Anda di halaman 1dari 26

GLOBALISASI DAN PERSPEKTIF

TRANSKULTURAL

IRWINA ANGELIA SILVANASARI, S.Kep., Ns., M.Kep

Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas


Program Studi Ilmu Keperawatan
FIKES Universitas dr. Soebandi
2021
APA ITU GLOBALISASI?

APA ITU TRANSKULTURAL?

BAGAIMANA GLOBALISASI JIKA DIPANDANG DARI PERSPEKTIF


TRANSKULTURAL?
GLOBALISASI
adalah ....
Semua proses yang menyatukan penduduk dunia
menjadi satu masyarakat dunia yang tunggal.
Pemadatan dunia dan pemerkayaan kesadaran dunia
secara keseluruhan
Proses penyusutan dunia sehingga jarak semakin
pendek dan segala hal terasa semakin dekat.
Globalisasi mengacu pada semakin mudahnya interaksi
antara seseorang di satu tempat dengan orang lain di
belahan dunia yang lain
GLOBALISASI
GLOBALISASI adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena
pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-
aspek kebudayaan lainnya.

Lalu, sebenarnya sejak kapan terjadi GLOBALISASI?


Kapan terjadi GLOBALISASI?

Seringkali dikatakan GLOBALISASI baru terjadi


sejak ada “era modern” (perkembangan/kemajuan
infrastruktur transportasi dan telekomunikasi).
Kapan terjadi GLOBALISASI?

Memang diakui, pada era modern ini, kemajuan infrastruktur


transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan
pesawat terbang, internet, dsb merupakan faktor utama dalam
globalisasi yang semakin mendorong  interdependensi aktivitas
ekonomi dan budaya.

Padahal sebenarnya GLOBALISASI sudah terjadi jauh sebelum


adanya era modern.
Kapan terjadi GLOBALISASI?

Beberapa pakar melacak sejarah globalisasi telah ada sebelum


zaman penemuan Eropa dan pelayaran ke Dunia Baru  Benua
Amerika.

Ada pula pakar yang mencatat terjadinya globalisasi pada


milenium ketiga sebelum Masehi.

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, keterhubungan


ekonomi dan budaya dunia berlangsung sangat cepat.
Penggunaan istilah GLOBALISASI sering digunakan sejak
pertengahan tahun 1980-an dan makin sering digunakan
sejak pertengahan 1990-an.
Ada 4 aspek dasar GLOBALISASI menurut IMF
(International Monetary Fund/Dana Moneter
Internasional):

1.Perdagangan dan transaksi


2.Pergerakan modal dan investasi
3.Migrasi dan perpindahan manusia
4.Kebebasan dalam pencarian ilmu pengetahuan
ADANYA PERDAGANGAN DAN TRANSAKSI SERTA
PERGERAKAN MODAL DAN INVESTASI

Manusia telah berinteraksi dalam kisaran jarak jauh selama ribuan


tahun. Sebagai contohnya adalah adanya jalur sutra darat yang
menghubungkan ASIA, AFRIKA dan EROPA  menyebabkan
banyak perubahan pada peradaban bangsa-bangsa.
Pemikiran, agama, bahasa, kesenian, dan aspek budaya lainnya
menyebar dan bercampur ketika negara-negara bertukar barang
dan ide.
PERUBAHAN IKLIM, POLUSI AIR DAN UDARA, SERTA
ADANYA PENANGKAPAN IKAN YANG BERLEBIHAN juga
ada hubungannya dengan globalisasi.

Menurut Anda, apa hubungannya ketiga kejadian tersebut


dengan globalisasi?
PERUBAHAN IKLIM  seringkali menuntut manusia untuk
melakukan MIGRASI  mencari kondisi iklim yang lebih
baik dari wilayah yang ditinggali.

