DISUSUN OLEH
NAMA : MARCELINO REYNALDI
NPM : 21071056
KELAS : 21-SI-02-JSK
MK : PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "KEPRIBADIAN DAN PENGENALAN DIRI"
dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah pengembangan kepribadian. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang kepribadian bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebah istilah yang sangat kompleks dimana memaknai sebuah kata tersebut melalui kaca mata
yang di gunakan. Sebelum isltilah ini muncul tentunya ada sebuah Disiplin ilmu yang menyebabkan
istilah tersebut muncul yaitu Psikologi, atau lebih Simpleks lagi Psikologi kepribadian.Selain itu ada jugak
yang mempunyai pendapat bahwa, Munculnya istilah kepribadian itu dari ilmu jiwa agama, dimana
istilah itu pengambilanya di sesuaikan dengan ruang metafisik yaitu Jiwa. kepribadian mewakili
karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten.
Dalam teori-teori kepribadian, kepribadian terdiri dari antara lain trait dan tipe (type). Trait
sendiri dijelaskan sebagai konstruk teoritis yang menggambarkan unit/dimensi dasar dari kepribadian.
Trait menggambarkan konsistensi respon individu dalam situasi yang berbeda-beda. Sedangkan tipe
adalah pengelompokan bermacam-macam trait. Dibandingkan dengan konsep trait, tipe memiliki
tingkat regularity dan generality yang lebih besar daripada trait. Dari pembahasan di atas sangat
menarik bila di bahas lebih detail tentang bagaimana ruang lingkup sebuah tema tersebut.
B. Rumusan masalah
1.Apa itu kepribadian?
C. Tujuan
Diharapkan makalah ini dapat membantu kita untuk lebih mengetahui tentang teori kepribadian
dan pengenalan diri
BAB 2
PEMBAHASAN
1.KEPRIBADIAN
Kepribadian adalah "segala sesuatu yang mendasari kebiasaan, sikap, pola reaksi (pengenalan diri,
cara berpikir dan bertingkah laku, cara merasa, cara mengendalikan diri, cara mengungkapkan dirinya,
cara menggali potensi dirinya, memupuk kepercayaan pada dirinya, membentuk citra dirinya, cara
berkomunikasi dan lainnya), bahkan juga cara menghadapi situasi kritis, bisa diajarkan". Pengembangan
kepribadian adalah sebuah wawasan pengetahuan dan ketrampilan manusia yang bersifat sangat luas,
dikaitkan dengan ilmu pengetahuan. Pengembangan kepribadian itu merupakan perpaduan dari
gabungan beberapa disiplin ilmu, yang diantaranya: ilmu psikologi. Ilmu komunikasi, sosial, filsafat, seni,
antropologi, budaya dasar, sumber daya manusia, manajemen, arkeologi, antropologi, kesusastraan,
pedagogi, ilmu ketrampilan khusus dan lain sebagainya yang terkait dengan diri pribadi manusia sesuai
dengan kebutuhan dan perubahan gaya hidup serta kemajuan jaman. Pengembangan kepribadian
"adalah suatu proses yang mengasah sifat-sifat baik pada diri seseorang dan mengurangi sifat-sifat
yangburuk". Pengembangan diri adalah "mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki seseorang",
agar bisa terwujud lebih efcktif dan efisien.
Setiap individu adalah makhluk ciptaan yang unik dan spesifik,manusia tumbuh dan berkembang
bersama orang lain, sehinggadibutuhkan manusia lain untuk menyampaikan idenya, hasil
karyanya,aspirasinya. Dari hasil pengamatan dan pengalamannya Freud berpendapat
bahwaengembangan diri membutuhkan waktu minimal enam tahun. Pada dasarnya pengembangan
kepribadian tidak dibatasi oleh umur, atau kurun waktu tertentu dan harus dilakukan bertahap sesuai
dengan prosesnya. Penelitian Ericson, pengembangan dapat mencapai usia 65 tahun atau lebih secara
1. Pengertian Kepribadian
Para pakar psikologi masih sangat beragam dalam memberikanrumusan tentang kepribadian.
Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport, menemukan hampir 50
definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Studi yang dilakukannya menemukan satu rumusan
tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurutnya kepribadian adalah organisasi dinamis
dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan
diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Schneider
mengartikan penyesuaian diri sebagai suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral
maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan- kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional,
frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan
tuntunan (norma) lingkungan. Kepibadian adalah ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti
kepada orang yang pemalu "berkepribadian pemalu". Kepada orang supel diberikan atribut
"berkepribadian supel" dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan
atribut'tidak punya kepribadian. dikenakan atribut
2. Gambaran Kepribadian
Kompleksitas pembentukan kepribadian maka harus membagi kepribadian dalam beberapa karakteristik
yang dapat dilihat atau diukur. Kepribadian seseorang digambarkan ke dalam beberapa karakteristik,
dengan memahami karakteristik tersebut orang dapat memahami kepribadiannya.Beberapa
karakteristik yang penting dalam mengenali seseorang yaitu:
a. Penampilan fisik
Badan yang tegap, wajah yang tampan, pakaian yang rapi, atau tubuh yang kurang sehat, wajah yang
kuyu, pakaian yang kusut, semuanya menggambarkan kepribadian diri seseorang. bertahap" untuk
mengembangkan kepribadian, perlu punya motivasi.
Misalnya
3) Sikap sosial
Misalnya sopan santun, banyak bicara, kritis, mudah bergaul, dan sebaginya. Cara pembawan diri ini
terlepas daripada isi atau materi yang dibawakan. Seseorang bicara tentang berita kematian, atau
mengundang seorang ke perjamuan, atau menegur kesalahan orang, tetapi semuanya dilakukan dengan
cara sopan santun.
seperti reaksi-reaksi psikopatik, neurosis, phobia, skizonefria, dsb. Misalnya orang menjadi sukar tidur,
gelisah, tidak tenang walaupun tidak jelas apa sebabnya, maka kemungkinan orang ini mengalami
kecemasan yang bersifat neurosis.
Karakter tidak sekedar sikap yang dicerminkan oleh perilaku, tetapi juga terkait dengan motif yang
melandasi sesuatu sikap. Dalam hal ini ada pengaruh lingkungan seperti lingkungan sosial budaya
maupun lingkungan fisik memengaruhi karakter sehingga memunculkan suatu sikap yang kemudian
diejawantahkan dalam perilaku. Dapat dimaklumi bahwa masyarakat yang hidup di sekitar lingkungan
yang tandus, kering, cenderung untuk berkarakter keras dan berani mati. Karakter yang baik (good
character) terdiri atas proses-proses yang meliputi, tahu mana yang baik (knowing the good), keinginan
melakukan yang baik (desiring the good), dan melakukan yang baik (doing the good). Karakter yang baik
ditunjang oleh kebiasaan,kebiasaan kalbu, dan kebiasaan tindakan.
konteks realitas psikologis dan juga sosial-kultural dikategorikan menjadi: olah hati, olah pikir, olah raga,
kinestik, dan olah rasa serta karsa.
1. Jujur, menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara apa yang dikatakan dan dilakukan, berani
karena benar, dapat dipercaya, dan tidak curang.
2. Tanggung jawab, melakukan tugas sepenuh hati, bekerja dengan etos kerja yang tinggi, berusaha
keras untuk mencapai prestasi terbaik, mampu mengontrol diri dan mengatasi stres, berdisiplin diri,
akuntabel terhadap pilihan dan keputusan yang diambil.
3. Cerdas, berpikir secara cermat dan tepat, bertindak dengan penuh perhitungan, rasa ingin tahu yang
tinggi, berkomunikasi efektif dan empatik, bergaul secara santun, menunjunjung kebenaran dan
kebijakan, mencintai Tuhan dan lingkungan.
4. Sehat dan bersih, menghargai ketertiban, keteraturan, kedisiplinan, terampil, menjaga diri dan
lingkungan, menerapkan pola hidup seimbang.
5. Peduli, memperlakukan orang lain dengan sopan, bertindak santun, toleran terhadap perbedaan,
tidak suka menyakiti orang lain, mau mendengar orang lain, mau berbagi, tidak merendahkan orang lain,
tidak mengambil keuntungan dari orang lain, mampu bekerja sama, mau terlibat dalam kegiatan
masyarakat, menyayangi manusia dan makhluk lain, setia, cinta damai dalam menghadapi persoalan.
6. Kreatif, mampu menyelesaikan masalah secara inovatif, luwes, kritis, berani mengambil sesuatu
secara luar biasa/unik, memiliki ide baru, ingin terus berubah, dapat membaca situasi dan
memanfaatkan peluang baru.
7. Gotong royong, mau bekerja sama dengan baik, berprinsip bahwa tujuan akan lebih mudah dan cepat
tercapai jika dikerjakan bersama-sama, mau mengembangkan potensi diri untuk dipakai saling berbagi
agar mendapatkan hasil yang terbaik, tidak egoistik.
Pendidikan karakter yang baik, harus melibatkan aspek pengetahuan yang baik (moral knowing) dan
merasakan dengan baik atau loving the good (moral feeling) serta perilaku yang baik (moral action).
Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yaitu keluarga, pemerintah, dunia usaha, dan
media massa. Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis yang mencakup seluruh
potensi individu manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) dan fungsi totalitas sosiokultural pada konteks
interaksi dalam keluarga, satuan pendidikan serta masyarakat.
Kepribadian selalu berkembang dalam perjalanan pembentukannya, seorang akan terus menerima
berbagai rangsangan dari lingkungannya, yang kemudian dapat mempengaruhi pembentukan
kepribadiannya.
1. Faktor pendukung: Setiap orang pada dasarnya dapat mengembangkan diri, jika memiliki keinginan
yang kuat untuk berubah dan berkembang kearah yang lebih baik.
2. Faktor penghambat Pengembangan Pribadi
3) Ada keengganan untuk menelaah diri sendiri ( takutmenerima kenyataan karena memiliki kekurangan
/ kelemahan)
4) Orang yang usianya sudah tua tidak melihat bahwa kearifandan kebijaksanaan bisa dicapai;
2) Tanggapan, sikap atau kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan (kebiasaan atau tradisi, misalnya:
isteri sebagai pengurus rumah tangga sulit berkembang dalam bidang profesi yang diminati).
1) Good appearance
2) Good behaviour
3) Good character
4) Good capability
1) Percaya diri
4) Relationship skill
3) Memiliki pandangan hidup 4) Menghargai orang lain dan sensitif terhadap perasaan orang lain
6) Mengekspresikan emosi pada hal-hal yang positif 7) Menerima kritik secara bijaksana
10) Tidak mudah menyerah dan putus asa 11) Mandiri/tidak menyusahkan orang lain
Bentuk-bentuk fisik tertentu, misalnya: gemuk-kurus, tinggi pendek diturunkan dari orang tua. Akan
tetapi, ada juga ciri-ciri fisik yang unik di bawa sejak lahir, termasuk didalamnya ciri-ciri faal, seperti
kapasitas otak, kelengkapan dan kepekaan indra tertentu, dan sebagainya. Orangtua mungkin
memberikan respons yang berbeda terhadap bayi yang mempunyai karakteristik berbeda. Misalnya,
seorang bayi berhenti menangis bila ditimang dan didekap erat akan lebih menyenangkan untuk
digendong daripada bayi yang memalingkan kepalanya dan tetap menangis. Akibatnya, bayi pertama
akan lebih sering digendong daripada bayi kedua; predisposisi awal lebih diperkuat oleh respons
orangtua.
