FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI PSIKOLOGI TAHUN 2022 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan mental merupakan salah satu aspek yang peting dalam kehidupan manusia. Kesehatan mental bukan suatu hal yang baru bagi peradaban manusia. Peribahasa Yunani tentang mens sana in corpora sano merupakan satu indikasi bahwa masyarakat sejak zaman sebelum masehi pun sudah memperhatikan betapa pentingnya aspek kesehatan mental. Beberapa tingkah laku masyarakat yang beraneka ragam mendorongpara ahli ilmu psikologi untuk menyelidiki apa penyebab perbedaan tingkah laku manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu, juga menyelidiki penyebab seseorang tidak mampu memperoleh ketenangan dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Usaha ini kemudian melahirkan satu cabang ilmu psikologi, yaitu Kesehatan Mental (Mental Hygiene) (Yusak Burhanuddin, 1999: 10). Pada dasarnya manusia terdiri dari dua subsistem, yaitu psikis (jiwa atau mental) dan fisik (soma atau badan). Kedua subsistem yang menyatu pada manusia ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Manusia tidak selamanya ada dalam kondisi sehat, pada saat tertentu manusia akan mengalami gangguan, baik gangguan fisik maupun gangguan mental (Latipun, 2002). Gangguan fisik yang dialami oleh manusia dapat dengan mudah diketahui seperti panas, sakit gigi, dan sakit fisik lainnya, sedang gangguan psikis pada prinsipnya dapat diketahui jika kita memahami gejala-gejalanya, misalnya gejala apa yang bisa dilihat dari orang yang stres, depresi atau cemas. Latipun (2002) juga mengungkapkan bahwa pemahaman masyarakat terhadap gejala-gejala psikis yang dialami oleh seseorang menjadikan mereka paham bahwa tidak hanya ada sakit/sehat secara fisik namun ada pula sakit/sehat secara mental. Dr.Brock Chisholm, mengatakan “without mental health there can be no true physical health” yang berarti tanpa kesehatan mental kita tidak akan mendapatkan kesehatan fisik yang sebenarnya. Kesehatan mental dan kesehatan fisik adalah dua hal yang sangat penting dan harus diperhatikan. Inilah yang dinamakan mind-body connection dimana pikiran, perasaan, keyakinan, dan sikap kita dapat memengaruhi kesehaan fisik kita secara positif maupun negatif. Sebaliknya , kesehatan fisik dapat memengaruhi kesehatan mental baik secara positif dan negatif. Menurut Notosoedirjo dan Latipun (2005) kesehatan mental dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor biologis dan psikologis. Sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah sosial dan budaya. Faktor biologis yang secara langsung berpengaruh terhadap kesehatan mental diantaranya adalah otak, sistem endokrin, genetika, dan sensori sedangkan faktor psikologis adalah berpengaruh dengan ketengangan jiwa. Oleh karena itu, kesehatan mental penting sekali untuk dijaga, kita harus dapat memahami diri kita, mencari dan melakukan hal-hal yang positif. Makalah ini akan membahas mengenai kesehatan mental dan segala sesuatu yang terkait dengan kesehatan mental termasuk prinsip-prinsip dari kesehatan mental. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian kesehatan mental? 2. Bagaimana prinsip-prinsip kesehatan mental? 3. Apa tujuan dan fungsi pokok kesehatan mental bagi kehidupan manusia? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian kesehatan mental. 2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip kesehatan mental. 3. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi prinsip pokok kesehatan mental bagi kehidupan manusia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sehat dan Kesehatan Mental
Sehat (Health) dapat dipahami sebagai kesejahteraan secara penuh (keadaan yang sempurna) baiksecara fisik, mental, maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau keadaan lemah. Sedangkan di Indonesia, UU Kesehatan No. 23/1992 menyatakan bahwa sehat adalah suatu keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial dimana memungkinkan setiap manusia untuk hidup produktif baik baik secara sosial maupun ekonomis. World Hralth Organization (WHO, 2001), menyatakan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya. Individu yang sehat mental adalah pribadi yang normal atau bermental sehat adalah pribadi yang menampilkan tingkah laku yang kuat dan bisa diterima masyarakat pada umumnya, sikap hidupnya sesuai norma & pola kelompok masyarakat, sehingga ada relasi interpersonal & intersosial yang memuaskan (Kartono, 1989). Sedangkan menurut Karl Menninger, individu yang sehat mentalnya adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk menahan diri, menunjukkan kecerdasan, berperilaku dengan menenggang perasaan orang lain, serta memiliki sikap hidup yang bahagia. Saat ini, individu yang sehat mental dapat didefinisikan dalam dua sisi, secara negatif dengan absennya gangguan mental secara positif yaitu ketika hadirnya karakteristik individu sehat mental. Adapun karakterikstik individu sehat mental mengacu pada kondisi atau sifat-sifat positif, seperti kesejahteraan psikologis ( psychological well-being) yang positif, karakter yang kuat sertaa sifat-sifat baik/ kebajikan (virtues) (Lowenthal, 2006). Sehat sebagai kontinum dimana kondisi sehat dan sakit pada manusia merupakan suatu kontinum, sehingga sangat sulit memberikan batasan yang jelas saat melakukan evaluasinya. Akan tetapi, mengamati fenomena tersebut, maka diyakini taraf kesehatan seseorang dapat ditingkatkan bahkan dioptimalkan. Hal inilah yang mendasari Gerakan Kesehatan Mental. Tidak hanya memandang bagaimana seseorang sembuh dari sakitnya, tetapi bagaimana eningkatkan taraf kesehatan seseorang menjadi lebih optimal. Kesehatan mental (mental hygiens) adalah ilmu yang meliputi sistem tentang prinsip- prinsip, peraturan-peraturan serta prosedur-prosedur untuk mempertinggi kesehatan rohani (M. Buchori dalam Jalaluddin, 2004 : 154) menurut H.C. Witherington, kesehatan mental meliputi pengetahuan serta prinsip-prinsip yang terdapat di lapangan psikologi, kedokteran, psikiatri, biologi, sosiologi, dan agama ( M. Buchori dalam Jalaluddin, 2004:154). Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa seseorang yang sehat mentalnya adalah orang yang terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa, dapat menyesuaikan diri, sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan-kegoncanngan yang bias, adanya keserasian fungsi jiwa, dan merasa bahwa dirinya berharga, berguna, dan berbahagia serta dapat menggunakan potensi-potensi yang ada semaksimal mungkin (Sururin, 2004:144). 2.2 Prinsip-Prinsip Pokok Kesehatan Mental Prinsip-prinsip kesehatan mental merujuk pada hakikat kesehatan mental serta kriterianya, yaitu kondisi yang dapat membentuk hubungan antara kesehatan mental, kepriadian dengan aspek-aspek lainnya yang bergam. Prinsip-prinsip kesehatan mental menurut Schneiders didasarkan pada beberapa kategori (Scheneiders 1964), yakni pertama , hakikat manusia sebagai organisme; kedua, hubungan manudia dengan lingkungannya; ketiga, hubungan manusia dengan Tuhan. a. Prinsip Berdasarkan Hakikat Manusia Sebagai Organisme - Kesehatan mental dan penyesuaian diri bergantung pada kondisi jasmani yang baik dan integritas organisme. - Untuk memelihara kesehatan mental dan penyesuaian diri, maka perilaku individu harus sesuai dengan hakikatnya sebagai manusia yang memiliki moral, intelektual, agama, emosional, dan sosial. - Kesehatan mental dan penyesuaian diri dapat dicapai melalui integrasi dan kontrol diri, baik dalam cara berpikir, berimajinasi, memuaskan keinginan, mengekspresikan perasaan, serta bertingkah laku. - Dalam mencapai dan memelihara kesehatan mental dan penyesuaian diri, diperlukan pengetahuan serta pemahaman diri yang luas mengenai diri sendiri (self insight). - Kesehatan memerlukan konsep diri (pengetahuan dan sikap terhadap kondisi fisik dan psikis diri sendiri) secara sehat yang meliputi penerimaan diri serta penghargaan terhadap status diri sendiri secara realistik dan wajar. - Untuk mencapai kesehatan mental dan penyesuaian diri, maka pemahaman diri (self insight) dan penerimaan diri (self acceptance), hendaknya disertai dengan upaya- upaya perbaikan diri (self improvment) serta perwujudan diri. - Kesehatan mental dan penyesuaian diri yang baik dalam mencapai kestabilan dapat dilakukan dengan megembangkan moral yang luhur dari dalam diri sendiri, misalnya dengan mengembangkan sikap adil, hati-hati, semangat, integritas pribadi, rendah hati, kejujuran, dan segala bentuk sikap positif yang dapat dikembangkan berkenaan dengan pegembangan moral masing-masing individu. - Pencapaian, pemeliharaan kesehatan mental dan penyesuaian diri bergantung pada penanaman dan pengembangan kebiasaan yang baik (good habits). - Kestabilan mental dan penyesuaian diri menuntut adanya kemampuan melakukan perubahan sesuai dengan keadaan (kondisi lingkungan) dan kepribadian. - Kesehatan mental dan penyesuaian diri memerlukan usaha yang terus menerus untuk mencapai kematangan berpikir, mengambil keputusan, mengekspresikan emosi, dan melakukan tindakan. - Kesehatan mental dan penyesuaian diri dapat dicapai dengan belajar mengatasi konflik dan frustasi serta ketegangan-ketegangan secara efektif. b. Prinsip Berdasarkan Hubungan Manusia dengan Lingkungannya - Kesehatan Mental dan penyesuaian diri bergantung pada hubungan antar pribadi yang harmonis, terutama dalam kehidupan keluarga. - Penyesuaian diri yang baik serta ketenangan batin bergantung pada kepuasan dalam bertindak, misalnya dalam bekerja. - Kesehatan mental dan penyesuaian diri dicapai dengan sikap realistik, termasuk penerimaan terhadap kenyataan secara sehat dan objektif. c. Prinsip Berdasarkan Hubungan Manusia dengan Tuhan - Kestabilan mental tercapai dengan perkembangan kesadaran terhadap dzat yang lebih luhur daripada dirinya sendiri tempat ia bergantung, yakni Tuhan Yang Maha Esa. - Kesehatan mental dan ketenanan batin (equanitimity) dicapai dengan kegiatan yang tetap dan teratur dalam hubungan manusia dengan Tuhan, misalnya melalui ibadah dan berdoa. Selain yang telah disebutkan diatas, Jaelani (1001) mengungkapkan beberapa prinsip kesehatan mental di antaranya: a. Gambaran dan sikap yang baik terhadap diri sendiri Orang yang memiliki self image, memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, orang lain, alam lingkungan, dan Tuhan. b. Keterpaduan atau integrasi diri Keterpaduan diri berarti adanya keseimbangan antara kekuatan-kekuatan jiwa dalam diri, kesatuan pandangan dalam hidup, dan kesanggupan mengatasi stres. Orang yang memiliki keseimbangan diri berarti orang yang seimbang kekuatan id, ego, dan super egonya. c. Perwujudan diri Pentingnya aktualisasi diri dalam kesehatan mental ditegaskan oleh Reiff dimana menurutnya orang yang sehat mentalnya adalah orang yang mampu mengaktualisasikan diri atau mewujudkan potensi yang dimilikinya dan memenuhi kebutuhannya dengan cara baik dan memuaskan. d. Berkemampuan menerima orang lain, melakukan aktivitas sosial, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal Kemampuan menerima orang lain berarti kesediaan menerima kehadiran, mencintai, menghargai, menjalin persahabatan, dan memperlakukan orang lain dengan baik. Melakukan aktivitas sosial berarti bersedia bekerja sama dengan masyarakat dalam melakukan perkejaan sosial yang menggugah hati. Menyesuaikan diri dengan lingkungan berarti berusaha untuk mendapatkan rasa aman, damai, dan bahagia dalam hidup bermasyarakat di lingkungan tempat tinggalnya. Manusia yang memiliki kemampuan ini merupakan tanda dari manusia yang sehat mentalnya. e. Berminat dalam tugas dan pekerjaan Setiap manusia harus berminat dalam tugas dan pekerjaan yang sitekuninya. Dengan demikian, ia dapat merasakan kebahagiaan dala dirinya dan mengurangi beban penderitanya. f. Agama, cita-cita, dan falsafah hidup Dengan agama manusia dapat terbantu dalam emgatasi persoalan hidup yang berada di luar kesanggupan dirinya sebagai manusia yang lemah. Dengan cita-cita manusia dapat bersemangat dan bergairah dalam perjuangan hidup yang berorientasi ke masa depan. Dengan falsafah hidup manusia dapat menghadapi tantangan yang dihadapinya dengan mudah. g. Pengawasan diri Manusia yang memiliki pengawasan diri akan terhindar dari kemungkinan perbuatan yang bertentangan dengan hukum, baik hukum agam, adat, maupun aturan moral dalam hidupnya. h. Rasa benar dan bertanggung jawab Rasa benar dan rasa bertanggung jawab penting bagi tingkah laku karena setiap individu ingin bebas dari rasa dosa, salah dan kecewa. Sebaliknya rasa benar, tanggung jawab dan sukses adalah keinginan setiap manusia yang sehat mentalnya. Berdasarkan penjelasan Jaelani (2001) di atas bahwa yang dimaksud dengan prinsip kesehatan mental adalah dasar-dasar yang harus ditegakkan manusia guna mendapatkan kesehatan mental dan terhindar dari gangguan kejiawaan yang terdiri dari gambaran dan sikap yang baik terhadap diri sendiri, keterpaduan atau integrasi diri, perwujudan diri, berkemampuan menerima orang lain, melakukan aktivitas sosial, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal kemudian berminat dalam tugas dan pekerjaan, agama, cita-cita, dan falsafah hisup, pengawasan diri serta rasa benar dan tanggung jawab. 2.3 Tujuan dan Fungsi Prinsip Pokok Kesehatan Mental Manusia diciptakan dengan fitrahnya, yakni menginginkan kehidupan yang bahagia, nyaman, sejahtera dan sesuai keinginannya, baik secara pribadi maupun dalam kelompoknya. Dalam upaya mencapai keinginan-keinginan tersebut, kesehatan mental memegang peranan penting dalam kehidupan individu. Berikut akan dipaparkan mengenai tujuan dan fungsi kesehatan mental bagi kehidupan individu. 1. Tujuan Kesehatan Mental Menurut Sudari, tujuan kesehatan mental adalah: a. Mengusahakan agar manusia memiliki kemampuan yang sehat b. Mengusahakan pencegahan terhadap timbulnya sebabsebab gangguan metal dan pemyakit mental. c. Mengusahakan pencegahan berkembangnya bermacam-macam ganguan mental dan penyakit mental. d. Mengurangi atau mengadakan penyembuhan terhadap ganguan dan penyakit mental. (Sundari HS 2005). Dari uraian tujuan kesehatan mental diatas, bahwasanya kesehatan mental dapat tercapai apabila masing-masing individu berkemauan dalam mencegah timbulnya gangguan jiwa maupun penyakit jiwa. Agar tercapai tujuan kesehatan mental, maka diperlukan berbagai upaya yang hendaknya dilakukan oleh masing-masing individu, diantaranya adalah usaha preservatif (pemeliharaan); prefentif (pencegahan); suportif (development / improvement, yakni pengembangan / peningkatan), dan amelioratif/korektif (perbaikan). Upayaupaya tersebut juga merupakan fungsi dari kesehatan mental.
2. Fungsi kesehatan mental
Kesehatan mental berfungsi dalam memelihara dan mengembangkan kondisi mental individu agar sehat, serta terhindar dari mental illness (sakit mental). Pemaparan mengenai fungsi kesehatan mental, pertama prevention (preventif/pencegahan); kedua, amilioration (amelioratif/kuratif/perbaikan); ketiga, preservation (preservasi/pengembangan) atau development (pengembangan)/improvement (meningkatkan). 1) Prevention (preventif/pencegahan) Kesehatan mental berfungsi untuk mencegah terjadinya kesulitan atau gangguan mental sehingga terhindar dari penyakit mental. Fungsi ini menerapkan prinsip-prinsip yang berupaya agar tercapai mental yang sehat, misalnya dengan memelihara kesehatan fisik serta pemenuhan atas kebutuhan psikologis. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kesehatan fisik (physical health) serta pemenuhan kebutuhan psikologis, seperti memperoleh kasih sayang, rasa aman, penghargaan diri, aktualisasi diri sebagai mana mestinya sehingga individu mampu memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Penerapan kesehatan mental di semua lingkup hidupnya (di rumah, sekolah, tempat kerja dan lingkungan lainnya), sangat menentukan mental yang sehat serta dapat mencegah dari gangguan mental. Di lingkungan rumah, sikap dan perlakuan yang hangat dari orangtua, kasih sayang, penerimaan diri serta penghargaan oleh orang-orang di sekitar individu, sangat memungkinkan untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik. Hubungan interpersonal yang baik antar keluarga dapat menciptakan suasana kondusif yang juga dapat mendukung perkembangan mental anak yang sehat. Kesehatan mental anak ditandai dengan kondisi anak yang bahagia, ceria, serta mampun menyesuaikan diri di lingkungannya seperti mampu bermain dengan teman sebayanya. 2) Amelioration (amelioratif/kuratif/korektif/perbaikan) Fungsi ini merupakan upaya perbaikan diri dalam meningkatkan kemampuan untuk menyesuaikan diri. Selanjutnya, perilaku individu dan mekanisme pertahanan diri dapat terkontrol dengan baik. Anak-anak yang mengalami kesulitan dalam perkembangan psikisnya yang tampak melalui perilakunya, misalnya, tantrum, perilaku ngempol (mengemut jempol), perilaku agresif dan perilaku lainnya yang membutuhkan perbaikan, maka perilaku tersebut penting menggunakan fungsi amelioratif dalam kesehatan mental. 3) Preservation (preservasi/pengembangan) atau development (pengembangan) / improvement (meningkatkan) Preservatif atau supportif merupakan fungsi pengembangan yang merupakan upaya dalam mengembangkan kerpibadian atau mental yang sehat, agar seseorang mampu meminimalisir kesulitankesulitan dalam perkembangan psikisnya. Kesehatan mental penting untuk dikembangkan, namun tidak setiap orang dapat mencapai mental yang sehat dengan mudah. Ada orang dengan kondisi mental yang sehat dan perlu pencegahan terhadap gangguangangguan mental, namun beberapa diantaranya mengalami hambatan dalam perkembangan mentalnya. Sehingga masing-masing individu berbeda dalam penerapan fungsi kesehatan mentalnya, baik preventif, amelioratif, maupun preservatif. Kondisi kesehatan mental yang sulit dicapai, akan berkembang pribadi yang memiliki mental yang sakit (mental illness), dengan beberapa ciri. Menurut Thorpe, ciri-ciri orang yang tidak sehat mentalnya yaitu(Schneiders 1964):
a. Merasa tidak bahagia dalam kehidupan dan hubungan sosial
b. Merasa dalam keadaan tidak aman, diekam dengan rasa takut dan khawatir yang mendalam c. Tidak percaya akan kemampuan diri d. Tidak mmeiliki kematangan emosional e. Kepribadian yang kurang mantap f. Mengalami gangguan dalam sistem syarafnya g. Tidak dapat memahami kondisi dirinya sendiri. Lebih lanjut, mental illness ditandai dengan: - Anxiety (kecemasan/kegelisahan) dalam kehidupan individu - Mudah tersinggung/marah - Agresif & destruktif (merusak) - Pemarah yang berlebih - Tidak mampu menghadapi kenyataan secara realistik - Memiliki gejala psikosomatis (sakit fisik yang diakibatkan oleh gangguan psikis, misalnya karena stres) - Tidak beriman pada Tuhan semesta alam. Apabila perilaku-perilaku yang dapat mengacaukan kesehatan mental, seperti dicontohkan diatas lebih dominan dalam kehidupan ini bukan tidak mungkin akan muncul berbagai perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang tersebut misalnya, tawuran antar geng pelajar, free sex, miras & narkoba yang marak dikonsumsi, korupsi, prostitusi, human trafficking, perselingkuhan, perjudian, dan perilaku-perilaku menyimpang lainnya, dimana perilaku individu tersebut mengindikasikan adanya masalah dengan kesehatan mentalnya. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kesehatan mental adalah suatu kondisi seseorang yang memungkinkan berkembangnya semua aspek perkembangan, baik fisik, intelektual, dan emosional yang optimal serta selaras dengan perkembangan orang lain, sehingga selanjutnya mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan mental merupakan kondsi kesejahtaeraan individu yang menyadari potensinya sendiri, dapat mengatasi tekanan kehidupan yang normal. Dapat bekerja secara produktif dan berubah, dan mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya. Adapun prinsip-prinsip kesehatan mental yang merujuk pada hakikat kesehatan mental serta kriterianya, yaitu konsidi yang dapat membentuk hubungan antara kesehatan mental. Kepribadian dengan aspek-aspek lainnya yang beragam. Prinsip-prinsip kesehatan menatl, yakni pertama, hakkat manusia sebagai organisme; kedua, hubungan manusia dengan lingkungannya; ketiga, hubungan manusia dengan Tuhan. Dan fungsi kesehatan mental yaitu, pertama prevention (preventif/pencegahan); kedua, amilioration (amelioratif/kuratif/perbaikan); ketiga, preservation (preservasi/pengembangan) atau development (pengembangan)/improvement (meningkatkan). Daftar Pustaka
Fakhriyani, D. V. (2019). Kesehatan Mental (Vol. 124). Duta Media Publishing.
Dewi, K. S. (2012). Buku ajar kesehatan mental. Setiawati, R. (2020). KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF M. BAHRI GHAZALI (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung). Susilawati, S. (2017). Kesehatan Mental Menurut Zakiah Daradjat (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita