Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KESEHATAN MENTAL

Prinsip-Prinsip Pokok Kesehatan Mental


Dosen Pengampu: Luthfiatus Zuhroh, M.Psi.,Psikolog

Disusun oleh:
1. Shofiatul Fitri (1973201004)
2. Siti Maisyaroh (1973201002)
3. Rima Saatul Hasanah (1973201038)

UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan mental merupakan salah satu aspek yang peting dalam kehidupan manusia.
Kesehatan mental bukan suatu hal yang baru bagi peradaban manusia. Peribahasa Yunani
tentang mens sana in corpora sano merupakan satu indikasi bahwa masyarakat sejak zaman
sebelum masehi pun sudah memperhatikan betapa pentingnya aspek kesehatan mental.
Beberapa tingkah laku masyarakat yang beraneka ragam mendorongpara ahli ilmu
psikologi untuk menyelidiki apa penyebab perbedaan tingkah laku manusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Selain itu, juga menyelidiki penyebab seseorang tidak mampu memperoleh
ketenangan dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Usaha ini kemudian melahirkan satu
cabang ilmu psikologi, yaitu Kesehatan Mental (Mental Hygiene) (Yusak Burhanuddin, 1999:
10).
Pada dasarnya manusia terdiri dari dua subsistem, yaitu psikis (jiwa atau mental) dan
fisik (soma atau badan). Kedua subsistem yang menyatu pada manusia ini tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Manusia tidak selamanya ada dalam kondisi sehat, pada saat
tertentu manusia akan mengalami gangguan, baik gangguan fisik maupun gangguan mental
(Latipun, 2002). Gangguan fisik yang dialami oleh manusia dapat dengan mudah diketahui
seperti panas, sakit gigi, dan sakit fisik lainnya, sedang gangguan psikis pada prinsipnya dapat
diketahui jika kita memahami gejala-gejalanya, misalnya gejala apa yang bisa dilihat dari
orang yang stres, depresi atau cemas. Latipun (2002) juga mengungkapkan bahwa
pemahaman masyarakat terhadap gejala-gejala psikis yang dialami oleh seseorang
menjadikan mereka paham bahwa tidak hanya ada sakit/sehat secara fisik namun ada pula
sakit/sehat secara mental.
Dr.Brock Chisholm, mengatakan “without mental health there can be no true physical
health” yang berarti tanpa kesehatan mental kita tidak akan mendapatkan kesehatan fisik yang
sebenarnya. Kesehatan mental dan kesehatan fisik adalah dua hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan. Inilah yang dinamakan mind-body connection dimana pikiran, perasaan,
keyakinan, dan sikap kita dapat memengaruhi kesehaan fisik kita secara positif maupun
negatif. Sebaliknya , kesehatan fisik dapat memengaruhi kesehatan mental baik secara positif
dan negatif.
Menurut Notosoedirjo dan Latipun (2005) kesehatan mental dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor biologis dan psikologis. Sedangkan
yang termasuk faktor eksternal adalah sosial dan budaya. Faktor biologis yang secara
langsung berpengaruh terhadap kesehatan mental diantaranya adalah otak, sistem endokrin,
genetika, dan sensori sedangkan faktor psikologis adalah berpengaruh dengan ketengangan
jiwa. Oleh karena itu, kesehatan mental penting sekali untuk dijaga, kita harus dapat
memahami diri kita, mencari dan melakukan hal-hal yang positif. Makalah ini akan
membahas mengenai kesehatan mental dan segala sesuatu yang terkait dengan kesehatan
mental termasuk prinsip-prinsip dari kesehatan mental.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian kesehatan mental?
2. Bagaimana prinsip-prinsip kesehatan mental?
3. Apa tujuan dan fungsi pokok kesehatan mental bagi kehidupan manusia?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kesehatan mental.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip kesehatan mental.
3. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi prinsip pokok kesehatan mental bagi kehidupan
manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sehat dan Kesehatan Mental


Sehat (Health) dapat dipahami sebagai kesejahteraan secara penuh (keadaan yang
sempurna) baiksecara fisik, mental, maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau
keadaan lemah. Sedangkan di Indonesia, UU Kesehatan No. 23/1992 menyatakan bahwa
sehat adalah suatu keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial dimana memungkinkan
setiap manusia untuk hidup produktif baik baik secara sosial maupun ekonomis. World Hralth
Organization (WHO, 2001), menyatakan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi dari
kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan
untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan
menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya.
Individu yang sehat mental adalah pribadi yang normal atau bermental sehat adalah
pribadi yang menampilkan tingkah laku yang kuat dan bisa diterima masyarakat pada
umumnya, sikap hidupnya sesuai norma & pola kelompok masyarakat, sehingga ada relasi
interpersonal & intersosial yang memuaskan (Kartono, 1989). Sedangkan menurut Karl
Menninger, individu yang sehat mentalnya adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk
menahan diri, menunjukkan kecerdasan, berperilaku dengan menenggang perasaan orang lain,
serta memiliki sikap hidup yang bahagia. Saat ini, individu yang sehat mental dapat
didefinisikan dalam dua sisi, secara negatif dengan absennya gangguan mental secara positif
yaitu ketika hadirnya karakteristik individu sehat mental. Adapun karakterikstik individu
sehat mental mengacu pada kondisi atau sifat-sifat positif, seperti kesejahteraan psikologis
( psychological well-being) yang positif, karakter yang kuat sertaa sifat-sifat baik/ kebajikan
(virtues) (Lowenthal, 2006).
Sehat sebagai kontinum dimana kondisi sehat dan sakit pada manusia merupakan
suatu kontinum, sehingga sangat sulit memberikan batasan yang jelas saat melakukan
evaluasinya. Akan tetapi, mengamati fenomena tersebut, maka diyakini taraf kesehatan
seseorang dapat ditingkatkan bahkan dioptimalkan. Hal inilah yang mendasari Gerakan
Kesehatan Mental. Tidak hanya memandang bagaimana seseorang sembuh dari sakitnya,
tetapi bagaimana eningkatkan taraf kesehatan seseorang menjadi lebih optimal.
Kesehatan mental (mental hygiens) adalah ilmu yang meliputi sistem tentang prinsip-
prinsip, peraturan-peraturan serta prosedur-prosedur untuk mempertinggi kesehatan rohani
(M. Buchori dalam Jalaluddin, 2004 : 154) menurut H.C. Witherington, kesehatan mental
meliputi pengetahuan serta prinsip-prinsip yang terdapat di lapangan psikologi, kedokteran,
psikiatri, biologi, sosiologi, dan agama ( M. Buchori dalam Jalaluddin, 2004:154).
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa seseorang yang sehat
mentalnya adalah orang yang terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa, dapat menyesuaikan
diri, sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan-kegoncanngan yang bias,
adanya keserasian fungsi jiwa, dan merasa bahwa dirinya berharga, berguna, dan berbahagia
serta dapat menggunakan potensi-potensi yang ada semaksimal mungkin (Sururin, 2004:144).
2.2 Prinsip-Prinsip Pokok Kesehatan Mental
Prinsip-prinsip kesehatan mental merujuk pada hakikat kesehatan mental serta
kriterianya, yaitu kondisi yang dapat membentuk hubungan antara kesehatan mental,
kepriadian dengan aspek-aspek lainnya yang bergam. Prinsip-prinsip kesehatan mental
menurut Schneiders didasarkan pada beberapa kategori (Scheneiders 1964), yakni pertama ,
hakikat manusia sebagai organisme; kedua, hubungan manudia dengan lingkungannya;
ketiga, hubungan manusia dengan Tuhan.
a. Prinsip Berdasarkan Hakikat Manusia Sebagai Organisme
- Kesehatan mental dan penyesuaian diri bergantung pada kondisi jasmani yang baik
dan integritas organisme.
- Untuk memelihara kesehatan mental dan penyesuaian diri, maka perilaku individu
harus sesuai dengan hakikatnya sebagai manusia yang memiliki moral, intelektual,
agama, emosional, dan sosial.
- Kesehatan mental dan penyesuaian diri dapat dicapai melalui integrasi dan kontrol
diri, baik dalam cara berpikir, berimajinasi, memuaskan keinginan, mengekspresikan
perasaan, serta bertingkah laku.
- Dalam mencapai dan memelihara kesehatan mental dan penyesuaian diri, diperlukan
pengetahuan serta pemahaman diri yang luas mengenai diri sendiri (self insight).
- Kesehatan memerlukan konsep diri (pengetahuan dan sikap terhadap kondisi fisik dan
psikis diri sendiri) secara sehat yang meliputi penerimaan diri serta penghargaan
terhadap status diri sendiri secara realistik dan wajar.
- Untuk mencapai kesehatan mental dan penyesuaian diri, maka pemahaman diri (self
insight) dan penerimaan diri (self acceptance), hendaknya disertai dengan upaya-
upaya perbaikan diri (self improvment) serta perwujudan diri.
- Kesehatan mental dan penyesuaian diri yang baik dalam mencapai kestabilan dapat
dilakukan dengan megembangkan moral yang luhur dari dalam diri sendiri, misalnya
dengan mengembangkan sikap adil, hati-hati, semangat, integritas pribadi, rendah
hati, kejujuran, dan segala bentuk sikap positif yang dapat dikembangkan berkenaan
dengan pegembangan moral masing-masing individu.
- Pencapaian, pemeliharaan kesehatan mental dan penyesuaian diri bergantung pada
penanaman dan pengembangan kebiasaan yang baik (good habits).
- Kestabilan mental dan penyesuaian diri menuntut adanya kemampuan melakukan
perubahan sesuai dengan keadaan (kondisi lingkungan) dan kepribadian.
- Kesehatan mental dan penyesuaian diri memerlukan usaha yang terus menerus untuk
mencapai kematangan berpikir, mengambil keputusan, mengekspresikan emosi, dan
melakukan tindakan.
- Kesehatan mental dan penyesuaian diri dapat dicapai dengan belajar mengatasi
konflik dan frustasi serta ketegangan-ketegangan secara efektif.
b. Prinsip Berdasarkan Hubungan Manusia dengan Lingkungannya
- Kesehatan Mental dan penyesuaian diri bergantung pada hubungan antar pribadi yang
harmonis, terutama dalam kehidupan keluarga.
- Penyesuaian diri yang baik serta ketenangan batin bergantung pada kepuasan dalam
bertindak, misalnya dalam bekerja.
- Kesehatan mental dan penyesuaian diri dicapai dengan sikap realistik, termasuk
penerimaan terhadap kenyataan secara sehat dan objektif.
c. Prinsip Berdasarkan Hubungan Manusia dengan Tuhan
- Kestabilan mental tercapai dengan perkembangan kesadaran terhadap dzat yang lebih
luhur daripada dirinya sendiri tempat ia bergantung, yakni Tuhan Yang Maha Esa.
- Kesehatan mental dan ketenanan batin (equanitimity) dicapai dengan kegiatan yang
tetap dan teratur dalam hubungan manusia dengan Tuhan, misalnya melalui ibadah
dan berdoa.
Selain yang telah disebutkan diatas, Jaelani (1001) mengungkapkan beberapa prinsip
kesehatan mental di antaranya:
a. Gambaran dan sikap yang baik terhadap diri sendiri
Orang yang memiliki self image, memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan
dirinya sendiri, orang lain, alam lingkungan, dan Tuhan.
b. Keterpaduan atau integrasi diri
Keterpaduan diri berarti adanya keseimbangan antara kekuatan-kekuatan jiwa dalam
diri, kesatuan pandangan dalam hidup, dan kesanggupan mengatasi stres. Orang yang
memiliki keseimbangan diri berarti orang yang seimbang kekuatan id, ego, dan super
egonya.
c. Perwujudan diri
Pentingnya aktualisasi diri dalam kesehatan mental ditegaskan oleh Reiff dimana
menurutnya orang yang sehat mentalnya adalah orang yang mampu mengaktualisasikan
diri atau mewujudkan potensi yang dimilikinya dan memenuhi kebutuhannya dengan cara
baik dan memuaskan.
d. Berkemampuan menerima orang lain, melakukan aktivitas sosial, dan menyesuaikan diri
dengan lingkungan tempat tinggal
Kemampuan menerima orang lain berarti kesediaan menerima kehadiran, mencintai,
menghargai, menjalin persahabatan, dan memperlakukan orang lain dengan baik.
Melakukan aktivitas sosial berarti bersedia bekerja sama dengan masyarakat dalam
melakukan perkejaan sosial yang menggugah hati. Menyesuaikan diri dengan lingkungan
berarti berusaha untuk mendapatkan rasa aman, damai, dan bahagia dalam hidup
bermasyarakat di lingkungan tempat tinggalnya. Manusia yang memiliki kemampuan ini
merupakan tanda dari manusia yang sehat mentalnya.
e. Berminat dalam tugas dan pekerjaan
Setiap manusia harus berminat dalam tugas dan pekerjaan yang sitekuninya. Dengan
demikian, ia dapat merasakan kebahagiaan dala dirinya dan mengurangi beban
penderitanya.
f. Agama, cita-cita, dan falsafah hidup
Dengan agama manusia dapat terbantu dalam emgatasi persoalan hidup yang berada
di luar kesanggupan dirinya sebagai manusia yang lemah. Dengan cita-cita manusia dapat
bersemangat dan bergairah dalam perjuangan hidup yang berorientasi ke masa depan.
Dengan falsafah hidup manusia dapat menghadapi tantangan yang dihadapinya dengan
mudah.
g. Pengawasan diri
Manusia yang memiliki pengawasan diri akan terhindar dari kemungkinan perbuatan
yang bertentangan dengan hukum, baik hukum agam, adat, maupun aturan moral dalam
hidupnya.
h. Rasa benar dan bertanggung jawab
Rasa benar dan rasa bertanggung jawab penting bagi tingkah laku karena setiap
individu ingin bebas dari rasa dosa, salah dan kecewa. Sebaliknya rasa benar, tanggung
jawab dan sukses adalah keinginan setiap manusia yang sehat mentalnya.
Berdasarkan penjelasan Jaelani (2001) di atas bahwa yang dimaksud dengan prinsip
kesehatan mental adalah dasar-dasar yang harus ditegakkan manusia guna mendapatkan
kesehatan mental dan terhindar dari gangguan kejiawaan yang terdiri dari gambaran dan sikap
yang baik terhadap diri sendiri, keterpaduan atau integrasi diri, perwujudan diri,
berkemampuan menerima orang lain, melakukan aktivitas sosial, dan menyesuaikan diri
dengan lingkungan tempat tinggal kemudian berminat dalam tugas dan pekerjaan, agama,
cita-cita, dan falsafah hisup, pengawasan diri serta rasa benar dan tanggung jawab.
2.3 Tujuan dan Fungsi Prinsip Pokok Kesehatan Mental
Manusia diciptakan dengan fitrahnya, yakni menginginkan kehidupan yang bahagia,
nyaman, sejahtera dan sesuai keinginannya, baik secara pribadi maupun dalam kelompoknya.
Dalam upaya mencapai keinginan-keinginan tersebut, kesehatan mental memegang peranan
penting dalam kehidupan individu. Berikut akan dipaparkan mengenai tujuan dan fungsi
kesehatan mental bagi kehidupan individu.
1. Tujuan Kesehatan Mental Menurut Sudari, tujuan kesehatan mental adalah:
a. Mengusahakan agar manusia memiliki kemampuan yang sehat
b. Mengusahakan pencegahan terhadap timbulnya sebabsebab gangguan metal dan
pemyakit mental.
c. Mengusahakan pencegahan berkembangnya bermacam-macam ganguan mental dan
penyakit mental.
d. Mengurangi atau mengadakan penyembuhan terhadap ganguan dan penyakit mental.
(Sundari HS 2005).
Dari uraian tujuan kesehatan mental diatas, bahwasanya kesehatan mental
dapat tercapai apabila masing-masing individu berkemauan dalam mencegah
timbulnya gangguan jiwa maupun penyakit jiwa.
Agar tercapai tujuan kesehatan mental, maka diperlukan berbagai upaya yang
hendaknya dilakukan oleh masing-masing individu, diantaranya adalah usaha
preservatif (pemeliharaan); prefentif (pencegahan); suportif (development /
improvement, yakni pengembangan / peningkatan), dan amelioratif/korektif
(perbaikan). Upayaupaya tersebut juga merupakan fungsi dari kesehatan mental.

2. Fungsi kesehatan mental


Kesehatan mental berfungsi dalam memelihara dan mengembangkan kondisi mental
individu agar sehat, serta terhindar dari mental illness (sakit mental).
Pemaparan mengenai fungsi kesehatan mental, pertama prevention
(preventif/pencegahan); kedua, amilioration (amelioratif/kuratif/perbaikan); ketiga,
preservation (preservasi/pengembangan) atau development
(pengembangan)/improvement (meningkatkan).
1) Prevention (preventif/pencegahan)
Kesehatan mental berfungsi untuk mencegah terjadinya kesulitan atau
gangguan mental sehingga terhindar dari penyakit mental. Fungsi ini menerapkan
prinsip-prinsip yang berupaya agar tercapai mental yang sehat, misalnya dengan
memelihara kesehatan fisik serta pemenuhan atas kebutuhan psikologis. Cara yang
dapat dilakukan adalah dengan menjaga kesehatan fisik (physical health) serta
pemenuhan kebutuhan psikologis, seperti memperoleh kasih sayang, rasa aman,
penghargaan diri, aktualisasi diri sebagai mana mestinya sehingga individu mampu
memaksimalkan potensi yang dimilikinya.
Penerapan kesehatan mental di semua lingkup hidupnya (di rumah, sekolah,
tempat kerja dan lingkungan lainnya), sangat menentukan mental yang sehat serta
dapat mencegah dari gangguan mental. Di lingkungan rumah, sikap dan perlakuan
yang hangat dari orangtua, kasih sayang, penerimaan diri serta penghargaan oleh
orang-orang di sekitar individu, sangat memungkinkan untuk mengembangkan
hubungan interpersonal yang baik.
Hubungan interpersonal yang baik antar keluarga dapat menciptakan suasana
kondusif yang juga dapat mendukung perkembangan mental anak yang sehat.
Kesehatan mental anak ditandai dengan kondisi anak yang bahagia, ceria, serta
mampun menyesuaikan diri di lingkungannya seperti mampu bermain dengan teman
sebayanya.
2) Amelioration (amelioratif/kuratif/korektif/perbaikan)
Fungsi ini merupakan upaya perbaikan diri dalam meningkatkan kemampuan
untuk menyesuaikan diri. Selanjutnya, perilaku individu dan mekanisme pertahanan
diri dapat terkontrol dengan baik. Anak-anak yang mengalami kesulitan dalam
perkembangan psikisnya yang tampak melalui perilakunya, misalnya, tantrum,
perilaku ngempol (mengemut jempol), perilaku agresif dan perilaku lainnya yang
membutuhkan perbaikan, maka perilaku tersebut penting menggunakan fungsi
amelioratif dalam kesehatan mental.
3) Preservation (preservasi/pengembangan) atau development (pengembangan) /
improvement (meningkatkan)
Preservatif atau supportif merupakan fungsi pengembangan yang merupakan
upaya dalam mengembangkan kerpibadian atau mental yang sehat, agar seseorang
mampu meminimalisir kesulitankesulitan dalam perkembangan psikisnya.
Kesehatan mental penting untuk dikembangkan, namun tidak setiap orang
dapat mencapai mental yang sehat dengan mudah. Ada orang dengan kondisi mental
yang sehat dan perlu pencegahan terhadap gangguangangguan mental, namun
beberapa diantaranya mengalami hambatan dalam perkembangan mentalnya.
Sehingga masing-masing individu berbeda dalam penerapan fungsi kesehatan
mentalnya, baik preventif, amelioratif, maupun preservatif.
Kondisi kesehatan mental yang sulit dicapai, akan berkembang pribadi yang
memiliki mental yang sakit (mental illness), dengan beberapa ciri. Menurut Thorpe,
ciri-ciri orang yang tidak sehat mentalnya yaitu(Schneiders 1964):

a. Merasa tidak bahagia dalam kehidupan dan hubungan sosial


b. Merasa dalam keadaan tidak aman, diekam dengan rasa takut dan khawatir yang
mendalam
c. Tidak percaya akan kemampuan diri
d. Tidak mmeiliki kematangan emosional
e. Kepribadian yang kurang mantap
f. Mengalami gangguan dalam sistem syarafnya
g. Tidak dapat memahami kondisi dirinya sendiri. Lebih lanjut, mental illness ditandai
dengan:
- Anxiety (kecemasan/kegelisahan) dalam kehidupan individu
- Mudah tersinggung/marah
- Agresif & destruktif (merusak)
- Pemarah yang berlebih
- Tidak mampu menghadapi kenyataan secara realistik
- Memiliki gejala psikosomatis (sakit fisik yang diakibatkan oleh gangguan psikis,
misalnya karena stres)
- Tidak beriman pada Tuhan semesta alam.
Apabila perilaku-perilaku yang dapat mengacaukan kesehatan mental, seperti
dicontohkan diatas lebih dominan dalam kehidupan ini bukan tidak mungkin akan muncul
berbagai perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang tersebut misalnya, tawuran antar
geng pelajar, free sex, miras & narkoba yang marak dikonsumsi, korupsi, prostitusi,
human trafficking, perselingkuhan, perjudian, dan perilaku-perilaku menyimpang lainnya,
dimana perilaku individu tersebut mengindikasikan adanya masalah dengan kesehatan
mentalnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesehatan mental adalah suatu kondisi seseorang yang memungkinkan
berkembangnya semua aspek perkembangan, baik fisik, intelektual, dan
emosional yang optimal serta selaras dengan perkembangan orang lain,
sehingga selanjutnya mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan mental
merupakan kondsi kesejahtaeraan individu yang menyadari potensinya sendiri,
dapat mengatasi tekanan kehidupan yang normal. Dapat bekerja secara
produktif dan berubah, dan mampu memberikan kontribusi kepada
komunitasnya.
Adapun prinsip-prinsip kesehatan mental yang merujuk pada hakikat
kesehatan mental serta kriterianya, yaitu konsidi yang dapat membentuk
hubungan antara kesehatan mental. Kepribadian dengan aspek-aspek lainnya
yang beragam. Prinsip-prinsip kesehatan menatl, yakni pertama, hakkat
manusia sebagai organisme; kedua, hubungan manusia dengan lingkungannya;
ketiga, hubungan manusia dengan Tuhan.
Dan fungsi kesehatan mental yaitu, pertama prevention
(preventif/pencegahan); kedua, amilioration (amelioratif/kuratif/perbaikan); ketiga,
preservation (preservasi/pengembangan) atau development
(pengembangan)/improvement (meningkatkan).
Daftar Pustaka

Fakhriyani, D. V. (2019). Kesehatan Mental (Vol. 124). Duta Media Publishing.


Dewi, K. S. (2012). Buku ajar kesehatan mental.
Setiawati, R. (2020). KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF M. BAHRI GHAZALI (Doctoral
dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Susilawati, S. (2017). Kesehatan Mental Menurut Zakiah Daradjat (Doctoral dissertation, UIN Raden
Intan Lampung).

Anda mungkin juga menyukai