Anda di halaman 1dari 3

MANAJEMEN PENYAKIT KRONIS

dr. Neneng

LATAR BELAKANG
 Tantangan besar dalam bidang kesehatan
 Jumlah penyakit kronis semakin bertambah
 Kebanyakan penderita penyakit kronis memiliki minimal dua bahkan lebih penyakit yang diderita
 Beban biaya terbesar dari bidang kesehatan
 Butuh partisipasi keluarga dalam manajemen masalah kesehatan tersebut

MANAJEMEN PENYAKIT KRONIS (CHRONIC DISEASE MANAGEMENT/ CDM)

Sistem yang dirancang untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan mengurangi biaya yang berkaitan dengan
penyakit jangka panjang. Tujuannya menciptakan cost effective treatment

1. Promosi kesehatan
2. Tindakan preventif
3. Early detection
4. Gaya hidup sehat

KUNCI KEBERHASILAN MANAJEMEN PENYAKIT KRONIS

 Penggunaan sistem informasi untuk mengakses data kunci individu dan populasi
 Mengidentifikasi pasien dengan penyakit kronis
 Stratifikasi pasien menurut risiko
 Melibatkan pasien dalam perawatan diri sendiri
 Melibatkan multidiciplinary teams
 Mengintegrasikan keahlian dokter spesialis dan dokter umum
 Mengintegrasikan perawatan melintasi batas organisasi
 Bertujuan untuk meminimalkan kunjungan yang tidak perlu

BAGAIMANA MANAJEMEN PENYAKIT KRONIS DAPAT TERCAPAI

Perlu hubungan timbal balik antara masyarakat, sistem kesehatan, dan kinerja institusi kesehatan. Kinerja institusi
kesehatan yang baik,

1. Sistem organisasi yang terintegrasi dan terstruktur secara baik


2. Pembagian kerja antara dokter spesialis, dokter umum, perawat, dan profesional lainnya tidak tumpang tindih
3. Effective team work antar perofesional kesehatan
4. Komunikasi dan kolaborasi antar profesional kesehatan dalam pengelolaan konflik (managing conflict)

PUSKESMAS

 Merupakan garda terdepan pelayanan kesehatan


 Dituntut mampu menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat
 Menganut metode cost-effective treatment (pengeluaran biaya ditekan seminimal mungkin tanpa
mengesampingkan derajat kesehatan)
 Merubah tren pelayanan kesehatan dari pengobatan kuratif menjadi preventif

HAL YANG PERLU DIPAHAMI OLEH DOKTER PELAYANAN PRIMER

Masalah kesehatan terjadi dapat disebabkan oleh faktor:

a. Disfungsi organ
b. Faktor psikis (termasuk masalah yang terjadi pada keluarga)

Peran dokter pelayanan primer; bertanggung jawab dalam pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif untuk
pasien dan keluarga, masyarakat, lingkungan yang berkesinambungan serta berkordinasi dengan tenaga kesehatan
lainnya jika dibutuhkan oleh pasien dalam manajemen masalah kesehatan.

KONSEP PENYAKIT KRONIS


Definisi kondisi kronis; kondisi medis (masalah kesehatan) yang berhubungan dengan gejala, gangguan, ataupun
ketidakmampuan yang membutuhkan manajemen pengobatan dan perawatan dalam waktu lama (>= 3 bulan)

- Penyakit yang berjalan lama


- Penyakit yang tidak dapat disembuhkan

KARAKTERISTIK KONDISI KRONIS

 Penatalaksanaan penyakit kronis, bukan hanya masalah medis


 Berdampak pada aspek ekonomi dan psikososialkultural
 Memiliki respon psikologis dan emosional yang berbeda
 Satu kondisi penyakit kronis dapat menjadi penyebab dari kondisi kronis lainnya
 Pengobatan dan perawatan kondisi kronis membutuhkan kepatuhan dalam manajemen perawatan dan
pengobatan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON SESEORANG TERHADAP PENYAKIT KRONIS

 Faktor personal (jenis kelamin, ras, umur, mekanisme koping, pengalaman masa lalu, dsb.)
 Hubungan dan lingkungan sosial dan keluarga
 Status sosial dan ekonomi
 Budaya
 Lingkungan (fisik, sosial, dan politik)
 Aktivitas (kegiatan harian, hiburan, sekolah, dan pekerjaan)
 Tujuan kehidupan individu

ASPEK PSIKOLOGIS PADA KONDISI KRONIS

Ancaman --------- Stress -------- Adaptasi

- Kehidupan
- Perbaikan kondisi fisik
- Konsep diri dan peran diri
- Relasi
- Prosedur diagnostik, perawatan, pengobatan
- Kemandirian
- Masa depan
- Ekonomi

Keberhasilan mengatasi masalah psikologis tergantung pada mekanisme koping individu

FASE DALAM KONDISI KRONIS

A. Pre-trajectory phase
Fase seseorang berisiko mengalami kondisi kronis yang berkembang dari situasi atau penyakit yang
dialaminya (genetik, gaya hidup)
B. Trajectory phase
Fase terjadinya onset atau awal mula timbul gejala, gangguan, atau ketidakmampuan yang berhubungan
dengan kondisi kronis
C. Stable phase
Fase dimana gejala dan ketidakmampuan telah tampak, dan dapat dimanajemen dengan baik peran dokter,
perawat, dan keluarga memberikan reinforcement positif
D. Unstable phase
Fase ketidakstabilan dimana aktivitas harian pasien terganggu akibat kondisi gejala penyakit dan
perkembangan komplikasi (kondisi tidak terkontrol)
E. Acute phase
Fase dimana pasien mendapat serangan akut atau tiba-tiba mengalami kondisi kegawatan akibat penyakitnya
F. Crisis phase
Fase dimana pasien jatuh dalam kondisi mengancam nyawa dan butuh tindakan kegawatdaruratan
G. Comeback phase
Pasien kembali dari fase akut dan krisis
H. Downward phase
Penurunan kondisi pasien terhadap penyakit yang dialaminya
I. Dying phase
Fase menjelang kematian

Beberapa hal penting yang perlu diketahui dalam Pengelolaan Penderita Terhadap Penyakit Kronis meliputi;

1. Kualitas Hidup
2. Respon Emosional
3. Penyesuaian Diri
4. Caregiver

RESPON EMOSIONAL

Respon emosional yang sering muncul akibat penyakit kronis:

1. Denial
Pada awal memperoleh diagnosa, seseorang akan merasa amat terkejut, tidak percaya, bingung, dan tidak
tahu harus berbuat apa. Biasanya muncul penolakan atau denial dengan menganggap penyakitnya tidak
serius, akan cepat sembuh, tidak mau berobat, atau tidak mengikuti anjuran dokter.
2. Kecemasan
Kecemasan biasanya berhubungan dengan efek penyakit terhadap tubuh, masa depan, dan kematian. Sering
muncul antisipasi berlebihan terhadap gejala fisik. Kecemasan berlebihan dapat menghambat penyembuhan
dan bahkan memperburuk kondisi fisik dan psikologis, sehingga harus ditangani secara khusus.
3. Depresi
Biasanya dialami pasien beberapa waktu setelah diagnosa. Depresi menghambat pemulihan, membuat
pasien tidak termotivasi untuk sembuh, mengakibatkan keinginan bunuh diri. Penanganannya sulit karena
gejalanya mirip dengan penyakit yang diderita dan tidak ada cara standar untuk mengukurnya
4. Emosi positif
Mereka yang telah mampu menerima penyakitnya dan dapat menangani stres dengan cukup baik, akan
mengalami emosi-emosi positif. Adanya penyakit membuat mereka mulai menilai kembali prioritas hidup,
mengubah gaya hidup dan menghargai hal-hal sederhana. Keyakinan agama biasanya juga meningkat

COPING

Pada penderita penyakit kronis, penting adanya pandangan yang realistis mengenai penyakit, mentaati larangan-
larangan dan mengikuti aturan hidup yang disarankan dokter.

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan berbagai strategi coping akan lebih baik efeknya dibandingkan hanya
satu atau dua strategi.

STRATEGI COPING

1. Planful problem solving| menganalisis masalah, mengambil tindakan langsung


2. Confrontative coping| tindakan asertif untuk mengubah situasi (dapat berubah menjadi agresif)
3. Seeking social support| memperoleh informasi dan dukungan sosial dari orang lain
4. Distancing| menjauhkan diri dari situasi stres, berusaha melihat dengan sudut pandang positif
5. Escape-avoidance| melarikan diri/ menghindar dari masalah, berharap masalah segera berakhir
6. Self-control| mengatur emosi dan tindakan dalam menghadapi masalah
7. Accepting responsibility| mengakui perannya dalam suatu masalah, berusaha berbuat lebih baik
8. Positive reappraisal| menciptakan arti yang positif dari suatu masalah, dapat dikaitkan dengan agama

Stres yang berkaitan dengan penyakit biasanya diatasi dengan emotion-focused coping

Anda mungkin juga menyukai