Anda di halaman 1dari 16

PENYAKIT KRONIS DAN

TERMINAL

AMALIA RAHMANDANI, S.PSI., M.PSI.


PENGERTIAN PENYAKIT KRONIS

 Berbeda dgn penyakit akut dlm beberapa cara


 Akut : byk akibat paparan virus, menular, seringkali
dapat disembuhkan, membunuh agak cepat, spt
pneumonia, TBC, demam thipoid
 Kronis :
1. Sebab multipel (tmsk pilihan perilaku/ gaya hidup)
2. Onset lambat, intensitas meningkat seiring waktu
3. Hanya dapat dikelola, dapat memburuk, tetap, tapi tdk dapat
disembuhkan
4. Mengancam harapan hidup dan kualitas hidup
 Diabetes  gagal ginjal, amputasi, kebutaan
 Artritis  disabilitas
 Anak  akut VS lansia (>65 thn)  kronis (akibat
penurunan fungsi fisiologis & kesehatan secara umum)
KONSEKUENSI : MASALAH FISIK

 Dampak penyakit pada masalah fisik  pelemahan


fisik, spt lumpuh, cacat, pantangan, rasa sakit
 Dampak tritmen pada fisik  tritmen mengganggu
kesehatan; seperti hemodialisis pd gagal ginjal;
impotensi, weight gain, kantuk pd tritmen hipertensi;
lelah, diare, muntah, hilang rambut, hilang nafsu makan,
mual pd kemoterapi-radiasi; disabilitas & cacat pd op.
 Masalah seksual  masalah fungsi seksual/ aktivitas
seksual , cemas menyebabkan distres marital
 Citra tubuh  perubahan fungsi fisik, misal kanker
payudara (lumpektomi vs mastektomi), dlm bekerja &
berpenghasilan
 Defisit kognitif  kecepatan pemrosesan, ingatan,
belajar, mengingat
KONSEKUENSI : MASALAH SOSIAL (1)

 Dihindari dan kehilangan dukungan sosial


 Sosial menjauhi pasien  takut tertular, tidak sanggup berhadapan
 Keyakinan negatif & bias  menganggap pasien tdk ada harapan,
depresi, atau malah merasa pantas mendapatkannya
 Menyembunyikan penyakitnya dr orang lain
 Tidak ingin dikasihani/ dijauhi
 Menarik diri
 Khususnya penyakit dgn tingkat stigma yg tinggi, spt epilepsi & AIDS
 Harapan yg tdk realistis dr keluarga & teman
 Tinggi  kemampuan pasien dlm menghadapi & mengelola
 Rendah  terlalu protektif & baik, menyebabkan pasien dependen,
saran & penguatan yg tdk membantu
KONSEKUENSI : MASALAH SOSIAL (2)

 Reaksi psikologis yang negatif


 Ketergantungan pasien meningkat
 Bantuan berbagai tugas/hal : kesehatan pribadi, perawatan medis,
tanggung jawab finansial, pekerjaan RT  menguras waktu &
melelahkan secara emosional
 Jika tidak seimbang  pada pasien muncul rasa bersalah; pada
keluarga muncul kesedihan, marah, lepasnya ikatan dgn pasien,
bahkan mengalami masalah kesehatan
 Anggota keluarga mengalami kehilangan
 Jika pasien mengalami pemburukan fungsi yg parah
 Tjd penurunan aktivitas sosial pd caregiver
 caregiver menyerah pada rencana dan impiannya sendiri
dpt dihindari dgn mutual-constructive communication
KONSEKUENSI : PSIKOLOGIS

 Lihat the stage of death & dying


 Reaksi stres akut pd awal diagnosis
 PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder)  6 bulan
 Wajar pd penyakit penyakit yg parah & mengancam
kehidupan seperti kanker, AIDS, Alzheimer
 Cemas akibat : takut & ketidakpastian akan masa
depan; keterbatan fisik, kemampuan, penampilan, &
gaya hidup; dipenuhi pikiran ttg mengontrol
penyakit (kpn gejala muncul & apa saja, kpn bisa
kembali bekerja, bgmn reaksi orang lain, muncul
kembali?)  generalized anxiety disorder
Apakah Post-Traumatic Growth?

 Dampak pengalaman yg positif  merasaan lebih


dekat dengan keluarga & teman, penghargaan yang
lebih besar terhadap hidup, mengubah tujuan hidup
dan prioritas
 Menunjukkan penyesuaian yang lebih positif 
optimis, perasaan mampu mengendalikan, adanya
dukungan sosial
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan

 Illness Intrusiveness  derajat keparahan,


kekomplekan prosedur tritmen  perasaan mampu
mengontrol, dependency
 Tipe coping yg digunakan
1. Problem-focused – perasaan mampu mengendalikan
2. Emotion - focused– perasaan sedikit atau tidak mampu
mengendalikan / secara langsung mengurangi/ menghindari
stresor
 Level dukungan sosial  emosional, penghargaan,
instrumental, informasional, jejaring
INTERVENSI PSIKOLOGI UNTUK
MEMBANTU MENGATASI PENYAKIT KRONIS

 Education

 Cognitive-Behavioral Therapy

 Social Support Group


KEMATIAN DAN
KEHILANGAN
STAGE OF DEATH AND DYING

 Dr. Elizabeth Kubler-Ross (1969)

 Lima tahap (berbeda dalam isi & intensitas emosional):

1. Denial  numbness, tlh tjd kesalahan, tdk mungkin


2. Anger  tidak adil, mencari alasan, marah, iri, benci

3. Bargaining  berperilaku baik untuk kesehatan,


meminta waktu lebih pada Tuhan
4. Depression  sedih krn kehilangan yg akan dialami

5. Acceptance  kematian tdk terhindarkan, merasa


bisa menghadapinya dengan tenang
TASK-WORK APPROACH

 Coor (1992)
 Orang dgn penyakit terminal berfokus pd 4 tipe tugas
berbeda:
1. Tugas Fisik  mengelola rasa sakit & gejala fisik
2. Tugas Psikologis  merasa mandiri, aman, memiliki
kontrol
3. Tugas Sosial  mencapai relasi interpersonal,
seringkali terbatas
4. Tugas Spiritual  memikirkan makna, harapan,
hubungan dengan Tuhan, kehidupan setelah meninggal
PHASE-SPECIFIC TASK

 Doka (1993)
 Pada orang dengan penyakit yang mengancam
kehidupan:
1. Fase Prediagnostik  pengalaman gejala sakit
2. Fase Setelah Diagnosis  memahami & mengatasi
sakit
3. Fase Kronis  mengelola sakit dgn berbagai dampak
pengobatan medis
4. Fase Kesembuhan  pada kasus dimana sakit dapat
dikelola, cemas akan muncul kembali
5. Fase Terminal  mengatasi gejala yg semakin sulit,
mempersiapkan kematian, mencari makna hidup-mati
TAHAPAN DUKA CITA (Berado, 1988)

 Reaction stage reaksi awal shock, kaku, menunjukkan


sedikit perasaan; mengurus pemakaman, memberitakan,
urusan legal (tdk semua); marah, frustrasi, self-blame,
memahami
 Yearning & searching  ingin kembali pd masa lampau,
harap menemukan di keramaian, bertemu pagi harinya
 Disorganization & reorganization  kecewa karena
tidak dapat memutar kembali waktu, putus asa &
depresi, sulit merencanakan, menikmati aktivitas
 Reorientation & recovery  move on, menikmati
kembali dunia, terlibat aktivitas baru
 Unresolved grief (some)  tidak kembali ke kehidupan
normal sebelumnya
PENGARUH TERHADAP DUKA CITA

 Jalan kematian yg bbd mempengaruhi reaksi duka cita


 Lingering-trajectory deaths  sakit dialami dalam
waktu lama, kematian datang setelah periode penurunan
kesehatan yang bertahap
(+) ada persiapan kehilangan
(+) kebiasan perilaku yg lebih sehat
(-) ikut mengalami rasa sakit & derita, fisik-psikis
(-) menguras sumber fisik, emosi, finansial
 Quick-trajectory deaths  tiba2, hebat, terstigma
(AIDS, suicide)  kualitas hidup terkait kesehatan lebih
rendah, gejala dukacita yg kompleks, tdk siap, guilt &
unresolved conflict, tidak percaya, cemas
Daftar Pustaka

 Sanderson, C.A. (2013). Health Psychology, 2nd


Edition. NJ: John Wiley & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai