Anda di halaman 1dari 23

HUBUNGAN PANCASILA

dengan PEMBUKAAN UUD


1945
PRODI ILMU KEPERAWATAN
STIKES dr. SOEBANDI JEMBER
2020/2021
• Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD
1945 ada 2 yaitu :
• 1. Hubungan Formal
• 2. Hubungan Material
• Hubungan Formal
• Bahwa rumusan Pancasila sebagai dasar negara
Republik Indonesia adalah seperti yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea
IV.
• Bahwa pembukaan UUD 1945 berdasarkan
pengertian ilmiah, merupakan pokok kaidah
negara yang fundamental mempunyai 2
kedudukan, sebagai dasarnya, dan memasukkan
dirinya tertib hukum tersebut sebagai hukum
tertinggi.
• Bahwa dengan demikian pembukaan UUD
1945 berkedudukan dan berfungsi selain
sebagai muqaddimah dari UUD 1945 dalam
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan jika
berkedudukan sebagai sesuatu yang
bereksistensi sendiri, yang hakekat kedudukan
hukumnya berbeda dengan pasal-pasalnya.
• Mempunyai hakekat, sifat, kedudukan dan
fungsi sebagai pokok kaidah negara yang
fundamental.
• Pancasila sebagai inti pembukaan UUD 1945,
dengan demikian mempunyai kedudukan yang
kuat, tetap dan tidak dapat diubah dan
terlekat pada kelangsungan hidup negara
Republik Indonesia.
• Hubungan Material
• Bila kita tinjau kembali proses perumusan
Pancasila secara kronologis, materi yang
dibahas oleh BPUPKI yang pertama-tama
adalah dasar filsafat Pancasila, baru kemudian
pembukaan UUD 1945. Setelah pada sidang
pertama pembukaan UUD 1945 BPUPKI
membicarakan dasar filsafat negara Pancasila.
• Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD 1945

•             Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok


pikiran yang meliputi suasana kebatinan, cita-cita dan
hukum dan cita-cita moral bangsa Indonesia. Pokok-
pokok pikiran tersebut mengandung nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia karena bersumber
dari pandangan hidup dan dasar negara, yaitu Pancasila.
Pokok-pokok pikiran yang bersumber dari Pancasila itulah
yang dijabarkan ke dalam batang tubuh melalui pasal-
pasal UUD 1945.
• Hubungan Pebukaan UUD 1945 yang memuat
Pancasila dalam batang tubuh UUD 1945 bersifat
kausal dan organis. Hubungan kausal mengandung
pengertian Pembukaan UUD 1945 merupakan
penyebab keberadaan batang tubuh UUD 1945,
sedangkan hubungan organis berarti Pembukaan dan
batang tubuh UUD tahun 1945 merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan
dijabarkannya pokok-pokok pikiran Pembukkan UUD
1945 yang bersumber dari Pancasila ke dalam batang
tubuh, maka Pancasila tidak saja merupakan suatu
cita-cita hukum, tetapi telah, menjadi hukum positif.
• Sesuai dengan penjelasan UUD 1945, pembukaan
mengandung 4 pokok pikiran yang diciptakan dan
dijelaskan dalam batang tubuh. Keempat pokok
pikiran tersebut adalah sebagai berikut:
• 1.    Pokok pikiran pertama berintikan “Persatuan”,
yaitu “negara melindungi segenap Bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas persatuan dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
• 2.  Pokok pikiran kedua berintikan “Keadilan sosial”,
yaitu “negara hendak mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat.”
• 3.    Pokok pikiran ketiga berintikan
“Kedaulatan Rakyat”, yaitu “negara yang
berkedaulatan rakyat, berdasar atas
kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan”
• 4.   Pokok pikiran keempat berintikan
“Ketuhanan Yang Maha Esa”, yaitu negara
berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab”.
• Pokok pikiran pertama menegaskan bahwa aliran
pengertian negara persatuan diterima dalam
Pembukaan UUD 1945, yaitu negara yang
melindungi bangsa Indonesia seluruhnya. Negara,
menurut pokok pikiran pertama ini, mengatasi
paham golongan dan segala paham perorangan.
Demikian pentingnya pokok pikiran ini maka
persatuan merupakan dasar negara yang utama.
Oleh karena itu, penyelenggara negara dan setiap
warga negara wajib mengutamakan kepentingan
negara di atas kepentingan golongan atau
perorangan.
• Pokok pikiiran kedua merupakan causa finalis dalam
Pembukaan UUD 1945 yang menegaskan suatu
tujuan atau sutu cita-cita yang hendak dicapai.
Melalui pokok pikiran ini, dapat ditentukan jalan dan
aturan-aturan yang harus dilaksanakan dalam UUD
sehingga tujuan atau cita-cita dapat dicapai dengan
berdasar kepada pokok pikiran pertama, yaitu
persatuan. Hal ini menunjukkan bahwa pokok pikiran
keadilan sosial merupakan tujuan negara yang
didasarkan pada kesadaran bahwa manusia
Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama
untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
• Pokok pikiran ketiga mengandung
konsekuensi logis yang menunjukkan bahwa
sistem negara yang terbentuk ke dalam UUD
harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan
permusyawaratan perwakilan. Menurut Bakry
(2010: 209), aliran sesuai dengan sifat
masyarakat Indonesia. kedaulatan rakyat
dalam pokok pikiran ini merupakan sistem
negara yang menegaskan kedaulatan berada
di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
• Pokok pikiran keempat menuntut konsekuensi logis,
yaitu UUD harus mengandung isi yang mewajibkan
pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara
untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang
luhur. Pokok pikiran ini juga mengandung
pengertian taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan pokok pikiran kemanusiaan yang adil dan
beradab sehingga mengandung maksud
menjunjung tinggi hak asasi manusia yang luhur
dan budi pekerti kemanusiaan yang luhur. Pokok
pikiran keempat Pembukaan UUD 1945 merupakan
asas moral bangsa dan negara (Bakry, 2010; 210).
• MPR RI telah melakukan amandemen
UUD 1945 sebanyak empat kali secara
berturut-turut terjadi pada 19 Oktober
1999, 18 Agustus 2000, 9 November
2001, dan 10 Agustus 2001. Menurut
Rindjin (2012: 245-246), keseluruhan
batang tubuh UUD NRI tahun 1945 yang
telah mengalami amndemen dapat
dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:
1.      Pasal-pasal yang tertakait aturan
pemerintahan negara dan kelembagaan negara
2.   Pasal-pasal yang mengatur hubungan
antara negara dan penduduknya yang
meliputi warga negara, agama,
pertahanan negara, pendidikan,
dan kesejahteraan sosial
3.  Pasal-pasal yang berisi materi lain berupa
aturan mengenai bendera negara, bahasa negara,
lambang negara, lagu kebangsaan, peerubahan
UUD, aturan peralihan, dan
aturan tambahan.
Berdasarkan hasil amandemen dan pengelompokan keseluruhan
Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945, berikut disampaikan beberapa
contoh penjabaran Pancasila kedalam batang tubuh melalaui  pasal-
pasal UUD NRI Tahun 1945.
·        Sistem pemerintahan negara dan kelembagaan negara
a. Pasal 1 ayat (3) : Negara Indonesia adalah negara hukum.
b.Negara hukum yang dimaksud adalah negara yang menegakkan
supremasi hukum untuk menegakkan keadilan dan kebenaran dan
tidak ada kekuasaan yang tidak dipertanggung-jawabkan.
b.Pasal 3 ayat (1) : MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD
ayat (2) : MPR melantik Prisiden dan / atau Wakil Presiden
ayat (3): MPR hanya dapat memberhentikan Presiden
dan / atau Wakil  Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD
Hubungan antara negara dan penduduknya yang
meliputi warga negara, agama, pertahanan negara,
pendidikan, dan kesejahteraan sosial.
1.      Pasal 26 ayat (2) : Penduduk ialah warga negara
Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.
2.      Pasal 27 ayat (3) : setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
3.    Pasal 29 ayat (2) : negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu.
• 4.      Pasal 31 ayat (2) : setiap warga negara
wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya.  
• Pasal 33 ayat (1) : perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
• 6.      Pasal 34 ayat (2) : negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat
yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan.
·    Materi lain berupa aturan bendera negara,
bahasa negara, lambing negara, dan lagu
kebangsaan.
1.      Pasal 35 Bendera Negara Indonesia adalah
Sang Merah Putih
2.      Pasal 36 Bahasa Negara ialah Bahasa
Indonesia
3.      Pasal 36A Lambang negara ialah Garuda
Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal
Ika
4.      Pasal 36B Lagu kebangsaan adalah
Indonesia Raya
• Berdasarkan penjelasan diatas hubungan
Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945 dapat
dipahami sebagai hubungan yang bersifat formal
dan material. Hubungan secara formal, seperti
dijelaskan oleh Kaelan menunjuk pada
tercantumnya Pancasila secara formal di dalam
Pembukaan yang mengandung pengertian bahwa
tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang
pada asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi
dalam perpaduannya dengan keseluruhan asas
yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas
kultural, religus dan asas-asas kenegaraan yang
unsure-unsurnya terdapat dalam Pancasila.
• Hubungan Pebukaan UUD 1945 yang memuat
Pancasila dalam batang tubuh UUD 1945 bersifat
kausal dan organis. Hubungan kausal mengandung
pengertian Pembukaan UUD 1945 merupakan
penyebab keberadaan batang tubuh UUD 1945,
sedangkan hubungan organis berarti Pembukaan
dan batang tubuh UUD tahun 1945 merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan
dijabarkannya popok-pokok pikiran Pembukkan
UUD 1945 yang bersumber dari Pancasila ke
dalam batang tubuh, maka Pancasila tidak saja
merupakan suatu cita-cita hukum, tetapi telah,
menjadi hukum positif.
•Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai