Kesehatan mental merupakan keinginan wajar bagi setiap manusia seutuhnya, tapi tidaklah mudah
mendapatkan kesehatan jiwa seperti itu. Perlu pembelajaran tingkah laku, pencegahan yang dimulai
secara dini untuk mendapatkan hasil yang dituju oleh manusia.
Untuk menelusurinya diperlukan keterbukaan psikis manusia ataupun suatu penelitian secara langsung
atau tidak langsung pada manusia yang menderita gangguan jiwa.
Pada dasarnya untuk mencapai manusia dalam segala hal diperlukan psikis yang sehat.[1] Sehingga
dapat berjalan menurut tujuan manusia itu diciptakan secara normal.
Kesehatan mental merupakan faktor terpenting untuk menjalankan kehidupan manusia secara normal.
Psikis manusia jika tidak dijaga akan menimbulkan suatu gangguan jiwa yang lambat laun dibiarkan
akan menjadi suatu beban yang berat bagi penderitanya. Di antara gangguan psikis meliputi
psikosomatik, kelainan kepribadian, retardasi mental, rasionalisasi, neurosis, dan psikosis, yang dari
gangguan jiwa itu disebabkan karena ada faktor yang mempengaruhinya meliputi pengalaman awal,
proses pembelajaran, dan kebutuhan. Dengan adanya gangguan jiwa karena pengaruh tersebut
dibutuhkan terapi penyembuhan sampai manusia dinyatakan benar-benar sehat baik jasmani maupun
psikisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mansur Isna, Diskursus Pendidikan Islam, Global Pustaka Utama, Yogyakarta, 2001, cet.ke-1.
Moeljono Notosoedirjo, Latipun, Kesehatan Mental, Universitas Muhammadiyah Malang, 2000.
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, PT. Bulan Bintang,Bandung, 1986, cet ke-7.
Sururin, Ilmu Jiwa Agama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, cet. ke-1.
Hubungan Psikologi dan Kesehatan
Mental
Posted on Oct 21, 2013
dalam hubungan dengan lingkungannya.Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno:
(Psychē yang berarti jiwa) dan logia yang artinya ilmu sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan
dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena
sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni
berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental. Defenisi ini membuat psikologi bergeser dari
yang mempelajari jiwa ke penelitian tingkah laku. Lalu Kesehatan Mental adalah keinginan wajar bagi setiap
manusia seutuhnya,tetapi untuk mendapatkan kesehatan jiwa yang seperti itu susah. Diperlukan keterbukaan
psikis manusia atau dilakukan penelitian secara langsung atau tidak langsung pada manusia yang menderita
gangguan jiwa, agar terhindar dari gangguan itulah diperlukan pembelajaran tingkah laku dan pencegahan
dini .Pengertian kesehatan mental juga dipengaruhi oleh kultur dimana seseorang itu tinggal ,karena apa yang
boleh dilakukan dalam suatu budaya tertentu ,kemungkinan menjadi hal yang tidak normal dalam budaya lain
,begitupun sebaliknya (Sias, 2006). Istilah “kesehatan mental” diambil dari konsep mental hygiene. Kata “mental”
diambil dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahas latin yang artinya psikis, jiwa atau
kejiwaan
Hubungan antara kebutuhan psikologis dengan kesehatan mental sangat erat dan keterkaitan.. Seseorang yang
kehidupannya bahagia, tentram sejahtera tentu akan dapat perpikir dan menjalankan hidup dengan berprilaku
semestinya. Namun sebaliknya jika spikologis seseorang sudah terganggu maka kesehtan mental ikut
terganggu.Jika salah satu kebutuhan manusia itu terganggu maka kesehatan mentalnya itupun juga terganggu.
Jika kebutuhan fisik manusia itu terpenuhi tetapi psikologisnya tidak terpenuhi maka mentalnya pun tidak akan
sehat Kebutuhan manusia antara kebutuhan fisik dan psikologis itu saling keterkaitan.
1. Kepercayaan Animisme
Sejak zaman dulu sikap terhadap gangguan kepribadian atau mental telah muncul dalam konsep primitif
animeisme, ada kepercayaan bahwa dunia ini diawasi atau dikuasisi oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang
primitrif percaya bahwa angin bertiup, ombak mengalun, batu berguling, dan pohon tumbuh karena pengaruh roh
Orang yunani percaya bahwa gangguan mental terjadi karena dewa marah dan membawa pergi jiwanya. Untuk
menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dari korban.
2. Kemunculan Naturalisme
Perubahan sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-467). Dia dan pengikuutnya
”Naturalisme”, suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental atau fisik itu merupakan akibat dari alam.
Hipocrates menolak pengaruh roh, dewa, syetan atau hantui sebagai penyebab sakit. Dia menyatakan: ”Jika
anda memotong batok kepala, maka anda akan menemukan otak yang basah, dan memicu bau yang amis, akan
tetapi anda tidak akan melihat roh, dewa atau hantuyang melukai badan anda”.
Ide naturalkistik ini kemudian dikembangkan oleh Galen, seorang tabib dalam lapangan pekerjaan pemeriksaan
Dalam perkembangan selajutnya, pendekatan naturalistik ini tidak dipergunakan lagi dikalangan orang-orang
kristen. Seorang dokter perancis, Philipe Pinel (1745-1826) menggunakan filasafat politik dan sosial yang baru
untuk memecahkan problem penyakit mental. Dia telah terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di
rumah sakit ini, para pasiennya (yang maniac) dirantai, diikat ditembok dan ditempat tidur. Para pasien yang
telah dirantai selama 20 tahun atau lebih, adan mereka dipandang sangat berbahaya dibawa jalan-jalan disekitar
ruimah sakit. Akhirnya, diantara mereka banyak yang berhasil, mereka tidak menunjukkan lagi kecenderungan
Perubahan yang sangat berarti dalam sikap dan era pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme
(irrasional) dan tradisional ke sikap dan cara yang rasional (ilmiah), terjadi pada saat berkembangnya Psikologi
Abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat, yaitu pada tahun 1783. ketika itu benyamin rush (1745-1813) menjadi
anggota staff medis dirumah sakit Penisylvania. Dirumah sakit ini ada 24 pasien yang dianggap sebagai
Pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan tentang penyakit kegilaan tersebut, dan kurang mengetahui
bagaimana menyembuhkannya. Sebagai akibatnya, pasien-pasien tersdebut didukung dalam sel yang kurang
tersebut. Cara yang ditempuhnya adalah dengan melalui penulisan artikel-artikel dalam koran, ceramah, dan
pertemuan-pertemuan lainnya. Akhirnya, setelah usaha itu dilakukan (selama 13tahun), yaitu pada tahun 1796,
dirumah mental. Ruangan ini dibedakan untuk pasien wanita dan pria. Secara berkesenimbungan, rush
mengadakan pengobatan kepada para pasien dengan memberikan dorongan (motivasi) untuk mau bekerja,
Perkembangan psikologi abnormal dan pskiatri ini memberikan pengaruh kepada lahirnya Mental Hygiene yang
Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran dan inspirasi para ahli, dalam hal ini
terutama dari dua tokoh perintis, yaitu Dorothea Lynde Dix dan Clifford Whittingham Beers. Kedua orang ini
banyak mendedikasikan hidupnya dalam bidang pencegahan gangguan mental dan pertolongan bagi orang-
orang miskin dan lemah. Dorthea Lynde Dix lahir pada tahun 1802 dan meninggal duinia tanggal 17 July 1887.
dia adalah seorang guru sekolah di Massachussets, yang menaruh perhatian terhadap orang-orang yang
mengalami gangguan mental. Sebagian perintis (pioneer), selama 40tahun dia berjuang untuk memberikan
Usahanya mula-mula diarahkan pada para pasien mental dirumah sakit. Kemudian diperluas kepada para
penderita gangguan mental yang dikurung dirumah-rumah penjara. Pekerjaan Dix ini merupakan faktror penting
dalam membangun kesadaran masyarakat umum untuk memperhatikan kebutuhan para penderita gangguan
mental. Berkat usahanya yang tak kenal lelah, di Amerika serilkat didirikan 32 rumah sakit jiwa, dimana dia layak
Pada tahun 1909, gerakan kesehatan mental secara formal mulai muncul. Selama dsekade 1900-19090 beberpa
organisasi kesehetran mental telah didirikan, sepert: American Social Hygiene Associatin (ASHA), dan American
Perkembangan gerakan-gerakan dibidang kesehatan mental ini tidak lepas dari jasa Clifford Whittingham Beers
(1876-1943). Bahkan, karena jasa-jasanya itulah, dia dinobatkan sebagai ”The Founder Of The Mental Hygiene
Movement”. Dia terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan
Dedikasi Beers yang begitu kuat dalam kesehatan mental, dipengaruhi juga oleh pengalamannya sebagai pasien
dibeberapa rumah sakit jiwa yang berbeda. Selama dirumah sakit, dia mendapatkan pelayanan atau pengobatan
yang keras dan kasar (kuarang manusia). Kondisi seperti ini terjadi, karena pada masa itu belum ada perhatian
Setelah dua tahun mendapatkan perawatan dirumah sakit dia mulai memperbaiki dirinya, dan selama tahun
terakhirnya sebagai pasien, dia mulai mengembangkan gagasan untuk membuat suatu gerakan untuk
melindungi orang-orang yang mengalami gangguan mental atau orang gila (insane). Setelah dia kembali dalam
kehidupan yang normal (sembuh dari penyakitnya), pada tahun 1908 di menindaklanjuti gagasannya demngan
mempublikasikan sebuah tulisan autobiografinya sebagai, mantan penderita gangguan mental, yang berjudul ”A
Mind That Found It Self”. Kehadiran buku ini disambut baik oleh Willian james, sebagai seorang pakar psikologi.
Dalam buku ini, dia memberikan koreksi terhadap program pelayanan, perlakuan atau ”treatment” yang diberikan
kepada para pasien dirumah sakit-rumah sakit yang dipandangnya kurang manusiawi. Di samping itu dia
Beers meyakini bahwa penyakit atau gangguan mental dapat dicegah atau disembuhkan. Selanjutnya dia
1. Mereformasi program perawatan dan pemngobatan terhadap orang-orang pengidap penyakit jiwa.
2. Melakukan penyebaran informasi kepada masyarakat agar mereka memiliki pemahaman dan sikap yang
positif terhadap para pasien yang mengidap gangguan atau penyakit jiwa
3. Mendorong dilakukannya berbagai penelitian tentang kasus-kasus dan pengobatan gangguan mental.
Program Beers ini ternyata mendapat respon positif dari kalangan masyarakat, terutama kalangan para ahli,
seperti Wlliam James dan seorang Psikiatris ternama, yaitu Adolf Mayer. Begitu tertariknya terhadap gagasan
Beers, Adolf Mayer menyarankan untuk menamai gerakan itu dengan nama ”Mental Hygiene”. Dengan demikian,
Belum lama setelah buku itu diterbitkan, yaitu pada tahun 1908, sebuah organisasio pertama, didirikan, dengan
nama ”Connectievt Society For Mental Hygiene”. Satu tahu kemudian, tepatnya pada tanggal 19 Februari 1909
didirikan ”National Commitye Siciety For Mental Hygiene”, di sini Beers diangkat menjadi sekretarisnya.
3. Meningkatkan studi tentang gangguan mental dalam segala bentuknya dan berbagai aspek yang terkait
dengannya.
Terkait dengan perkembangan gerakan kesehatan mental ini, Deutsch mengemukakan bahwa pada masa dan
pasca Perang Dunia I, gerakan kesehatan mental ini mengkonsentarsikan programnya untuk membantu mereka
yang mengalami masalah serius. Setelah perang usai, gerakan kesehatan mental semakin berkembang dan
cakupan garapannya meliputi berbagai bidang kegiatan, seperti : pendidikan, kesehatan masyarakat,
Secara hukum, gerakan kesehatan mental ini mendapatkan pengukuhannya pada tanggal 3 Juli 1946, yaitu
ketika presiden Amerika Serikat menandatangani ”The National Mental Helath Act”. Dokumen ini merupakan
bluprint yang komprehensif, yang berisi program-program jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan
1. Meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat Amerika Serikat, melalui penelitian, inevetigasi,
2. Membantu lembaga-lembaga pemerintah dan swasta yang melakukan kegiatan penelitian dan meningkatkan
koordinasi antara para peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian dan meningkatkan kegiatan dan
4. Mengembangkan dan membantu negara dalam menerapkan berbagai metode pencegahan, diagnosis, dan
Pada tahun 1950 organisasi kesehatan mental terus bertambah, yaitu dengan berdirinya ”National Association
For Mental Health” yang bekerjasama dengan tiga organisasi swadaya masyarakat lainnya, yaitu ”National
Committee For Mental Hygiene”, ”National Mental Health Foundation”, dan ”Psychiatric Foundation”.
Gerakan kesehatan mental ini terus berkambang, sehingga pada tahun 1075 di Amerika serikat terdapat lebih
dari seribu tempat perkumpulan kesehatan mental. Dibelahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui
”The World Federation For Mental Health” dan “The World Health Organization”.
Suatu kondisi dimana kepribadian, emosional, intelektual dan fisik seseorang tersebut dapat
berfungsi secara optimal, dapat beradaptasi terhadap tuntutan lingkungan dan stressor,
menjalankan kapasitasnya selaras dengan lingkungannya, menguasai lingkungan, merasa
nyaman dengan diri sendiri, menemukan penyesuaian diri yang baik terhadap tuntutan sosial
dalam budayanya, terus menerus bertumbuh, berkembang dan matang dalam hidupnya, dapat
menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam
hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam
hidupnya.
a. Kesehatan dan penyesuaian mental memerlukan atau bagian yang tidak terlepas dari
kesehatan fisik dan integritas organisme.
b. Untuk memelihara kesehatan mental dan penyesuaian yang baik, perilaku manusai harus
sesuai dengan sifat manusia sebagai pribadi yang bermoral, intelektual, religius, emosional
dan sosial.
c. Kesehatan dan penyesuaian mental memerlukan integrasi dan pengendalian diri, yang
meliputi pengendalian pemikiran, imajinasi, hasrat, emosi dan perilaku.
d. Dalam pencapaian khususnya dalam memelihara kesehatan dan penyesuaian kesehatan
mental, memperluas tentang pengetahuan diri sendiri merupakan suatu keharusan
e. Kesehatan mental memerlukan konsep diri yang sehat, yang meliputi penerimaan diri dan
usaha yang realistik terhadap status atau harga dirinya sendiri.
f. Pemahaman diri dan penerimaan diri harus ditingkatkan terus menerus memperjuangkan
untuk peningkatan diri dan realisasi diri jika kesehatan dan penyesuaian mental hendak
dicapai.
g. Stabilitas mental dan penyesuaian yang baik memerlukan pengembangan terus menerus
dalam diri seseorang mengenai kebaikan moral yang tertinggi, yaitu: hukum, kebijaksanaan,
ketabahan, keteguhan hati, penolakan diri, kerendahan hati, dan moral.
h. Mencapai dan memelihara kesehatan dan penyesuaian mental tergantung kepada
penanaman dan perkembangan kebiasaan yang baik.
i. Stabilitas dan penyesuaian mental menuntut kemampuan adaptasi, kapasitas untuk
mengubah meliputi mengubah situasi dan mengubah kepribadian.
j. Kesehatan dan penyesuaian mental memerlukan perjuangan yang terus menerus untuk
kematangan dalam pemikiran, keputusan, emosionalitas dan perilaku.
k. Kesehatan dan penyesuaian mental memerlukan belajar mengatasi secara efektif dan
secara sehat terhadap konflik mental dan kegagalan dan ketegangan yang ditimbulkannya.
3. Prinsip yang didasarkan atas hubungan manusia dengan lingkungannya,
meliputi:
l. Kesehatan dan penyesuaian mental tergantung kepada hubungan
interpersonal yang sehat, khususnya didalam kehidupan keluarga.
m. Penyesuaian yang baik dan kedamaian pikiran tergantung kepada
kecukupan dalam kepuasa kerja.
n. Kesehatan dan penyesuaian mental memerlukan sikap yang realistik yaitu
menerima realitas tanpa distorsi dan objektif.
