Anda di halaman 1dari 5

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat yang telah
dilimpahkannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun pokok
bahasan yang dikaji dalam makalah ini adalah tentang “ TEORI KEPRIBADIAN “ yang bertujuan untuk
melengkapi tugas mata kuliah PSIKOLOGI UMUM .

Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Surya H A Dalimunthe, M.Psi yang
merupakan dosen PSIKOLOGI UMUM yang telah membimbing kami. Kami mohon bantuan yang
sebesar- besarnya jika masih banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat berbagai kekurangan dan kesilapan baik
dalam hal penulisannya maupun isi, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian yang
bersifat membangun yang bisa menjadi bahan acuan dan pertimbangan bagi kami untuk kesempurnaan
makalah dikemudian harinya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebah istilah yang sangat kompleks dimana memaknai sebuah kata tersebut melalui kaca mata
yang di gunakan. Sebelum isltilah ini muncul tentunya ada sebuah Disiplin ilmu yang menyebabkan istilah
tersebut muncul yaitu Psikologi, atau lebih Simpleks lagi Psikologi kepribadian.
Selain itu ada juga yang mempunyai pendapat bahwa, Munculnya istilah kepribadian itu dari ilmu
jiwa agama, dimana istilah itu pengambilanya di sesuaikan dengan ruang metafisik yaitu Jiwa. kepribadian
mewakili karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten.
Dalam teori-teori kepribadian, kepribadian terdiri dari antara lain trait dan tipe (type). Trait sendiri
dijelaskan sebagai konstruk teoritis yang menggambarkan unit/dimensi dasar dari kepribadian. Trait
menggambarkan konsistensi respon individu dalam situasi yang berbeda-beda.
Sedangkan tipe adalah pengelompokan bermacam-macam trait. Dibandingkan dengan konsep trait, tipe
memiliki tingkat regularity dan generality yang lebih besar daripada trait.
Dari pembahasan di atas sangat menarik bila di bahas lebih detail tentang bagaimana ruang lingkup
sebuah tema tersebut.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas diharapkan kita akan mengetahui tentang:
1. Pengertian Kepribadian
2. Teori - teori kepribadian
3. Proses perkembangan kepribadian
4. Tipe – tipe kepribadian
5. Gangguan kepribadian

C. Tujuan
Diharapkan makalah ini dapat membantu kita untuk lebih mengetahui tentang teori kepribadian.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah “ segala sesuatu yang mendasari kebiasaan, sikap, pola reaksi ( pengenalan
diri, cara berfikir dan bertingkah laku, cara merasa, cara mengendalikan diri, cara mengungkapkan
dirinya, cara menggali potensi dirinya, memupuk kepercayaan pada dirinya, membentuk citra dirinya,
cara berkomunikasi dan lainnya), bahkan juga cara menghadapi situasi kritis, bisa diajarkan.
Para pakar psikologi masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian.
Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. menemukan hampir 50 defenisi
tentang kepribadian yang berbeda – beda. Studi yang dilakukan menemukan satu rumusan tentang
kepribadian yang dianggap lebih lengkap menurutnya kepribadian adalah organisai dinamis dalam diri
individu sebagai sistem psiko – fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri
terhadap lingkungan. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Schneider
mengartikan penyesuaian diri sebagai suatu proses respon individu baik yang bersifat behavioral
maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan- kebutuhan dari dalam diri, ketegangan
emosional, frustasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan
tersebut dengan tuntunan (norma) lingkungan.
Kepribadian adalah ciri- ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu
dikenakan atribut “ berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “ berkepribadian
supel” dan kepada orang yang plin plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “ tidak punya
kepribadian. (Safrudin, 2018)
2. Teori – teori kepribadian
3. Teori – teori kepribadian
Dewasa ini dikenal tiga teori utama yakni teori kepribadian Psikoanalisa (Freud), teori kepribadian
Behaviorisme (Skinner), dan teori kepribadian Humanistik (Maslow)
Psikoanalisa
Dalam teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id,
ego dan superego. Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls agresif dan libinal, dimana sistem
kerjanya dengan prinsip kesenangan “pleasure principle”. Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas
sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan
dunia dalam untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-
nilai superego. Superego adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari
sensor baik- buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego.
Konsep psikolanalisis yang menekankan pengaruh masa lalu (masa kecil) terhadap perjalanan
manusia. Walaupun banyak para ahli yang mengkritik, namun dalam beberapa hal konsep ini sesuai
dengan konsep pembinaan dini bagi anak-anak dalam pembentukan moral individual. Dalam sistem
pemebinaan akhlak individual, Islam menganjurkan agar keluarga dapat melatih dan membiasakan anak-
anaknya agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan norma agama dan sosial. Norma-norma ini tidak
bisa datang sendiri, akan tetapi melalui proses interaksi yang panjang dari dalam lingkungannya. Bila
sebuah keluarga mampu memberikan bimbingan yang baik, maka kelak anak itu diharapkan akan tumbuh
menjadi manusia yang baik.

Behaviorisme
Skinner menyatakan bahwa faktor-faktor penentu tingkah laku tersebut berasal dari stimulus-
stimulus eksternal. Skinner berpendapat bahwa tingkah laku manusia tidak digerakkan oleh agen-agen
internal yang disebut naluri, melainkan ditentukan oleh kekuatan-kekuatan eksternal.
Freud dengan psikoanalisanya percaya bahwa misteri manusia akan bisa diungkap seluruhnya melalui
upaya-upaya ilmiah, karena pada dasarnya tubuh manusia mengikuti hukum-hukum fisika, Skinner dan
segenap behavioris memiliki anggapan yang sama dengan Freud.
Psikologi Stimulus-Response (S-R) mempelajari rangsangan yang menimbulkan respon dalam bentuk
perilaku, mempelajari ganjaran dan hukuman yang mempertahankan adanya respon itu, dan mempelajari
perubahan perilaku yang ditimbulkan karena adanya perubahan pola ganjaran dan hukuman.

Humanistik
Psikolog yang berorientasi humanistic mempunyai satu tujuan, mereka ini memanusiakan
psikologi. Mereka ingin membuat pskologi sebagai studi tentang “apa makna hidup sebagai seorang
manusia”. Mereka berasal dari berbagai latar belakang dan keyakinan yang beragam. Sebagian besar
psikolog yang berorientasi humanistic mempunyai sikap yang sama, yaitu :
1. Para ilmuwan seharusnya tidak melupakan bahwa tugas utama mereka ialah melayani sesama,
sekalipun mereka memang mempunyai tugas mengumpulkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan. Psikolog seharusnya dapat menolong orang lain sedemikian rupa sehingga orang
tersebut mampu lebih mengenal dirinya secara baik serta mengembangkan potensi-potensi
yang dimilikinya secara maksimal. Psikolog harus mengarahkan tugasnya untuk memperkaya
kehidupan seseorang.
2. Ilmuwan perilaku seharusnya mempelajari makhluk hidup sebagai satu keseluruhan yang utuh,
tanpa mengkotak-kotakkan ke dalam penggolongan fungsi seperti misalnya persepsi, belajar,
dan kepribadian (lihat adanya pengaruh psikologi Gestalt).
3. Tugas psikolog adalah mempelajari tujuan hidup, keterkaitan diri, pemenuhan kebutuhan,
kreativitas, spontanitas, dan nilai-nilai yang dianutnya. Ini semua adalah persoalan manusia
yang sepenuhnya menjadi tanggungjawabnya pribadi.
4. Ilmuwan perilaku seharusnya memusatkan perhatiannya pada kesadaran subyektif (bagaimana
seseorang memandang pengalaman pribadinya) karena interpretasi yang dia lakukan
mempunyai arti yang amat penting dan mendasar bagi semua kegiatan manusia (pemikiran ini
juga mencerminkan pengaruh psikologi Gestalt).
5. Ilmuwan perilaku harus belajar untuk memahami manusia sebagai individu yang mempunyai
perkecualian serta tidak dapat diramalkan sebelumnya, namun tetap sebagai makhluk yang
umum dan universal. Kebalikannya, justru psikolog psikoanalitik, neobehavioristik, dan
kognitif lebih memusatkan perhatiannya untuk mempelajari sifat umum.
6. Metode-metode ilmiah khusus yang hendak dipakai oleh ilmuwan perilaku seyogyanya bersifat
sekunder. Hal ini karena persoalan yang mereka pilih untuk dipelajari adalah yang utama. Oleh
karena itu, psikologi humanistic menggunakan bermacam-macam stategi penelitian ilmiah :
metode obyektif, studi kasus individual, teknik-teknik introspeksi informal, bahkan
menganalisis karya tulisnya. Hal ini karena para psikolog humanistic yakin bahwa kesadaran
naluriah merupakan sumber informasi yang amat penting, maka mereka tidak ragu-ragu untuk
mengandalkan dan percaya sepenuhnya pada perasaan subyektif mereka, serta kesan-kesan
mereka secara psibadi

Teori humanistik memperlihatkan komitmen yang tinggi terhadap anggapan dasar tentang
manusia sebagai makhluk bebas. Maslow sepaham dengan William James (1842-1910), seorang filsuf
dan tokoh psikologi terkemuka Amerika, bahwa manusia tidak akan bisa diungkap sepenuhnya hanya
melalui upaya-upaya ilmiah. (Nur Fatwikiningsih, 2020)

4. Poses Perkembangan Kepribadian

Anda mungkin juga menyukai