Anda di halaman 1dari 34

ANTROPOLOGI KESEHATAN

IRWINA ANGELIA SILVANASARI, S.Kep., Ns., M.Kep

Departemen Keperawatan Keluarga, Komunitas, dan Gerontik


Program Studi Ilmu Keperawatan
FIKES Universitas dr.Soebandi
2021
ANTROPOLOGI berusaha untuk melihat
segala aspek dari diri makhluk manusia (holistik) pada
semua waktu dan di semua tempat, seperti:

Apa yang secara umum dimiliki oleh semua manusia?


Dalam hal apa saja mereka itu berbeda?
Mengapa mereka bertingkah-laku seperti itu?
KESEHATAN berasal dari kata dasar SEHAT
SUATU KEADAAN YANG LENGKAP MELIPUTI
KESEJAHTERAAN FISIK, MENTAL, DAN SOSIAL
BUKAN SEMATA-MATA BEBAS DARI PENYAKIT ATAU
KELEMAHAN (WHO, 1947).

KEADAAN SEJAHTERA DARI TUBUH, JIWA, DAN


SOSIAL YANG MEMUNGKINKAN SETIAP ORANG
HIDUP PRODUKTIF SECARA SOSIAL DAN EKONOMIS
(UU NO 23 TAHUN 1992).
ANTROPOLOGI KESEHATAN
adalah:
Studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya
terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit
dan masyarakat.
Disiplin yang memberi perhatian pada aspek-
aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku
manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara
keduanya di sepanjang sejarah kehidupan manusia,
yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit
pada manusia.
KONSEP ETIOLOGI PENYAKIT
PENGERTIAN ETIOLOGI:
ETIOLOGI = berasal dari bahasa Yunani,
“aitiologia” = menyebabkan
sehingga,

ETIOLOGI adalah studi yang mempelajari


tentang sebab dan asal muasal.
Etiologi kadang-kadang merupakan suatu bagian dari
serangkaian sebab-akibat (bukan hanya karena 1
sebab tunggal saja).

Sebagai contoh:
Infeksi “Helicobacter pylori” + stress

Penyakit Ulkus Peptikum


PENGERTIAN SAKIT:

SAKIT >< SEHAT

SAKIT merupakan kondisi yang sangat personal


yang ditandai dengan gangguan fungsi fisik, emosi,
intelektual, sosial, perkembangan, atau spiritual.
“SAKIT tidak sama dengan PENYAKIT dan dapat
berhubungan dengan penyakit atau tidak sama sekali.”
Individu dapat menderita suatu penyakit, misalnya
tumor di lambung namun tidak merasakan sakit.

Demikian pula,

Individu dapat merasa sakit, misalnya merasa tidak


nyaman, tetapi tidak memiliki penyakit.

“Sakit sangat subjektif, hanya individu tersebut


saja yang dapat mengatakan bahwa dirinya sakit.”
KLASIFIKASI SAKIT:

SAKIT dapat diklasifikasikan berdasarkan sifatnya


 AKUT dan KRONIS 
AKUT  biasanya ditandai dengan gejala berat dengan
waktu yang relatif pendek. Gejala sering kali muncul tiba-tiba
dan cepat ada dan bergantung pada penyebabnya, dapat
membutuhkan intervensi dari tenaga kesehatan atau tidak.

Misal. Apendisitis dapat memerlukan intervensi bedah, tetapi sakit akut


seperti selesma dapat reda tanpa intervensi medis / dengan minum obat
bebas.

Setelah sembuh dari sakit akut  mayoritas kembali ke kondisi tingkat


sejahtera normal
KLASIFIKASI SAKIT (lanjutan):

KRONIS  sakit yang berlangsung lama, biasanya 6


bulan atau lebih, dan seringkali seumur hidup individu
tersebut.

Sakit kronis biasanya memiliki awitan yang lambat dan sering


pula memiliki periode remisi, saat gejala hilang, dan
perburukan, saat gejala muncul kembali.

Cth penyakit kronis  artritis, penyakit jantung dan paru, DM


PENGERTIAN PENYAKIT:

PENYAKIT merupakan gangguan pada fungsi


tubuh yang mengakibatkan penurunan kemampuan
atau pemendekan masa harapan hidup normal.

Dulu  penyebab tunggal dianggap sebagai


penyebab penyakit
Sekarang  berbagai faktor dianggap saling
terkait dalam menyebabkan terjadinya penyakit 
untuk menentukan respon individu terhadap terapi.
PENYEBAB PENYAKIT = ETIOLOGI
PENYAKIT
Gambaran etiologi penyakit meliputi identifikasi semua
faktor penyebab yang bekerja sama menimbulkan
penyakit tertentu.

Misal: basilus tuberkel dikenal sebagai agen biologis


penyebab penyakit TB. Namun, faktor etiologi lain
seperti usia, status gizi, pekerjaan terlibat dalam
perkembangan TB dan mempengaruhi perjalanan
infeksi.
PERILAKU SAKIT
Cara-cara khusus yang dilakukan orang saat
mereka sakit.

Termasuk sebuah mekanisme koping

Cara individu menggambarkan, memantau, dan


menafsirkan gejala yang mereka alami, mencari
obat, dan memanfaatkan sistem layanan
kesehatan.
“Bagaimana perilaku sakit anak usia 3
tahun, perilaku sakit orang dewasa,
dan perilaku sakit lansia?”

Sama ataukah berbeda?


“Cara orang berperilaku saat mereka sakit
sangat individual dan dipengaruhi oleh
berbagai variabel seperti usia, JK,
pekerjaan, status sosioekonomi, agama, asal
etnis, kestabilan psikologi, kepribadian,
pendidikan, dan gaya koping”
PERAN SAKIT
Parson (1979) menguraikan empat aspek peran
sakit:
Klien tidak bertanggung jawab atas kondisi mereka
Klien dibebaskan dari berbagai peran dan tugas
sosial
Klien harus berusaha untuk sembuh secepat
mungkin
Klien atau keluarga mereka harus mencari bantuan
yang cakap.
TAHAPAN SAKIT
Suchman (1979) menguraikan lima tahap sakit:
Kemunculan gejala
Asumsi peran sakit
Kontak dengan asuhan medis
Peran ketergantungan klien
Pemulihan atau rehabilitasi
 TAHAP 1. KEMUNCULAN GEJALA
Pada tahap ini individu merasa ada yang tidak
beres. Orang terdekat menegaskan dengan
mengatakan individu tsb terlihat tidak sehat.

Individu tsb merasakan berbagai gejala  nyeri,


ruam, batuk, demam / perdarahan.

Ada 3 aspek dalam tahap 1 ini: kemunculan


gejala fisik, aspek kognitif (penafsiran gejala,
bermakna atau tidak bagi org tsb), respon emosi
(takut/ansietas).
 KEMUNCULAN GEJALA (lanjutan)
Pada tahap ini, orang yang sakit biasanya
berkonsultasi dengan orang lain tentang gejala
atau yang dirasakannya.

Pada tahap ini, orang yang sakit mungkin mencoba


pengobatan buatan rumah.

Bila manajemen mandiri tidak efektif 


individu akan masuk kedalam tahap
berikutnya.
TAHAP 2. ASUMSI PERAN SAKIT
 Individu saat ini mengemban peran sakit dan
memastikan dengan keluarga dan teman.
 Seringkali melanjutkan pengobatan sendiri, menunda
kontak ke pelayanan kesehatan selama mungkin.
 Individu dibebaskan dari tugas-tugas normal dan
harapan peran.
 Respon emosi, seperti menarik diri, cemas, takut, depresi,
tergantung pada keparahan penyakit, persepsi tingkat
keterbatasan, dan dugaan lama sakit.
 Gejala penyakit menetap atau memburuk  individu
tsb termotivasi untuk mencari bantuan profesional.
TAHAP 3. KONTAK DENGAN ASUHAN MEDIS

Individu yang sakit mencari bantuan tenaga kesehatan atas


inisiatif sendiri maupun didesak oleh orang terdekatnya.

Ketika mencari bantuan profesional  individu mencari 3


jenis informasi, yaitu:
 Kepastian benar-benar sakit
 Penjelasan gejala dalam istilah yang dapat dipahami
 Kepastian bahwa mereka akan baik-baik saja atau prediksi
hasil yang akan terjadi
Tenaga kesehatan dapat menentukan apakah penyakit benar-
benar ada, atau bahkan mengancam jiwa klien.

Klien bisa saja menerima atau bahkan menyangkal diagnosis


yang diberikan nakes tersebut.

 Jika menerima  klien mematuhi rencana pengobatan


 Jika tidak menerima  klien mungkin akan mencari
bantuan nakes lain (second opinion) yang dianggap dapat
memberikan diagnosis yang sesuai dengan persepsi klien.
TAHAP 4. PERAN KETERGANTUNGAN KLIEN

Setelah menerima kondisi sakit dan mencari pengobatan 


klien menjadi tergantung pada bantuan nakes
profesional.

Ada yang tergantung minimal, sebagian, bahkan tergantung


penuh pada keluarganya akibat kondisi sakit yang dimiliki.

