Meliputi 6 domain:
1. Kesehatan fisik
2. Kesehatan psikologis
3. Tingkat kemandirian
4. Hubungan sosial
5. Hubungan dengan lingkungan
6. Spiritualitas, agama, & keyakinan pribadi
Faktor2 yg Mempengaruhi QoL
Demografi: mis. usia1, budaya2;
Kondisi sakit itu sendiri 3: mis. gejala; ada atau
tidak adanya rasa sakit; disabilitas fungsi sehari-
hari; kerusakan neurologis dan dampaknya pada
gangguan gerak, emosi, atau kognitif; gangguan
dalam penerimaan rangsang (sensori) atau
komunikasi;
Penanganan4: mis. ketersediaan, kondisi
penanganan, kedalaman/keluasan, efek samping,
dll.;
Faktor psikososial5: mis. emosi (cemas, depresi),
koping, konteks sosial, tujuan hidup dan dukungan.
1. Usia & QoL
Dampak usia thd tingkat QoL tidak tak-
terelakkan usia tidak lebih penting dari ‘tahap
kehidupan’ (memperhatikan periode
perkembangan)
Pd anak : Dampak penyakit & penanganannya
bersifat kumulatif & mempengaruhi perkembangan
selanjutnya
Pd dewasa : Orang yang masih aktif secara
profesional & reproduktif VS usia pasca-pensiun
Pd lansia : Menginginkan kemandirian, atau
mengalami ketakutan akan kehilangan kemandirian
& menjadi tergantung masalah kesehatan yg
serius & membatasi, menjadi prediktor paling kuat
bagi QoL
2. Budaya & QoL
Perbedaan budaya individualistik &
kolektivistik – pengaruhnya terhadap
faktor-faktor yang berhubungan dengan
penilaian QoL
Respon thd penyakit, sikap thd &
penggunaan pengobatan & tritmen
tradisional vs modern, konsep
ketergantungan, & budaya komunikasi
Dampak Penyakit
Model umum respon emosional & koping dari
munculnya gejala pertama penyakit kronis (Morse &
Johnson):
1. Ketidakpastian – mencoba memahami makna &
tingkat keparahan gejala awal
2. Gangguan – adanya penyakit yg signifikan, mengalami
krisis ditandai stres yg intens & ketergantungan yg
tinggi thd profesional kesehatan/ orang dekat
3. Berjuang untuk pemulihan – berusaha memperoleh
sejumlah kendali thd penyakit dgn koping aktif
4. Pemulihan kesejahteraan – memperoleh
keseimbangan emosional yg baru berdasarkan
penerimaan thd penyakit & konsekuensinya
Pengalaman & reaksi sangat bervariasi & unik, tdk
selalu lancar, maju-mundur pd tahap & reaksi
Model Penyesuaian thd penyakit
kronis
Berdasar perspektif:
◦ Medis – patologi, pengurangan gejala, penyesuaian fisik
◦ Psikologis – kesejahteraan emosional, distres
berkurang, adaptasi kognitif, angka kesakitan psikiatri
rendah
◦ Biopsikososial – patologi, emosi, kognisi, respon
koping, penyesuaian sosial & fungsi
Proses penyesuaian thd peristiwa mengancam/
cognitive adaptation model (Taylor):
◦ Mencari makna dari pengalaman
◦ Berusaha memperoleh (beberapa) kendali &
penguasaan thd pengalaman
◦ Berusaha memulihkan harga diri
Bukan tahapan
Reaksi emosi negatif thd Penyakit
(1)
Reaksi thd diagnosis – karastrofik (layaknya
bencana), secara emosional berdampak besar,
depresi & cemas tingkat tinggi
Reaksi emosional thd penyakit &
penanganan – distres yg kompleks, berusaha
mengatasi bermacam stresor, mengatasi efek
samping (melanjutkan/ menarik diri dr
penanganan), mengatasi stigma (HIV/AIDS),
manajemen diri pengelolaan penyakit, depresi,
cemas, harga diri rendah ‘kehilangan diri’, hidup
terbatas akibat gejala/ isolasi sosial akibat
keterbatasan fisik/ takut akan penolakan, merasa
membebani & tdk dapat menjalankan peran &
tugas sosial secara normal, perubahan gaya hidup
‘hold-on’ & ‘letting go’
Reaksi emosi negatif thd Penyakit
(2)
Reaksi pada akhir penanganan –
ambivalensi emosional:
◦ Bagi survival
berhentinya penanganan & VS merasa rentan &
efek samping ditinggalkan