Nim: 1203351038
Konsep sehat adalah konsep yang timbul dari diri kita sendiri secara sadar mengenai berbagai
upaya untuk mendapatkan status sehat pada diri kita. Pemahaman konsep sehat bisa diartikan
sebagai keseimbangan, keserasian, keharmonisan, antara faktor berpikir (akal), jiwa (mental/
spritual) dan raga (fisik lahiriah).
Dadang Hawari => 1984 (WHO) Menambahkan aspek spiritual sebagai kriteria sehat, sebagai
sehat berarti meliputi kondisi sejahtera pada :
• Aspek sosial.
a. “Disease => Sesuatu yang dimiliki organ=> mengacu pada kondisi biofisik masalah.
b. “Ilness” => sesuatu yang dimiliki manusia, yaitu respons subjektif pasien dan segala
sesuatu yang meliputinya sehingga mengacu pada bagaimana orang yang sakit dan
anggota keluarganya atau jaringan sosial yang lebih luas merasakannya, hidup dengan
dan bereaksi terhadap symptom-symptom dan kemampuannya.
Kesehatan mental merupakan kondisi yang bersifat kontinum, dimana setiap kondisi kesehatan
mental individu memiliki berbagai nilai yang berbeda-beda dan sulit untuk dikenali kecuali
menunjukkan gejala yang mencolok.
Perilaku sehat dapat dilihat terhadap status kesehatan secara umum. Gejala yang tidak terlihat
jelas seperti: Gangguan pembuluh darah (cardiovascular) dan kanker yang berkaitan dengan
konsumsi alkohol, rokok, diet yang buruk, gaya hidup yang kurang aktif. Perilaku yang sehat
juga menentukan meluasnya gejala yang dapat dikenali seperti AISD, melalui seks tak aman dan
pemakaian jarum suntik bergantian. Perilaku individu sehat sangat tergantung pada kesehatan
mental. Misal : gangguan mental atau kondisi stress akan mempengaruhi perilaku sehatnya,
(WHO, 2005).
Adapun ciri individu yang normal atau sehat menurut Warga (1983), yaitu:
e. Dapat mengenali resiko dari setiap perbuatan dan kemampuan tersebut digunakan untuk
menuntun tingkah lakunya.
h. Biasanya gembira.
Otonomi memiliki ketetapan diri yang kuat, bertanggung jawab dan penentuan diri dan memiliki
kebebasan yang cukup terhadap pengaruh sosial. Pertumbuhan dan aktualisasi diri yakni
mengembangkan kecenderungan ke arah peningkatan kematangan, pengembangan potensi dan
pemenuhan diri sebagai seorang pribadi. Relasi interpersona adalah kemampuan untuk
membentuk dan memelihara relasi interpersonal yang intim. Tujuan hidup yakni tidak terlalu
kaku untuk mencapai kesempurnaan, tetapi membuat tujuan yang realistik dan masih di dalam
kemampuan individu.
Prinsip-prinsip dalam memahami kesehatan mental telah diungkap Schnelders sejak tahun 1964,
yang mencakup tiga hal : prinsip yang pertama ada 11 prinsip yang didasari atas sifat manusia,
yaitu :
• Kesehatan dan penyesuaian mental tidak terlepas dari fisik dan integritas organisme.
• Dalam memelihara kesehatan mental, tidak terlepas dari sifat manusia sebagai pribadi yang
bermoral, intelek, religius, emosional, dan sosial.
• Kesehatan dan penyesuaian mental memerlukan integrasi dan pengendalian diri, meliputi;
pengendalian pemikiran, imajinasi, hasrat, emosi dan perilaku.
• Kesehatan Mental memerlukan konsep diri yang sehat, meliputi : penerimaan dan usaha yang
realistik terhadap status dan harga diri.
• Pemahaman dan penerimaan diri harus ditingkatkan dalam usaha meningkatkan diri dan
realisasi diri untuk mencapai kesehatan mental.
• Stabilitas mental memerlukan pengembangan yang terus-menerus dalam diri individu, terkait
dengan : kebijaksanaan, keteguhan hati, hukum, ketabahan, moral dan kerendahan hati.
• Pencapaian dalam pemeliharaan kesehatan mental terkait dengan penanaman kebiasaan baik.
• Kesehatan mental memerlukan belajar mengatasi secara efektif dan secara sehat terhadap
konflik mental, kegagalan, serta ketegangan yang timbul.
1. Model Barat
Dipengaruhi oleh filosofi Yunani (Plato & Aristoteles) dalam pemikiran yang bersifat abstrak
dan sistematis serta dijalankan dengan rasional dan logis. Manusia terdiri dari tubuh dan jiwa,
ditambah dengan perkembangan biologi, penyakit dan kesehatan semata-mata dihubungkan
dengan tubuh saja. Selain itu, perkembangan ilmu dan teknologi juga memengaruhi cara
masyarakat dalam memandang tubuh terhadap kesehatan.
• Cara memandang tubuh yang pertama, disebut juga dengan model pipa. Dimana seseorang
memandang tubuh sebagai lubang-lubang atau ruangan-ruangan yang saling berhubungan satu
sama lain dengan disambungkan oleh pipa-pipa.
2. Model Timur
1) Erich Fromm
Normalitas adalah keadaan optimal dari pertumbuhan (kemandirian) dan kebahagiaan dari
individu.
• Orang yang mampu bekerja produktif sesuai dengan tuntutan lingkungan sosialnya.
2) Gordon Allport
Kesehatan yang sehat menurut Allport adalah kepribadian yang masak yakni orang yang terus
menerus mengalami kondisi berubah, sedangkan kepribadian yang tidak sehat adalah
kepribadian yang mandeg.