Prinsip yang didasarkan atas hubungan manusia dengan Tuhan, meliputi:
o Biologis
Beberapa aspek biologis yang secara langsung berpengaruh terhadap kesehatan mental,
diantaranya: otak, sistem endokrin, genetik, sensori, kondisi ibu selama kehamilain.
1. Otak
Otak sangat kompleks secara fisiologis, tetepi memiliki fungsi yang sangat esensi bagi
keseluruhan aktivitas manusia. Diferensiasi dan keunikan yang ada pada manusia pada
dasarnya tidak dapat dilepaskan dari otak manusia. Keunikan manusia terjadi justru karena
keunikan otak manusia dalam mengekspresikan seluruh pengalaman hidupnya. Jika
didipadukan dengan pandangan-pandangan psikologi, jelas adanya kesesuaian antara
perkembangan fisiologis otak dengan perkembangan mental. Funsi otak seperti motorik,
intelektual, emosional dan afeksi berhubungan dengan mentalitas manusia.
2. Sistem endokrin
Sistem endokrin terdiri dari sekumpulan kelenjar yang sering bekerja sama dengan sistem
syaraf otonom. Sistem ini sama-sama memberikan fungsi yang penting yaitu berhubungan
dengan berbagai bagian-bagian tubuh. Tetapi keduanya memiliki perbedaan diantaranya
sistem syaraf menggunakan pesan kimia dan elektrik sedangkan sistem endokrin
berhubungan dengan bahan kimia, yang disebut dengan hormon. Tiap kelenjar endokrin
mengeluarkan hormon tertentu secara langsung ke dalam aliran darah, yang membawa bahan-
bahan kimia ini ke seluruh bagian tubuh. Sistem endokrin berhubungan dengan kesehatan
mental seseorang. Gangguan mental akibat sistem endokrin berdampak buruk pada
mentalitas manusia. Sebagai contoh terganggunya kelenjar adrenalin berpengaruh terhadap
kesehatan mental, yakni terganggunya “mood” dan perasannya dan tidak dapat melakukan
coping stress.
3. Genetik
Faktor genetik diakui memiliki pengaruh yang besar terhadap mentalitas manusia.
Kecenderungan psikosis yaitu schizophrenia dan manis-depresif merupakan sakit mental
yang diwariskan secara genetis dari orangtuanya. Gangguan lainnya yang diperkirakan
sebagai faktor genetik adalah ketergantungan alkohol, obat-obatan, Alzeimer syndrome,
phenylketunurine, dan huntington syndrome. Gangguan mental juga terjadi karena tidak
normal dalam hal jumlah dan struktur kromosom. Jumlah kromosom yang berlebihan atau
berkurang dapat menyebabkan individu mengalami gangguan mental.
4. Sensori
Sensori merupakan aspek penting dari manusia. Sensori merupakan alat yang menagkap
segenap stimuli dari luar. Sensori termasuk: pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan
dan penciuman. Terganggunya fungsi sensori individu menyebabkan terganggunya fungsi
kognisi dan emosi individu. Seseorang yang mengalami gangguan pendenganran misalnya,
maka akan berpengaruh terhadap perkembangan emosi sehingga cenderung menjadi orang
yang paranoid, yakni terganggunya afeksi yang ditandai dengan kecurigaan yang berlebihan
kepada orang lain yang sebenarnya kecurigaan itu adalah salah.
5. Faktor ibu selama masa kehamilan
Faktor ibu selama masa kehamilan secara bermakna mempengaruhi kesehatan mental anak.
Selama berada dalam kandungan, kesehatan janin ditentukan oleh kondisi ibu. Faktor-faktor
ibu yang turut mempengaruhi kesehatan mental anaknya adalah: usia, nutrisi, obat-obatan,
radiasi, penyakit yang diderita, stress dan komplikasi.
o Psikologis
Notosoedirjo dan latipun (2005), mengatakan bahwa aspek psikis manusia merupakan satu
kesatuan dengan dengan sistem biologis. Sebagai subsistem dari eksistensi manusia, maka
aspek psikis selalu berinteraksi dengan keseluruhan aspek kemanusiaan. Karena itulah aspek
psikis tidak dapat dipisahkan dari aspek yang lain dalam kehidupan manusia.
