Anda di halaman 1dari 5

Psikologi Kesehatan

Faktor Penyebab Stress dan Dampaknya Bagi Kesehatan


Lutfiana Ulfa, Muhammad Rizqi Fahriza
STIKes Surya Mitra Husada
ltfianaulfa@gmail.com ; rizqifahriza3003@gmail.com
ABSTRAK
Stres adalah perasaan terbebani ketika suatu masalah tidak bisa ditanggung oleh
seseorang. Setiap orang mengalami sesuatu yang disebut stres dalam
kehidupannya. Masalah stres sering dihubungkan dengan kehidupan modern dan
sepertinya kehidupan modern merupakan sumber bermacam gangguan stres. Para
ahli telah banyak meneliti masalah stres, terutama yang bertalian dengan situasi
dan kondisi hidup. Terdapat 3 faktor pemicu stres, yaitu Stresor fisikobiologis
(penyakit yang sulit disembuhkan atau cacat fisik), Stresor psikologis (pikiran
berburuk sangka atau frustasi), Stresor sosial (hubungan antar individu,
masyarakat atau keluarga yang tidak harmonis). Stres dapat berpengaruh terhadap
kesehatan dengan melepaskan sejumlah hormon dan meningkatkan detak jantung serta
laju pernapasan, stres dapat mengakibatkan sakit kepala dan insomnia, serta risiko
hipertensi, bahkan gangguan pencernaan.
Kata Kunci: Stres, Dampak, Kesehatan

1. Latar Belakang
Stres adalah perasaan terbebani ketika suatu masalah tidak bisa ditanggung
oleh seseorang. Setiap orang mengalami sesuatu yang disebut stres dalam
kehidupannya. Masalah stres sering dihubungkan dengan kehidupan modern dan
sepertinya kehidupan modern merupakan sumber bermacam gangguan stres. Para
ahli telah banyak meneliti masalah stres, terutama yang bertalian dengan situasi
dan kondisi hidup. Stres dapat memberikan stimulus terhadap perkembangan dan
pertumbuhan, dan dalam hal ini stress adalah hal positif dan diperlukan. Namun
demikian, terlalu banyak stress dapat menimbulkan gangguan-gangguan seperti,
penyesuaian yang buruk, penyakit fisik dan ketidakmampuan untuk mengatasi.
Sejumlah penelitian yang telah dilakukan menunjukan adanya suatu hubungan
antara peristiwa kehidupan yang menegangkan atau penuh stress dengan
berbagaikelainan fisik dan psikiatrik.
2. Kasus/Masalah
Jakarta - Seorang remaja putri berusia 14 tahun tewas setelah melompat dari lantai
33 Apartemen Taman Rasuna, Jakarta Selatan. Korban nekat menghabisi
nyawanya karena merasa depresi dalam menghadapi ujian.
"Menurut laporan saksi, keluarga korban, dia lagi ujian. Dia kan SMP, dia lagi
ulangan akhir gitu. Dia stres, dia tertekan dengan nilai-nilai ulangannya," kata
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Stefanus Michael Tamuntuan
kepada wartawan di kantornya, Jalan Wijaya II Kebayoran, Jakarta Selatan, Selasa
(22/5/2018). Peristiwa tragis itu terjadi pada Minggu (20/5) sekitar pukul 20.00
WIB. Menurut Stefanus, korban saat itu menghadapi ujian pada keesokannya.
Diduga, korban tidak siap menghadapi ujian itu sehingga memutuskan melompat
dari lantai 33 apartemen tersebut.

3. Metode Pengumpulan Data


Metode secara umum diartikan sebagai proses, cara, atau prosedur yang
digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penulisan artikel ini adalah studi pustaka. Studi
pustaka merupakan langkah awal dalam metode pengumpulan data. Studi pustaka
merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan
informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto, gambar,
maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan

4. Pembahasan
4.1 Pengertian Stress
Stres adalah salah satu dampak perubahan sosial dan akibat dari suatu
proses modernisasi yang biasanya diikuti oleh proliferasi teknologi, perubahan
tatanan hidup serta kompetisi antar individu yang makin berat. Pendekatan
psikologis merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk memaknai
stres untuk menggambarkan hasil interaksi dinamis antara individu dengan
lingkungannya, yang melibatkan kognisi dan emosi. Kognisi merupakan suatu
pemahaman hasil proses pembelajaran, sedangkan emosi merupakan
pencerminan perasaan individu. Pendekatan psikologis ini memperhatikan
kompleksitas internal events yang terjadi pada manusia saat berinteraksi
dengan lingkungannya.
4.2 Faktor Penyebab Stres
Faktor yang dapat menimbulkan stres disebut stresor. Stresor dibedakan
menjadi tiga golongan yaitu :
a) Stresor fisikobiologis. Misalnya, penyakit yang sulit disembuhkan,
cacat fisik atau kurang berfungsinya salah satu anggota tubuh, dan
postur tubuh yang dipersepsi tidak ideal.
b) Stresor psikologis. Misalnya, berburuk sangka, frustasi karena gagal
memperoleh sesuatu yang diinginkan, hasud, sikap permusuhan,
perasaan cemburu, konflik pribadi, dan keinginan di luar kemampuan.
c) Stresor sosial. Misalnya, hubungan antar anggota keluarga yang tidak
harmonis, perceraian, pengangguran, kematian, pemutusan hubungan
kerja, kriminalitas, dan lain-lain (Yusuf dan Nurihsan, 2006; Siswanto,
2007).
4.3 Dampak Stres Bagi Kesehatan
Menurut dr. Theresia Rina Yunita dari Klikdokter.com, stres merupakan reaksi
fisik dan mental yang alami terhadap pengalaman baik maupun buruk. Respons tubuh
terhadap stres, yakni dengan melepaskan sejumlah hormon dan meningkatkan detak
jantung serta laju pernapasan. Beberapa masalah kesehatan yang harus
diwaspadai akibat stress, antara lain:
a) Sistem saraf pusat dan sistem endokrin: Sistem saraf pusat di otak
bertanggung jawab atas respons tubuh. Didalam otak, hipotalamus
memberi tahu kelenjar adrenalin untuk melepaskan hormon stres adrenalin
dan kortisol. Hormon-hormon ini meningkatkan detak jantung dan
mengirim darah mengalir ke daerah-daerah yang paling membutuhkannya
dalam keadaan darurat, seperti otot, jantung, dan organ penting lainnya.
Ketika rasa takut yang dirasakan hilang, hipotalamus harus memberitahu
semua sistem untuk kembali normal. Jika sistem saraf pusat gagal kembali
normal atau jika pemicu stres tidak hilang, respons akan berlanjut.
Menurut dr. Theresia, hal ini juga akan memicu sakit kepala atau
insomnia.
b) Sistem pernapasan dan kardiovaskular: Stres dapat memengaruhi
sistem pernapasan dan kardiovaskular. Selama respons stres, tubuh akan
bernapas lebih cepat dalam upaya cepat untuk mendistribusikan darah
yang kaya oksigen ke tubuh. Jika seseorang mengalami stres dan sudah
memiliki masalah pernapasan, seperti asma atau emfisema, stres dapat
membuat pernapasan lebih sulit bernapas. Sementara, jantung akan
memompa lebih cepat dari biasanya jika stres. Pada akhirnya, hormon stres
mengakibatkan kontraksi pada pembuluh darah dan meningkatkan tekanan
darah. Stres kronik juga membuat jantung bekerja lebih keras dari
biasanya, sehingga meningkatkan risiko hipertensi.
c) Sistem pencernaan: Ketika stres, lever akan menghasilkan gula darah
(glukosa) yang biasanya bisa meningkatkan energi. Gula darah yang tak
terpakai akan kembali diserap oleh tubuh. Bahayanya, jika mengalami
stres berkepanjangan, tubuh tidak mampu lagi menyimpan glukosa yang
berlebih. Yang mengakibatkan seseorang dapat mengalami peningkatan
risiko penyakit diabetes tipe 2. Di sisi lain, aliran hormon, pernapasan
cepat, dan peningkatan denyut jantung juga dapat mengganggu sistem
pencernaan. Kemungkinan besar mengalami mulas atau refluks asam
karena peningkatan asam lambung. Stres juga dapat memengaruhi cara
makanan bergerak ke seluruh tubuh Anda, yang menyebabkan diare atau
sembelit. Anda mungkin juga mengalami mual, muntah, atau sakit perut.

5. Kesimpulan
Stres dapat diartikan hasil interaksi dinamis antara individu dengan
lingkungannya, yang melibatkan suatu pemahaman dari sebuah proses
pembelajaaran dan merupakan cerminan perasaan individu. Terdapat 3 Stresor
yang merupakan faktor pemicu stres, yaitu Stresor fisikobiologis (penyakit yang
sulit disembuhkan atau cacat fisik), Stresor psikologis (pikiran berburuk sangka
atau frustasi), Stresor sosial (hubungan antar individu, masyarakat atau keluarga
yang tidak harmonis). Stres dapat berpengaruh terhadap kesehatan dengan melepaskan
sejumlah hormon dan meningkatkan detak jantung serta laju pernap asan, stres dapat
mengakibatkan sakit kepala dan insomnia, serta risiko hipertensi, bahkan
gangguan pencernaan.
6. Daftar Pustaka
Dwiputra, K. 0. (2009). Efek Stres pada Kesehatan yang Harus Diwaspadai.
Jakarta: www.klikdokter.com (diakses pada 29 Juni 2019)

Homba C. V. (2018). detikNews. https://news.detik.com/berita/d-4033361/akhir-


tragis-abg-terjun-dari-apartemen-karena-stres-hadapi-ujian (diakses pada
29 Juni 2019)

Siswanto, 2007, Kesehatan Mental Konsep, Cakupan dan Perkembangan,


Yogyakarta: Andi Offset.

Yusuf, S., Nurikhsan. (2005). Landasan Bimbingan Konseling. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai