Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG


Kepribadian adalah kata yang begitu umum dipakai di dunia Psikologi, kepribadian seseorang
bisa dinilai dari kemampuannya memperoleh reaksi-reaksi dari berbagai orang dalam
berbagai keadaan. Untuk definisi kepribadian hampir bisa dikatakan tidak ada suatu
kesepakatan definisi dari keseluruhan pandangan yang pernah dilontarkan. Menurut allport
(1937) ia menemukan bahwa ada hampir 50 definisi berbeda yang digolongkannya kedalam
sejumlah kategori. Allport sendiri memandang “kepribadian merupakan apa orang itu
sesungguhnya”. Sehat merupakan bagian dari harta manusia yang tak ternilai harganya. Sehat
merupakan anugerah dari Sang Maha Pencipta untuk makhluk hidup melakukan perbuatan
mulia sehingga sehat dapat di pandang indah untuk selalu disandang oleh individu yang sadar
akan hal tersebut.
Latar Belakang Masalah Setiap manusia di dunia ini pasti memerlukan orang lain,
oleh karena itu terjadi sosialisasi antar sesama manusia tersebut, yang mana berfungsi sebagai
sarana kedekatan antar sesamanya. Beberbicara masalah keperibadian, merupakan suatu
cermin dan gambaran bagi setiap manusia. Jika keperibadiannya bagus, maka akan bagus
pula tingkah laku yang dimiliki oleh orang tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika keperibadian
orang tesebut buruk maka otomatis akan di ikuti oleh perilakunya yang buruk tersebut.  Kami
harap makalah ini bisa memberikan pengetahuan tentang Kepribadian sehat  dan bisa
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
B.     RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, Rumusan masalah yang dapat diambil ialah:
1.        Apakah definisi Kepribadian dan Kepribadian Sehat ?
2.        Bagaimana karakteristik dan ciri-ciri kepribadian sehat?
3.        Bagaimana Konsep kepribadian sehat ?

C.    TUJUAN
1.        Untuk mengetahui definisi kepribadian dan kepribadian sehat
2.        Untuk mengetahui karakteristik, ciri-ciri, konsep kepribadian sehat
3. Menjelaskan bagaimana kepribadian Perawat yang seharusnya.
4.  Menjelaskan definisi atau pengertian dari perilaku.
5.  Menjelaskan perilaku perawat terhadap pasien.
BAB II
PEMBAHASAN

A.      DEFINISI KEPRIBADIAN SEHAT.


Secara umum, kepribadian dipahami sebagai pola-pola yang jelas dari perilaku,
pikiran, dan perasaan yang menjadi karakteristik individu dalam penyesuaiannya untuk
memenuhi tuntutan kehidupan (Rathus dan Nevid, 2002). Sedangkan menurut Hahn dan
Payne (2003), Kepribadian Sehat (psychological wellness) merupakan keadaan individu yang
mengarah pada perkembangan yang adekuat dan kemampuan mental yang memiliki
kesesuaian fungsi, sehingga individu mampu mengembangkan kemampuan-kemampuan
mentalnya secara lebih baik.

KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN SEHAT.


Individu yang memiliki kepribadian sehat seringkali dikenali sebagai mereka yang:
a. Dapat terbebas dari gangguan psikologis dan gangguan mental berat.
b. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan tanpa kehilangan identitas
c. Mampu mengembangkan potensi dan bakat
d. Memiliki keimanan pada Tuhan dan berupaya untuk hidup sesuai ajaran-ajaran agama
yang dianutnya.
Erich Fromm menjelaskan bahwa manusia yang berkepribadian sehat adalah manusia
yang produktif (berkarakter produktif), yaitu mereka yang mampu mengembangkan potensi,
memiliki cinta kasih, imaginasi, serta kesadaran diri yang baik. Sedangkan menurut Allport,
individu berkepribadian sehat diistilahkan dengan mature personality, yang memiliki
kemampuan mengembangkan dirinya, memiliki hubungan interpersonal yang baik, realistis,
memiliki filosofi hidup, serta bersikap berani dan objektif terhadap diri sendiri. Istilah lain
dari kepribadian sehat adalah self-actualize person (Maslow), serta oleh Victor Frankl disebut
sebagai The meaning of people.
Ciri-Ciri Kepribadian Sehat
·  Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang
kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
·  Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan
yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan
kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
·  Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang
diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau
mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan
hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap
optimistik.
·  Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk
mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
·  Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil
keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma
yang berlaku di lingkungannya.
·  Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi
frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)
·  Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan
kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan
dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian
(wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
·  Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki
kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam
berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka
terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain
dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
·  Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap
bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
·  Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar
dari keyakinan agama yang dianutnya.
·  Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor
achievement (prestasi) acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang).

Ciri-Ciri Kepribadian Tidak Sehat


·       Mudah marah (tersinggung)
·       Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
·       Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
·       Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap
binatang
·       Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah
diperingati atau dihukum
·       Kebiasaan berbohong
·       Hiperaktif
·       Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
·       Senang mengkritik/ mencemooh orang lain
·       Sulit tidur

·       Kurang memiliki rasa tanggung jawab


·       Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat
organis)
·       Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
·       Pesimis dalam menghadapi kehidupan
·       Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan

B. Konsep-konsep dalam Kepribadian Sehat


Kepribadian sehat merupakan proses yang berlangsung terus-menerus dalam
kehidupan manusia, sehingga kualitasnya dapat menurun atau naik. Hal inilah yang akan
mempengaruhi kondisi kesehatan mental individu tersebut. Berbagai pendekatan dalam
Psikologi juga membahas konsep-konsep kepribadian sehat, antara lain:
TEORI PSIKODINAMIK.
Teori Psikodinamik mejelaskan individu yang memiliki kepribadian sehat sebagai
individu yang:
a)      Mampu untuk mencintai & bekerja (lieben und arbeiten) (Freud): individu mampu
peduli pada orang lain secara mendalam, terikat dalam suatu hubungan yang intim dan
mengarahkannya dalam kehidupan kerja yang produktif. Selain itu, impuls seksual dapat
diekspresikan dalam relasi dengan orang dewasa yang berlainan gender, sedangkan impuls
yang lain tersalurkan dalam kegiatan sosial produktif.
b)      Memiliki ego strength
ego dari individu yang berkepribadian sehat memiliki kekuatan mengendalikan dan mengatur
id dan superego-nya, sehingga ekspresi primitif id berkurang dan ekspresi yang sesuai dengan
situasi yang muncul tanpa adanya represi dari ego secara berlebihan.
c)      Merupakan creative self
(Jung & Adler): mengungkapkan bahwa individu yang berkepribadian sehat merupakan self
yang memiliki kekuatan untuk mengarahkan perilaku mengembangkan potensi yang
dimilikinya
d)     Mampu melakukan kompensasi bagi perasaan inferiornya (Adler): juga menambahkan
bahwa individu haruslah menyadari ketidaksempurnaan dirinya dan mampu mengembangkan
potensi yang ada untuk mengimbangi kekurangannya tersebut.

e)      Memiliki hasil yang positif dalam setiap tahap interaksinya dengan lingkungan sosial
(Erikson): Setiap keberhasilan dalam tiap tahap psikososial yang diungkap Erikson
memberikan kontribusi pada individu yang sehat kepribadiannya. Misal: bayi akan sangat
baik apabila memiliki kepercayaan dasar, sehingga akan dapat berkegiatan aktif ketika masa
sekolah, dan mampu memahami dirinya ketika remaja, yang akan membantu mereka
menjalin relasi yang intim dengan pasangan setelah dewasa.
TEORI PENSIFATAN (TRAIT).
Teori Pensifatan memiliki asumsi bahwa faktor herediter mempengaruhi kepribadian
seseorang. Hal tersebut membuat teori trait menjelaskan kepribadian sehat sebagai bentuk
kompilasi antara sifat-sifat yang diturunkan ke individu dengan kemampuan individu
menyesuaikan diri dengan sifat tersebut dan lingkungannya. Pribadi yang sehat adalah
individu yang mampu menemukan potensi positif dalam sifat-sifat yang dimilikinya serta
mengarahkan sifat-sifat yang ada untuk menjadi apa yang diinginkannya. Adapun bentuk-
bentuk penyesuaian dalam perspektif teori trait, dicontohkan sebagai mereka yang mampu
mencari jenis pekerjaan dan aktivitas sosial yang sesuai dengan sifat-sifat yang dimilikinya.

BAB III
PENUTUP

1.        KESIMPULAN
Individu berkepribadian sehat diistilahkan dengan mature personality, yang memiliki
kemampuan mengembangkan dirinya, memiliki hubungan interpersonal yang baik, realistis,
memiliki filosofi hidup, bersikap berani dan objektif terhadap diri sendiri serta kesadaran diri
yang baik. Jika keperibadiannya bagus, maka akan bagus pula tingkah laku yang dimiliki
oleh orang tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika keperibadian orang tesebut buruk maka
otomatis akan di ikuti oleh perilakunya yang buruk tersebut

2.        SARAN
Sebagai Konselor kita seharusnya memiliki kepribadian yang sehat agar dapat menjadi
konselor yang profesional.
c. Fungsi Keluarga

Menurut (Widyanto, 2014) fungsi keluarga dibagai menjadi 5 yaitu:

1) Fungsi afektif (The affective Function)

Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi

kebutuhan psikologis anggota keluarga.

2) Fungsi sosialisai
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan untuk menjadikan

anak sebagai anggota masyarakat yang produktif serata satatus pada

anggota keluarga

3) Fungsi reproduksi

Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selam beberapa generasi

dan untuk berlangsung hidup masyarakat

4) Fungsi ekonomi

Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya

5) Fungsi perawatan kesehatan

Menyediakan kebutuhan fisik makanan, pakaian, tempat tinggal,

perawatam kesehatan (Marlyn M. Friedman, hal 86: 2010)

6) Fungsi keagamaan

a) Membina norma jajaran Agama sebagai dasar dan tujuan hidup

seluruh anggota keluarga.

b) Menerjemakan Agama kedalam tingakalaku hidup sehari hari kepada

seluru anggota keluarga

c) Memberikan contoh kongkrit dalam hidup sehari-hsri dalam

pengamalan jajaran agama

a. Tugas keluarga dibidang kesehatan

Keluarga sesuai dengan fungsi pemeliharaan mempunyai tugas

dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan yaitu:

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga.

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidaka boleh

diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan
karena kesehatan kadang seluruh kekuatana sumber daya dan dana

keluarga habis. Orang itu perlu mengenal keadaan kesehatan dan

perubahan-perubahan yang dalam anggota keluarganya sekecil apapun

perubahan tersebut.

2) Mumutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempuyai kemampuan

memutuskan untuk menuntuksn tindakan keluarga

3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perawatan

dapat dilakukam di institusi pelayanan kesehatan atau dirumah

apabilah keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk

pertolongan pertama

4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga

untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara atau

memodifikasi lingkuangan rumah sehat (dari segi fisik, psikis, sosial

ekonomi) hal yang perlu dikaji sejauh mana mengetahui sumber-

sumber yang dimiliki keluarga, sejauh mana keluarga memperoleh

keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan, sejauh mana

keluarga mengetahui pentingnya dan sanitasi, sejauh mana keluarga

mengenal upaya pencegahan penyakit, sejauh mana siakp atau

pandangan keluarga hygiene dan sanitasi, dan sejauh mana

kekompakan antara angota keluarga

5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitanya bagi keluarga.

Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan


fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat, hal yang perlu di kaji

sejauh mana keluarga memahami keuntungan- keuntunagn yang

dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan, apakah keluarga mempunyai

pengalaman yang baik terhadap petugas kesehatan dan apakah

fasilitas kesehatan yang adat terjangkau oleh keluarga (Friedman,2010).

Anda mungkin juga menyukai