Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang – Undang RI No. 36 tahun 2009 Tentang
Kesehatan dijelaskan bahwa, kesehatan merupakan keadaaan sehat, baik secara
fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam upaya mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat satinggi – tingginya dilakukan serangkaian kegiatan
secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan dalam bentuk kegiatan
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).
Kebersihan gigi dan mulut yang kurang memenuhi syarat kesehatan
merupakan masalah utama kesehatan gigi di Indonesia sehingga banyak timbul
penyakit gigi berlubang yang memprihatinkan. Kurangnya pengetahuan dan
pemahaman akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut membuat mereka
mengesampingkan perhatian terhadap rongga mulut dan gigi (Mumpuni dan
Pratiwi, 2013). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Indonesia
tahun 2013 Prevalensi nasional masalah gigi dan mulut dijumpai sebesar 25,9
% dalam 12 bulan terakhir.
Menurut Kidd dan Bechal tahun 1992, gigi berlubang atau karies gigi
merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan oleh aktivitas
suatu jasad renik pada karbohidrat yang dapat diragikan sehingga
menghasilkan plak yang melekat pada permukaan gigi. Karies gigi disebabkan
adanya bateri Streptococcus dan Lactobacilli (Pratiwi, 2007). Pada bakteri
Streptococcus mutans dan Lactobacillus merupakan bakteri yang kariogenik
karena mampu segera membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan.
Bakteri – bakteri tersebut dapat tumbuh subur dalam keadaan asam dan dapat
menempel pada permukaan gigi (Kidd dan Bechal, 1992). Menurut Suwondo
dalam Kusuma (2012) Bakteri Streptococcus mutans mendominasi dalam
pembentukan plak gigi.

1
2

Menurut Pintauli Sondang, Hamada Taizo dalam Listyasari (2012),


plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya masalah
kesehatan gigi dan mulut. Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas
kumpulan mikroorganisme dan berkembang biak dalam suatu matriks. Plak
gigi melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Plak dan bakteri
mulai bekerja 20 menit setelah makan untuk memproduksi asam. Asam yang
diproduksi dalam plak akan terus merusak lapisan email gigi. Kemudian
bakteri akan mengikuti jalan yang sudah dibuat oleh asam dan menginfeksi
lapisan dentin. Jika tidak dirawat, proses ini akan terus berjalan sehingga
lubang akan semakin dalam (Pratiwi, 2007).
Upaya kegiatan preventif sebagai pencegahan terhadap bakteri selain
dari zat antimikroba dari bahan-bahan sintetik juga dapat menggunakan bahan
alam seperti pada tanaman obat atau rempah-rempah tradisional. Berdasarkan
UU Kesehatan Pasal 1 No. 36 tahun 2009 dikemukakan bahwa, obat
tradisional merupakan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut
yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Salah satu tanaman obat tradisional yang dapat digunakan adalah
daun cermai (Phyllantus acidus). Daun cermai sudah lama dimanfaatkan
masyarakat kita untuk berbagai penyakit seperti kanker, asma, sariawan, mual,
(Elshabrina, 2013). Tanaman cermai diduga mempunyai kandungan kimia
yang aktivitasnya sebagai antibakteri, kandungan yang ada didalam daun
cermai adalah saponin, flavonoid, tannin dan polifenol (Harmanto dan
Muhammad, 2007). Banyaknya manfaat daun cermai (Phyllantus acidus)
untuk kesehatan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian menggunakan
ekstrak daun cermai untuk mengetahui pengaruhnya terhadap daya hambat
bakteri Streptococcus mutans.
3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan suatu
masalah sebagai berikut “Bagaimanakah pengaruh ekstrak daun cermai
terhadap daya hambat bakteri Streptococcus mutans?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun cermai terhadap daya hambat
bakteri Streptococcus mutans.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun cermai dengan konsentrasi
50 % terhadap daya hambat bakteri Streptococcus mutans.
b. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun cermai dengan konsentrasi
100 % terhadap daya hambat bakteri Streptococcus mutans.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan
khususnya kesehatan gigi dan mulut dalam upaya pencegahan (preventif)
yang berkaitan dengan pengaruh ekstrak daun cermai terhadap daya
hambat bakteri Streptococcus mutans.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,
pengetahuan, dan pengalaman peneliti sendiri.
b. Bagi Akademik
Menambah pembedaharaan ilmiah perpustakaan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Semarang Jurusan Keperawatan Gigi dan dapat
berguna sebagai bahan informasi dan masukan bagi penelitian
selanjutnya terutama dalam hal yang terkait pada kesehatan gigi dan
mulut.
4

c. Bagi Masyarakat
Menambah ilmu pengetahuan, wawasan, dan informasi bagi
masyarakat, khususnya tentang pengaruh ekstrak daun cermai
terhadap daya hambat bakteri Streptococcus mutans.
E. Penjelasan Keaslian Penelitian
Berdasarkan pengamatan dan pengetahuan peneliti, penelitian tentang
“Pengaruh Ekstrak Daun Cermai terhadap Daya Hambat Bakteri
Streptococcus mutans “ merupakan penelitian awal karena belum pernah
dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain kecuali tentang daya hambat bakteri
Streptococcus mutans yang sudah ada sebelumnya sehingga peneliti
mengembangkan penelitian dengan mengubah variabel pengaruhnya dengan
menggunakan ekstrak daun cermai. Berikut tabel penelitian.
Tabel 1.1 Penelitian yang terkait
Judul Variabel Subyek Metode Hasil
Penelitian Penelitian
Uji Variable Subyek dalam Jenis Perasaan daun
Sensitivitas Pengaruh: penelitian ini Penelitian cermai pada
Perasan Daun Perasan Daun adalah bakteri menggunakan konsenrasi
Ceremai Cermai Escherichia metode 100% sensitif,
(Phyllanthus Coli eksperimen sedangkan
Acidus L) Variabel konsentrasi
Terhadap Terpengaruh 80%, 60%,
Pertumbuhan : 40% dan 20%
Escherichia Pertumbuhan dinyatakan
Coli oleh T. Escherichia resisten
Hamdani Coli terhadap
2012 pertumbuhan
Escherichia
coli.
Pengaruh Variable Subyek dalam Jenis Pada larutan
Ekstrak Pengaruh: penelitian ini penelitian ekstrak kunyik
Kunyit Ekstrak adalah bakteri menggunakan 80 %
(Curcuma Kunyit Streptococcus metode mempunyai
Domesticaval) Mutans, experiment pengaruh yang
terhadap Variabel dengan dengan paling besar
perubahan Terpengaruh menggunakan rancangan dalam
jumlah bakteri : Bakteri 5 cawan petri Control group menurunkan
Streptococcus Streptococcus pre - test – post jumlah bakteri
5

mutans oleh Mutans – test. Streptococcus


Nur Laila mutans
Istiqomah dibandingkan
2013 dengan
konsentrasi 10
%, 20%,40 %.
Pengaruh Variabel Subyek dalam Jenis Perasan kulit
perasan Kulit Pengaruh : penelitian ini penelitian jeruk nipis
Jeruk Nipis Perasan Kulit adalah bakeri menggunakan pada
terhadap Daya Jeruk Nipis Streptococcus metode konsentrasi
Hambat mutans eksperimen 10%, 20%,
Bakteri oleh Variabel mempunyai
Novi Anna Terpengaruh daya hambat
2014 : Daya yang sangat
Hambat lemah
Streptococcus dibandingkan
mutans dengan
konsentrasi
40%, 80%.

Anda mungkin juga menyukai