PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
1. Konsep Globalisasi
a. Pengertian Globalisasi
1
perekonomian dunia bahkan berpengaruh terhadap aspek kehidupan lain
seperti agama dan budaya. Sehingga Globalisasi sering diartikan sebagai
proses yang menghasilkan dunia tunggal Robertson dalam Sztompka
(2007: 101).
Jadi dapat disimpulkan bahwa globalisasi adalah penyeragaman
berbagai aspek kehidupan pada masyarakat dunia sehingga batas wilayah
menjadi kabur di setiap negara-negara.
b. Karakteristik Globalisasi
2
4) Fenomena globalisasi sifatnya refleksi, artinya menimbulkan
kesadaran atas kemanusiaan, misalnya rasa simpatik terhadap
penderitaan bencana alam, perang, adanya pasar global dan HAM.
Proses globalsiasi berarti lenyapnya pertentangan antara
universalisme dan partikularisme, gemeinschaft dan gesselschaft,
publik dan swasta, dunia kerja dan keluarga.
5) Pemisahan itu terikat ruang dan waktu. Proses globalisasi berakibat
sekat-sekat pembatasan ruang dan waktu semakin hilang. Seseorang
adalah sekaligus individu dan anggota umat manusia.
6) Globalisasi berarti mengahadapi kenyataan serba-muka antara risiko
dengan kepercayaan. Dewasa ini orang hanya percaya kepada orang
yang dikenal, sifatnya fisik-material serta hadir di sini. Dalam era
globalisasi kita percaya pada orang yang tidak dikenal, kekuatan-
kekuatan impersonal dan norma-norma seperti norma-norma pasar,
hak asasi manusia dan sebagiannya.
c. Sejarah Globalisasi
3
Perdagangan di Yunani kuno sangat tidak dibatasi, dan negara hanya
mengendalikan suplai gandum.”
4
Sehingga melahirkan negara-negara baru. Pada masa ini muncul
konsep baru mengenai kolonialisme dan imperialisme dan
memunculkan apa yang disebut gold, glory, dan gospel. Ketika
negara-negara baru tersebut mencari wilayah-wilayah lain di luar
wilayah mereka untuk mendapat suntikan ekonomi, proses
perjalanan melampaui negara inilah yang oleh beberapa pakar dinilai
sebagai awal globalisasi.
2) Masa sekitar tahun 1970-an.
5
Menurut Stager (2009: 11) globalisasi memiliki empat dimensi
empiris utama: ekonomi, politik, budaya, dan ekologi, ditambah dimensi
kelima (ideologi) yang melintasi empat dimensi lainnya. Namun dalam
penelitian ini penulis memfokuskan pada globalisasi budaya.
d. Globalisasi Budaya
6
budaya adalah gerai makanan barat yang sudah begitu banyak di
Indonesia seperti MC Donal, KFC, Pizza Hut dan masih banyak lagi.
Globalisasi memicu terjadinya interaksi antara dua budaya yang
sangat berlainan karakternya. Sudah menjadi hukum alam sesuatu yang
berbeda dan berlainan sulit untuk menemui bentuk keseimbangan. Pasti
akan selalu ditemui pendominasian atau kecenderungan salah satu dari
yang berbeda tersebut. Begitupun dengan persinggungan dua budaya
yang berbeda, tentu akan ada pendomianasian dari salah satu budaya.
Globalisasi Budaya yang menyebabakan pendominasian dari budaya lain
akan menjadi budaya global yang lebih berkembang dan diterima di
masyarakat. Budaya yang mendominasi dan diidentikan menjadi budaya
yang benar maka akan diidentikan dengan kekinian. Namun budaya lain
yang didominasi akan dilegitimasikan sebagai istilah kekunoan. Budaya
yang mendominsi akan memperesentasikan kekinian (up to date),
sehingga akan melahirkan produk-produk budaya baru yang mulai
menggeser produk budaya lain. Globalisasi budaya dalam
perkembangannya telah menghasilkan budaya populer sehingga
memunculkan fenomena gelombang budaya mengenai food, fun, fashion,
film sampai sosial media.
7
kesatuan yang hidup dalam masyarakat. Hal ini termasuk
kepercayaan adat, parktek-praktek, dan objek yang diproduksi dari
pusat-pusat komersial dan politik (Strinati, 2009: 11).
Istilah budaya populer atau popular culture sendiri dalam bahasa
latin merujuk secara harfiah pada culture of the people (budaya
orang-orang atau masyarakat). Mungkin itulah sebabnya banyak
pengkaji budaya yang melihat budaya yang hidup (lived culture)
dan serangkaian artefak budaya yang bisa kita temui dalam
kehidupan sehari-hari orang kebanyakan. Sebagai contoh budaya
populer sebagai sekumpulan artefak yang ada, seperti film, kaset,
acara televisi, alat transportasi, pakaian, dan sebagainya. Budaya pop
selalu berubah dan muncul secara unik diberbagai tempat dan waktu.
