Anda di halaman 1dari 1

PENDAHULUAN

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat
dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Gigi
merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi untuk mengunyah, berbicara dan
mempertahankan bentuk muka, sehingga penting untuk menjaga kesehatan gigi sedini mungkin
agar dapat bertahan lama dalam rongga mulut. Kelainan-kelainan yang bisa terjadi di dalam
mulut adalah gigi berlubang (Depkes RI, 1996).

Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya gigi berlubang namun kurang diperhatikan
oleh masyarakat. Ketika gigi berlubang sudah dibiarkan terlalu lama maka tidak bisa dilakukan
penambalan atau perawatan. Solusi satu-satunya adalah dilakukan pencabutan. Pencabutan gigi
tersebut adalah solusi terakhir pada gigi yang memang sudah tidak bisa dirawat baik gigi di
rahang atas maupun rahang bawah.

Namun, sebagian besar orang di kampung atau orang awam menganggap bahwa
pencabutan gigi atas bisa menyebabkan saraf matanya terputus sehingga menjadi buta. Sehingga
mereka enggan memeriksakan giginya karena tidak mau dan takut jika tiba – tiba menjadi buta.
Sebagian besar dari mereka tidak menyadari jika mereka mempunyai keluhan gigi terutama gigi
di rahang atas, padahal mereka sebenarnya sering merasakan keluhan entah itu sering pusing,
sakit gigi, mata berair terus-menerus, dan nyeri di tengkuk kepala.

Di dalam ilmu kedokteran gigi terdapat 12 cabang saraf karnial, cabang ke 5 ialah saraf
Trigeminus. Saraf Trigeminus ialah saraf yang berperan salam mengirimkan sensasi dari kulit
bagian anterior kepala, rongga mulut, hidung, gigi dan meninges ( lapisan otak ). Saraf
trigeminus memiliki 3 divisi ( mata / oftalmik, rahang atas / maksilaris, dan rahang bawah /
mandibular ) yang selanjutnya diperlakukan sebagai saraf – saraf terpisah.

Sedangkan saraf optik disebut juga saraf karnial ke – II adalah susunan saraf yang
berfungsi mengirimkan informasi penglihatan dari retina ke otak. Jenis kelainan lapang pandang
yang terjadi akibat ruasknya saraf optikus bisa diidentifikasi dari lokasinya, sehingga dapat
menghasilkan diagnosis topis. Kelainan lapang pandang dapat berupa monokuler atau binokuler.
Kelainan lapang pandang monokuler dapat disebabkan lesi retina unilateral atau akibat lesi
sebagian dari saraf optik.

Anda mungkin juga menyukai