• Perluasan perasaan diri untuk berpartisipasi dan menyenangi aktivitas, mengidentifikasikan diri
dan interest kepada orang lain.
• Transdensi yakni proses sintetik mengintegrasikan materi tak sadar dengan materi kesadaran,
mengintegrasikan aspek-aspek di dalam suatu sistem, dan mengintegrasikan sistem-sistem secara
keseluruhan agar berfungsi dalam satu kesatuan efektif.
4) Abraham Maslow
Kepribadian yang normal ditandai oleh unitas, integritas, konsistensi dan koherasi. Organisasi
adalah keadaan normal dan disorganisasi berarti patologik.
• Sehat.
• Kreatif.
5) Carl Rogers
Pribadi yang sehat menurut Rogers adalah mempunyai aktualisasi diri atau memiliki ciri-ciri
kepribadian yang membuat kehidupan menjadi sebaik-baiknya.
• Kebebasan pengalaman : hidup bebas dengan cara yang diinginkan, tanpa rasa tertekan atau
terhambat.
• kreatif.
6) Victor Frankl
Frankl percaya bahwa manusia yang sehat terdiri dari tiga faktor yaitu spiritualitas, kebebasan,
dan tanggung jawab. Spiritualitas adalah suatu konsep yang sulit dirumuskan. Frankl
menyarankan untuk memikirkannya sebagai roh atau jiwa. Kebebasan adalah ketika kita
memiliki dan menggunakan keleluasaan untuk memilih bagaimana kita bertingkah laku jika
menjadi sehat secara sehat psikologis. Orang yang tidak mengalami kebebasan adalah mereka
yang berprasangka karena kepercayaan akan determinisme atau mereka yang sangat neurutis.
Kita juga harus bertanggung jawab terhadap pilihan kita. Orang yang sehat akan memikul
tanggung jawab ini, menggunakan waktu dengan bijaksana.
• Mereka bertanggung jawab terhadap tingkah laku dan sikap yang dianut terhadap nasib mereka.
• Mereka mampu mengungkapkan nilai daya cipta, nilai pengalaman dan nilai sikap.
Dalam memahami teori dari kesehatan mental dapat dilihat dari beberapa pendekatan, yaitu:
1) Pendekatan Biologis
Dengan mempelajari fungsi otak, kelenjar endokrin, dan fungsi sensoris, pendekatan tersebut
meyakini bahwa kesehatan mental individu sangat dipengaruhi oleh faktor genetik dan kondisi
saat ibu hamil, serta faktor eksternal terkait : Gizi, radiasi, usia, komplikasi penyakit.
2) Pendekatan Psikologis
Pendekatan tersebut meyakini bahwa faktor psikologis berpengaruh besar pada kondisi mental
seseorang, dimana dalam pendekatan psikologis memiliki 3 pandangan yang besar yang
membahas mengenai hal tersebut, yaitu : Aliran Psikoanalisis oleh Freud yang merupakan sistem
dinamis dalam mencari akar-akat tingkah laku manusia dalam memotivasi dan konflik tidak
didasari. Dan pribadi yang sehat merupakan pribadi yang dapat mengadakan integrasi
(penggabungan) antara Id dan Ego.
3) Pendekatan Sosio-Kultural
Memiliki pendekatan seperti Stratifikasi sosial (faktor sosial-ekonomi dan seleksi sosial),
Interaksi sosial (Fungsi dalam suatu hubungan interpersonal dimana teori rendahnya interaksi
sosial :isolasi, kesepian), Teori Keluarga, perubahan sosial, sosial-budaya, dan stressor sosial.
4) Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan memiliki dua dimensi, yaitu Dimensi lingkungan fisik (ruang, waktu, dan
sarana gizi), dan Dimensi Lingkungan Kimiawi dan Biologis (populasi, radiasi, virus, dan
bakteri, populasi makhluk hidup lain).
Dari penjelasan yang telah saya rangkum, mengenai teori kesehatan mental menurut para ahli
yang paling cocok dalam menggambarkan kepribadian saya yakni, Teori Carl Gustav Jung.
Alasannya : Dari pengertian yang telah dijelaskan, bahwa kepribadian yang sehat itu tercapai
ketika tercapainya tujuan hidup manusia. Seperti mencapai kesempurnaan dan relaksasi diri.
Saya merasa bahwa diri saya memang mencapai titik tenang dan bahagia saat mencapai sesuatu
yang saya butuh, yang saya inginkan dan yang saya harapkan. Pendapat Jung juga menyatakan
bahwa seorang individu mampu menyinkronkan kutub-kutub yang bersebrangan menjadi jiwa
yang homogen. Ada kalanya saya sendiri merasa saya dapat mengontrol jiwa saya dari perasaan
paling bahagia sampai perasaan paling buruk sekalipun, namun masih dapat tenang dan
berangsur normal dengan cara pencapaian suatu hal atas kerja keras saya sendiri.
Pendekatan yang paling cocok dengan Pribadi saya, yakni Pendekatan Psikologis dan
Pendekatan Sosio-Kultural (Interaksi Sosial)
Alasannya : Dalam pendekatan psikologis, kondisi mental seseorang sangat dipengaruhi oleh
faktor psikologis Dimana ada pandangan besar yakni (1) Aliran psikoloanalisis oleh Freud,
dimana sistem dinamis dari psikologi, dicapai melalui pencarian akar-akar tingkah laku manusia
dalam memotivasi dan konflik yang tidak didasari. (2) Pandangan Psikoanalisis tentang manusia
dimana pribadi yang sehat yang dapat mengadakan integrasi Id dan Ego mereka.