Budaya populer adalah budaya yang dimana kaum intelektual
atau biasa disebut kaum elit meng-hegemoni sebuah masyarakat
untuk membenarkan dan meniru semua tindakan atau ajakan yang
mereka tawarkan kepada masyarakat melalui sebuah medium yaitu
media masa (Burton, 2014: 82). Keberadaan Popular culture atau
budaya populer merupakan refleksi dari keberadaan manusia itu
sendiri pada waktu itu. Namun, dari lain pihak keberadaan budaya
popular merupakan suatu kewajaran, karena apapun fenomena yang
tengah berlaku dalam masyarakat cenderung hanya sebagai dampak
dari perkembangan masa. Maka dari itu, nilai lebih dari sebuah
budaya popular sering terabaikan. Jika diamati lebih dalam, segala
bentuk perkembangan dapat saja dikategorikan sebagai budaya
populer.
8
dipasarka, dan dimediakan dalam kehidupan sehari-hari ditengah
masyarakat Indonesia kontemporer. Contoh-contohnya dapat
dirasakan sendiri melalui iklan, sinetron, infotaiment (gosip), film,
dan berbagai program-program televisi saat ini. melalui semua
produk inilah terbentuk budaya sehari-hari masyarakat Indonesia
kontemporer.
2) Karakteristik Budaya Populer
9
a) Food
10
fenomena masyarakat global, seperti kesenangan akan musik
dan lagu-lagu yang berkembang masa kini dan bermain game
yang banyak digandrungi kalangan muda. Selain itu adanya K-
Pop yang berkembang pada kalangan muda merupakan satu dari
sekian fenomena fun dikalangan masyarakat. Masyarakat yang
terbawa arus globalisasi menginginkan adanya kebebasan dalam
berekspresi (Safril, 2015: 39). Gaya hidup adalah tindakan yang
membedakan antara satu orang dengan orang lain. Dalam
interaksi sehari-hari kita dapat menerapkan suatu gagasan
mengenai gaya hidup tanpa perlu menjelaskan apa yang kita
maksud (Chaney, 1996: 40).
Gaya hidup sangat berkaitan erat dengan perkembangan
zaman dan teknologi. Semakin berkembangnya zaman dan
semakin canggihnya teknologi, maka semakin berkembang luas
pula penerapan gaya hidup masyarakat dalam kehidupan sehari-
hari. Oleh sebab itu, gaya hidup merupakan bagian dari
kehidupan sosial sehari-hari dunia modern dan masyarakat
menetapkan gaya hidup sebagai ciri-ciri modernitas. Sehingga,
kesenian-kesenian daerah seperti ludruk, ketoprak, wayang,
gamelan, dan tari tradisional menghadapi ancaman serius dari
berkembangnya budaya pop khas barat yang semakin diminati
masyarakat karena dianggap lebih modern (Safril, 2015: 51).
c) Fashion
11
fashion. Sistem fashion yang terus menerus berkembang di
masyarakat bisa menghasilkan budaya kelas tinggi (high
culture) tetapi juga bisa menghasilkan budaya populer. Biasanya
sistem fashion yang berkembang lebih cepat dan lebih banyak
menghasilkan budaya populer, walaupun pada waktu yang
bersamaan muncul budaya populer. Dengan perkataan lain,
budaya tinggi akan tetap ada walaupun banyak sekali budaya
populer muncul.
Dunia fashion, terutama pakaian, tak tertinggal juga
merasuk diberbagai kalangan dari yang muda sampai yang tua
terutama wanita. Lihatlah cara mereka mengiming-imingi
konsumen dengan berbagai cara, dari istilah ”gak ketinggalan
zaman” sampai istilah ”trend mode”. Hal tersebut apabila
difikirkan hanyalah membuat orang kurang percaya diri, dan
nilai gengsilah yang didapat yang membuat orang menjadi
konsumtif. Budaya asing yang mengglobal menawarkan
kepraktisan dalam berpakaian dengan cukup mengenakan
kemeja, kaos, celana dan rok. Sebaliknya budaya lokal dinilai
terlalu rumit (Safril, 2015: 39).
d) Film
12
Tindakan kekerasan, gaya hidup sampai perkembangan
IPTEK menjadi salah satu dari berbagai aspek yang terkandung
dalam sebuah film. Hal ini secara tidak langsung membantu
penyerapan proses nilai kedalam diri seseorang yang
menontonnya sehingga dapat menimbulkan perubahan sifat dan
karkter. Agaknya dapat pula dikatakan bahwa film-film tersebut
tampaknya menekankan pada tontonan aksi melalui
penggunaan teknik-teknik yang canggih dan rangkaian usaha tak
berbelas kasihan, dan bukannya kompleksitas maupun nuansa
jalinan alur dan pengembangan karakter (Strinati, 2010: 345).
Pemfilteran terhdap nilai yang terkandung di dalamnya dan
pengetahuan yang luas akan makna dari hal tersebut dirasa
cukup efisien untuk menjembatani generasi muda dari dampak
negatif yang ditimbulkan.
e) Sosial media
13
Kehadiran sosial media juga memiliki dampak negatif,
terutama bagi pelajar atau remaja yang sering menggunakannya.
Ketergantungan aktivitas remaja terhadap internet dikarenakan
kurang nya perhatian orang tua. Selain itu kondisi remaja yang
masih labil, dan kemampuan menyaring sumber nilai dan
informasi yang rendah akan menjadikan timbulnya berbagai
dampak negatif bagi penggunanya.
f. Dampak Globalisasi
b) Sikap individualistik.
14
2. Nilai-Nilai Pancasila
a. Pengertian Nilai
b. Macam-Macam Nilai
Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.
15
3) Nilai Kerohanian
d) Nilai Religius
c. Pengertian Pancasila
16
dalam sila-sila Pancasila diambil dari akar budaya bangsa kita sendiri,
bukan dari budaya asing. Secara turun temurun nilai-nilai yang ada dalam
Pancasila tertanam dalam diri setiap warga negara Indonesia. Sebagai
dasar Negara pancasila memiliki nilai-nilai yang dituangkan dalam butir-
butir Pancasila.
d. Nilai-Nilai Pancasila
17
2) Nilai Instrumental
3) Nilai Praksis
18
Mengantarkan manusia Indonesia yang taat dan patuh pada titah
Tuhan, bahkan dengan kesadaran penuh yang berasal dari lubuk
hati akan menciptakan tingkah laku dan budi pekerti luhur yang
akhirnya menciptakan mentalitas dan moralitas manusia
Indonesia yang sadar akan nilai-nilai ketaqwaan pada Tuhan
yang Maha Esa (Yuniarto, 2014: 7-8).
Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk
agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda
sehingga terbina kerukunan hidup.
Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
b) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
19
c) Persatuan Indonesia
20
saling menerima dan memberi. Hal ini berarti bahwa setiap orang diakui
dan dilindungi haknya untukberpartisipasi dalam kehidupan politik.
Selain itu, di dalam sila ke-4 terkandung butir nilai berupa :
Mendahulukan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi.
21
terdapat dalam kelima asas dalam Pancasila yang dijabarkan menjadi 36
butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan pancasila.
Ini ditetapkan dalam Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang
Eksprasetia Pancakarsa (Berbagi, “Makna/Arti Butir-Butir Pancasila
https://bagiilmunei.blogspot.co.id/2017/07/makna-arti-butir-butir-
pancasila.html?m=1 (diakses 27 Februari 2018). Dalam penelitian ini
peneliti memfokuskan kepada nilai-nilai berikut :
a) Nilai religius
22
b) Nilai kesopanan
23
senjata pemersatu sekaligus alat pencegah konflik. Saling
menghargai tidak didapat melalui ancaman dan kekerasan,
melainkan melalui rasa saling pengertian dan kebajikan. Seperti
sikap saling menghargai akan pendapat satu sama lain merupakan
salah satu perwujudan dari terrefleksi nya sila ke-4.
e) Peduli
Sikap peduli satu sama lain sangat di perlukan. Hal ini dapat
menjadi sikap terbaik di tengah derasnya arus globalisasi yang
membuat masyarakat lebih individualistik. Peduli adalah suatu
tindakan yang didasari pada keprihatinan terhadap masalah orang
lain. Sikap peduli tidak hanya mengenai sosial, kepedulian akan
lingkungan dan alam sekitar merupakan salah satu contoh bentuk
kepedulian. Sikap saling peduli dapat mempererat tali silaturahmi
dan persaudaraan satu sama lain. Sikap peduli merupakan bagian
dari trefleksinya sila ke-5 dari pancasila.
3. Internalisasi
a. Pengertian Internalisasi
24
Sehingga internalisasi berarti proses menanamkan suatu nilai atau
budaya menjadi bagian diri orang yang bersangkutan (Sahlan, 2010:
130).
Jadi, Internalisasi adalah proses proses penanaman nilai-nilai pada
diri sesesorang yang berlangsung melalui binaan, bimbingan dan
sebagainya sehingga dapat tercermin dalam sikap dan tingkah laku sesuai
dengan standar yang diharapkan.
b. Tahapan-Tahapan Internalisasi
Tahap ini jauh lebih mendalam dari tahap transaksi. Pada tahap ini
bukan hanya dilakukan dengan komunikasi verbal tetapi juga sikap
mental dan kepribadian. Jadi pada tahap ini komunikasi kepribadian
yang berperan secara aktif.
25
Tidak satupun bangsa dan negara mampu mengisolir diri dan menutup
rapat dari pengaruh budaya asing. Demikian juga terhadap ideologi
pergeseran dan perubahan nilai-nilai akan menimbulkan kebimbangan,
terutama didukung oleh kenyataan masuknya arus budaya asing dengan
berbagai aspeknya. Hal ini sejalan dengan pendapat Robertson dalam
Sztompka (2007: 101) yang menyatakan bahwa globalisasi diartikan
sebagai proses yang menghasilkan dunia tunggal. Dimana globalisasi
dalam perkembangannya membawa nilai-nilai yang memungkinkan
berbeda dengan nilai-nilai local disuatu negara.
Kemajuan dibidang ilmu dan teknologi komunikasi dan transportasi
ikut mendorong hubungan antar bangsa semakin erat dan luas. Berbagai
informasi dalam berbagai ragam bentukdan isinya tidak dapat selalu
diawasi atau dicegah begitu saja. Mengingkari dan tidak mau tahu
“tawaran” atau pengaruh nilai-nilai asing merupakan kesesatan berfikir,
yang seolah-olah menganggap bahwa ada eksistens yang bisa berdiri
sendiri. Jika pengaruh itu tidak sesuai dengan nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat, atau tidak mendukung bagi terciptanya kondisi yang sesuai
dengan pancasila, maka perlu dikembangkan sikap yang kritis terutama
terhadap gagasan-gagasan, ide-ide yang dating dari luar.
Perkembangan zaman menuntut bahwa ideologi harus memiliki
nafas baru, semangat baru dengan corak nilai, ajaran dan konsep kunci
mengenai kehidupan yang memiliki perspektif baru. Ideologi pancasilapun
dituntut demikian. Pancasila harus mampu menghadapi pengaruh budaya
asing, khususnya ilmu dan teknologi modern dan latar belakang filsafatnya
yang berasal dari luar.
Arus globalisasi kian hari memberikan berbagai pengaruh di berbagai
bidang, tak terkecuali bidang pendidikan yang menyisakan banyak hal.
Nilai-nilai global dari perkembangan globalisasi telah membumi di
berbagai plosok negeri di belahan dunia. Nilai-nilai yang tak sesuai dengan
nilai-nilai luhur budaya bangsa seharusnya mengalami pemfilteran oleh
masyarakat khsususnya peserta didik. Namun dewasa ini nilai-nilai luhur
26
budaya bangsa yaitu nilai-nilai pancasila dirasa mulai tergerus
perkembangan zaman. Pergeseran sistem nilai ini sangat Nampak dalam
kehidupan masyarakat dewasa ini, seperti penghargaan terhadap nilai
budaya dan bangsa, nilai solidaritas sosial, musyawarah mufakat,
kekeluargaan, sopan santun memudar (Mulyasa, 2012: 249).
Hal ini dapat dilihat dari maraknya gaya hidup dan prilaku remaja
yang tidak mencerminkan nilai-nilai luhur budaya bangsa seperti lebih
menghargai budaya asing, disbanding budaya bangsa, baik dalam cara
berpakaian, bertutur kata, pergaulan bebas, dan pola hidup konsumtif.
Sebenarnya arus globalsiasi juga dapat membawa pengaruh positif dan
sangat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan apabila peserta didik lebih
bijak dalam mengambil nilai-nilai global yang berkembang.
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Globalisasi adalah sebuah kondisi tanpa batas karena mengadopsi sistem global
atau menyeluruh. Sehingga akan sulit dikontrol peredaran dan perkembangannya
oleh sebab itu perilaku menyimpang dan segala hal yang mengakibatkan
turunnya nilai moral sulit diantisipasi.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini penulis mempunyai saran yaitu sebaiknya mencintai
produk dalam negeri, menyaring budaya asing sesuai dengan panduan nilai,
norma dan tradisi lokal dan memahami nilai-nilai kebangsaan dan pancasila
dengan baik. Maka dari itu penulis sangat berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
28
DAFTAR PUSTAKA
http://scholar.unand.ac.id/19341/2/2%20BAB%20I%20Syaijiba.pdf
https://eprints.uny.ac.id/24764/3/3.BAB%20I.pdf
http://etheses.iainkediri.ac.id/3026/3/932124816%20bab2.pdf
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414142064.pdf
29
5