Kewajiban peran biasanya akan dialihkan ke anggota


keluarga lainnya  misal kepala keluarga yang sakit, maka
istri akan menggantikan sementara peran kepala keluarga
dalam mencari nafkah.
TAHAP 5. PEMULIHAN ATAU REHABILITASI

Pada tahap ini, klien diharapkan melepaskan peran


ketergantungan dan kembali mengemban peran dan
tanggung jawab yang dimiliki sebelumnya.

Pada individu yang sakit akut  waktu relatif pendek dan


penyembuhan biasanya cepat.  sebagian besar relatif
mudah kembali ke gaya hidup sebelumnya.

Individu yang sakit kronis  harus menyesuaikan gaya hidup


 lebih susah untuk sembuh seperti sedia kala
EFEK SAKIT
Sakit menimbulkan berbagai perubahan baik pada
individu yang sakit maupun pada keluarganya.

Perubahannya beragam, bergantung pada sifat, keparahan dan


lama sakit, sikap terkait sakit yang ditunjukkan klien dan orang
lain, tuntutan finansial, perubahan gaya hidup yang
ditimbulkan, penyesuaian pada peran biasa, dll.
 Dampak pada klien
 Perubahan perilaku dan emosi
sakit jangka pendek  ringan dan cepat, cth. kurang
tenaga, enggan berinteraksi
sakit parah  ansietas, marah, takut, denial, menarik
diri, dll
Perubahan perilaku setiap klien dapat berbeda-beda.

Contoh:
Klien A mengalami serangan jantung takut mati dan
melumpuhkan beban finansial keluarga.
Klien B didiagnosis kanker  mengalami episode penyangkalan,
marah, takut, tidak berdaya.
 Dampak pada klien
 Perubahan konsep diri dan citra tubuh
Sakit tertentu dapat mengubah penampilan fisik klien.
Harga diri dan konsep diri dapat terganggu.
cth. amputasi  kehilangan ekstremitas  HDR
Faktor yang menyebabkan HDR, yaitu:
 Hilangnya bagian dan fungsi tubuh
 Nyeri, cacat
 Ketergantungan pada orang lain
 Penggangguran ataupun masalah finansial lainnya
 Ketidakmampuan berpartisipasi dalam fungsi sosial
 Ketegangan hubungan dengan orang lain
 Distress spiritual
 Dampak pada klien
 Perubahan gaya hidup
Sakit seringkali mengharuskan perubahan gaya hidup.
 Mengikuti terapi dan minum obat
 Mengubah diet
 Mengubah aktivitas dan latihan fisik
 Mengatur pola tidur dan istirahat
Perawat dapat membantu klien menyesuaikan
gaya hidupnya dengan cara:
Memberikan penjelasan tentang pentingnya
penyesuaian
Membuat pengaturan yang sebisa mungkin cocok
dengan gaya hidup klien
Mendorong nakes lain untuk lebih memahami
praktik gaya hidup klien dan mendukung aspek sehat
dari gaya hidup tersebut.
Menguatkan praktik perubahan gaya hidup yang
diinginkan guna menjadikan perubahan tersebut
bagian permanen dari gaya hidup klien.
 Dampak pada keluarga

Sakit seseorang tidak hanya mempengaruhi individu yang


bersangkutan, melainkan juga keluarga dan orang terdekat.

Jenis dampak dan derajatnya bergantung pada tiga faktor,


yaitu:
 Anggota keluarga yang sakit
 Keparahan dan lama sakit
 Kebiasaan budaya dan sosial yang dianut keluarga
 Dampak pada keluarga (lanjutan)
Perubahan yang dapat terjadi pada keluarga, yaitu:
 Perubahan peran
 Pembagian tugas baru dan tuntutan waktu yang
makin besar
 Peningkatan stres akibat ansietas terhadap hasil
sakit bagi klien dan konflik akibat tanggung jawab
yang tidak biasa dikerjakan.
 Masalah finansial
 Kesepian akibat perpisahan dan kehilangan yang
belum pasti
 Perubahan kebiasaan sosial.
TRIMS ... 

-SELAMAT BELAJAR-
Contoh Kasus terkait Tahap Sakit

Perawat Y melakukan kunjungan rumah pada keluarga Tn. K


(45 tahun). Tn.K mengeluhkan nyeri perut kiri atas. Tn.K saat
ini belum mencari bantuan profesional ke tenaga kesehatan
dan masih mengobati sendiri nyeri yang dialaminya dengan
membeli obat bebas di warung. Tn.K sudah 2 hari tidak masuk
kerja dan mencari nafkah. Istrinya selain merawat Tn.K juga
sibuk menerima orderan kue untuk mencukupi kebutuhan
rumah tangga mereka. Apa tahap sakit yang sedang dialami
oleh Tn.K?

Anda mungkin juga menyukai