Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013
memperlihatkan bahwa prevalensi nasional masalah gigi dan mulut sebesar
25,9%, tetapi hanya 8,1% yang menerima perawatan atau pengobatan.
Penyakit karies dan penyakit periodontal merupakan dua penyakit gigi dan
mulut yang merupakan masalah utama bagi kesehatan gigi dan mulut di
Indonesia. Prevalensi penyakit periodontal pada semua kelompok umur di
Indonesia yaitu 96,58% (Lestari et al., 2016). Penyakit periodontal adalah
penyakit yang menyerang pada daerah gingiva dan jaringan pendukung gigi.
Penyakit periodontal yang sering dijumpai adalah gingivitis dan periodontitis
(Arzanudin et al., 2015).
Gingivitis merupakan bentuk penyakit periodontal yang ringan
dengan tanda klinis berwarna merah, membengkak, dan mudah berdarah
tanpa ditemukan kerusakan tulang alveolar (Rikawarastuti et al., 2014).
Etiologi utama dari gingivitis yaitu adanya penumpukan bakteri yang ada
didalam plak berupa Streptococcus mutans, Streptococcus sanguis, jenis
Actinomyces, dan Spirochaeta yang terdapat di permukaan gigi.
Streptococcus meliputi 50% dari populasi bakteri yang terdapat di dalam plak
(Putri et al., 2010). Selain itu, beberapa faktor lain yang memicu terjadinya
gingivitis yaitu dikarenakan menyikat gigi yang salah, kebiasaan buruk,
merokok, faktor kehamilan serta gangguan sistemik diabetes melitus (Lestari
et al., 2016). Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme tubuh yang
mengacu pada peningkatan kadar glukosa darah. Pada penderita diabetes
melitus banyak ditemukan gangguan dalam rongga mulut dengan manifestasi
oral (Sari et al., 2017).
Pengobatan utama gingivitis bertujuan untuk pembuangan faktor
etiologi yang dimana mengurangi atau menghilangkan peradangan pada
gingiva, seperti dengan dilakukannya pengontrolan plak dan skeling sehingga
memberi kesempatan jaringan gingiva untuk sembuh. Pengontrolan plak
1
2

dapat dilakukan secara mekanis dengan cara menyikat gigi, pembersihan


interdental dan berkumur, sedangkan pengontrolan plak secara kimiawi
dengan penggunaan obat kumur (Nasri dan Imran, 2017).
Obat kumur merupakan suatu larutan air yang digunakan sebagai
pembersih untuk meningkatkan kesehatan rongga mulut, estetika dan
kesegaran nafas (Kono et al., 2018). Penggunaan obat kumur sangat efektif
karena kemampuannya untuk menjangkau tempat yang sulit dibersihkan
dengan sikat gigi dan dapat mencegah pembentukan plak gigi (Sakinah et al.,
2015). Obat kumur dapat membunuh mikroorganisme dengan cara
menghancurkan dinding sel bakteri dan menghambat aktivitas enzimatik
bakteri.
Senyawa yang mempunyai sifat antibakteri sangat dibutuhkan untuk
membantu menghilangkan peradangan dengan cara menghambat
pertumbuhan bakteri dan menurunkan konsentrasi bakteri di dalam plak gigi.
Pemberian agen antimikroba pada penderita gingivitis terbukti dapat
mengurangi kedalaman pada poket gingiva, mengurangi jumlah bakteri
patogen periodontal (Newman et al., 2011).
Obat tradisional saat ini menjadi alternatif lain untuk pengobatan yang
lebih murah dan berasal dari alam sekitar. Salah satu tanaman yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah tanaman daun wungu
(Graptophyllum pictum). Daun wungu banyak dimanfaatkan masyarakat
sebagai obat ambeien atau wasir, sembelit, peluruh kencing, pelancar haid,
obat bisul, dan beberapa kondisi seperti anti-jamur, anti-inflamasi, dan anti-
plak. Selain itu, daun wungu juga dapat digunakan untuk pengobatan
terhadap luka, bengkak, borok, bisul, penyakit kulit, dan secara eksperimental
ekstrak daun wungu berperan menghambat pembengkakan dan menurunkan
permeabilitas membran (Fauzi, 2016). Kandungan kimia daun wungu
(Graptophylum pictum) antara lain flavonoid, tanin, alkaloid, steroid, saponin,
glikosida, kandungan yang komplek dan beragam ini menyebabkan pada
daun wungu (Graptophylum pictum) memiliki sifat sebagai antibakteri dan
antiinflamsi (Sya’haya dan Iyos, 2016). Flavonoid mempunyai kemampuan
3

untuk merusak protein yang larut dan merusak dinding sel bakteri dengan
targetnya berupa enzim permukaan adhesion, dinding sel polipeptida dan
lapisan membran yang berperan penting dalam pencegahan akumulasi plak
secara kimia (Akiyama et al., 2001). Menurut hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Kusumaningsih (2015), bahwa ekstrak daun wungu
(Graptophyllum pictum) mengandung senyawa yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans sebagai bakteri penyebab utama
karies. Ekstrak daun ungu (Graptophylum pictum) 40% efektif menghambat
pertumbuhan plak gigi tiruan lengkap resin akrilik (Wahyuningtyas, 2005).
Dan berdasarkan penelitian oleh Sya’haya dan Iyos (2016), pada ekstrak daun
wungu (Graptophyllum pictum) dapat digunakan untuk menyembuhkan
penyakit hemoroid dikarenakan pada daun tersebut mengandung senyawa
alkaloid nontoksik, flavonoid, steroid, saponin, tanin yang mempunyai
kemampuan sebagai anti-inflamasi dan berfungsi sebagai analgesik sehingga
mempunyai sifat melunakan tinja, namun tidak menyebabkan diare dan
menurunkan nilai ambang nyeri. Ekstrak daun wungu sendiri sudah
diproduksi dalam bentuk kapsul yang telah memiliki ijin BPOM, dan daun
wungu bisa dikonsumsi dengan cara direbus lalu airnya diminum atau
dijadikan lalapan.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti
tentang ekstrak daun wungu sebagai sediaan obat kumur yang diharapkan
dapat menghambat aktivitas bakteri rongga mulut sehingga dapat
mempercepat penyembuhan gingivitis dan tentunya aman bagi tubuh karena
terbuat dari bahan alami yang tidak berbahaya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan suatu
masalah sebagai berikut “Bagaimanakah pengaruh ekstrak daun wungu
(Graptophyllum pictum) sebagai obat kumur terhadap gingivitis pada diabetes
melitus prolanis di Klinik Mulia Husada 02 Kaliwungu Kendal ?”
4

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh ekstrak daun wungu sebagai obat kumur terhadap
gingivitis pada pasien diabetes melitus prolanis di Klinik Mulia Husada 02
Kaliwungu Kendal.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui perbedaan skor indeks PBI (Papillary Bleeding Index)
pada hari sebelum perlakuan, hari ke-1, hari ke-7, hari ke-14, dan hari
ke-21 pada kelompok intervensi.
b. Mengetahui perbedaan indeks PBI (Papillary Bleeding Index) antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan digunakan sebagai bahan
kajian dan rekomendasi tindak lanjut untuk penelitian berikutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman langsung dalam
melakukan penelitian
b. Bagi Akademik
Penelitian ini bisa dijadikan tambahan informasi dan referensi bagi
mahasiswa jurusan keperawatan gigi dalam menyusun tugas selanjutnya
tentang penyakit gingivitis.
3. Bagi Pembaca
a. Memberikan masukan tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan
mulut sejak dini.
b. Sebagai tambahan informasi agar pembaca mengetahui manfaat ekstrak
daun wungu sebagai obat kumur terhadap gingivitis pada pasien
diabetes melitus prolanis di Klinik Mulia Husada 02 Kaliwungu
Kendal.
5

E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Nama Judul Penelitian Variabel Subyek Metode Penelitian Hasil Penelitian


Peneliti Penelitian Penelitian

1 Tuti Aktivitas antibakteri Variabel Subyek dalam Jenis penelitian ini Hasil penelitian yang
Kusumanin ekstrak etanol daun Pengaruh : penelitian ini adalah penelitian telah dilakukan bahwa
gsih ungu Ekstrak etanol adalah Bakteri deskriptif, untuk ekstrak etanol daun
(Graptophyllum daun ungu Streptococcus mengetahui KHM dan ungu (Graptophyllum
pictum (L) Griff) (Graptophyllu mutans KBM ekstrak daun pictum (L) Griff)
terhadap m pictum) ungu (Graptophyllum mempunyai aktivitas
Streptococcus pictum (L) Griff) antibakteri terhadap
mutans sebagai Variabel terhadap Streptococcus Streptococcus mutans
bakteri penyebab Terpengaruh : mutans dengan KHM sebesar
utama karies Bakteri 1,56% dan KBM
Streptococcus sebesar 3,125%.
mutans
2 Adeline Efek obat kumur Varriabel Subyek dalam Jenis penelitian yang Hasil penelitian yang
Clarissa, mengandung ekstrak Pengaruh : penelitian ini digunakan adalah dilakukan bahwa
Natalina daun teh hijau Obat kumur adalah Pria dan penelitian berkumur dengan obat
Haerani, (Camellia Sinensis) ekstrak daun wanita dewasa eksperimental klinis kumur mengandung
Yuniarti terhadap gingivitis teh hijau muda berusia ekstrak daun teh hijau
Soeroso secara klinis. (Camellia 18-35 tahun, dapat menyembuhkan
Sinensis) memiliki keradangan gingiva,
kesehatan menurunkan skor plak
Variabel umum, secara klinis dan
Terpengaruh : menderita menurunkan skor PBI
Gingivitis gingivitis. dibandingan kelompok
kontrol.
6

No Nama Judul Penelitian Variabel Subyek Metode Penelitian Hasil Penelitian


Peneliti Penelitian Penelitian

3 Inayatul Pengaruh ekstrak Variabel Subyek dalam Jenis penelitian yang


Amanah daun wungu Pengaruh : penelitian ini digunakan adalah
(Graptophyllum Ekstrak daun adalah Pasien penelitian
pictum) sebagai obat wungu diabetes eksperimental semu
kumur terhadap (Graptophyllu melitus yang dengan rancangan
gingivitis pada m pictum) menderita control time series
pasien diabetes gingivitis design.
melitus prolanis di
Klinik Mulia Variabel
Husada 02 Terpengaruh :
Kaliwungu Kendal Gingivitis

Terdapat perbedaan antara penelitian ini, dengan penelitian sebelumnya antara lain sebagai berikut :
1. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Tuti kusumaningsih (2015) terletak pada variabel terpengaruh, subyek
penelitian, dan metode penelitian.
2. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Adeline Clarissa, Natalina Haerani, Yuniarti Soeroso (2014) terletak
pada variabel pengaruh, subyek penelitian, dan metode penelitian.

Anda mungkin juga menyukai