjutan dimana setiap kali muncul tingkahlaku yang
dikehendaki diberikan reinforcement.
2) Interval tetap, pemberian reinforcement berselang secara teratur.
3) Interval berubah, pemberian reinforcemen yang tidak tertentu.
4) Perbandingan tetap, pemberian reinforcement sesudah respon yang
dikehendaki muncul kesekian kalinya.
5) Perbandingan berubah, pemberian reinforcement secara acak, tidak
menentu.
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN.
• Tingkahlaku Sosial. Prinsip yang menentukan perkembangan
tingkahlaku di lingkungan obyek inanimate dan lingkungan sosial
tidak ada perbedaan. Bagi Skinner, ciri kepribadian dapat
diterjemahkan dalam sekelompok respon spesifik yang cenderung
diasosiasikan dengan situasi tertentu, dan yang dominan adalah
orang yang dalam berinteraksi dengan orang lain argumentatif,
menyela, lebih banyak bicara, suaranya keras, bersikeras dengan
pandangannya dsb.
• Ketuaan. Menjadi tua menimbulkan perubahan tingkahlaku, bukan
berkembang tetapi menurun seiring menurunnya fungsi organisme
PENERAPAN TEORI SKINNER.
Skinner dalam bukunya Beyond Freedom and Dignity menghadirkan dirinya
sebagai seorang futuris, yg menggariskan bagaimana kebudayaan
dengan lembaga sosial bisa secara sadar dirancang menurut prinsip
behaviorisme, yaitu:
Lingkungan E B
perilaku yang dihasilkan
eksternal
AGENSI
• Agensi kepribadian adalah kapasitas untuk melakukan kontrol atas
hidup mereka. Bandura yakin bahwa manusia mempunyai sifat untuk
meregulasi diri sendiri, proaktif, merefleksikan diri dan dapat
mengatur diri sendiri serta mempunyai kekuatan utk mempengaruhi
tindakan mereka sendiri sehingga menghasilkan konsekuensi yang
diinginkan.
• Agensi merupakan proses aktif dari mengekplorasi, memanipulasi
dan mempengaruhi lingkungannya untuk mencapai suatu hasil yang
diinginkan.
• Aspek inti agensi manusia adalah :
1) Intensionalitas, tindakan yang dilakukan seseorang secara
bertujuan, tidak sekedar merencanakan atau prediksi suatu
tindakan, tetapi juga proaktif untuk mewujudkannya.
2) Visi, ideum untuk menentukan tujuan, mengantisipasi
kemungkinan hasil dari tindakannya dan memilih perilaku yang
akan menghasilkan sesuatu yang diinginkan.
3) Reaktivitas diri
4) Refleksi diri, pemikiran kapabilitas dari pemikiran mereka sendiri.
Mekanisme refleksi diri manusia yang paling penting adalah
efikasi diri, suatu keyakinan akan kemampuannya melakukan
suatu tindakan yang menghasilkan dampak yang diharapkan.
• Hal yang mempengaruhi efikasi diri adalah :
1) Pengalaman menguasai sesuatu (mastery experiences)
2) Model Sosial (social modelling).
3) Persuasi Sosial (social persuation)
4) Kondisi fisik dan emosional (emotional dan pshisical konditions)
REGULASI DIRI
• Regulasi diri dimaksud adalah usaha untuk mengurangi perbedaan
antara pencapaian dan tujuan yang diinginkan. Kebutuhan internal
dalam proses melakukan regulasi diri yang kontinyu adalah :
1) Observasi diri
2) Proses penilaian
3) Reaksi diri
PERILAKU DISFUNGSI
• Konsep Bandura atas perilaku disfungsi lebih menitik beratkan pada
reaksi depresi, fobia dan perilaku agresif.
• Depresi atau kekalutan mental yang serius, berbentuk gangguan
emosional yang ekstrim, yaitu terus menerus bergerak antara
gembira ria, tertawa-tawa sampai rasa depresif sedih, putus asa
menurut Bandura terjadi dalam salah satu dari tiga subfungsi regulasi
diri (observasi diri, proses penilaian atau reaksi diri).
Seseorang dapat mengalami depresi mungkin karena :
1) Salah dalam menilai performa mereka sendiri atau mendistorsi
ingatan mereka mengenai pencapaian sesuatu dimasa lalu.
Mereka cenderung membesar-besarkan kesalahannya di masa
lalu danmengecilkan pencapaian mereka terdahulu sehingga
akan meningkatkan depresi mereka sendiri.
2) Depresi lebih memungkinkan karena penilaian yang salah
dimana mereka menentukan standar yang tidak realistik atau
dangat tinggi sehingga pencapaian yang dinilai tidak sesuai
dengan keinginan dinilai sebagai kegagalan
3) Seseorang yang mengalami depresi tidak hanya menilai diri
mereka sendiri dengan keras tetapi juga cenderung
memperlakukan diri mereka sendiri dengan buruk karena
keterbatasannya sehingga tidak dicapai apa yang diinginkan.
• Fobia, ketakutan yang kuat dan bertahan lama sehingga memiliki
efek yang cukup parah dan melumpuhkan kehidupan sehari-hari.
Kasus-kasus kekerasan, pemerkosaan, perampokan dsb yang
ditayangkan TV akan membuat kehidupan seseorang dalam
keterbatasan dan ketakutan yang tidak rational.
• Agresi, sikap menyerang orang lain karena hasil observasi orang
lain, pengalaman langsung dengan penguatan negatif dan positif,
latihan atau instruksi dan keyakinan abstrak. Kekerasan yang
ditayangkan lewat TV akan memotivasi pemirsa untuk meniru sifat
agresifnya kepada orang lain.
PERTEMUAN KE 11
TEORI BELAJAR SOSIAL – JULLIAN ROTTER
Memprediksi Perilaku Spesifik, Perilaku Umum dan Perilaku Maladaptif
A = 27,28,29 (75/75) --- 39,30,09,22,24,11,40,25,32,03
B = 70,71,72+ (75/70) --- 81,74,54,58,42,48,57
C = 106,107,108 (75/65 ) --- 97,84,96,117,100,121
KEPRIBADIAN
s P
B
E
PENGANTAR TEORI BELAJAR SOSIAL – ROTTER
• Teori belajar sosial Rotter didasarkan pada hipotesis dasar :
1) Bahwa manusia berinteraksi dengan lingkungan yang berarti
untuk dirinya sehingga reaksi terhadap stimulus lingkungan
bergantung pada arti/kepentingan yang berkaitan dengan suatu
kejadian.
2) Bahwa kepribadian manusia bersifat dipelajari. Artinya keprib.
tidak ditentukan berdasarkan usia, tetapi bisa diubah selama
manusia mampu untuk belajar.
3) Bahwa kepribadian manusia mempunyai kesatuan mendasar,
sehingga kepribadian manusia mempunyai stibilitas yg relatif.
4) Bahwa motivasi terarah berdasarkan tujuan, dimana perilaku
terekpektasi untuk mengembangkan ke arah tujuan tertentu
5) Bahwa manusia mampu untuk mengantisipasi kejadian.
PREDIKSI PERILAKU SPESIFIK
• Untuk membuat prediksi perilaku yang akurat dalam situasi spesifik, maka
variabel yang perlu dianalisis adalah :
1) Variabel potensi perilaku, kemungkinan bahwa suatu respon tertentu
akan terjadi pada suatu waktu dan tempat. Pergi ke Mall bisa jadi
untuk belanja, atau melihat orang belanja, atau potensi perilaku lain.
2) Variabel Ekspektasi, dimana penguatan spesifik akan terjadi dlm
suatu situasi yang ditentukan oleh masing-masing orang.
3) Variabel Nilai Penguatan (reinforcement value), kecenderungan
pilihan yang dijatuhkan seseorang pada suatu penguatan tertentu
pada saat probabilitas terjadinya penguatan yang berbeda-beda itu
setara.
4) Variabel Situasi Psikologis, bagian dari dunia eksternal dan internal
yang direspon seseorang. Ini karena perilaku diyakini sebagai hasil
interaksi individu dengan lingkungannya.
PERILAKU UMUM
1) Untuk memprediksi kemungkinan perilaku seseorang, konsep
generalisasi dan ekspektasi umum menjadi teori prediksi perilaku
Rotter dimana probabilitas-2 dan penguatan spesifik bisa dijadikan
cara untuk memprediksi perilaku umum.
2) Kebutuhan sebagai perilaku atau seperangkat perilaku dapat
menggerakkan seseorang ke arah suatu tujuan, dan konsep
kebutuhan memberikan jalan untuk memprediksi peilaku yang lebih
umum dari yang difasilitasi oleh ke empat variabel spesifik.
3) Kategori kebutuhan yang paling penting sebagai penguatan perilaku
adalah (a) penguatan status, (b) dominasi, (c) kemandirian, (d)
perlindungan-ketergantungan, (e) cinta dan afeksi, dan (f)
kenyamanan fisik.
PERILAKU MALADAPTIF
• Dalam teori Rotter, perilaku maladaptif adalah perilaku bertahan
pada apapun yang gagal menggerakkan seseorang untuk menjadi
lebih dekat dengan tujuan yang diinginkan. Tujuan yang terlalu tinggi
atau kebebasan begerak yang rendah merupakan kontributor yang
dapat menyebabkan perilaku maladaptif
• Psikoterapi terhadap perilaku maladaptif adalah dengan :
1) Mengubah kepentingan dari tujuan, dan
2) Mengeliminasi ekspektasi yang terlalu rendah atas kesuksesan.
PERTEMUAN KE 13
A COGNITIVE SOCIAL LEARNING
RECONCEPTUALIZATION
Walter Mischel
C = 112,113,117 (75/65) --- 88,84,99,100,96
A = 35,36,37 (65/65) --- 25,08,39,22,40,11.
B = 77,78,79 (75/75) --- 42
TIPE KEPRIBADIAN
TIPE KEPRIBADIAN
KONSTRUK PERSONAL
• Konstruk personal adalah cara dalam melihat dunia, yang membuat
manusia mampu untuk memetakan suatu bentuk perilaku, diformulasikan
dengan eksplisit atau cara implisit, secara verbal atau sama sekali tidak
dapat dielaborasikan, konsisten dengan bentuk perilaku yang lain atau tidak
konsisten dengan mereka, dinalar secara intelektual atau dirasakan secara
vegetatif.
• Asumsi Dasarnya : “bahwa proses seseorang diarahkan melalui jalur-
jalur psikologis oleh cara-cara ketika (orang tersebut) mengantisipasi
peristiwa-peristiwa”, atau perilaku manusia (pikiran dan tindakan)
diarahkan oleh cara mereka melihat masa depan”
Proses dari seseorang merujuk pada manusia yang hidup, berubah
dan bergerak karena hidup itu sendiri menjelaskan pergerakan
seseorang, bukan motif, kebutuhan, dorongan atau insting sebagai
motivasi yang mendasari.
Diarahkan melalui jalur-jalur dimaksudkan untuk mengindikasikan
bahwa manusia bergerak terarah melalui suatu jaringan dari suatu
jalan atau jalur.
Cara mengantisipasi peristiwa dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan bahwa manusia mengarahkan tindakan mereka
sesuai dengan prediksi mereka atas masa depan yang diinginkan.
Jadi, manusia secara terus menerus berusaha “mencapai masa
depan melalui jendela masa kini”
• Untuk mengelaborasikan teori konstruk personal, Kelly mengajukan
sebelas konsekwensi pendukung yang diambil dari asumsi dasarnya,
yaitu :
1. Persamaan di antara peristiwa.
Tidak ada dua kejadian itu sama, tetapi kejadian yang serupa itu
dipersepsi sebagai sesuatu yang sama. Persamaan antar peristiwa
ini disebut “Konsekuensi Konstruksi”
2. Perbedaan di antara manusia.
Manusia itu berbeda satu sama lain dalam konstruksi mereka thd
peristiwa. Penekanan aatas perbedaan ini disebut sebagai
“Konsekuensi Individualitas”.
3. Hubungan di antara konstruk.
Hubungan diantara konstruk menyatakan bahwa “manusia secara
karakter akan mengembangkan konstruk mengenai suatu sistem
yang merangkul hubungan ordinal atara konstruk untuk
kenyamanan (mereka) dalam mengantisipasi kejadian”.
Konsekuensi ini disebut “Konsekuensi Organisasi”. Kompleksitas
hubungan antar konstruk ini dapat di ilustrasikan sbb. :
BAIK BURUK
TRANSPORTASI
NO FREUD KELY
1. Struktur kepribadian adalah integrasi Struktur kepribadian adalah konstruk
antar unsur Id (aspek fisik), Ego personal, cara menginterpretasikan dan
(aspek psikis) dan Super Ego (aspek menjelaskan dunia sehingga kepribadian
sosial). Anehnya, perilaku manusia dinilai sebagai hasil persepsi
lebih banyak dipengaruhi oleh insting
pada tingkatan kesadaran diri.
2. Teori Psikoanalisis lebih banyak Manusia itu hidup hanya pada waktu
mengkaji kepribadian kaum lelaki dan sekarang sehingga tidak perlu
Freud tidak memahami wanita dan menjelaskan pengaruh perkembangan thd
kepribadiannya. masa lalu dan budaya kepribadian masa
yang akan datang
3. Teori yang dibangun Freud sangat
lemah dan tidak ilmiah karena :
1) Tidak berdasarkan penelusuran
experimental tetapi lebih pada
pengamatan subyektif.
2) Teori Freud tidak bisa diulang
oleh peneliti lain sehingga tidak
bisadipertanggung jawabkan
kebenaran ilmiahnya.
3) Teori Freud lebih memberikan
penekanan pada alam tak sadar
sehingga data yang tidak
konsisten bisa masuk dalam
kerangka teorinya.
4) Teori Freud tidak berfungsi sbg
panduan pemecah masalah-2
praktis.
5) Teori Freud tidak konsisten scr
internal sekalipun.
6) Teorinya bukannya lebih bersifat
sederhana shg dpt memberikan
jawaban yang mudah, tetapi
justru sulit dipahami.
PERTEMUAN KE 7
TEORI DISPOSISI
PSIKOLOGI INDIVIDUAL ALLPORT
Type Intro
versi
Sifat Ketek
Sft
pemal
unan
u
Kebiasaan
Melanj Kerjaka Tolak
Tekun Selesai Lakuka
utkan n undang
dg hobi kan tgs n hobi
tgs sek sendiri an
• Struktur herarchi Superfaktor yang di gagas Eysenck
Psikotik
Rasa
Cemas Tertekan inferior Tegang
Bersalah
KECENDERUNGAN FORMATIF
Kecenderungan setiap hal untuk berevolusi dari
bentuk yg sederhana menjadi yg lebih komplek
ASUMSI DASAR
KECENDERUNGAN AKTUALISASI
Kecenderungan manusia utk bergerak menuju
keutuhan atau pemuasan dari potensi
• Self consept adalah kesadaran batin yg tetap, pengalaman yg
berhubungan dg aku dan yg membedakan aku dari yg bukan aku.
Self consept terdiri :
1. Self real, diri yg organismik, yaitu diri yg perasa (feeling self),
yang bersifat intuitif dan membuka diri utk merasakan proses
pengalaman organik, terdiri :
Congruence adalah situasi dimana pengalaman diri
diungkapkan dg seksama dlm sebuah konsep diri yg utuh,
integral dan sejati.
Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yg dirasakan
dlm pengalaman aktual disertai pertentangan & kekacauan
batin.
Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar yg disebut need for
positive regard, dibedakan :
1) Conditional positive regard, penghargaan positif bersyarat,
seperti pujian orang tua thd anak jika anak itu bertingkahlaku
seperti keinginan orangtua, pujian Tuhan terhadap hamba-Nya
yang bertaqwa.
