Anda di halaman 1dari 3

Emotional Respons (Respon Emosional)

Setelah didiagnosa gangguan kronis, seorang pasien dapat berada di tingkat


krisis yang ditandai dengan ketidakseimbangan fisik, sosial, dan psikologis. Jika
cara pasien mengatasi hal tersebut gagal, hasilnya dapat berupa gejala dan makna
yang dilebih-lebihkan, upaya penanganan yang tidak pandang bulu, sikap yang
semakin negatif, dan kesehatan yang memburuk. Orang dengan gangguan kronis
lebih mungkin menderita depresi, kecemasan, dan penderitaan umum. Perubahan
psikologis ini penting karena mereka membahayakan kualitas hidup, memprediksi
kepatuhan terhadap pengobatan, dan meningkatkan risiko kematian dini.

1. Denial (penolakan)
Denial merupakan mekanisme penolakan dari orang yang menghindari
implikasi dari gangguan, khususnya yang dapat mengancam kehidupan.
Pasien dapat berperilaku jika gangguan kesehatan yang dialaminya tidak
tergolong berat, hal tersebut akan secara singkat menghilang atau akan
memiliki implikasi jangka panjang. Setelah terdiagnosis gangguan kesehatan,
denial dapat berfungsi sebagai pelindung dengan menjaga pasien dari
masalah yang ditimbulkan oleh gangguan kesehatan ketika orang tersebut
tidak mampu melakukannya

2. Anxiety (kecemasan)
Kecemasan adalah masalah yang bukan hanya karena hal ini cukup sulit,
namun juga karena mengganggu treatment. Kecemasan termasuk respon
yang umum setelah terdiagnosis gangguan kesehatan kronis. Kebanyakan
pasien merasa kewalahan dari perubahan dalam kehidupan mereka. Gejala
dari kecemasan juga dapat disalahartikan sebagai gejala penyakit yang
mendasari dan dengan demikian mengganggu asesmen penyakit dan
pengobatannya.

3. Depression (depresi)
Depresi adalah reaksi yang umum pada gangguan kesehatan kronis. Depresi
sangat umum di antara pasien stroke, pasien kanker, dan pasien gangguan
jantung, sama seperti di antara orang dengan lebih dari satu gangguan
kesehatan kronis. Orang yang mengalami intermiten depresi lebih mungkin
untuk mengalami penyakit jantung, aterosklerosis, hipertensi, stroke,
demensia, osteoporosis, dan tipe II diabetes, dan pada usia yang lebih muda.
Depresi menyulitkan ketaatan treatment dan membuat tujuan medis.

Personal Issue (Masalah Personal)


Masalah kesehatan kronis dapat membuat perubahan drastis pada konsep diri dan
harga diri dari individu. Kebanyakan dari perubahan tersebut dapat bersifat
sementara, namun sebagian lainnya bisa menjadi permanen seperti kerusakan
mental yang berhubungan dengan gangguan tertentu. Konsep diri adalah
gabungan dari evaluasi diri tentang banyak aspek dari kehidupan, termasuk body
image, penerimaan, fungsi sosial, dan diri pribadi.

1. The Physical Self (tampilan fisik)


Body image adalah persepsi dan evaluasi dari fungsi fisik dan penampilan
seseorang. Body image merosot ketika sedang sakit. Hal ini tidak hanya
berdampak pada bagian tertentu dari badan secara negatif, citra seluruh tubuh
juga dapat memberikan aura yang negatif. Pada pasien dengan gangguan
kesehatan akut, perubahan citra tubuh dapat berubah sementara. Namun, pada
orang yang memiliki gangguan kesehatan kronis, kesan negatif dapat
bertahan lama. Perubahan pada body image sangatlah penting. Pertama, body
image yang buruk bisa berdampak meningkatkan risiko depresi dan
kecemasan. Kedua, body image dapat memengaruhi bagaimana seseorang
patuh pada pengobatan dan apakah seseorang itu bersedia untuk berperan.
Pada akhirnya, body image adalah hal yang sangat penting karena dapat
ditingkatkan melalui intervensi, seperti olahraga.

2. The Achieving Self (penerimaan diri)


Pencapaian melalui aktivitas tertentu dan tidak tertentu adalah sumber yang
penting dari konsep diri dan harga diri. Kebanyakan orang mendapatkan
kepuasan atas hidupnya berasal dari pekerjaan atau karirnya, dimana
sebagian sangat senang dengan hobi atau kegiatan bersantai. Jika gangguan
kesehatan kronis mengancam nilai aspek dari diri individu tersebut, maka
konsep dirinya akan menjadi rusak. Maka dapat dikatakan ketika kerjaan dan
hobi yang disenangi tidak terancam oleh gangguan kesehatan, pasien akan
memiliki sumber kepuasan dari manapun untuk mendapatkan harga diri.

3. The Social Self (bentuk sosial)


Sumber daya sosial seperti keluarga dan teman, dapat memberikan orang
yang memiliki gangguan kesehatan kronis dengan informasi dan bantuan
emosional yang sangat diinginkan. Support sistem memiliki implikasi pada
segala aspek pada kehidupan. Kemungkinan untuk alasan tersebut, ketakutan
akan diabaikan oleh orang lain adalah kekhawatiran umum dari orang yang
memiliki gangguan kesehatan kronis.

4. The Private Self (diri pribadi)


Inti sisa dari identitas pasien–ambisi, tujuan, dan keinginan pada masa
depan–juga berdampak dari gangguan kesehatan kronis. Penyesuaian dapat
terhalang karena pasien memiliki mimpi yang belum terealisasi yang saat itu
tidak dapat tercapai atau setidaknya muncul. Menyemangati pasien untuk
mendiskusikan kesulitan yang dialami dapat mengungkapkan arah alternatif
untuk pemenuhan dan membangkitkan ambisi, tujuan dan rencana baru untuk
masa depan.

Anda mungkin juga menyukai