1. Pengalaman Awal
Pengalaman awal merupakan segenap pengalaman-pengalaman yang terjadi pada individu
terutama yang terjadi pada masa lalunya. Pengalaman awal ini dipandang sebagai bagian
penting bahkan sangat menentukan bagi kondisi mental individu di kemudian hari.
2. Proses Pembelajaran
Perilaku manusia adalah sebagian besar adalah proses belajar, yaitu hasil pelatihan dan
pengalaman. Manusia belajar secara langsung sejak pada masa bayi terhadap lingkungannya.
Karena itu faktor lingkungan sangat menentukan mentalitas individu.
3. Kebutuhan
Pemenuhan kebutuhan dapat meningkatkan kesehatan mental seseorang. Orang yang telah
mencapai kebutuhan aktualisasi yaitu orang yang mengeksploitasi dan mewujudkan segenap
kemampuan, bakat, keterampilannya sepenuhnya, akan mencapai pada tingkatan apa yang
disebut dengan tingkat pengalaman puncak (peack experience). Maslowmengatakan bahwa
ketidakmampuan dalam mengenali dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya adalah sebagai
dasar dari gangguan mental individu.
o Sosial Budaya
Lingkungan sosial sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan mental. Lingkungan sosial
tertentu dapat menopang bagi kuatnya kesehatan mental sehingga membentuk kesehatan
mental yang positif, tetapi pada aspek lain kehidupan sosial itu dapat pulan menjadi stressor
yang dapat mengganggu kesehatan mental.
Fakultas Psikologi
Sahabat, buat kamu yang hobi banget share dan membantu orang lain :D, ada baiknya
masuk ke fakultas ini,hehe…banyak banget hal yang bakal kita pelajarin di fakultas
psikologi ini. Beberapa diantaranya, Psikologi Remaja di mata kuliah ini kita bakal
ngebahas berbagai aspek kehidupan Remaja secara teoretis, termasuk Proses
Perkembangan, Hubungan Sosial, Pola Hidup, serta Masalah-masalah di kalangan
Remaja seumuran kita ini. Creativity Psychology Matakuliah ini mempelajari mengenai
pengertian kreativitas, sejarah studio rang kreatif, karakteristik kepribadian dan
kehidupan orang kreatif, mengembangkan kepribadian kreatif, cara-cara menjadi orang
kreatif, menjadi diri sendiri bagi orang kreatif, menjadi kreatif sepanjang masa.
Mahasiswa diwajibkan untuk mengenali dan menggali potensi bakat diri sendiri,
mengeksplorasi dan membangun mimpi untuk masa depan, serta membuat proyek
kreatifitas sesuai dengan bakat dan kreativitasnya. Mungkin karena semua orang itu
unik kali yah? Atau da lagi nih yang lebih mirip psikiater belajarnya, Kesehatan Mental
nanti mata kuliah ini akan di bahas setelah kita belajar psikologi Kepribadian II tujuannya
kita belajar mata kuliah ini agar Mahasiswa mampu memahami pengertian kesehatan
mental, faktor penyebab gangguan kesehatan mental, berbagai teori tentang kesehatan
mental dan langkah-langkah praktis mendiagnosis kesehatan mental. Di mata kuliah ini
kita bakal banyak belajar mengenai pengertian dan sejarah kesehatan mental,
kemungkinan penyebab terjadinya gangguan kesehatan mental; Hubungan antara
motivasi afektif bawah sadar dengan kesehatan mental; Kaitan erat antar kebutuhan
psikologis dan kesehatan mental; Hubungan mekanisme defensif dan kesehatan mental;
Teori lima tahapan kesehatan mental; Cara penggunaan peta diagnostik dan piktograf
kesehatan mental; Teori kesehatan mental menurut Maslow, Rogers, Frankl, Fromm,
Allport, dan Sullivan; (pakar psikologi-red) Langkah-langkah untuk menjaga kesehatan
mental. Pokoknya FUN banget deh belajar di fakultas ini, ga usah khawatir kalo lulus
mau kemana, kita bisa jadi guru BP yang akrab sama murid-murid, terus kalo di kantor
bisa kerja di bagian HRD (human resources departement) yang kerjaannya mencari
SDM (sumber daya manusia-red) yang berkualis
Ilmu pengetahuan merupakan dua hal yang harus dimiliki manusia untuk dapat hidup dengan layak
dan baik. Ilmu pengetahuan juga banyak dipelajari dengan tujuan manusia-manusia modern dapat
memanfaatkannya untuk menemukan hal-hal yang membawa kesejahteraan hidup lebih luas seperti
penemuan obat baru, kendaraan baru, dan alat teknologi.
Nah, tahukah Anda mengenai perbedaan ilmu dan pengetahuan? Banyak diantara kita yang
menyamakan pengertian ilmu dan pengetahuan. Padahal, kedua hal tersebut jelas berbeda.
Pengetahuan berasal dari kata tahu yang tentunya memiliki makna lebih dangkal. Pengetahuan
menandakan bahwa seseorang telah mengerti mengenai sesuatu. Misalnya ibu A telah membaca
sebuah artikel mengenai jerawat kemudian tahu bahwa jeruk nipis adalah salah satu obat jerawat
yang alami. Pengetahuan ibu A tersebut tidak bisa disebut sebagai ilmu. Untuk mendapatkan ilmu
seseorang harus belajar lebih detail misalnya dengan mengetahui tipe-tipe kulit, penyebab jerawat,
penanganan kulit berjerawat berdasarkan jenisnya. Jenis-jenis jerawat, proses penyembuhan jerawat,
zat-zat yang dibutuhkan untuk menumpas factor penyebab jerawat, dan sebagainya. Tentunya yang
dapat memahami detail jerawat tersebut adalah dokter kulit.
Ilmu memiliki jangkauan yang lebih luas dari pengetahuan. Ketika seseorang ingin mendapatkan ilmu
maka ia harus mempelajari pengetahuan. Artinya setiap ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang
disusun secara sistematis membentuk sebuah alur konkret yang bermanfaat.
Untuk mendapatkan pengetahuan seseorang hanya perlu untuk membuka mata dan telinga
kemudian menghafalkan saja. Namun, rangkaian ilmu perlu lebih dalam dari itu. Awalnya seseorang
harus punya pengetahuan, kemudian masalah, hipotesis, menganalisa, dan terakhir
menyimpulkannya menjadi sebuah ilmu.
Contohnya seseorang telah berpengetahuan bahwa kambing makan rumput. Kemudian dia
menangkap adanya masalah mengenai beberapa kambing yang tidak mau makan rumput. Adanya
masalah dan pengetahuan tersebut belum dapat dikatakan sebagai ilmu kecuali bila dilakukan
penelitian mengenai masalah secara lanjut.
Pengetahuan mengenai kambing makan rumput bisa diperluas dengan membaca buku dan mengkaji
dari para ahli tentang ciri-ciri rumput yang biasanya dimakan kambing. Perlu juga dipelajari mengenai
factor-faktor yang menyebabkan kambing tidak mau mengonsumsi makanan, misalnya penyakit, jenis
rumputnya, keadaan kandang, stress, dan sebagainya. berdasarkan pengetahuan dasar tersebut
kemudian kembali pada permasalahan awal untuk menganalisis kira-kira factor apa yang paling
mempengaruhi kambing mogok makan.
Langkah selanjutnya adalah membuat kesimpulan sementara misalnya kambing tidak mau makan
karena rumputnya tidak cocok. orang tersebut harus melakukan penelitian berdasarkan
pengetahuannya dengan memberikan berbagai jenis rumput untuk kambing. Akhir dari penelitian
akan didapatkan ilmu baru yaitu jenis-jenis rumput yang cocok untuk makanan kambing, rumput yang
paling baik untuk makanan kambing, dan rumput yang tidak dapat digunakan untuk makanan
kambing.
Begitulah proses untuk mendapatkan sebuah ilmu. Perlu adanya proses panjang yang mengolah
pengetahuan menjadi sebuah ilmu konkret yang bisa dimanfaatkan masyarakat luas.