yang mengalami penyakit sirosis hati,dimana separuh dari hatinya sudah mengalami
kerusakan dan tidak bisa berfungsi lagi.
Hal ini menyebabkan kehidupan pasien akan terganggu baik psikis maupun
sosialnya. Dalam hal inilah peran psikiatri dimanfaatkan, dengan keadaan pasien
yang mungkin mengalami depresi atau mengalami gangguan mental emosional yang
berdampak pada perilaku kehidupan sosialnya sehari-hari, tugas seorang dokter tidak
hanya terpaku pada pengobatan sirosis saja, tetapi juga bagaimana seorang dokter
bisa menjaga kualitas hidup pasien untuk tetap optimal. Dengan menggunakan
pendekatan eklektik dan holistik sebagai dasar pendekatan psikiatri, seorang dokter
bisa mencapai pengobatan pada pasien tersebut secara menyeluruh baik dalam aspek
fisik/organ, psikologi, dan sosial. Dalam hal ini, seorang dokter harus bisa melakukan
pendekatan kepada pasien sehingga dalam menyampaikankeadaan penyakit kepada
pasien tidak memperburuk kondisi mental danemosionalnya. Landasan pendekatan
manusiawi yang adekuat dalam hal ini padadasarnya tidak lain yaitu Empati. Dimana
empati yaitu upaya dan kemampuanuntuk mengerti, memahami, menghayati, dan
menempatkan diri seseorang padatempat orang lain sesuai dengan identitas, perasaan,
cara berpikir, harapan, nilai dan perilaku seseorang2,3,4.
Berempati berarti tidak bersikap menghakimi, baik dalam arti kata
membenarkan atau menyalahkan. Dengan kata lain berempati adalah menerima orang
lain sebagaimana adanya, termasuk mengerti, menerima, dan menghargai nilai-nilai
pribadi seseorang. Sehingga ketika seorang dokter menjelaskan keadaan fisik dan
pengobatan penyakit, dokter juga harus memperhatikan kelangsungan kehidupan
sosial dan keadaan psikologis pasien dalam menerima penyakitnya. Disinilah
pentingnya peranan pendekatan psikiatri secara eklektik dan holistik1,3. Dimana dalam
pengobatan pasien harus bersifat menyeluruh dan utuh untuk meningkatkan
kesehatan mental dan kualitas hidup pasien. Itulah sebabnya psikiatri tidak dapat
dipisahkan dari kesehatan fisik, dan sebaliknya pengobatan fisik pun tidak lepas dari
psikiatri. Kedokteran jiwa dan fisik sama-sama dibutuhkan untuk mengembalikan
kesehatan secara optimal. Jadi, peran psikiatri tidak hanya untuk individu yang
mengalami gangguan jiwa saja, tetapi psikiatri juga harus diterapkan dalam berbagai
kondisi penyakit yang membutuhkan penanganan baik kesehatan fisik, psikis dan
sosial untuk melangsungkan kehidupan dengan lebih baik dan berkualitas5.
Dalam perjalanan sejarahnya, pengertian kesehatan mental mengalami
perkembangan sebagai berikut4,5:
1. Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gangguan danpenyakit
jiwa (neurosis dan psikosis). Pengertian ini terelihat sempit, karenayang
dimaksud
dengan
orang
yang
sehat
mentalnya
adalah
mereka
banyak
mendapat
sambutan
dari
kalangan
psikiatri.
ketidak
beresan dalam susunan syaraf. Namun, setelah para ahli penyakit dan
ahli psikologi menyadari bahwa ketidak beresan
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang sehat
mentalnya adalah orang yang terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa, maupun
menyesuaikan diri, sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangankegoncangan yang bias, adanya keserasian fungsi jiwa, danmerasa bahwa dirinya
berharga, berguna, dan berbahagia serta dapatmenggunakan potensi-potensi yang ada
semaksimal mungkin.
Kesehatan mental (mental hygiens) adalah ilmu yang meliputi sistemtentang
prinsip-prinsip, peraturan-peraturan serta prosedur-prosedur untukmempertinggi
kesehatan ruhani. Menurut H.C. Witherington, kesehatan mental meliputi
pengetahuan serta prinsip-prinsip yang terdapat lapangan Psikologi, kedokteran,
Psikiatri, Biologi, Sosiologi, dan Agama3.
Kesehatan Mental merupakan kondisi kejiwaan manusia yang harmonis.
Seseorang yang memiliki jiwa yang sehat apabila perasaan, pikiran, maupun fisiknya
juga sehat. Jiwa (mental) yang sehat keselarasan kondisi fisik dan psikis seseorang
akan terjaga. Ia tidak akan mengalami kegoncangan, kekacauan jiwa (stres), frustasi,
atau penyakit-penyakit kejiwaan lainnya. Dengan kata lain orang yang memiliki
kesehatan mental juga memiliki kecerdasan baik secara intelektual, emosional,
maupun spiritualnya. Selanjutnya bila dicermati aktivitas manusia, ada yang selalu
bergembira dan berbahagia dan ada pula yang selalu mengeluh, merasa gelisah dan
bersedih hati, tidak cocok dengan orang lain, tidak bersemangat serta tidak dapat
memikul tanggung jawab. Gejala-gejala yang menggelisakan itulah yang mendorong
para ahli ilmu jiwa untuk berusaha menyelidiki faktor apa yang menyebabkan tingkah
laku orang itu berbeda-beda, kendatipun kondisinyasama. Dan juga apa penyebabnya
ada orang yang tidak mampu merasakanketenangan dan kebahagiaan dalam hidup ini.
Usaha inilah menurut Zakiah Darajat menimbulkan satu cabang disiplin ilmu dari
ilmu jiwa, yaitu kesehatan mental (Mental Hygiene)3.
Memberikan
definisi
kesehatan
mental
tidaklah
mudah.
Dalam
disadari. Jadi Psike dapat diartikan kepribadian. Menurut Jung kepribadian itu sendiri
terdiri daridua alam yaitu : alam sadar dan alam tidak sadar. Kesadaran mempunyai
duakelompok yaitu fungsi jiwa dan sikap jiwa yang keduanya mempunyai
perananmasing-masing dalam orientasi manusia terhadap dunianya4,5.
b. Teori Behaviorisme
Behaviorisme dianggap sebagai reaksi terhadap teori psikoanalisa. Penganut
aliran ini berpendapat bahwa mempelajari pengalaman pribaditentang asosiasi bebas
atau tafsiran mimpi tidak akan memberikan fakta-faktailmiah yang dapat diterima,
karena
sukar
membuktikan
kebenaran
persyaratanini.
Aliran
behaviorisme
faktor-faktor
lingkungan
yang
dihadapi
olehseseorang
dalam
perkembangannya, dan kegoncangan emosi dan sosialadalah hasil dari salah satu
faktor dari: (a) kegagalan mempelajari ataumemperoleh tingkah laku yang sesuai, (b)
mempelajari pola-pola tingkah lakuyang tidak sesuai atau penyakit, dan (c) seseorang
menghadapi suasana-suasana pertarungan yang menghendaki ia untuk membedakan
danmengambil keputusan dimana ia merasa tidak sanggup mengerjakannya. Jika
Dengan
sangatmengagungkan
demikian
dapat
pengaruh
dipahami
lingkungan
bahwa
dalam
teori
behaviorisme
membentuk
perilaku
menurut
kurang
psikoanalisa
dan
puas
dengan
behavorisme.
eksplanasi
Kritiknya
tentang
adalah
denganseluruh
kompleksitasnya
dan
segi
pandangan
ini
diringkaskan dengan istilah personologi, yang diciptakan oleh Murray (1983) untuk
memberi usaha-usahanya sendiri dan usaha orang-orang lain yang memiliki
keprihatinanmendalam untuk memahami individu secara penuh. Secara konsisten ia
menekankan lainnya dalam pribadi berhubungan dengan fungsi yang lain. Manusia
tidak dapat menyatu dengan alam, mereka terisolasi dan kesepian. Agar dapat
survive, manusia harus menyatu dengan orang lain. Jadi teori humanistik tidak
menolak mentah-mentah konsep yangmendukung mazhab atau teori sebelumnya,
tetapi sebenarnya berupaya untuk mengintegrasikan segi yang bermanfaat, bermakna,
dan dapat diterapkan bagi kemanusiaan. Definisi-definisi kesehatan mental yang
diungkap
secara
umum
dengan
menggunakan
berbagai
konsep,
sebagian
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan.H.I, Sadock. B.J, Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku
Psikiatri Klinis, edisi ketujuh, jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara,1997.
2. Abdul Mujib, Fitrah. 1999. Kepribadian Islam: Sebuah Pendekatan
Psikologis, Jakarta: Darul Falah 1999.
3. Nevid, J.S., Rathus, S.A., & Greene, B. 2003. Psikologi Abnormal jilid 1.
Jakarta :Erlangga, 2003.