F. TIPOLOGI KEPRIBADIAN
1. Kholeris
Ciri umum
a. Tipe kepribadian yang tegas, penuh percaya diri cenderung untuk memimpin.
b. Bicara langsung, to the point, dia ingin segala sesuatunya cepat dan dilakukan saat itu juga, dia tidak
bertele-tele.
c. Cepat bosan dengan terlalu banyak hal yang bersifat detail
Kekuatan
b. Rasa percaya diri membuat mereka sangat yakin pada kemampuan diri sendiri
e. Tidak menyukai orang yang plinplan, banyak bicara dan tidak produktif
Kelemahan
a. Tidak bisa mengontrol amarahnya, sehingga bisa sarkastis (marah) jika dikecewakan
b. Kemampuan mengolah kata menjadikan merekan bisa dengan mudah untuk menghancurkan orang
lain hanya dengan kata
c. Penuh dengan temperamen, mudah marah, tetapi juga mudah memaafkan orang lain, dan mudah
pula melupakan kemarahannya.
2. Sanguinis
Ciri umum
a. Sangat mudah berkawan dan bergaul dengan siapa saja, dan dari semua golongan
b. People oriented
Kekuatan
a. Bisa bersahabat dengan siapa saja, dicintai dengan banyak orang karena rasa kepeduliannya yang
sangat tinggi
b. Mereka begitu ceria, humoris dan terlihat tidak memiliki beban sama sekali c. Tipe sempurna untuk
dijadikan kawan
Kelemahan
a. Tidak disiplin dan tidak bisa menepati janji b. Memiliki rentang fokus yang cukup pendek
d. Terlihat tidak stabil dan tidak disiplin e. Terlalu lebai atau suka membesar-besarkan sesuatu
g. Sering dimanfaatkan/diperalat oleh orang disekitarnya karena sifatnya yang terlalu baik.
Tipe koleris dan tipe sanguinis adalah tipe Ekstrovert, tipe yang terbuka kepada orang. Orang sanguinis
begitu sangat terbukanya, sehingga bisa cerita banyak hal kepada orang lain dan kemudian bisa dengan
mudah melupakannya. Orang sanguinis dengan begitu mudahnya melupakan janjinya dan juga dengan
begitu mudahnya dia akan langsung minta maaf. Orang koleris tidak akan melakukannya, dia akan
gengsi untuk minta maaf kepada orang. Tapi mereka dasarnya adalah orang-orang yang terbuka, orang
orang yang ekstrovert.
3. Phlegmatis
Ciri Umum:
b. tipe pengikut yang setia dan bisa dipercaya untuk memegang rahasia, sangat mudah diatur dan
sangat toleran. c. cenderung diam dan mengalah, sering menghindari konflik.
Kekuatan
b. sangat menyukai rutinitas c. kurang begitu suka kejutan dan cukup berhati-hati
d. bertipe diplomat, dapat melihat dari berbgai sudut pandang orang lain
e. memiliki selera humor yang cukup, kesabaran yang cukup tinggi, dan bisa menjadi pemimpin yang
hebat yang disenangi bawahan.
Kelemahan
b. plinplan
c. tipe penonton (suka berada di belakang layar) yang minim inisiatif dan kurang aktif
d. cenderung tidak memiliki semangat, dan lebih suka diam jika tidak diberi penghargaan dan
pengarahan.
4. Melankolis
Ciri umum:
a. Mereka biasa berpenampilan rapi, efisien, dan lebih suka hal hal yang terencana dan spontan
c. Orang-orang melankolis lebih suka berorientasi pada data, fakta, dan angka, serta lebih menggunakan
alasan daripada emosi.
Kekuatan
b. Para penemu/pengembang gagasan yang hebat dan juga analis c. Cukup perfeksionis dan ideal, tak
kenal lelah menghasilkan pekerjaan yang baik, serta tekun dalam mengejar cita-citanya
Kelemahan
e. Sangat pendendam
Tipologi koleris, sanguinis, melankolis dan phlegmatis, perlu diketahui adalah tidak ada satupun tipologi
kepribadian ini yang lebih baik dari yang lainnya. Artinya semua orang mempunyai kadar dari keempat
tipologi kepribadian ini. Di dalam diri orang ada unsur koleris, phlegmatis, sanguinis dan melankolisnya.
Hanya saja mana yang dominan dan itu yang membentuk dan membedakan kepribadian seseorang
dengan orang lain.
1. Tipe schizothyme
Orang yang bertemperamen schizothym, sifat-sifat jiwanya bersesuaian dengan para penderita
schizoprenia, hanya sangat tidak jelas. Ada kecenderungan ke arah autisme, menutup diri sendiri, hidup
dengan dirinya sendiri.
2. Tipe cyklothym
Sifat-sifat jiwanya bersesuaian dengan para penderita manisdefresif, hanya sangat tidak jelas. Golongan
ini juga mudah untuk ikut merasakan suka dan duka orang lain.
1. Tipe extrovert, yaitu orang-orang yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada
orang-orang lain dan kepada masyarakat. Mempunyai sifat-sifat terbuka, lancar dalam
pergaulan, ramah, penggembira, kontak dengan lingkungan besar sekali. Mudah mempengaruhi
dan mudah pula dipengaruhi oleh lingkungannya.
2. Tipe introvert, orang-orang yang perhatiannya lebih mengarah pada dirinya. Memiliki sifat-
sifat: kurang pandai bergaul, pendiam, sukar diselami batinnya, suka menyendiri, bahkan sering
takut kepada orang lain.
Tipologi menurut ilmu Psikologi terdiri dari 2 komponen, yaitu : a. Sifat atau karakter yang
dibentuk oleh faktor lingkungan, misalnya : malas, rajin, usil, tertutup, terbuka.
b. Watak atau disebut juga temperamen, dibentuk oleh faktor
Schoupenhour membedakannya menjadi 2 aliran yaitu aliran naturalisme dan nativisme. Tokoh
dari aliran naturalisme mengatakan bahwa segala yang suci ada ditangan tuhan, namun segala
yang rusak ditangan manusia, sedangkan J.J.Rousseau dari aliran nativisme berpedapat bahwa
faktor bawaan lebih kuat daripada faktor luar. Dalam bukunya "Kepribadian dalam Psikologi
Islam”mendefinisikan
tipologi dalam 5 definisi, yaitu: a. Suatu pola karakteristik berupa sekumpulan sifat-sifat yang
sama,
b. Suatu pengelompokan individu yang bisa dibedakan dari orang lain karena memliki satu sifat
khusus. c. Seseorang yang memiliki semua atau paling banyak ciri-ciri khas
di suatu kelompok
d. Suatu pola karakterstik yang berperan sebagai suatu pembimbing untuk menempatkan
individu dalam suatu kategori.
e. Ekstrimitas dari rangkaian kesatuan atau dari distribusi seperti yang ditunjukkan dalam tipe
agresif atau tipe social
Gordon Alipon yang mengatakan bahwa seseorang bisa saja memiliki karakter tertentu, tetapi
tidak memiliki suatu tipe. Artinya karakter adalah sifat sikap individu yang banyak dipengaruhi
oleh aspek lingkungan, pengalaman, baik berupa asimilasi, yaitu hubungan manusia dengan
alam kebendaan dan sosialisasi yaitu hubungan antara sesama manusia.
Tipologi individu dalam jiwa keagamaannya bersumber dari norma yang terdapat dalam dasar
agama, tidak semata-mata perilaku manusia tanpa dikaitkan dengan nilai.
2. PENGENALAN DIRI
Salah satu cara untuk mencapai tujuan hidup adalah dengan cara lebih mengenal diri sendiri, yaitu
apakah kekuatan dan kelemahan apa yang ada pada dirinya. Menyadari 'siapa saya' dan 'saya ingin
menjadi apa' merupakan dasar berpijak dalam menghadapi masalah yang kompleks. Namun demikian,
tidak semua orang dapat menilai dirinya sendiri dengan tepat dan bahkan ada kecenderungan lebih
mudah untuk selalu menilai orang lain atau mengalami self serving bias. Gambaran/Konsep tentang diri
sendiri
1. Muncul dari pemahaman dan pandangan kita tentang diri kita sendiri
2. Gambaran (kosep) itu bisa baik bisa buruk, tergantung bagaimana kita memandang diri kita
sendiri
3. Supaya gambaran atau konsep diri kita lebih objektif - realistik,kita perlu pemahaman yang
mendalam tentang diri kita sendiri
1) Peran Aset
Pikirkanlah kekuatan-kekuatan Anda berulang kali, kekuatan Anda mempresentasikan diri Anda
2) Peran Liabilitas
Ambillah tiga kelemahan yang paling atas dan lakukansesuatu terhadapnya. Kita harus selalu
berusaha untuk menjadi semakin baik.
b. Mengikuti kegiatan rohani, seperti: rekoleksi, retret, tafakur,muhasabah, camping rohani, dsb.
c. Minta bantuan orang lain yang lebih berpengalaman d. Berusaha belajar dari pengalaman sendiri
dan orang lain 2. Mengendalikan diri, dengan mengoptimalkan penggunaan akal sehat dan suara
hati.
4. Mengenal dan mengambil inspirasi dari tokoh-tokoh teladan 5. Berpikir positip dan optimis
terhadap diri sendiri
Menurut Brian Tracy, self-concept Anda memiliki tiga bagian utama yaitu:
Ketiga elemen tersebut merupakan satu kesatuan yang membentuk kepribadian, menentukan apa
yang biasa dipikirkan, rasakan, dan lakukan, serta akan menentukan segala sesuatu yang terjadi kepada
diri.
a. harapan,
b. impian,
c. visi,
d. idaman
Self-ideal terbentuk dari kebaikan, nilai-nilai, dan sifat-sifat yang paling di kagumi dalam diri maupun
dari orang yang dihormati. Self-ideal adalah sosok seperti apa yang paling di inginkan untuk bisa menjadi
diri sendiri, di segala bidang kehidupannya. Bentuk ideal ini akan menuntun dalam membentuk perilaku.
Bagian kedua self-concept adalah self-image. Bagian ini menunjukkan bagaimana membayangkan diri
sendiri, dan menentukan bagaimana bertingkah laku dalam satu situasi tertentu. Karena kekuatan self-
image semua perbaikan dalam hidup akan dimulai dari perbaikan dalam self-imageself-image
Self-esteem adalah seberapa besar menyukai diri sendiri. Semakin besar menyukai diri sendiri,
semakin baik bertindak dalam bidang apa pun yang di tekuni. Dan, semakin baik performan akan
semakin menyukai diri. Bagian ini adalah komponen emosional dalam kepribadian. Komponen-
komponen pentingn
a. bagaimana berpikir,
b. bagaimana merasa,
1. Siapa Saya?
2. Sikap yang baik harus terus menerus dipupuk dan dikembangkan dari waktu ke waktu dengan cara
mengubah cara berpikir yang lama, menjadi cara berpikir yang baru dalam memandang semua hal.
1. Introspeksi,
Untuk pengenalan diri perlu dilakukan penanaman kesadaran kedalam diri bahwa setiap orang
mempunyai sejumlah ide, anggapan, keyakinan dan nilai-nilai tertentu, yang disebut Sistem Nilai dan
asumsi atau disingkat SINA. Sistem Nilai dan asumsi yang dimiliki setiap orang ada yang logis dan ada
yang tidak logis, berbeda-beda pada setiap orang dan bahkan ada sina yang saling bertentangan antara
satu orang dengan lainnya.
Sistem nilai dan asumsi pada seseorang terbentuk melalui prosesbelajar pengalaman yang diperoleh
dalam kehidupan seseorang, dan juga dari kesimpulan-kesimpulan terhadap pengalaman-pengalaman
yang dipernah diperolehnya.
Dalam menjalani kehidupan, kita dihadapkan pada banyak pilihan.Mulai dari pilihan dalam berkarir,
asmara, tempat berlibur, danlain sebagainya. Bila sudah mengenali diri sendiri, tentu kita jauhlebih
mudah menentukan pilihan yang tepat. Contoh kita menyukai menulis, tentu kita dapat dengan mudah
memilih berkarir di dunia tulis menulis.
2. Mudah Mencari Solusi
Sebagai manusia biasa, tentu dihadapkan pada beberapa masalah baik masalah ringan maupun
rumit. Akan lebih mudah mencari solusi tepat jika sudah mengenali diri sendiri. Ibarat orang sakit,
obatnya beda-beda, misalnya dalam menyelesaikan masalah butuh masukan orang lain, tentu akan lebih
mudah menyelesaikan masalah dengan meminta saran dari orang terdekat.
Masih terkait dengan masalah. Ketika kita dihadapkan pada sebuah masalah, dengan keberhasilan
kita mengenali diri sendiri akan membantu kita untuk berkompromi dengan diri sendiri dan orang lain
dalam berbagai situasi.
Dalam hidup bermasyarakat, tentu kita dihadapkan pada ragam kepribadian. Beda kepribadian, cara
bersosialisasinya juga beda.
Saat mencoba mengenali diri sendiri, kita akan mengetahui kelebihan dan kekurangan yang kita miliki.
Kita bisa meningkatkan kelebihan dan memperbaiki kekurangan.
Ketika kita mulai mengerti kelebihan dan kekurangan yang kita punya, tentu kita turut terbantu pula
untuk menerima ikhlas segala kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Begitu juga keikhlasan menerima
dan bertoleransi terhadap kelebihan dan kelemahan orang lain.
TUJUAN PENGENALAN
Pengenalan dan pengukuran diri diperlukan guna memaksimalkan potensi positif dan meminimalkan
potensi negatif pada diri seseorang. Adapun beberapa kegunaan dalam mengenali diri dan mengukur
diri adalah sebagai berikut:
1. Memberi gambaran tentang kekuatan dan kelemahan ataukelebihan dan kekurangan yang ada
didalam diri
2. Mengetahui kemampuan yang masih perlu ditingkatkan. Dengan mengetahui kekuatan dan
kelemahan akan mengetahui dimana potensi yang akan ditingkatkan dan mana yang harus dihilangkan
atau paling tidak diminimalisir
3. Mengetahui bidang kerja yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Dengan mengetahui
kemampuan yang dimiliki akan mengetahui potensi yang dimiliki dengan bidang pekerjaan yang tepat
bagi dirinya. 4. Bagi organisasi mengetahui potensi karyawan dapat memberikan ambaran yang jelas
tentang kemampuan seseorang/karyawan
BAB III
PENUTUPAN
A.KESIMPULAN
Kesimpulannya dari makalah ini berisi tentang kepribadian itu mencerminkan kebiasaan, sikap, pola
reaksi pengenalan diri, cara berpikir dan bertingkah laku, cara merasa, cara mengendalikan diri, cara
mengungkapkan dirinya, cara menggali potensi dirinya, memupuk kepercayaan pada dirinya, serta
membentuk citra dirinya.
B. SARAN
Kepribadian dan pengenalan diri tidak terlepas dari kehidupan kita sehari-hari maka dari itu, kita
harus mengetahui apa itu kepribadian dan pengenalan diri, agar bisa mengetahui potensi apa yang ada
di dalam diri kita.
DAFTAR PUSTAKA