POLUSI AIR DAN UDARA  merasa wilayah yang ditinggali


sudah tidak layak huni  mencari wilayah baru  proses
MIGRASI

PENANGKAPAN IKAN YANG BERLEBIHAN  sumber


makanan berkurang  mencari wilayah sumber makanan
baru  proses MIGRASI
Bagaimana mekanisme adanya
MIGRASI hingga bisa
menyebabkan terjadinya
GLOBALISASI?
MIGRASI DAN PERPINDAHAN
MANUSIA

Mekanismenya ...
Adanya MIGRASI ke wilayah baru  menyebabkan
terjadinya INTERAKSI antara warga baru dengan
penduduk asli wilayah tersebut 
PERTUKARAN PANDANGAN dunia, produk, pemikiran,
dan aspek-aspek kebudayaan lainnya  GLOBALISASI
KEBEBASAN DALAM PENCARIAN ILMU
PENGETAHUAN

Ada pepatah yang mengatakan, “ tuntutlah ilmu sampai


ke negeri China”  setiap individu diberikan hak dan
kesempatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dimana
saja, di negara mana saja bahkan beda benua sekalipun 
menyebabkan adanya PERTUKARAN PANDANGAN,
PIKIRAN, maupun KEBUDAYAAN dengan penduduk asli.
DIMENSI DARI GLOBALISASI 
EKONOMI, POLITIK, EKOLOGI,
IDEOLOGI, DAN BUDAYA.

Sehingga perubahan budaya menjadi bagian


dari dampak adanya GLOBALISASI.
“KEBUDAYAAN samakah dengan
TRANSKULTURAL”?
KEBUDAYAAN dari kata dasar ”BUDAYA”.
TRANSKULTURAL gabungan dari TRANS dan
KULTURAL.

KULTURAL = BUDAYA
TRANS = “melintas, menembus, melalui”

Transkultural dapat diartikan lintas budaya.


Adanya proses GLOBALISASI pada akhirnya
dapat menyebabkan perubahan dari dimensi
budaya.

Budaya luar dapat mempengaruhi budaya asli dari


suatu wilayah  bisa menghilangkan budaya
asli dan bisa juga memodifikasi budaya asli.
Sebagai contoh:

Tari kecak yang kini kita kenal sebagai bentuk tari


“tradisional” Bali, menurut Vickers (1989) dan Yamashita
(1992) merupakan hasil kreasi pelukis Barat Walter Spies
yang mengkombinasikan tari Sanghyang dengan motif
cerita Ramayana pada dasawarsa 1930an.
Sebagai contoh:

Penelitian yang dilakukan oleh Laurie J. Sears


mengungkapkan bahwa wayang kulit Jawa baru
dianggap mengandung filsafat bertaraf tinggi setelah
adanya kontak dengan gerakan teosofi barat pada tahun
1910-1920.
Sebagai contoh:

Konsep kewanitaaan Jepang, yang secara umum


dikenal dengan istilah “ryosai kenbo” (isteri baik, ibu
bijaksana), yang seringkali dianggap sebagai konsep
kewanitaan khas Jepang yang membentuk karakter
wanita Jepang yang setia, penurut, dan lain-lain., ternyata
adalah konsep yang dibuat dan dipopulerkan oleh
pemerintah Meiji dengan mengkombinasikan ajaran
Konfusianisme dan nilai-nilai rumah tangga Eropa Barat
abad ke-19 untuk memajukan proses industrialisasi.
Sebagai contoh:

Indonesia pada masa lalu, pada zaman kerajaan Sriwijaya,


Majapahit ataupun pada masa kolonial, selalu merupakan
masyarakat kosmopolitan di mana pengaruh kebudayaan
mancanegara dari India, Cina, Arab maupun Eropa
menemukan tempat persemaian yang subur.
Semua contoh tersebut juga dapat menunjukkan
bahwa sesungguhnya proses globalisasi bukanlah
suatu proses yang baru dimulai akhir-akhir ini,
setelah menyebarnya internet, TV parabola, dan
slogan pasar bebas.

Proses globalisasi sudah ada sejak dulu dan tak


pernah absen dari kehidupan kita.
Identitas atau jati diri para pendukung suatu
kebudayaan menjadi kuat bukan karena isolasi
tetapi justru karena adanya interaksi antara
budaya.

sehingga,

Kewaspadaan akan hilangnya jati diri


dalam proses globalisasi tak perlu menjadi
kekhawatiran berlebihan yang menjurus
pada xenophobia.
TRIMS ... 

-SELAMAT BELAJAR-

Anda mungkin juga menyukai