2) Unconditional positive regard, penghargaan positif tak bersyarat
2. Neurosa Fobik, rasa takut yang hebat sekali terhadap suatu benda
atau keadaan yang oleh individu sebenarnya disadari sebagai
bukan ancaman. Rasa takut ini dapat mengakinatkan perasaan
seperti akan pingsan, rasa lelah, berkeringat, mual, tremor dan
panik.
3. Neurotik Obsesif-Kompulsif
Kepribadian yang perfeksionis dan keteraturan yang kaku, pemalu
dan pengawasan diri yang tinggi, penganut norma etik dan moral
yang tinggi serta patuh berlebihan.
Obsesif menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran,
sedangkan kompulsif menunjuk pada dorongan yang tidak bisa
ditahan untuk melakukan sesuatu. Terdapat beberapa persamaan
antara obsesif dan kompulsif, yaitu :
1) Suatu pikiran atau dorongan mendesak ke alam sadar secara
gigih dan terus menerus.
2) Timbul perasaan takut yang hebat dan penderita beusaha untuk
menghilangkan pikiran atau dorongan itu.
3) Obsesi dan kompulsi dirasakan sebagai sesuatu yang asing, tidak
disukai dan tidak dapat diterima dan tidak dapat ditekan.
4) Penderita tetap sadar akan gangguan ini , tetap mengenal bahwa hal itu
tidak wajar , tidak rational meskipun obsesi dan kompulsi itu sangat
hebat.
5) Penderita merasapakan suatu kebutuhan yang besar untuk melawan
obsesi dan kompulsi itu.
Gejalanya :
6) Perasaan ragu-ragu dan hati-hati yang berlebihan.
7) Preokupasi dengan hal-hal yang rinci, peraturan, daftar, urutan,
organisasi dan jadwal.
8) Perfeksionisme yang mempengaruhi penyelesaian tugas.
9) Ketelitian yang berlebihan dan terlalu hati-hati.
10) Keterpakuan dan keterikatan yg berlebihan pd kebiasaan sosial.
11) Kaku dan keras kepala.
12) Pemaksaan yang tidak beralasan agar orang lain mengikutinya.
13) Mencampur adukkan pikiran atau dorongan yang memaksa.
Untuk diagnosis, dibutuhkan paling sedikit 3 gejala.
4. Neurosis Depresif
Gangguan perasaan dengan ciri-ciri kurang semangat, rasa harga diri
rendah, menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur dan makan.
Karena manusia itu bereaksi secara holistik, maka pada depresi
terdapat :
a) Komponen Psikologik, gejalanya adalah menjadi pendiam, rasa sedih,
pesimistik, putus asa, nafsu bekerja dan bergaul menurun, tidak bisa
mengambil keputusan, lekas lupa, timbul kecendrungan bunuh diri
b) Komponen Somatik, gejalanya penderita kelihatan tidak senang,
lelah, tidak bersemangat, bicara dan gerak-geriknya kurang hidup,
anorexia (mencari pelarian), insomnia ds.
5. Psychastenia, tipe psikoneurosa yang ditandai dg reaksi-reaksi
kecemasan, dibarengi kompulsi obsesi dan ketegangan fobia. Sompton-
simptonnya :
a) Phobia, ketakutan yang tidak normal dan tidak riil.
b) Obsesif, merasa dikejar-kejar, tidak tenang, penuh ketegangan,
selalu terganggu.
c) Kompulsi, tingkah laku paksaan untuk berbuat sesuatu yg tidak
bisa ditahan.
d) Perasaan bersalah, berdosa, tidak aman dan tidak mampu.
Daya Tarik, Cinta Apa yang membuat Kemiripan mendahului hubungan dekat. Kita suka
dan Hubungan kita pertama kali behubungan dengan individu yang memiliki kesamaan
Dekat tertarik kpd orang dengan kita. Validasi konsensual memberikan sebuah
lain ? penjelasan mengapa seorang individu tertarik kepada
orang yang memiliki kesamaan dengannya. Sikap dan
perilaku kita didukung ketika sikap dan perilaku orang
lain sama dengan kita; sikap dan perilaku mereka
menguatkan sikap dan perilaku kita.